Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KELENGKAPAN

PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


(STUDI KASUS PADA APOTEK NERO KUNINGAN)

PROPOSAL SKRIPSI

Bidang Kajian : Manajemen Pemasaran

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam penyusunan skripsi

Program Sarjana Program Studi Manajemen

pada Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun oleh :

RINRIN NURALIMAH

NPM : 117020046

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2021
(Terakreditasi BAN-PT)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penyusunan proposal dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Kelengkapan Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Apotek

Nero Kuningan) ini dapat diselesaikan. Penulisan proposal ini dimaksudkan untuk

memenuhi persyaratan penyusunan skripsi Program Studi Manajemen.

Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi orang-orang

yang telah mendukung dan membantu saya dalam proses penyusunan proposal

skripsi ini karena berkat doa dan dukungannya selama ini dapat diselesaikan tepat

waktu.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan yang terbatas. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Kuningan, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

A. JUDUL SKRIPSI...............................................................................................1

B. LATAR BELAKANG PENELITIAN................................................................1

C. RUMUSAN MASALAH....................................................................................5

D. TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN...........................6

E. UNIT ANALISIS DAN JADWAL PENELITIAN.............................................7

F. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.............9

1. Kajian Pustaka..................................................................................................9

2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis................................................................22

G. METODE PENELITIAN..................................................................................25

1. Jenis Penelitian..............................................................................................25

2. Operasional Variabel......................................................................................26

3. Populasi dan Sampel......................................................................................31

4. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................33

5. Metode Analisis Data.....................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43

ii
A. JUDUL SKRIPSI
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Apotek Nero Kuningan)

B. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Perkembangan industri farmasi bergantung kepada kegiatan yang dilakukan

oleh litbang (R&D) dengan adanya penciptaan inovasi dan kompetensi teknologi .

Pemeran inovator utama dalam industri farmasi hanya ditemukan di lima Negara,

yaitu Amerika Serikat, Jerman, Swiss, Inggris dan Prancis, karena negara tersebut

sangat didukung dengan adanya kebijakan nasional yang menguntungkan dalam

hal penelitian yang dilakukan baik pemerintah maupun swasta. Adanya

kecenderungan pada industri farmasi selama tahun 1980-an dimulai dengan

adanya keberhasilan yang dilakukan oleh industri farmasi, misalnya insulin,

rekombinan, hormon pertumbuhan manusia, interferon, tissue plasminogen

activator (TPA), dan erythropoietin (EPO).

Dilihat dari perkembangannya, di Indonesia sendiri industri farmasi masih

relatif muda dibandingkan dengan industri farmasi di negara maju. Industri

tersebut mengalami pertumbuhan dengan pesat dari zaman Orde Baru setelah

adanya pemberlakukan Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) tahun

1967 serta Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun

1968. Adanya wabah COVID-19 yang sudah menyebar semenjak awal Maret lalu.

Hal ini tak hanya berefek pada industri farmasi di Indonesia. Sebagai  pasar

farmasi terbesar di Asia Tenggara. Menurut Fitch Solutions, Indonesia

1
diperkirakan akan menjadi negara dengan pertumbuhan sektor farmasi tercepat di

kawasan Asia Tenggara selama beberapa dekade ke depan.

Namun dilansir dari Oxford Business Group (OBG), akibat adanya pandemi virus

corona, Indonesia dinilai perlu meningkatkan kapasitas produksi farmasi untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri yang mendesak tujuannya agar dapat

melindungi negara, di sisi lain pada bulan Februari, Menteri Kesehatan Terawan

Agus Putranto mengatakan bahwa wabah COVID-19 ini sebenarnya menciptakan

peluang untuk mendorong produksi farmasi dalam negeri. Hal ini dilihat dari

tingkat penyerapan bahan baku lokal dalam proses manufaktur obat-obatan.

Sekitar 90 % bahan baku yang digunakan oleh perusahaan farmasi Indonesia

merupakan produk impor di mana 60 persennya diimpor dari Cina.

Dengan adanya hal tersebut, Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin)

menyatakan bahwa akibat adanya pandemi, produksi industri farmasi rata-rata

turun hingga 60 % pada bulan Mei.

Badan Pusat Statistik mendata bahwa laju pertumbuhan lapangan usaha

industri kimia, farmasi, dan obat tradisional melesat hingga 14,96 % pada kuartal

III/2020 secara tahunan. Namun, pelaku industri menilai angka tersebut tidak

mencerminkan industri farmasi. Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI)

mencatat bahwa pertumbuhan industri farmasi pada kuartal III/2020 maksimal

mencapai sekitar 7 %. Karena adanya tren penurunan kunjungan pasien ke rumah

sakit pada kuartal II/2020 terus berlanjut pada Juli-September 2020. "Tumbuh 9%

saja sudah tidak mungkin. Pertumbuhan kuartal III/2020, mungkin sekitar 7-8%.

2
Pertumbuhan double digit sudah tidak pernah dicapai lagi," kata Direktur

Eksekutif GPFI Dorojatun Sanusi kepada Bisnis, Kamis (5/11/2020).

Menurut Hartini dalam Armada & Oetoro (2020:99), Apotek merupakan salah

satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya

derajat kesejahteraan yang optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah

satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker sesuai dengan peraturan

yang telah ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI yang memiliki tanggung jawab

dalam menjalankan kegiatan pelayanan terhadap konsumen dan berkewajiban

dalam menjalankan standar profesinya.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI bahwa jumlah apotek yang

ada di Jawa Barat adalah terbanyak yaitu 4.298 unit dan dengan semakin

bertambahnya juga jumlah apotek yang ada di Kabupaten Kuningan juga menjadi

ukuran bahwa tingkat persaingan semakin ketat, maka dari itu agar dapat

meningkatkan margin penjualan para pelaku usaha apotek berlomba-lomba untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan kelengkapan produk pada apotek nya agar

terciptanya persepsi yang dapat menentukan sikap orang terhadap suatu keputusan

pembelian.

Berikut ini penulis sajikan data internal penjualan pada Apotek Nero selama 3

tahun, yaitu dari tahun 2018 s/d 2020.

3
Tabel 1.1
Data Penjualan Obat Pada Apotek Nero
Tahun 2018 s/d 2020

Tahun
2018 2019 2020
Rp.156.045.876 Rp.127.512.300 Rp.94.295.050
Sumber : Data Internal Perusahaan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dalam tiga tahun Apotek

Nero mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan dalam penjualannya karena terjadi

penurunan penjualan terus menerus atau peminat pembeli berkurang, sehingga

pendapatan penjualan pada tahun 2018 sebesar Rp.156.045.876 sedangkan pada

tahun 2019 pendapatan penjualan sebesar Rp.127.512.300 sehingga terjadi

penurunan pendapatan sebesar Rp.28.533.576 dan pada tahun 2020 pendapatan

penjualan sebesar Rp.94.295.050 sehingga terjadi penurunan pendapatan kembali

sebesar Rp.33.217.250.

Kondisi tersebut terjadi karena disebabkan oleh adanya berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian sehingga konsumen terkadang

membatalkan pembelian atau bahkan memilih membeli di tempat lain, dalam hal

ini keputusan pembelian sangat berperan. Keputusan pembelian akan terjadi

karena adanya pencarian atau mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen

atau pelanggan.

Kualitas pelayanan akan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa

yang diterima melampaui harapan yang diinginkan konsumen, sebaliknya jika jasa

yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan

4
akan dipersepsikan kurang baik. Pelayanan harus ditingkatkan untuk menjamin

mutu perusahaan sebaiknya tidak hanya berorientasi pada obat tetapi lebih

berorientasi kepada pasien, juga aspek penting yang harus diperhatikan untuk

menjaga konsistensi pelayanan yaitu dengan adanya kelengkapan produk yang

tersedia dengan hal tersebut maka pelanggan akan merasa puas jika kebutuhannya

terpenuhi sesuai dengan harapan. Konsumen akan memberikan kesan yang baik

terhadap suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut dapat menyediakan barang

yang dibutuhkan dan diinginkan oleh nya.

Kelengkapan produk juga nampaknya akan berpengaruh dalam

pengambilan keputusan pembelian karena jika produk yang disediakan oleh

apotek tersebut kurang lengkap maka konsumen akan merasa enggan untuk

datang kembali karena produk yang mereka inginkan tidak ada.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti permasalahan ini dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Kelengkapan Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Apotek

Nero Kuningan).

C. RUMUSAN MASALAH

1. Seberapa besar pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan

Pembelian pada Apotek Nero Kuningan.

2. Seberapa besar pengaruh Kelengkapan Produk terhadap Keputusan

Pembelian pada Apotek Nero Kuningan.

3. Seberapa besar pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk

terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada Apotek Nero Kuningan.

5
D. TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian :

1. Menguji pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian

konsumen pada Apotek Nero Kuningan.

2. Menguji pengaruh Kelengkapan Produk terhadap Keputusan

Pembelian konsumen pada Apotek Nero Kuningan.

3. Menguji pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk

terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada Apotek Nero

Kuningan.

2. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

informasi yang bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang memiliki

kepentingan, diantaranya :

a. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini berharap dapat menambah

wawasan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu yang sudah di dapat

selama berada di bangku kuliah dengan kehidupan yang nyata.

6
b. Bagi pihak Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai

masukan serta saran mengenai penentuan beberapa faktor dari keputusan

pembelian seperti dalam meningkatkan kualitas pelayanan serta

kelengkapan produk sehingga keputusan pembelian dapat terpenuhi oleh

konsumen.

c. Bagi pihak lain

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi referensi

untuk penulisan penelitian yang akan datang serta dapat dilakukan

perbaikan model penelitian dari penelitian ini.

E. UNIT ANALISIS DAN JADWAL PENELITIAN

Unit Analisis

Variabel penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan (X1), Kelengkapan

Produk (X2), dan Keputusan Pembelian (Y). Lokasi yang menjadi objek

penelitian ini adalah Apotek Nero yang beralamat di Jl. Raya Jalaksana No.

149, Kec/Kab. Kuningan, dengan subjek penelitiannya adalah konsumen yang

membeli produk pada Apotek tersebut.

7
Jadwal Penelitian
Tabe1 1.2

Jadwal Penelitian

N Jan 21 Feb 21 Mar 21 Apr 21 Mei 21


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
o
Pendaftaran judul
1
skripsi
2 Verifikasi judul skripsi
3 Pembekalan skripsi
Pembagian
4
pembimbing skripsi
Pendaftaran seminar
5
proposal skripsi
Seminar proposal
6
skripsi
7 Bimbingan skripsi
8 Pengolahan data
Pendaftaran sidang
9
skripsi
10 Sidang skripsi
11 Revisi sidang skripsi
Sumber : Jadwal Akademik Fakultas Ekonomi UGJ tahun 2021

F. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1. Kajian Pustaka

a. Kualitas Pelayanan

1) Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Gavin, 1988 dalam buku Indrasari (2019:54) mendefinisikan kualitas

sebagai berikut :

8
“Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.”

Menurut R.A Supriyono dalam buku Indrasari (2019:57) mendefinisikan

pelayanan, sebagai berikut :

“Pelayanan adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi

menyangkut kebutuhan pihak konsumen dan akan menimbulkan

kesan tersendiri, dengan adanya pelayanan yang baik maka

konsumen akan merasa puas.”

Definisi Kualitas Pelayanan menurut Tjiptono (2011) dalam buku Indrasari

(2019:61), sebagai berikut :

“Kualitas pelayanan adalah suatu keadaan dinamis yang berkaitan

erat dengan produk, jasa, sumber daya manusia, serta proses dan

lingkungan yang setidaknya dapat memenuhi atau malah dapat

melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan.”

9
Definisi Kualitas Pelayanan menurut Christina (2012:290) dalam penelitian

Hermanto, dkk (2018:284) adalah :

“Kualitas Pelayanan adalah satuan aktivitas dan program yang

dikerjakan oleh ritel untuk membuat pengalaman berbelanja

pelanggan lebih bersifat memberikan penghargaan untuk pelanggan

mereka.”

Menurut (Collier,1987) dalam buku Yamit (2018:22) mengatakan bahwa :

“Pelayanan terbaik pada pelanggan (excellent) dan tingkat kualitas

pelayanan merupakan cara terbaik yang konsisten untuk dapat

mempertemukan harapan konsumen (standar pelayanan eksternal,

biaya dan keuntungan).”

Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu aktivitas yang dapat

melengkapi suatu produk maupun jasa serta akan memberikan kenyamanan bagi

pelanggannya dan memberikan suatu informasi yang bertujuan untuk

mempertahankan dan meningkatkan daya beli pelanggan.

2) Dimensi Kualitas Pelayanan

Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan menurut Parasuraman, Zeithmahl,

Berry (1988) dalam buku Utami (2017:372) sebagai berikut :

1. Berwujud (tangibles) meliputi fasilitas fisik perlengkapan, karyawan dan

sarana komunikasi.

2. Keandalan (reliability) yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan

dengan segera, akurat dan memuaskan.

10
3. Ketanggapan (Responsiveness) yaitu keinginan para staff untuk membantu

pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

4. Kepastian (assurance) mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan

sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf.

5. Empati, meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,

perhatian secara personal dan pemahaman atas kebutuhan individual para

pelanggan.

3) Indikator Kualitas Pelayanan

Indikator Kualitas Pelayanan menurut Parasuraman, Zeithmahl, Berry (1988)

dalam buku Utami (2017:372) sebagai berikut :

1. Berwujud (Tangibles)

a. Fasilitas fisik yang mempunyai daya tarik.

b. Karyawan yang berpenampilan rapi.

c. Fasilitas fisik sesuai dengan jenis jasa yang ditawarkan.

2. Keandalan (Reliability)

a.Bila menjanjikan akan melakukan sesuatu pada waktu yang telah ditentukan,

pasti akan direalisasikan.

b.Bersikap simpatik dan sanggup menenangkan pelanggan pada setiap

masalah.

c. Jasa disampaikan dengan benar sejak pertama kali

11
3. Ketanggapan (Responsiveness)

a. Karyawan yang selalu bersedia membantu pelanggan.

b. Karyawan yang tidak terlalu sibuk sehingga sanggup menangani permintaan

pelanggan dengan cepat.

4. Kepastian (Assurance)

a. Karyawan yang terpercaya.

b. Karyawan yang selalu bersikap sopan terhadap para pelanggan.

c.Karyawan yang berpengalaman luas sehingga dapat menjawab pertanyaan

pelanggan.

5. Empati

a. Karyawan yang memberikan perhatian personal.

b.Perusahaan yang sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan setiap

pelanggan.

c. Karyawan yang memahami kebutuhan spesifik para pelanggan.

b. Kelengkapan Produk

1) Pengertian Kelengkapan Produk

Definisi produk (product) menurut Kotler dan Armstrong (2001:346)

dalam Indrasari (2019:26), adalah :

“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan.”

12
Menurut Hermawan (2012:36) dalam buku Indrasari (2019:27)

menyatakan bahwa : “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan.”

Definisi Kelengkapan Produk menurut Engel (1995) dalam buku Indrasari

(2019:32) adalah :

“Keberagaman produk yang menyangkut kedalaman, luas dan

kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan produk serta

kelengkapan produk mulai dari merek, ukuran dan kualitas serta

ketersediaan produk.”

Definisi Kelengkapan Produk menurut Utami (2010:162) dalam penelitian

Lemana, dkk (2017:6) adalah :

“Kelengkapan Produk adalah keberagaman produk yang

menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan

juga ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Penyediaan

kelengkapan produk (product assortment) yang baik tidak hanya akan

menarik minat tetapi dapat mempengaruhi keputusan konsumen

untuk berbelanja.”

Menurut Kotler (2009:42) dalam penelitian Lemana dkk (2017:6),

mendefinisikan :

“Kelengkapan Produk adalah tersedianya semua jenis produk yang

ditawarkan untuk dimiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen

yang dihasilkan oleh suatu produsen.”

13
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan produk

merupakan tersedianya berbagai macam produk mulai dari merek, ukuran, dan

kualitas dengan lengkap untuk ditawarkan serta ketersediaan produk tersebut pada

saat di toko.

2) Dimensi Kelengkapan Produk

Dimensi Kelengkapan Produk menurut Kotler dan Keller (2007) dalam buku

Indrasari (2019:31), yaitu :

1. Lebar

Mengacu pada berapa banyak lini produk yang berbeda dimiliki perusahaan

tersebut.

2. Kedalaman

Mengacu pada jumlah seluruh barang pada bauran tersebut.

3. Keluasan

Mengacu pada berapa banyak jenis yang ditawarkan masing-masing produk

pada lini tersebut.

4. Konsistensi bauran produk

Mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam

penggunaan akhir, ketentuan produksi, saluran distribusi, atau lainnya.

14
3) Indikator Kelengkapan Produk

Indikator Kelengkapan Produk menurut Kotler (2007) dalam buku Indrasari

(2019:31), yaitu :

1. Lebar

a. Variasi merek produk.

b. Bahan produk yang beragam.

2. Kedalaman

a. Desain produk yang beragam.

b. Jenis produk yang beragam.

3. Keluasan

a. Ketersediaan produk yang dijual.

b. Ukuran produk yang beragam.

4. Konsistensi bauran produk

a. Variasi kualitas produk.

b. Variasi produk yang dijual.

c. Keputusan Pembelian

1) Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson (2013:163) dalam buku Indrasari (2019:70)

mengatakan bahwa “Keputusan pembelian adalah proses yang digunakan

untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih

perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya.”

15
Schiffman dan Kanuk (2008:485) dalam buku Indrasari (2019:70),

mendefinisikan bahwa “Keputusan pembelian konsumen merupakan seleksi

terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.”

Menurut Engel (2000) dalam buku Firmansyah (2019:203) mengatakan

bahwa:

“Proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan

konsistensi dan cara bijaksana yang dapat dengan cepat dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan.”

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan

pembelian adalah serangkaian pilihan yang dibuat oleh konsumen melalui

tahapan-tahapan untuk menentukan suatu pilihan tentang keinginan serta

kebutuhan nya dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan proses

pembelian.

2) Dimensi Keputusan Pembelian

Dalam buku Indrasari (2019:74) dimensi dan indikator keputusan pembelian

menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Tjiptono (2012:184),

yaitu :

1. Pilihan produk

Konsumen bisa mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan lain.

2. Pilihan Merek

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih

sebuah merek.

16
3. Pilihan Penyalur

Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi.

4. Waktu pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda.

5. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang

akan dibelinya pada suatu saat.

3) Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Tjiptono (2012:184)

dalam buku Indrasari (2019:74), yaitu :

1. Pilihan Produk

a. Pengenalan kebutuhan

b. Kebutuhan suatu produk

c. Keberagaman varian produk

d. Kualitas produk

2. Pilihan Merek

a. Pencarian informasi

b. Kepercayaan merek

c. Popularitas merek

3. Pilihan Penyalur

a. Pengevaluasian alternatif

b. Faktor lokasi yang dekat

c. Harga yang murah

17
d. Persediaan barang yang lengkap

4. Waktu pembelian

a. Pembelian jangka pendek

b. Pembelian jangka panjang

5. Jumlah Pembelian

a. Banyaknya produk

b. Kebutuhan akan produk

Penelitian Terdahulu

Tabel 1.3

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil Penelitian

Peneliti Penelitian Penelitian


1 Rofek Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitiannya

Hermanto, Harga Dan menunjukkan kualitas

Kasno Kualitas pelayanan berpengaruh

T.Kasim, Pelayanan signifikan dalam

dan Noer Terhadap melakukan pembelian

Aisyah Keputusan obat di Apotek Hartono

Barlian Pembelian Farma tersebut karena

(2018) Obat Di telah diketahui nilai F

Apotek hitung sebesar 3,272

Hartono Farma lebih besar dari F tabel

Di Kecamatan 3,25..

18
Yosowilangun

Kabupaten

Lumajang
2 Purwantoro Pengaruh Kuantitatif dan Hasil penelitiannya

(2019) Pemilihan Tata Kualitatif menunjukkan bahwa

Letak Produk, variabel kelengkapan

Harga Dan produk memiliki

Kelengkapan pengaruh terhadap

Produk keputusan pembelian.

Terhadap Hal ini dibuktikan

Keputusan dengan nilai thitung =

Pembelian 5,256> ttabel =

Pada Swalayan 1,66055. . Diperkuat

“Grace Mart” dengan nilai signifikansi

Bangun Jaya (0,000 < 0,05 atau 5%)

artinya semua variable

independen berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap keputusan

pembelian (Y) terbukti.

19
3 Rosa Pengaruh Deskriptif Hasil penelitiannya

Lemana dan Kelengkapan asosiatif menunjukkan bahwa

Juwardi Produk Dan Kelengkapan produk

(2017) Penetapan memiliki nilai (Sig.)

Harga 0.140 dengan nilai

Terhadap derajat signifkansi 0.05

Keputusan maka 0.140 > 0.05

Pembelian artinya variabel

Konsumen kelengkapan produk

(Studi kasus berpengaruh signifikan

pada Toko H. secara parsial terhadap

Uding Cisauk keputusan pembelian

Tangerang ) konsumen di Toko H.

Uding Cisauk.
4 Danu Analisis Pendekatan Hasil penelitiannya

Armada dan pengaruh kuantitatif menunjukkan bahwa

Indrarini kualitas produk kualitas pelayanan (X2)

Oetoro dan kualitas berpengaruh terhadap

(2020) pelayanan keputusan pembelian

terhadap (Y), karena berdasarkan

keputusan uji t diketahui bahwa

pembelian nilai signifikasi lebih

konsumen kecil dari 0,05 yaitu

pada apotek sebesar 0,000.

20
BM-41 gresik
Sumber : https://scholar.google.co.id

21
2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah penggambaran hubungan antara variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y), dalam penelitian ini Kualitas

Pelayanan (X1), dan Kelengkapan Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

a. Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian

Hubungan antara kualitas pelayanan dengan keputusan pembelian akan

dipersepsikan oleh pelanggan tergantung dari bagaimana pelayanan yang

diberikan dan diharapkan, jika kualitas pelayanan yang diberikan tidak sesuai

dengan keinginan maka akan berdampak pada ketidakpuasan yang akan

mempengaruhi pada keputusan pembelian, karena kualitas pelayanan adalah hal

yang sangat penting agar konsumen tidak mengurungkan niatnya ketika akan

melakukan keputusan pembelian, mereka juga menginginkan suatu kenyamanan

dan suatu informasi tentang kasiat dari obat tersebut hal itu dapat di peroleh dari

pelayanan yang memuaskan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rofek

Hermanto, Kasno T.Kasim dan Noer Aisyah Barlian (2018:290) tentang Pengaruh

Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Obat di Apotek

Hartono Farma Di Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang, dimana hasil

penelitiannya menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan

dalam melakukan pembelian obat, hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara

simultan harga dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian obat di Apotek Hartono Farma di Yosowilangun.

22
b. Hubungan Kelengkapan Produk terhadap Keputusan Pembelian

Setiap produk yang akan dibeli oleh konsumen akan memenuhi kebutuhan

atau memberi manfaat tertentu. Ciri khas dari suatu produk tidak hanya dari aspek

fisik atau tangible features tetapi juga aspek non fisik atau intangible features

misalnya jasa dan citra yang dapat dilihat. Hubungan antara kelengkapan produk

dengan keputusan pembelian sangat berpengaruh kepada konsumen ketika akan

melakukan keputusan pembelian, hal ini berkaitan dengan kepuasan dari

konsumen untuk melakukan pembelian. Sering kali jika produk kurang lengkap

akan membuat konsumen kecewa bahkan merasa tidak mau datang kembali untuk

membeli produk atau jasa nya lagi.

Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Purwantoro (2019:12)

tentang Pengaruh Pemilihan Tata Letak Produk, Harga dan Kelengkapan Produk

terhadap Keputusan Pembelian Pada Swalayan “Grace Mart” Bangun Jaya yang

menyatakan bahwa faktor kelengkapan produk juga nampaknya sangat

berpengaruh pada konsumen ketika akan melakukan keputusan pembelian. Hal ini

berkaitan dengan kepuasan konsumen dalam berbelanja. Sering kali produk yang

tidak lengkap membuat konsumen merasa enggan untuk kembali berbelanja.

c. Hubungan Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk terhadap

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen dapat terjadi

apabila konsumen itu sudah mendapatkan layanan dari pemberian jasa dan setelah

itu konsumen akan merasakan adanya rasa kepuasan dan ketidakpuasan, maka

23
dari itu konsep keputusan pembelian tidak lepas dari konsep kepuasan konsumen

dalam hal ini kualitas pelayanan dan kelengkapan produk menjadi salah satu

faktor dalam pemenuhan kepuasan yang terjadi.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas mengenai Kualitas Pelayanan (X1)

dan Kelengkapan Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) dan penelitian

terdahulu maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai

berikut :

pX1Y
Kualitas
Pelayanan (X1)

pX1X2Y
Keputusan
Pembelian (Y)
Kelengkapan
Produk (X2)
pX2Y
Gambar 2.1 Model Penelitian

Keterangan :

X1 : Kualitas Pelayanan sebagai Variabel Independen

X2 : Kelengkapan Produk sebagai Variabel Independen

Y : Keputusan Pembelian sebagai Variabel Dependen

pX1Y : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian

pX2Y : Pengaruh Kelengkapan Produk terhadap Keputusan Pembelian

pX1X2Y : Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk terhadap

Keputusan Pembelian

24
2. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019:99), mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Dari kerangka pemikiran diatas, maka terdapat hipotesis sebagai berikut :

H1 : Diduga terdapat pengaruh antara Kualitas Pelayanan (X1) terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

H2 : Diduga terdapat pengaruh antara Kelengkapan Produk (X2) terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

H3 : Diduga terdapat pengaruh antara Kualitas Pelayanan (X1) dan Kelengkapan

Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian assosiatif, dengan

penelitian ini akan mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu

Kualitas Pelayanan (X1) dan Kelengkapan Produk (X2) dan variabel dependen

yaitu Keputusan Pembelian (Y). Menurut Sugiyono (2019:65) menyatakan bahwa

“Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan

antara dua variabel atau lebih.”

Menurut Sugiyono (2019:16) menyatakan bahwa :

“Metode Kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

25
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Untuk metode penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang digunakan

untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan dan kelengkapan produk terhadap

keputusan pembelian dengan rumus-rumus yang akan disesuaikan dalam judul

penelitian.

Dalam pengolahan data dan perhitungannya, peneliti menggunakan program

Microsoft office (Microsoft Excel) dan penggunaan SPSS 20 for windows sebagai

alat bantu, karena menggunakan pengolahan data statistik yang akan diperlukan

untuk pengujian dalam penelitian yaitu SPSS adalah perangkat lunak atau

software yang berfungsi untuk menganalisis data parametic maupun non-

parametic dengan berbasis windows.

2. Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2019:68) menyatakan bahwa :

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

a. Variabel Independen atau bebas

Sugiyono (2019:69) mendefinisikan variabel independen merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

26
variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas

Pelayanan (X1) dan Kelengkapan Produk (X2).

b. Variabel Dependen atau terikat

Sugiyono (2019:69) sering disebut variabel terikat yang merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y)

Untuk pengukuran variabel yang digunakan adalah skala likert, Sugiyono

(2019:146), mendefinisikan bahwa :

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian.”

Pada keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor :

Skor 5 (SS) : Menunjukkan bahwa sangat setuju, artinya responden

sangat setuju dengan pernyataan tersebut


Skor 4 (S) : Menunjukkan bahwa setuju, artinya responden setuju

dengan pernyataan tersebut


Skor 3 (RG) : Menunjukkan bahwa ragu-ragu, artinya responden ragu-

ragu dengan pernyataan tersebut


Skor 2 (TS) : Menunjukkan bahwa tidak setuju, artinya responden tidak

setuju dengan pernyataan tersebut


Skor 1 (STS) : Menunjukkan bahwa sangat tidak setuju, artinya responden

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

Tabel 1.4

Operasional Variabel

27
Definisi Variabel Dimensi Indikator Instrumen Skala
Ukur

Kualitas 1. Berwujud a. Fasilitas fisik Kuesioner Skala


Pelayanan (X1) (Tangibles) yang Likert
adalah suatu mempunyai
keadaan dinamis daya tarik
yang berkaitan b. Karyawan yang
erat dengan berpenampilan
produk, jasa, rapi
sumber daya c. Fasilitas fisik
manusia, serta sesuai dengan
proses dan jenis jasa yang
lingkungan yang ditawarkan
setidaknya dapat 2. Keandalan d. Bila
memenuhi atau (Reliability) menjanjikan
malah dapat akan melakukan
melebihi kualitas sesuatu pada
pelayanan yang waktu yang
diharapkan. telah
ditentukan, pasti
Indrasari akan
(2019:61) direalisasikan
e. Bersikap
simpatik dan
sanggup
menenangkan
pelanggan pada
setiap masalah
f. Jasa
disampaikan
dengan benar
sejak pertama
kali
3. Ketanggapan g. Karyawan yang
(Responsiveness selalu bersedia
) membantu
pelanggan
h. Karyawan yang
tidak terlalu
sibuk sehingga
sanggup
menanggapi
permintaan
pelanggan
dengan cepat

28
4. Kepastian i. Karyawan yang
(Assurance) terpercaya
j. Karyawan yang
selalu bersikap
sopan terhadap
para pelanggan
k. Karyawan yang
berpengalaman
luas sehingga
dapat menjawab
pertanyaan
pelanggan
5. Empati l. Karyawan yang
memberikan
perhatian
personal
m. Perusahaan
yang sungguh-
sungguh
memperhatikan
kepentingan
setiap
pelanggan
n. Karyawan yang
memaham
kebutuhan
spesifik para
pelanggan.
Kelengkapan 1. Lebar a. Variasi merek Kuesioner Skala
Produk (X2) produk Likert
adalah b. Bahan produk
Keberagaman yang beragam
produk yang
menyangkut
kedalaman, luas 2. Kedalaman c. Desain produk
dan kualitas yang beragam
produk yang d. Jenis produk
ditawarkan juga
ketersediaan 3. Keluasan e. Ketersediaan
produk serta produk yang
kelengkapan dijual
produk muali dari f. Ukuran produk
yang beragam

29
merek, ukuran dan 4. Konsistensi g. Variasi kualitas
kualitas serta bauran produk produk
ketersediaan h. Variasi produk
produk. yang dijual

Indrasari
(2019:32)
Keputusan 1. Pilihan produk a. Pengenalan Kuesioner Skala
Pembelian (Y) kebutuhan Likert
yaitu Proses b. Kebutuhan
pengambilan suatu produk
keputusan c. Keberagaman
membeli mengacu varian produk
pada tindakan d. Kualitas produk
konsistensi dan
2. Pilihan merek e. Pencarian
cara bijaksana
informasi
yang dapat dengan
f. Kepercayaan
cepat dilakukan
merek
untuk memenuhi
g. Popularitas
kebutuhan.
merek
Firmansyah 3. Pilihan Penyalur h. Pengevaluasian
(2019:203) alternatif
i. Faktor lokasi
yang dekat
j. Harga yang
murah
k. Persediaan
barang yang
lengkap
4. Waktu l. Pembelian
pembelian jangka pendek
m. Pembelian
jangka panjang
5. Jumlah n. Banyaknya
pembelian produk
o. Kebutuhan akan
produk
Sumber : Diolah dalam berbagai sumber

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Definisi Populasi menurut Sugiyono (2019:16), yaitu “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai

30
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli obat di Apotek

Nero yang tidak diketahui jumlahnya.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2019:127) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Menurut Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982:253)

memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian dalam Sugiyono

(2019:143), yaitu :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-

swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal

30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota

sampel = 10 x 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota

sampel masing-masing 10 s/d 20.

31
Dikarenakan jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti jumlahnya,
maka penelitian ini menentukan jumlah sampelnya mengacu kepada rumus
Cochran (Sugiyono, 2019:136), yaitu :

Sumber : Sugiyono (2019:136)

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

z = Harga dalam kurve normal untuk simpangan 5%, dengan nilai 1,96

p = Peluang benar 50% = 0,5

q = Peluang salah 50% = 0,5

e = margin eror 10%

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti dihitung

sebagai berikut :

n = 96,04 = 97 orang

Dari hasil diatas yaitu 96,04 yang merupakan pecahan dan pada perhitungan

yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas

Sugiyono (2019:143). Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97

orang responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability

sampling dengan jenis sampel incidental sampling.

32
Menurut Sugiyono (2019:131) “Nonprobabillity sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Menurut Sugiyono (2019:133) mendefinisikan Sampling Incidental sebagai

berikut :

“Sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.”

4. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Dalam hal ini peneliti mempelajari tentang literatur-literatur dan karya ilmiah

yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2019:194) menyatakan bahwa : “Data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

33
b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2019 : 194) menyatakan bahwa : “Data sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, lewat orang lain atau lewat dokumen.”

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2019:196) mendefinisikan bahwa :

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.”

3. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2019: 199) : “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

4. Observasi

Menurut Sugiyono (2019:203) : “Teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.”

34
5. Metode Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang di uji benar-

benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang di teliti.

Menurut Ghozali (2016:52) mengatakan bahwa :

“Uji validitas merupakan digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.

Dapat disimpulkan bahwa uji validitas berguna untuk mengetahui valid

atau tidaknya suatu data yang diperoleh.

Sumber : Sugiyono (2019:246)

Keterangan :

r = Nilai korelasi

n = Jumlah responden

X= Skor nilai pernyataan

Y = Jumlah pernyataan tiap responden

∑X= Jumlah skor items

∑Y= Jumlah skor total


35
∑X2=Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total

Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows

dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

Jika Thitung>Ttabel, maka pernyataan terseut dikatakan valid.

Jika Thitung<Ttabel, maka pernyataan tersebut dikatakan tidak valid.

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas atau keandalan adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran

atau serangkaian alat ukur. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan

hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.

Menurut Ghozali (2016:47) mengemukakan bahwa: “Uji reliabilitas sebenarnya

adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk”.

Suatu koesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran

reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan disodori

pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah

ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukuran hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur


36
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0.70

(Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2016:48).

Maka kriteria pengujian reliabilitas nya adalah :

1) Jika : hitung > 0,70 maka Reliabel

2) Jika : hitung < 0,70 maka tidak Reliabel

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah untuk menguji suatu model yang termasuk layak

atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas dan

uji heterokedsitas. Tujuan uji asumsi klasik ini adalah agar dapat memperoleh

nilai paramater yang baik sehingga peneliti dapat diandalkan Pengolahan data

menggunkan SPSS Versi 20.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016 :154) :

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.

Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati

normal. Data berdistribusi normal atau tidak normal dapat diketahui dengan

menggunakan beberapa uji-uji normalitas. Salah satunya uji Kolmogorov Smirnov.

Dasar pengambilan keputusan :

37
a. Nilai Signifikan (sig) atau nilai probabilitas < 0,05, data yang terdistribusi

secara normal.

b. Nilai Signifikan (sig) atau nilai probabilitas > 0,05, data terdistribusi secara

normal

Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali (2016:156), dasar pengambilan

keputusan dari uji normalitas adalah :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis regresi dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2016:103) mengemukkakan bahwa : “Uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independent)”.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Persamaan regresi berganda perlu juga di uji mengenai sama atau tidak

varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi lain, jika

residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan

jika varians tidak mempunyai persamaan disebut heterokedastisitas .

3. Analisis Regresi

38
a. Analisis Linier Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh

beberapa dari variabel independent terhadap variabel dependent, dan variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan (X1),

Kelengkapan Produk (X2) dan Keputusan Pembelian (Y). Untuk menganalisis

regresi berganda yang modelnya dirumuskan sebagai berikut :

Y' = a + b1 X1 + b2 X2
Sumber : Sugiyono (2019:258)

Keterangan :

Y’ = Subjek dalam variabel dependen

a = koefisien

b1 = Standar koefisien regresi dari variabel

b2 = Standar koefisien regresi dari variabel

X1 = Variabel independent

X2 = Variabel independent

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat pengaruh Kualitas Pelayanan

dan Kelengkapan Produk terhadap Keputusan Pembelian.

Pada model regresi linier berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi

untuk variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melihat koefisien

determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka

39
dapat dikatakan terdapat kontribusi yang kuat antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Kd = r2×100%

Sumber : (Sugiyono :2016)

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Korelasi

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh, variabel

bebas dan variabel terikat maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang

diajukan dalam penelitian. Untuk pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen , dilakukan terhadap uji hipotesis statistik yatu menguji uji T dan uji F.

a. Uji T (Uji Parsial)

Uji T dilakukan untuk menguji apakah tiap-tiap variabel independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila hasil uji

thitung ˃ ttabel berarti variabel cukup signifikan untuk mempengaruhi variabel

dependen.

Sumber : Sugiyono (2019:248)

40
Keterangan :

t = Distribusi t

n = Banyaknya sampel

r = Nilai koefisien korelasi

Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan

membandingkan thitumg dengan ttabel kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Daerah Daerah
penolakan H0 Daerah penolakan H0
penerimaan H0

-ttabel ttabel thitung

Gambar 1.3
Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji T
Sumber :Sugiyono (2019:248)
Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

- Ho ditolak jika thitumg ≥ ttabel, maka Ha diterima.

- Ho diterima jika thitumg ≤ ttabel, maka Ha ditolak.

b. Uji F (Uji Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

pengaruh variabel independen yaitu Kualitas Pelayanan dan Kelengkapan Produk

secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen yaitu Keputusan

Pembelian. Apabila Fhitung > Ftabel berarti variabel independen signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

41
Fh =

Sumber : Sugiyono (2019:257)

Keterangan :

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variable independen

n = Jumlah anggota sampel

Daerah
Penolakan (Ho)
Daerah
Penerimaan (Ho)
Ftabe F hitun
l ggg

Gambar 1.4
Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji F

Untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan


membandingkan Fhitung dengan Ftabel . Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut :
1. Jika Fhitumg ≥ Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen yaitu variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Y.
2. Jika nilai Fhitumg ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
independen yaitu variabel X1 dengan variabel X2 secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen
yaitu Y.

42
DAFTAR PUSTAKA

Ariana, L., Prihadyanti, D., Hartiningsih, Maulana, I., & Alamsyah, P. (2015).
Tecnogical Catch-up Industri Farmasi Indonesia. Jakarta: LIPI Press.

Armada, D., & Oetoro, I. (2020). Analisis pengaruh kualitas produk dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen pada apotek BM-41
gresik. JOURNAL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DR
SOETOMO VOLUME 25 EDITION 1 PAGE 98-121, 99.

Firmansyah, M. A. (2019). Pemasaran Produk dan Merek (Planning & Strategy).


Surabaya: CV. Penerbit Qiara Media.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Multivariete Deangan Program IBM SPSS 23.


Semarang: Universitas Diponegoro.

Hermanto, R., Kasim, K. T., & Barlian, N. A. (2018). Pengaruh Harga Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Obat Di Apotek
Hartono Farma Di Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
Progress Conference Vol. 1, No. 1, E-ISSN :2622-304X , P-ISSN : 2622-
3031, 283-291.

Indrasari, M. (2019). Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan. Surabaya: Unitomo


Press.

Lemana, R., & Juwardi. (2017). Pengaruh Kelengkapan Produk Dan Penetapan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Stidi Kasus Pada Toko
H. Uding Cisauk Tangerang). Journal Pemasaran Kompetitif Manajemen
Pemasaran no. ISSN (cetak) 2598-0823 Vol. 1 No.1 / Oktober, 1-19.

Purwantoro. (2019). Pengaruh Pemilihan tata Letak Produk, Harga dan


kelengkapan Produk terhadap Keputusan Pembelian pada Swalayan
"Grace Mart" Bangun Jaya. HJIMB Vol 1, No. 2 2019, pp: 12-17 ISSN :
2684-9666(cetak) 2684-8503(online), 15.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Utami, C. W. (2017). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional


Bisnis Ritel Modern di Indonesia Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Yamit, Z. (2018). MANAJEMEN KUALITAS Produk dan Jasa. Yogyakarta:


Ekonisia.

43
https://ekonomi.bisnis.com/read/20201105/257/1314155/gpfi-bps-berbeda-angka-
pertumbuhan-industri-farmasi-kala-pandemi , diakses pada 17 Januari
2021

https://www.knic.co.id/id/bagaimana-perkembangan-industri-farmasi-di-indonesia

, diakses pada 19 Maret 2021

44

Anda mungkin juga menyukai