Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA BUTIK


TANTY MAJA SELATAN KEC.MAJA KABUPATEN
MAJALENGKA JAWA BARAT 45461).

PROPOSAL SKRIPSI

Bidang Kajian : Manajemen Pemasaran

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Penyusunan Skripsi

Program Sarjana S-1 Jurusan Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati

Disusun Oleh :

WINDA EMILIA

NPM : 117020072

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

2020/2021

(Terakreditasi BAN-PT)
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga

peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “ PENGARUH

PROMOSI PENJUALAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA BUTIK TANTY MAJA SELATAN

KOTA MAJALENGKA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

petunjuk, bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. Mukarto Siswoyo, M.Si. Selaku Rektor Universitas

Swadaya Gunung Jati Cirebon.

2. Bapak Dr. Drs. H. Acep Komara, SE., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

3. Bapak Moh. Yudi Mahadianto, SE.,MM. Selaku Wakil Dekan 1 Fakultas

Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

4. Ibu Siska Ernawati Fatimah, SE.,MM. Selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati.

5. Ibu Lisa Harry Sulistiyowati, SE.,MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

6. Bapak Muhamad Alwi, S.Pt., MM. Selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

ii
7. Bapak Muhamad Alwi, S.Pt., MM. Selaku Dosen Wali Manajemen C angkatan

2017.

8. Bapak Teguh Pranowo, SE.,M.Si. Selaku Dosen Ketua pembimbing sehingga

dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi.

9. Bapak Rahmadi, SE.,MM. Selaku Dosen Anggota pembimbing sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi.

10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membekali ilmu

selama studi.

11. Seluruh Staff administrasi, Staf Perpustakaan dan Tata Usaha Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

12. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati

Cirebon.

13. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara moril

maupun material sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.

14. Teman-teman kelas C Manajemen angkatan 2017 atas kerjasamanya dan

pengalaman yang berkesan dalam masa perkuliahan.

15. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pemasaran D yang selalu berjuang

bersama.

16. Seluruh sahabat, teman dan semua pihak yang telah memberikan dukungan,

bantuan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti berharap bahwa penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan

manfaat bagi peneliti dan bagi pembaca serta bagi ilmu pengetahuan. Peneliti

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan dari pembaca.

iii
Akhir kata peneliti harapkan semoga skripsi dapat memberikan manfaat

dan wawancara bagi siapapun yang memerlukannya.

Cirebon, 26 Maret 2021

Peneliti

Winda Emilia

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................v

DAFTAR TABEL..............................................................................................................vi

A. Judul Skripsi..........................................................................................................1

B. Latar Belakang Penelitian....................................................................................1

C. Rumusan Masalah.................................................................................................5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................................5

E. Unit Analisis dan Jadwal Penelitian....................................................................7

F. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis........................................8

1. Kajian Pustaka.................................................................................................8

2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...............................................................20

G. Metode Penelitian..................................................................................................26

1. Jenis Penelitian................................................................................................26

2. Operasional variabel.......................................................................................28

3. Populasi dan Sampel.......................................................................................32

4. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................35

5. Metode Analisis Data.......................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pendapatan Butik Tanty..................................................................3

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian.....................................................................................7

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu................................................................................23

Tabel 1.4 Variabel Operasional...............................................................................28

vi
A. JUDUL SKRIPSI

“ Pengaruh Promosi Penjualan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian pada

Butik Tanty Maja Selatan Kota Majalengka”.

B. LATAR BELAKANG

Pada Era globalisasi kemajuan di bidang perekonomian yang semakin pesat, telah

membawa dampak positif di bidang usaha dimana banyak perusahaan perdagangan.

Dengan perkembangan dunia telah menyebabkan semakin ketatnya persaingan bagi

dunia usaha dalam upaya untuk menembus pasar yang lebih luas. Persaingan ketat dalam

perdagangan tidak saja menerpa pada satu jenis perusahaan saja, namun juga berlaku

pada hampir semua jenis perusahaan. Hal ini dapat menuntut para pemilik bisnis untuk

mempunyai strategi yang lebih kreatif dan inovatif agar usahanya dapat bertahan dan

memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Banyak

pengusaha yang membuka bisnis di pusat perbelanjaan, salah satunya adalah bisnis di

bidang fashion.

Pertumbuhan Industri fashion di Indonesia, hasil data dari survei Badan Ekonomi

Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip (cnbcindonesia.com) 2019

bahwa ekonomi kreatif Indonesia sangat dipengaruhi industri fashion. Fashion memenuhi

peringkat kedua yang mampu berkontribusi sekitar 18,01% atau Rp. 116 triliun .

Perkembangan ini menjadikan masyarakat yang selektif yang cukup bersaing antara satu

dengan yang lain sehingga setiap pelaku bisnis dituntut memiliki kepekaan terhadap

perubahan kondisi persaingan bisnis yang terjadi dilingkungannya dan menempatkan

orientasi terhadap kemampuan untuk menarik konsumen agar mampu berhasil

menjalankan usahanya. Perubahan pendapatan yang mempengaruhi pertumbuhan industri

fashion karena menyebabkan perubahan daya beli dan gaya hidup masyarakat semakin

1
banyaknya muncul outlet (toko) dan distro yang menjual berbagai jenis pakaian dengan

trend fashion. Saat ini berbagai trend fashion terus berkembang salah satunya pakaian

siap jadi atau siap pakai yang banyak mengusung konsep bisnis fast fashion yang

memiliki karakter pergantian mode yang cepat.

Bisnis pakaian merupakan salah satu jenis bisnis yang cukup laris diminati

konsumen. Kebutuhan akan sandang merupakan kebutuhan primer setiap orang. Selain

peran pentingnya bagi manusia, pakaianpun bisa menambah rasa percaya diri dan

membuat seseorang terlihat modis. Pakaian pada masa ini sudah sangat jauh berbeda

fungsinya dengan masa lampau, bila masa lampau pakaian hanya berfungsi sebagai

pelindung tubuh dari terik matahari dan cuaca, maka pada saat ini pakaian juga berfungsi

sebagai gaya hidup atau biasa disebut dengan (life style). Masyarakat saat ini menyadari

akan kebutuhan bahwa kebutuhan fashion bukan hanya untuk sekedar berpakain, tapi juga

sebagai gaya hidup, sebagai sarana yang menunjukan ekspresi identitas diri. Tak dapat

dipungkiri, dunia fashion telah mengakarkan pengaruhnya dengan kuat pada kehidupan

manusia modern.

Seiring pertumbuhan Bisnis fashion di Indonesia saat ini, dikutip dari

(antarnews.com/15/02/2021) di masa pandemi Covid-19 ini daya beli masyarakat

terhadap produk fashion pakaian jadi jauh menurun. Di katakan turunnya minat

masyarakat untuk membeli secara langsung dan trend dari berbelanja online sedang

berkembang. Butik-butik atau toko-toko pakaian sepi pengunjung dan sebagaian besar

lebih memilih untuk belanja secara online sebab belanja online menawarkan berbagai

kemudahan. Masyarakat lebih nyaman berbelanja online kebanyakan dari mereka lebih

memilih menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan lain dibandingkan harus

datang ke toko.

2
Salah satu bisnis fashion pakain yang ada di Indonesia yaitu Butik, karena semakin

berkembangnya industri fashion menjadikan Butik bukan yang pertama lagi, begitu juga

yang terjadi di Kota Majalengka yang berada di Jawa Barat. Banyaknya pusat

perbelanjaan di Jawa Barat di Kota Majalengka seperti toko pakaian yang menjual

berbagai macam pakaian. Hal tersebut seharusnya menjadikan toko pakaian yang siap

merancang strategi agar dapat bertahan dan dapat diminati oleh konsumen agar penjualan

produk terus meningkat.

Berkaitan dengan objek penelitian, Butik Tanty merupakan salah satu penjual

berbagai produk fashion wanita yang selalu up to date dengan trend fashion. Yang

tentunya dengan desain yang menarik dan model yang ada di Butik Tanty Maja Selatan

Kota Majalengka yaitu baju import, celana jeans, baju anak-anak dan gamis. Konsumen

yang berdominan berjenis kelamin perempuan, yang cenderung selalu ingin

memperhatikan penampilan mereka. Berikut penulis sajikan data pendapatan di Butik

Tanty pada tahun 2018-2020.

Tabel 1.1
Data Pendapatan Butik Tanty Tahun 2018-2020

2018 2019 2020

Rp.252.000.000 Rp.504.000.000 Rp. 180.000.000


Sumber : butik tanty

Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil data pendapatan di tahun 2018-2020

mengalami kenaikan pendapatan di tahun 2019 dengan jumlah sebesar

Rp.504.000.000. Namun pada tahun 2020 mengalami penurunan pendapatan dengan

jumlah sebesar Rp. 180.000.000 ada penurunan pendapatan sejumlah Rp.324.000.000.

Sehingga dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian pelanggan terhadap produk di

Butik Tanty cenderung tidak stabil. Penurunan pendapatan di Butik Tanty

3
diperkirakan akan terus terjadi apabila tidak mengambil strategi untuk

mengantisipasinya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang serius dari pihak

manajemen terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan volume

penjualan untuk terus meningkatkannya dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

Keputusan pembelian konsumen untuk membeli merupakan bentuk tanggapan

dari konsumen terhadap barang maupun jasa yang dijual oleh toko atau perusahaan.

Promosi penjualan dan harga menjadi faktor penting bagi sebuah toko atau

perusahaan untuk menang dalam persaingan usaha. Promosi penjualan terdiri dari alat

insentif yang beraneka ragam, kebanyakan untuk jangka pendek, dirancang untuk

merangsang pembelian produk tertentu lebih cepat dan atau lebih kuat oleh konsumen

atau pedagang Kotler&Killer (2002:219) dalam jurnal Budi Prasetiyo&Yunita

Rismawati (2018:59). Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur

berdasarkan dari jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli (jurnal Oktaviani

nengsia sun, Made piliani (2020:2) Faktor Harga sangat berhubungan dengan nilai

dasar dari persepsi konsumen. Harga dapat menciptakan suatu gambaran dan

pengalaman bertransaksi, dan tentunya hal ini sangat mempengaruhi konsumen dalam

melakukan pembelian.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “ Pengaruh Promosi Penjualan Dan

Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Butik Tanty Maja

Selatan Kec.Maja Kabupaten Majalengka)”.

4
C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar Promosi Penjualan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian di

Butik Tanty Maja Selatan Kota Majalengka.

2. Seberapa besar berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian di Butik Tanty Maja

Selatan Kota Majalengka.

3. Seberapa besar Promosi Penjualan dan Harga berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian di Butik Tanty Maja Selatan Kota Majalengka.

D. TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisa pengaruh Promosi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian

di Butik Tanty Maja Selatan Kota Majalengka.

2. Untuk menganalisa pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian di Butik

Tanty Maja Selatan Kota Majalengka.

3. Untuk mengetahui pengaruh Promosi Penjualan dan Harga terhadap Keputusan

Pembelian di Butik Tanty Maja Selatan Kota Majalengka.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

pihak-pihak yang berkaitan, antara lain :

1. Secara Teoritis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

5
Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan pengalaman

empiris dan dapat juga dijadikan sumber untuk acuan yang akan dikembangkan

oleh pihak lain.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti

Peneliti ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti mengenai

manajemen pemasaran, terutama tentang pengaruh promosi penjualan dan

harga terhadap keputusan pembelian, serta dapat memberikan manfaat dalam

penyusunan skripsi ini guna sebagai salah satu syarat mengikuti sidang

kelulusan Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen di Universitas

Swadaya Gunung Jati Cirebon.

b. Bagi konsumen Butik Tanty

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan memberikan

informasi untuk konsumen Butik Tanty Maja Selatan Kota Majalengka bahwa

keputusan pembelian ini di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor

promosi penjualan harga, dan bisa dijadikan masukan dalam memilih toko

butik.

c. Bagi Pihak Lain

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

lainnya untuk membangun ilmu pengetahuan sebagai data empiris khususnya

bagi ilmu ekonomi, dan menjadi bahan referensi dalam mengadakan penelitian

yang serupa.

6
E. UNIT ANALISIS DAN JADWAL PENELITIAN

1. Unit Analisis

Objek penelitian ini pada keputusan pembelian Konsumen ke Butik Tanty Maja

Selatan Kota Majalengka yang bertempat di Jl.Raya Maja Selatan Kota Majalengka.

2. Jadwal Penelitian

Tabel 1.2
Jadwal Penelitian

Waktu
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pendaftara
n Judul                                                
Verifikasi
Judul                                                
Pembekal
an Skripsi                                                
Pendaftara
n Seminar
Proposal                                                
Seminar
Proposal                                                
Masa
Bimbinga
n Skripsi                                                
Pendaftara
n Sidang
Skripsi                                                
Sidang
Skripsi                                                
Sumber : kalender akademik fakultas ekonomi 2021

F. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

7
1. Kajian Pustaka

a. Promosi Penjualan

Philip Kotler dan Gary Armstrong (2018:204) mendefinisikan bahwa :

“ Promosi Penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong

pembelian atau penjualan produk atau jasa”.

Indriyo Gitosudarmo dalam Danang Sunyoto (2020:160) mendefinisikan bahwa :

“Promsi Penjualan adalah kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk

yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk

melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu

maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen”

Brannan, 1998:119 dalam Rusydi Abubakar (2018:53) mendefinisikan bahwa :


“Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik pemasaran yang taktis

yang dirancang dalam sebuah kerangka pemasaran yang strategis untuk

menambah nilai suatu produk atau pelayanan agar mencapai tujuan-tujuan

khusus penjualan dan pemasaran”.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

Promosi Penjualan adalah segala macam strategi yang perusahaan lakukan dalam

mempromosikan produk, mengenalkan produk sampai pada konsumen untuk

meningkatkan penjualan perusahaan.

1) Dimensi Promosi Penjualan

8
Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong (2018:208) terdapat beberapa dimensi

yaitu:

1) Kupon

Kupon adalah tanda yang ditunjukan pada pelanggan untuk mendapatkan diskon

khusus saat mereka berbelanja. Peritel dapat mengiklankan suatu potongan harga

khusus bagi pelanggan yang memanfaatkan kupon tersebut. Sedangkan pembeli

akan mendapatkan potongan harga khusus saat berbelanja dengan menunjukan

kupon tersebut.

2) Diskon/potongan harga

Potongan harga atau pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian produk

dalam satu periode tertentu. Diskon terhadap konsumen sering kali menyebabkan

pembelian dalam jumlah yang besar. Untuk membantu dalam program diskon

harus ditunjang oleh iklan media massa dan paparan produk atau pemberian

contoh produk.

3) Price Pack/cents-off-deals

Paket harga juga disebut diskon menawarkan penghematan konsumen dari harga

reguler suatu produk. Produsen menandai penurunan harga langsung pada label

atau kemasan. Paket harga sangat efektif bahkan lebih dari kupon dalam

merangsang penjualan jangka pendek.

2) Indikator Promosi Penjualan

9
Philip Kotler & Gary Armstrong (2018:208) menyatakan bahwa terdapat beberapa

indikator yang dapat diukur:

1) Coupons (kupon)

a. Pemberian kupon dapat membantu konsumen datang kembali dan

melakukan sebuah transaksi.

b. Pemberian kupon juga tingkat ketertarikan konsumen dalam pembelian

c. Pemberian kupon sebagai alat promosi dapat menjadi suatu strategi yang

bagus.

2) Harga khusus/potongan harga

a. Besar potongan harga akan sangat sukses bagi perusahaan.

b. Penawaran potongan harga menarik untuk konsumen.

c. Keberadaan pemberian potongan harga kepada konsumen sering kali

menyebabkan pembelian dalam jumlah besar.

3) Price Pack/cents-off-deals

a. Konsumen menyukai promosi paket harga seperti ini.

b. Penawaran paket harga sangat efektif.

c. Promosi paket harga menyenangkan bagi konsumen.

d. Penawaran paket harga menarik untuk konsumen.

Dari dimensi dan indikator diatas dapat disimpulkan bahwa promosi

penjualan saran bagi konsumen untuk melakukan pembelian barang atau jasa

dengan promosi penjualan berupa kupon dan memajang produk untuk menarik

konsumen.

b. Pengertian Harga

10
Harga merupakan salah satu dari unsur bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan harga produknya dengan

tepat. Konsumen memandang harga yang tertentu baik harga itu tinggi, rendah atau

pun standar tetap saja dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan kepuasan

setelah membelinya.

Philip Kotler dan Gary Armstrong (2016:324) mendefinsikan bahwa :

“Harga merupakan sejumlah uang yang di keluarkan untuk sebuah produk atau

jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh

manfaat atau kepemilikan atau penggunaan atas sebuah produk atau jasa”.

Etzel,et.al (1997:274) dalam Abubakar (2018:40) mendefinisikan bahwa :

“Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk

mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan

keinginannya”.

Kotler (2005) dalam Jurnal Maria Agatha (2018:29) mendefinisikan bahwa :

“Harga adalah salah satu bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,

unsur lainnya menghasilkan biaya”.

Berdasarkan dari definis beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa harga

adalah unsur dari bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan bagi perusahaan,

dan elemen kemudahan dalam program pemasaran agar dapat mempertimbangkan

pengambilan keputusan.

1. Tujuan Penetapan Harga

11
Menetapkan tujuan berdasarkan harga merupakan suatu yang fleksibel, dapat

diubah dengan cepat sejalan dengan perubahan pasar, termasuk masalah persaingan

harga. Secara umum, penetapan harga bertujuan untuk mecari laba agar perusahaan

dapat berjalan namun dalam kondisi persaingan yang semakin ketat tujuan mencari

laba maksimal dalam praktisnya akan sulit dicapai. Oleh karena itu, manajemen

memerlukan tujuan-tujuan.

Menurut Adrian Payne dalam Danang Sunyoto (2020:132) terdapat beberapa tujuan

penetapan harga, antara lain:

1) Kemampuan Bertahan.

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama mereka jika

mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat dan keinginan konsumen

yang berubah. Selama harga menutup biaya variabel dan beberapa variabel tetap,

maka perusahaan tetap berada dalam bisnis. Kemampuan bertahan merupakan

jangka panjang, perusahaan harus mempelajari cara menambah nilai atau

menghadapi kepunahan.

1) Memaksimalkan Laba

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

2) Memaksimalkan Penjualan

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan

penjualan pada harga awal yang merugikan.

3) Prestise

Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan

tersebut sebagai produk yang eksklusif.

4) Pengembangan atas invertasi

12
Tujuan penetapan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi

(return on investment) yang diinginkan.

2. Dimensi Harga

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2016:78) menyatakan bahwa terdapat

beberapa dimensi yaitu:

1) Keterjangkauan Harga

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek harganya juga berbeda

dari yang termurah sampai termahal.

2) Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering

memilih harga yang lebih tinggi diantara barang karena mereka melihat adanya

perbedaan kualitas. Apabila harga tinggi orang cenderung beranggapan bahwa

kualitasnya juga lebih baik.

3) Kesesuaian Harga dengan Manfaat

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan

lebih besar atau sama dengan telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika

konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan

maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan

konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang.

4) Harga Sesuai Kemampuan atau Daya Saing Harga

Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya.

Dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat dipertimbangkan oleh

konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.

3. Indikator Harga

13
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:78) terdapat beberapa indikator yaitu:

1) Keterjangkauan Harga

a. Harga yang di berikan oleh perusahaan terhadap produk mereka dapat di

jangkau oleh para konsumen.

b. Harga yang sesuai terjangkau akan menjadi pertimbangan konsumen untuk

membeli produk.

c. Harga yang terjangkau akan menarik konsumen untuk melakukan pembelian

produk.

2) Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk

a. Harga yang sesuai dengan kualitas produk menjadikan konsumen untuk

melakukan pembelian produk kembali.

b. Konsumen akan senang jika harga sesuai dengan kualitas produk

c. Kesesuaian harga dengan kualitas produk konsumen akan merasa puas setelah

melakukan pembelian

3) Kesesuaian harga dengan manfaat

a. Konsumen akan membeli produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau

sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkanya.

b. Jika manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan konsumen akan

beranggapan bahwa produk tersebut mahal.

c. Kesesuaian harga dengan manfaat terjadinya pembelian ulang.

4) Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga

a. Mahal dan murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh

konsumen pada saat akan membeli produk.

b. Harga yang diberikan terlampau tinggi maka produk tersebut tidak memiliki

daya saing yang baik.

14
c. Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk

lainnya.

Berdasarkan dimensi dan indikator di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa dalam menentukan harga suatu produk setiap perusahaan harus

mempertimbangkan keterjangkauan harga bagi konsumen, kesesuaian harga

dengan kualitas produk dan manfaat yang dirasakan konsumen tanpa

mengeluarkan biaya yang lebih besar saat akan membeli produk tersebut.

c. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sebuah proses dimana pembeli mengetahui

masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan

mengevaluasi beberapa dari masing-masing alternatif tersebut dapat digunakan

dalam memecahkan masalah, yang kemudian mengarahkan kepada keputusan

pembelian.

Kotler & Keller (2016:177) mendefinisikan bahwa :


“Keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen perilaku

konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi

memilih, membeli menggunakan, dan bagaiamana barang, jasa, ide, atau

pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.

Schiffman dan Kanuk (2004:547) dalam jurnal Anggun Prabarini (2018:263)


mendefinisikan bahwa :

15
“Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan

keputusan pembelian. Artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan,

haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli

dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan

tersebut itu dilakukan”.

Kotler & Keller (2009:184) dalam jurnal Windy Ari (2018:3) mendefiniskan
bahwa:
“Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan

keputusan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan juga mempergunakan barang yang ditawarkan”.

Berdasarkan dari beberapa para ahli diatas, peneliti sampai pada pemahaman

bahwa keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen mempunyai

alternatif atau lebih dalam memutuskan membeli atau tidaknya membeli suatu

barang atau jasa.

1. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Abubakar (2018:94) ada 5 tahap yang dilalui konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian:

1) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2) Pencarian infromasi

16
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Dapat membaginya dua level rangsangan.

Situasi pencarian infromasi yang lebih ringan dinamakan penguatan

perhatian. Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap infromasi

produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin masuk ke pencarian

infromasi secara aktif mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan

mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

3) Bahan Alternatif

Pasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen

mengolah informasi merek yang bersaing membuat penilaian akhir. Tidak ada

proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau

oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Bagaimana cara

konsumen mengevaluasi alternatif tergantung pada konsumen pribadi dan

situasi pembelian tertentu.

4) Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atau merek-

merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat

membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua

faktor berikut dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain

mengurangi alternatif yang disukai seseorang. Faktor kedua adalah faktor

situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat

pembelian.

5) Perilaku Pasca Pembelian

17
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan pasca

pembelian, jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan

kecewa; jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas; jika melebihi

harapan, pembeli akan sangat puas.

2. Dimensi Keputusan Pembelian

Dalam keputusan pembelian konsumen, terdapat 4 dimensi Kotler dan Keller

(2016: 199):

1) Pilihan Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan

harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berniat membeli

sebuah produk alternatif yang mereka pertimbangkan.

2) Pilihan Merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen mmilih sebuah merek

yang terpercaya.

3) Pilihan Tempat Penyalur

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur yang akan

dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dala menentukan penyalur bisa

dikarenakan faktor lokasi dekat, harga yang murah, persediaan barang yang

lengkap.

4) Jumlah pembelian

18
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang

akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari

satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai

dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

3. Indikator keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2016:199) terdapat beberapa indikator keputusan

pembelian yaitu :

1) Pemilihan Produk

a. Konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli

b. Konsumen akan membeli produk yang memiliki nilai baginya

c. Perusahaan harus mengetahui produk seperti apa yang diinginkan

konsumen.

2) Pemilihan Merek

a. Konsumen menentukan merek mana yang akan dibeli

b. Setiap merek memiliki berbeda-beda sendiri

c. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah

merek.

3) Pemilihan Saluran Pembelian

a. Konsumen mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan

dikunjungi

b. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,

c. Dapat dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah,

persediaan barang yang lengkap.

19
4) Jumlah Pembelian

a. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan

dibeli.

b. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk.

c. Perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan dari

pembeli.

Berdasarkan dimensi dan indikator diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam mengukur keputusan pembelian, konsumen selalu mempertimbangkan

pilihan produk, merek, penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pebelian yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen terhadap suatu barang.

2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian

Promosi penjualan merupakan pembelian insentif atau rangsangan dalam jangka

pendek untuk menstimulasikan pembelian yang dilakukan konsumen agar mereka

melakukan pembelian suatu produk atau jasa tertentu, insentif tersebut dapat

berupa kupon, diskon/potongan harga, paket harga dan promosi penjualan lain

yang sejenisnya. Melalui promosi penjualan konsumen akan merasa tertarik untuk

membeli yang didorong melalui keputusan pembelian terhadap suatu produk/jasa

yang ditawarkan perusahaan sehingga promosi penjualan akan dapat mendorong

keputusan pembelian yang dapat meningkatkan penjualan toko.

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh

Windy Ary (2018:6) tentang pengaruh Promosi Penjualan terhadap Keputusan

20
Pembelian dengan kesadaran merek sebagai variabel mediasi pada konsumen

Alfamart di Kecamatan Gayungan Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa secara langsung promosi penjualan memiliki pengaruh terhadap keputusan

pembelian. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukan

bahwa nilai C.R 2,547 > 2,00. Dimana nilai probabilitasnya 0.011 < 0,05. Hal

tersebut menunjukan bahwa promosi penjualan secara langsung memiliki

pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketiga yaitu promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian terbukti kebenarannya. Hal ini dikarenakan promosi penjualan seperti

diskon, program undian, dan hadiah yang setiap hari ada di minimarket Alfamart

dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli di minimarket tersebut.

2. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Harga juga bisa dikatakan sebagai strategi penjualan yang dilakukan oleh penjual

dengan tujuan untuk menambah atau meningkatkan penjualan produknya.

Konsumen akan lebih tertarik pada produk yang memberikan harga yang

terjangkau dan harga sesuai dengan kualitas produk dan memiliki manfaat.

Semakin harga yang ditawarkan relatif murah maka semakin tinggi pula atau

banyak pula konsumen yang melakukan pembelian.

Pernyataan ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh : Arif

Rahman Naufal, Rizal Hari Magnadi (2018:7) tentang Pengaruh Promosi, Harga,

dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian pada Rahma Rahmi

Collection. Hasil penelitian yang sudah diuji bahwa variabel harga berpengaruh

positip dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini ditunjukan dengan

nilai t sebesar 2,248 dengan signifikan 0.028.

21
3. Pengaruh Promosi Penjualan dan Harga Terhadap keputusan Pembelian

Apabila promosi penjualan dan harga dilakukan bersama-sama maka akan mampu

merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Maka dari itu semakin baik

promosi penjualan dan harga yang diciptakan maka akan semakin besar

pengaruhnya bagi konsumen untuk mendorong pembelian.

Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh : Aditya

Hary Purnama & Ita Rifani Permatasari (2018:349) tentang Pengaruh Promosi dan

Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Industri Batik Namira Pekalongan.

Hasil penelitian secara simultan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

promosi dan harga terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama. Hasil

sumbangan variabel independen yaitu promosi dan harga terhadap keputusan

pembelian Batik Namira di kota Pekalongan sebesar 63,2%. Hal ini ditunjukan

dari nilai F sebesar 28,501 dengan signifikan 0.000 > 0,05 yang berarti promosi

dan harga secara bersama-sama jika ditingkatkan dapat meningkatkan keputusan

pembelian Batik Namiran, demikianpula sebaliknya.

22
d. Penelitian terdahulu

Tabel 1.3
Penelitian Terdahulu
N
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
o
Pengaruh Promosi Promosi Terdapat pengaruh yang
Penjualan, Harga, Penjualan positif dan signifikan
dan Kualitas (X1), Harga antara promosi
Pelayanan Terhadap(X2), penjualan,harga,Kualita
Arif Rahman,
Keputusan Kualitas s Pelayanan Terhadap
1 Rizal Hari
Pembelian Pada Pelayanan Keputusan Pembelian
Magnadi (2018)
Rahmi Rahma (X3) ,
Collection Keputusan
Pembelian
(Y)
Pengaruh Promosi Promosi Terdapat pegaruh
Penjualan terhadap Penjualan variabel promosi
Keputusan (X1) penjualan terhadap
Pembelian dengan Kesadaran keputusan pembelian,
Kesadaran Merek Merek (Z1) dan kesadaran merek
Sebagai Variabel Keputusan tidak dapa pengaruh
2 Windy Ari (2018) Mediasi (Studi Pada Pembelian terhadap keputusan
Konsumen (Y) pembelian
Alfamart di
Kecamatan
Gayungan
Surabaya)
Pengaruh Promosi  Promosi Promosi dan harga
dan Harga (X1) Harga bersama-sama
Aditya Hary
Terhadap (X2) berpengaruh secara
Purnama & Ita
Keputusan Keputusan signifikan terhadap
3 Rifani
Pembelian (Studi Pembelian keputusan pembelian
Permatasari
Kasus Pada Industri (Y) Batik Namira di Kota
(2018)
Batik Namira Pekalongan sebesar
Pekalongan) 63,2%

23
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Promosi Penjualan rX1Y


(X1)

rX1X2Y Keputusan Pembelian

(Y)
Harga

(X2) rX2Y

Gambar 1.1
Paradigma Kerangka Pemikiran
Keterangan :

X1 = Promosi Penjualan (Variabel Bebas).

X2 = Harga (Variabel Bebas).

Y = Keputusan Pembelian (Variabel Terikat).

rX1Y = Pengaruh antara Promosi Penjualan dengan Keputusan Pembelian.

rX2Y = Pengaruh antara Harga dengan Keputusan Pembelian.

rX1X2Y = Pengaruh antara Promosi Penjualan dan Harga dengan Keputusan Pembelian.

24
e. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan Kerangka pemikiran di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Promosi Penjualan (X1) Terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

H2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Harga (X2) Terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

H3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Promosi Penjualan (X1) dan Harga

(X2) secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian (Y).

25
f. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam studi ini yaitu jenis kuantitatif, yaitu penelitian tentang data

yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Menurut Sugiono

(2019:16) menyatakan bahwa : “Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berdasarkan filsafat postivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan

tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Metode analisis yang dipilih peneliti adalah metode analisis asosiatif.

Menurut Sugiono (2017:36) menyatakan bahwa : “Metode atau rumusan masalah

asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih “.

Karena penelitian ini dimaksud untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi

penjualan dan harga terhadap keputusan pembelian di Butik Tanty Maja Selatan Kota

Majalengka.

2. Definis Variabel dan Operasional Variabel

a. Variabel Independen

Peneliti mengukur dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu :

Menurut Sugiono (2019:69) variabel independen yaitu :

“Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

26
Penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Promosi Penjualan (X1) dan

Harga (X2).

b. Variabel Dependen

Menurut Sugiono (2019:69) variabel dependen yaitu :

“Variabel yang sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.”

Penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan Pembelian (Y).

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Menurut

Sugiyono (2019:146) menyatakan: “ Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial”. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur

dijabarakan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut sebagai titik

tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau

pertanyaan. Dengan alternatif likert 1 sampai dengan 5 jawaban pertanyaan

dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai 5 : Untuk jawaban sangat setuju artinya responden sangat setuju dengan

pernyataan karena sangat sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh

responden.

Nilai 4 : Untuk jawaban setuju artinya pernyataan dianggap sesuai dengan

Keadaan yang dirasakan oleh responden.

Nilai 3 : Untuk jawaban yang cukup setuju artinya tidak dapat menentukan atau

apabila responden tidak dapat menentukan pernyataan pasti apa yang

27
dirasakan.

Nilai 2 : Untuk jawaban kurang setuju artinya tidak setuju dengan pernyataan

karena tidak sesuai dengan apa yang dirasakan.

Nilai 1 : Untuk jawaban tidak setuju artinya pernyataan sangat tidak sesuai dengan

keadaan yang dirasakan oleh responden.

c. Definisi Operasional Variabel

Operasional dalam variabel, indikator, sub indikator, sumber rujukan dan nomor

pertanyaan sebagai lampiran, sebagai berikut :

Tabel 1.4
Operasional Variabel
Skala
Variabel Definisi Dimensi Indikator Instrumen
Ukur
Promosi Promosi Penjualan 1. Kupon a. Pemberian Kuesioner Skala
Penjualan terdiri dari insentif Kupon dapat Likert
(X1) jangka pendek membantu
untuk mendorong konsumen datang
pembelian atau kembali dan
penjualan produk melakukan
atau layanan. sebuah transaski.
b. Pemberian kupon
(Philip Kotler & juga tingkat
Gary Armstrong, ketertarikan
2016:518). konsumen dalam
pembelian
c. Pemberian kupon
sebagai alat
promosi dapat
menjadi suatu
strategi yang
bagus.

2. Diskon/ a. Besar potongan


potongan harga akan
harga sangat sukses
bagi perusahaan.
b. Penawaran
potongan harga
menarik untuk
konsumen
c. Pemberian
potongan harga
kepada

28
konsumen
menyebabkan
pembelian dalam
jumlah besar.

3. Price Pack/ a. Konsumen


cents-off- menyukai
deals promosi paket
harga seperti ini.
b. Penawaran paket
harga sangat
efektif.
c. Promosi paket
harga
menyenangkan
bagi konsumen.

(Philip (Philip
Kotler&Gary Kotler&Gary
Armstrong, Armstrong,
2016:520) 2016:520)

Harga Harga merupakan 1. Keterjangka a. Harga yang Kuesioner Skala


(X2) sejumlah uang uan Harga diberikan oleh Likert
yang dikeluarkan perusahaan
untuk sebuah terhadap produk
produk atau jasa, mereka dapat
atau sejumlah dijangkau oleh
nilai yang para konsumen.
ditukarkan oleh b. Harga yang
konsumen untuk sesuai terjangkau
memperoleh akan menjadi
manfaat atau pertimbangan
kepemilikan atau konsumen untuk
penggunaan atas membeli produk.
sebuah produk c. Harga yang
atau jasa. terjangkau akan
menarik
(Philip Kotler & konsumen unttuk
Gary Armstrong, melakukan
2016: 324) pembelian
produk.
2. Kesesuaian a. harga yang
harga sesuai dengan
dengan kualitas produk
kualitas menjadikan
produk konsumen untuk
melakukan
pembelian
produk kembali.
b. Konsumen akan
senang jika harga
sesuai dengan
kualitas produk.
c. Kesesuaian harga

29
dengan kualitas
produk
konsumen akan
merasa puas
setelah
melakukan
pembelian

3. Kesesuaian a. Konsumen akan


harga membeli produk
dengan jika manfaat
manfaat yang dirasakan
lebih besar atau
sama dengan
yang telah
dikeluarkan
untuk
mendapatkannya.
b. Jika manfaat
produk kecil dari
uang yang
dikeluarkan
konsumen akan
beranggapan
bahwa produk
tersebut mahal.
c. Kesesuaian harga
dengan manfaat
terjadinya
pembelian ulang.
4. Harga a. Mahal dan
sesuai murahnya harga
kemampuan suatu produk
atau daya sangat di
saing harga pertimbangkan
oleh konsumen
pada saat akan
membeli produk.
b. Harga yang
diberikan
terlampau tinggi
maka produk
tersebut tidak
memiliki daya
saing yang baik.
c. Konsumen sering
membandingkan
harga suatu
produk dengan
produk lainnya.

(Philip (Philip
Kotler&Gary Kotler&Gary
Armstrong, Armstrong,
2016:78) 2016:78)

30
Keputusa Keputusan 1. Pemilihan a. Konsumen Kuesioner Skala
n pembelian produk menentukanprod Likert
Pembelia merupakan bagian uk mana yang
n (Y) dari perilaku akan dibeli.
konsumen yaitu b. Konsumen akan
studi tentang membeli produk
bagaimana yang memiliki
individu, nilai baginya.
kelompok, dan c. Perusahaan harus
organisasi mengetahui
memilih, membeli produk seperti
menggunakan, apa yang
dan bagaimana diinginkan
barang, konsumen.
jasa,ide,atau
pengalaman untuk
memuaskan
konsumen.
(Kotler & Keller,
2016:177)
2. Pemilihan a. Konsumen
merek menentukan
merek mana
yang akan dibeli.
b. Setiap merek
memiliki
berbeda-beda
sendiri.
c. Perusahaan harus
mengetahui
bagaimana
konsumen
memilih sebuah
merek.
3. Pemilihan a. Konsumen
saluran mengambil
pembelian keputusan
tentang penyalur
mana yang akan
dikunjungi.
b. Setiap konsumen
berbeda-beda
dalam hal
menentukan
penyalur.
c. Dapat
dikarenakan
faktor lokasi,
harga murah,
persediaan
barang yang
lengkap.
4. Jumlah a. Konsu
pembelian men

31
menga
mbil
keputus
an
tentang
seberap
a
banyak
produk
yang
akan
dibeli.
b. Pembel
ian
yang
dilakuk
(Kotler&Keller an
, 2016:199) mungki
n lebih
dari
satu
jenis
produk
c. Harus
mempe
rsiapka
n
banyak
nya
produk
sesuai
dengan
keingin
an dari
pembel
i.
(Kotler&Keller,
2016:199)

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Salah satu langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah menentukan objek yang

akan diteliti dan besarnya populasi yang ada. Sugiyono (2019:126) yang dimaksud

dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam

32
penelitian ini, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Butik Tanty

Maja Selatan Kota Majalengka, yang tidak terdata dan tidak diketahui besarnya

secara pasti karena jumlah populasi yang banyak.

b. Sampel

Sugiono (2019:127) sampel adalah “Sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian ini

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga da waktu, maka yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi”. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul respresentatif (mewakili).

Teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah nonprobability

sampling. Sugiyono (2019:131) mendefiniskan bahwa :

“ Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk di pilih menjadi sampel. Adapun teknik nonprobability

sampling yang digunakan adalah sampling insidental “.

Sugiyono (2019:133) mendefiniskan bahwa :

“Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental/ bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data “.

33
Peneliti ini karena jumlah konsumen di Butik Tanty Maja Selatan Kota

Majalengka tidak diketahui besarnya secara pasti karena jumlah populasi yang

banyak. Sehingga jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka untuk menentukan

jumlah sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendapat Rosco

(Sugiyono 2019:144)

Menurut Rosco (Sugiyono 2019:144) yang memberikan saran-saran tentang

ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut :

1. Ukuran sampel layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria, wanita, pegawai negeri

swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal

30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi

atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10

kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian ada 5

(independen+dependen), maka jumlah anggota sampel= 10 x 5 = 50

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-

masing anatar 10 sampai dengan 20.

Berdasarkan kriteria diatas peneliti memilih kriteria nomor 1 yaitu

bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500. Sehingga dengan menimbang keterbatasan waktu, tenaga dan

biaya yang dimiliki peneliti mengambil sampel sebanyak 60 responden.

Berikut dikemukakan perhitungan ukuran sampel dari populasi yang

tidak diketahui jumlahnya dan dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya.

34
Dalam penelitian ini, menetapkan ukuran sampel dengan menggunakan rumus

Cochran :

Z 2 pq
n= 2
e

Sumber : Sugiyono (2019:136)

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

Z = Harga dalam kurve normal untuk simpangan 5%, dengan nilai 1,96

P = Peluang benar 50% = 0,5

q = Peluang salah 50% = 0,5

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 5%.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data

Peneliti menggunakan 2 sumber pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan, seperti hasil observasi, wawancara atau kuesioner.

Adapun pengumpulan data menggunakan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan

kuesioner. Observasi merupakan teknik mengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan tentang keadaan yang ada di lapangan (Sugiyono,

2019:203).

35
2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

melakukan studi pendahuluan agar menentukan permasalahan yang harus

diteliti, dan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

(Sugiyono 2019:195).

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa

yang bisa diharapkan dari responden, selain itu kuesioner cocok digunakan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas

(Sugiyono,2019:199).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan di

sajikan oleh pihak pengumpulan data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder

disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram.

5. Metode Analisa Data

Menurut Sugiyono (2019:2) metodologi penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode analisis dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dimana analisis regresi

linier berganda akan menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Selain itu, penelitian ini juga akan melakukan uji kualitas data berupa uji

36
realibilitas dan uji validitas untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian reliabel

dan valid. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS.

1) Uji Instrumen Penelitian

Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berupa lembaran kuesioner yang telah

diajukan kepada pegunjung Butik Tanty. Tujuan penyebaran kuesioner adalah

untuk mecari informasi data yang lengkap mengenai Promosi Penjualan dan

Harga di Butik Tanty.

2) Uji Validitas

Sugiyono (2019:175) mendefinisikan bahwa :

“ Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Insturmen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk mengukur uji validitas

menggunakan rumus Korelasi Product Moment, yaitu sebagai berikut:

rxy= 2
∑ XY
√(∑ X ¿¿ 2)¿ ¿ ¿ ¿

Sumber : Sugiyono (2019:246

Keterangan :

rx= Koefisien korelasi Product Moment

∑ X 2 = Jumlah skor variabel X kuadrat


∑ Y 2 = Jumlah skor variabel Y kuadrat

37
∑ Xy = Jumlah skor variabel X dan Y

3) Uji Reliabilitas

Ghozali (2016:47) Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu . Uji reliabilitas yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan fasilitas SPSS ,

yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha. Hasilnya jika suatu konstruk atau

variabel dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.70 (Ghozali,2016:48).

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Ghozali (2016:154) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal”.

Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati

normal. Data berdistribusi normal atau tidak normal dapat diketahui dengan

menggunakan beberapa uji-uji normalitas. Salah satunya uji kolmogrov-sminov.

Dasar pengambilan keputusan :

a. Nilai Signifikan (sig) atau nilai probabilitas < 0,05, data yang terdistribusi

secara normal

b. Nilai Signifikan (sig) atau nilai probabilitas > 0,05, data terdistribusi secara

normal.

38
Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali (2016:156) dasar

pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis regresi dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:103) “Uji multikolinieritas bertujuan

menguji apakah model regresi bisa ditemukan dengan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antar variabel independen”.

Dibawah ini merupakan ketentuan Uji multikolinieritas yang

dikemukakan oleh Ghozali (2016:103) yaitu sebagai berikut :

1. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance

Infaltion Factor (VIF). Nilai tolerance mengukur variabelitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya.

2. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF =

1/Tolerance.

3. Untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance <

0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

39
C. Analisis Regresi

1. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisis masalah penelitian, digunakan metode regresi berganda.

Bentuk umum dari model yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2
Sumber : Sugiyono (2019:258)

Keterangan :

Y : Subjek dalam variabel dependen

a : koefisien konstanta

b1 : Standar koefisien regresi dari variabel

b2 : Standar koefisien regresi dari variabel

X1 : Variabel Independen

X2 : Variabel Independen

2. Uji Koefisien Determinasi R2

Ghozali (2016:95) mengemukakan bahwa “ Koefisien determinasi pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen”.

Dalam penelitian ini, untuk menguji Koefisien determinasi menggunakan

rumus yaitu sebagai berikut :

Kd = r2 X 100%

40
Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

r2 = Korelasi.

d. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menjawab apakah penelitian yang telah

ditetapkan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengetahui jawaban tersebut harus

dilakukan pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut :

1. Uji t (parsial)

Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikan regresi antara

variabel bebas dengan variabel terikat dengan rumus sebagai berikut:

r √n−2
t=
√1−r 2

Sumber : Sugiyono (2019:248)

Setelah memperoleh hasil dengan menggunakan rumus tersebut diatas

dapat dinyatakan dengan ketentuan yaitu sebagai berikut :

1. Bila thitung < rtabel maka H0 diterima

2. Bila thitung > rtabel maka H0 diterima

Untuk lebih jelasnya hipotesis dapat dilihat pada gambar dibawah ini, yaitu

sebagai berikut :

41
Gambar 1.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t.

2. Uji F (Uji hipotesis secara total)

Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya antara

variabel bebas dengan variabel terikat dengan rumus sebagai berikut :

R2
k
F h= 2
( 1−R ) / ( n−k −1 )

Sumber : Sugiyono (2019:257)

Keterangan :

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Setelah memperoleh hasil dengan menggunakan rumus tersebut diatas

dapat dinyatakan dengan ketentuan yaitu sebagai berikut :

1. Bila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

2. Bila rhitung > rtabel maka H0 diterima

42
Untuk lebih jelasnya hipotesis dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji F

43
DAFTAR PUSTAKA

Arif Rahman Naufal, Rizal Hari Magnadi (2018). Pengaruh Promosi, Harga, dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Rahma Rahmi

Collection). Diponegoro Jurnal of Management

Ghozali, Imam, 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

23 Edisi 8. Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Sharen G. Tulanggow, Tinneke M. Tumbel, Olivia Walangitan (2019). Pengaruh Promosi

Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada PT.Shopee

International Indonesia di Kota Manado. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),9(3)

Philip Kotler & Gary Armstrong (2018). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 2.

Jakarta : Erlangga.

Philip Kotler & Gary Armstrong (2016). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1.

Jakarta : Erlangga

Windy Ari (2018). Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian dengan

Kesadaran Merek Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada Konsumen Alfamart di

Kecamatan Gayungan, Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen.

Gugun Gumilang Wirakanda, ST.,MM, Apriyanti S. Pardosi (2020).Pengaruh Sales

Promotion Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus di Blibli.com). Jurnal Bisnis

dan Pemasaran.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Edisi Kedua

Bandung: Alfabeta.

Budi Prasetiyo, Yunita Rismawati (2018). Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan

Pembelian Pada PT Harjagunatama lestari (Toserba Borma Cabang Dakota). Fakultas

Ekonomi Universitas Nasional Pasim.

Aditya Hary Purnama, Ita Rifani Permatasari (2018). Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap

44
Keputusan Pembelian (Studi Pada Industri Batik Namira Pekalongan). Jurnal

Aplikasi

Bisnis.

Danang Sunyoto (2020). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Rusydi Abubakar (2018). Manajemen Pemasaran. Bandung: Alfabeta.

Philip Kotler & Keller (2016). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Utami (2017). Manajemen Ritel. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

https://m-antaranews-com

https://www.cnbcindonesia.com

45

Anda mungkin juga menyukai