Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA PRODUK TERHADAP

LOYALITAS PELANGGANG PRODUK MGS SASA

PT.TUMBAKMAS NIAGA SAKTI BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Manajemen

Ditulis Oleh :

IRA WAHYUNI
NIM : 171010507155

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2021
LEMBAR MOTTO

“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep
moving”

“Hidup itu seperti mengedarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan,


Anda harus terus bergerak”

(Albert Einstein)

“sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan bekerja
untuk mencapainya”

“Masa kini juga anugerah. Aku tak akan mengisi masa dengan penyesalan
lagi”

“It`s what you do right now that makes a difference”

“Apa yang Anda lakukan sekarang yang membuat perbedaan.”

(Black Hawk Down)

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA PRODUK TERHADAP


LOYALITAS PELANGGANG PRODUK MSG SASA
PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Oleh :

IRA WAHYUNI
NIM : 171010507155

Skripsi telah disetujui dan diketahui untuk diajukan kepada dewan penguji :

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Skripsi, a.n Ketua Program Studi Manajemen,
Sekertaris Prodi Manajemen

Dr.Waluyo Jati, M.M.,


NIDN : NIDN : 0421105901

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA PRODUK TERHADAP


LOYALITAS PELANGGANG PRODUK MSG SASA
PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI

Oleh :

IRA WAHYUNI
NIM : 171010507155

Skripsi telah dipertahankan di majelis penguji skripsi, Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, pada tanggal ……. 2021 dan dinyatakan

LULUS

Pembimbing Skripsi

NIDN :

Menyetujui

Penuji I, Penguji II,

Ketua Program Studi Manajemen

Dr.Kasmad, S.E., M.M


NIDN : 0402046806

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ira wahyuni

NIM : 171010507155

Program Studi : Ekonomi/ Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Judul Skipris : PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA PRODUK


TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PRODUK
MSG SASA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini di tulis dengan penuh tanggung jawab dan benar – benar hasil
penelitain pribadi :
2. Skripsi ini bukan hasil plagiat dana atau menyalin dari skripsi orang lain ;
3. Setiap kutipan, saduran dana tau pernyataan yang terdapat di dalam
Skripsi ini, merupakan rujukan yang disebutkan jelas sumbernya
dicantumkan dalam daftar pustakan;
4. Apabila di kemudian hari, terbukti ada pelanggangaran mengenai keaslian
Skripsi ini, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar – benarnya, dan dapat


dipertanggung jawabkan.

Tangerang,

IRA WAHYUNI
NIM : 171010507155

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ira Wahyni

Tempat, Tanggal lahir : Bogor, 26 Juni 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat :

Telepon :

Riwayat Pendidikan :

Demikinalah daftar riwayar hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tangerang,

IRA WAHYUNI
NIM : 171010507155

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya yang telah membimbing saya serta memotivasi dan

mendoakan saya sukses selalu

2. Untuk keluarga saya ucapkan terimakasih yang selalu mendukung dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

3. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan

dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

vi
ABSTRAK

Kata Kunci: Citra Merek, Harga Produk,Loyalitas Pelanggan

vii
ABSTRAK

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya saya

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Citra Merek dan Harga

Produk Terhadap Loyalitas Pelangga Pada Produk MSG Sasa”. Maksud dan

tujuan pembuatan skirpsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menempuh siding skirpsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dalam Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.

Saya menyadari dalam penyusunan skrispisi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,

izinkan saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.(H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya

yang telah mewujudkan mimpi – mimpi anak bangsa dengan memperoleh

adanya pendidikan dengan biaya terjangkau dan bekualitas.

2. Bapak Dr. E. Nurzaman, A.M.,M.M., M.Si., selaku Rektor Wakil Rektor I

Universitas Pamulang semakin berkualitas.

3. Bapak Dr.(c) Ubaid Al Faruq. S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Rektor II

Univeritas Pamulang.

4. Bapak Dr. M. Wildan, S.S., M.A., selaku Wakil Rektor III Universitas

Pamulang.

5. Ibu Dr. RR Dewi Anggraini, S.H., M.H., selaku Wakil Rektor IV

Univeritas Pamulang.

ix
6. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan

Fakulkas Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas

Ekonomi menjadi semakin baik.

7. Bapak Dr. Kasmad, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen

S1 yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.

8. Bapak Dr. Udin Ahidin, S.E., M.M., C.M.A., CT., selaku Wakil Ketua

Program Studi Manajemen Univeritas Pamulang.

9. Bapak Drs. Waluyo Jati, M.M., selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Universitas Pamulang.

10. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan

tenaga guna memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam

penyelesaian skripsi ini.

11.

12. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan ilmu dengan keikhlasan, ketulusan dan dedikasi yang

tinggi mengajarkan segenap kemampuan akademiknya kepada penulis

13. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa restunya sehingga saya

dapat menyelesaikan tugas skirpis ini. Terima kasih atas do’a yang tidak

henti-henti nya, dukungan yang selalu diberikan, pengertian yang begitu

banyak di berikan serta kasih sayang yang tidak pernah berkurang.

14. Segenap Staf dan Biro Akademik serta Staf Perpustakaan yang dengan

santun dan penuh integritas melayani penulis selama menempuh studi di

Universitas Pamulang.

x
15. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan

dan do’a yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari yang

diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para

pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.

Pamulang,

IRA WAHYUNI
NIM : 171010507155

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR MOTTO................................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................vi

LEMBAR PERSEMBAHAN..............................................................................vii

KATA PENGANTAR.........................................................................................viii

ABSTRAK..............................................................................................................x

ABSTRAK.............................................................................................................xi

DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian.................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................11

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................11

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................12

BAB II TINJAU PUSTAKA

2.1 Landasan Teori................................................................................13


2.2 Penelitian Terdahulu........................................................................56
2.3 Kerangka Berpikir...........................................................................61
2.4 Pengembangan Hipotesis.................................................................63

xii
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.................................................................................64


3.2 Tempat dan waktu Penelitian...........................................................64
3.3 Operasional Variabel........................................................................65
3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................69
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................72
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................88


4.2 Hasil Penelitian......................................................................................
4.3 Hasil Deskriftif......................................................................................
4.4 Pembahasan Penelitian..........................................................................
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...........................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Top Brand Index Kategori Bumbu Penyedap Rasa 2020.....................8
Tabel 1.2 Penjualan MSG SASA Tahun 2016-2020............................................9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................57
Tabel 3.1 Waktu Penelitian................................................................................66
Tabel 3.2 Operasional Variabel..........................................................................68
Tabel 3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefiesin Korelasi.........85

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Penjualan MSG SASA Tahun 2016-2020...........................10


Gambar 2.1 Indikator Citra Merek.....................................................................38
Gambar 2.2 Indikator Harga Produk..................................................................44
Gambar 2.3 Indikator Loyalitas Pelanggan........................................................56
Gambar 2.4 Kerangka Berfikir...........................................................................63
Gambar 4.1 Simbol PT. Tumbakmas Niagasakti...............................................91
Gambar 4.2 Rangkaian Produk-Produk Tumbakmas Niagasakti.......................91
Gambar 4.3 Simbol dan Gambar Produk MSG SASA.......................................93
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT.Tumbakmas Niagasakti.............................94

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Keuangan
2. Sertifikat Seminar
3. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat setiap

perusahaan dituntut untuk siap mengahadapi persaingan bisnis yang

semakin ketat dengan perusahan-perusahaan lain dari seluruh dunia dalam

mengebangkan globalisasi. Perusahaan juga harus mengikuti

perkembangan zaman agar tidak tertinggal dengan pesaingnya.

Perkembangan dunia bisnis dalam era globalisasi ini semakin pesat dan

memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Sejalan dengan itu tingkat pendapatan semakin baik dan daya beli

masyarakat menjadi meningkat, sehingga pola konsumsi masyarakat pun

berubah. Masyarakat yang biasa dalam kehidupan sehari-harinya

mengkonsumsi makanan atau bumbu yang diolah dan dimasak sendiri,

dikarenakan kegiatan yang padat dan tidak memungkinkan untuk masak

sendiri maka akan mencari alternatif lain contohnya membeli bahan

makanan atau bumbu siap saji.

Masyarakat yang menginginkan segala sesuatu dalam bentuk

instan, termasuk bumbu masak. Bumbu instan menjadi salah satu alternatif

masyarakat dalam menyajikan masakan untuk menghemat waktu karena

praktis. Salah satu produk bumbu instan yang beredar di pasaran saat ini

yaitu Racik atau Penyedap Rasa Sasa.

1
PT. Tumbakmas Niagasakti merupakan perusahaan dagang yang

spesialisasinya ada pada consumer goods. Ada beberapa produk yang

dipegang oleh PT. Tumbakmas Niagasakti diantara lain: Sasa, M-150,

Salonpas, Lotte, Supermax, Kopi-41, Berri, Clickz, Meiji. Selain itu, PT.

Tumbakmas Niagasakti merupakan perusahaan distributor berskala

nasional yang dinamis, entreprener dan kuat. Elemen-elemen ini

merupakan bukti dari logo perusahaan. Apapun teknologi yang dipakai,

PT. Tumbakmas Niagasakti secara tetap berada pada jalur pemimpin,

selalu mendistribusikan barang dengan baik.

Sasa Inti merupkana salah satu produk yang dipegang oleh PT.

Tumbakmas Niagasakti,sasa inti sebagai memimpin kategori dengan

menciptakan berbagai inovasi produk melalui brand Sasa, mulai dari

Monosodium Glutamat (MSG), tepung bumbu, santan, bumbu instan,

kaldu penyedap, dan rangkaian saus yang memberikan pengalaman rasa

untuk semua selera dan membantu konsumen menikmati makanan

lezat,sehat, dan berkualitas. Nama "Sasa" merupakan singkatan dari "Sari

Rasa" yang memiliki slogan (brand tagline) "Sasa Melezatkan", sesuai

dengan perannya dalam melezatkan beragam cita rasa masakan. Salah satu

tujuan dari setiap perusahan adalah menciptakan pangsa pasar dan

mendapatkan konsumen. Untuk itu setiap perusahaan menghadapi

beberapa permasalahan karena saat ini konsumen mengalami

beranekaragam pilihan produk. Dalam memenuhi kebutuhan dan

2
keinginan, konsumen akan melakukan pembelian. Sebelum melakukan

pembelian, konsumen melalui proses pembelian.

PT. Sasa Inti adalah perusahaan yang dikenal sebagai pengahsil

bumbu penyedap rasa (Monosodium Glutamat) atau yang lebih dikenal

masyakarat sebagai vetsin. Dalam proses di PT. Sasa Inti, khususnya

proses evaporasi (pemekatan asam glutamat), kristalisasi, dan sterilisasi,

sangat membutuhkan uap {steam). Oleh karena itu, BTG (Boiler Turbine

Generator) di PT. Sasa Inti merupakan bagian dari departemen teknik

yang berfungsi sebagai penghasil uap {steam) untuk keperluan proses

tersebut, selain itu uap juga dipakai untuk menggerakkan turbin, untuk

menghasilkan listrik sebesar 5170 KW yang digunakan untuk keperluan

pabrik. Dengan demikian BTG ini merupakan salah satu dari ketiga

pembangkit listrik yang ada, selain sumber dari PLN dan 5 unit diesel

genset.

Salah satu tujuan dari setiap perusahan adalah menciptakan pangsa

pasar dan mendapatkan pelanggan. Untuk itu setiap perusahaan

menghadapi beberapa permasalahan karena saat ini pembeli mengalami

beranekaragam pilihan produk. Dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginan, konsumen akan melakukan pembelian. Sebelum melakukan

pembelian, konsumen melalui proses pembelian.

Menurut Manap (2016)“menyatakan Loyalitas pelanggan

merupakan hal yang sangat penting bagi perusahan, ketika kompetisi

bisnis yang semakin ketat seperti saat ini. Pentingnya loyalitas pelanggan

3
bagi perusahaan sudah tidak diragukan lagi, banyak perusahaan sangat

berharap dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang,

bahkan jika mungkin untuk selamanya. Loyalitas merupakan kesediaan

konsumen untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka

panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara

berulang-ulang dan lebih baik lagi secara ekslusif, dan dengan suka rela

merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman dan

rekan-rekannya”. Sedangkan Menurut Saravanakumar (2014) menyatakan

“Loyalitas pelanggan mengekspresikan perilaku yang dimaksudkan

berkaitan dengan produk atau jasa untuk perusahaan. Loyalitas pelanggan

sebagai pola pikir pelanggan memegang sikap yang menguntungkan

terhadap perusahaan, berkomitmen untuk membeli kembali produk atau

jasa perusahaan dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang

lain”. Dan menurut Tjiptono (2014) “Loyalits pelanggang adalah

komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok

berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka

panjang.artinya bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya

kombinasi dari kepuasan dan keluhan para pelanggang”. Loyalitas

pelanggan memegang peranan sangat penting dalam organisasi bisnis atau

usaha yang dilakukan. Loyalitas pelanggan meliputi komponen sikap dan

komponen perilaku pelanggan. Komponen sikap pelanggan merupakan

gagasan seperti niat kembali untuk membeli produk atau layanan

tambahan dari perusahaan yang sama, kesediaan merekomendasikan

4
perusahaan kepada orang lain, demonstrasi komitmen kepada perusahaan

dengan menunjukkan perlawanan jika ada keinginan beralih ke pesaing

lain dan kesediaan untuk membayar dengan harga premium.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen

antaranya yaitu Citra Merek dan Harga Produk. Pendekatan penjualan

menghendaki para produsen memperluas pemasarannya, sehingga

produsen akan mendekati para konsumen walaupun mempunyai jarak

yang sangat jauh. Permasalahan bagi produsen untuk menghadapi

konsumen tersebut adalah bagaimana cara memberi penjelasan kepada

konsumen tentang keunggulan dan manfaat produk yang telah dihasilkan

dalam citra merek. Untuk memberikan penjelasan kepada konsumen, perlu

ada perantara atau penghubung antara produsen dan konsumen untuk

menginformasikan mengenai suatu produk yang telah dihasilkannya,

misalnya dengan cara mempromosikannya melalui citra merek. Saat ini

citra merek dapat dikatakan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-

hari, tetapi kehadirannya hampir saja tidak pernah di sadari. Dalam citra

merek juga dapat terlihat dimana para produsen saling memperebutkan

perhatian konsumen, yaitu dengan maraknya citra merek atau stiker dan

baner merek yang tepasang dimana –mana , media cetak, ataupun dipusat-

pusat keramaian dan tepi jalan raya.

Citra merek (Brand Image) adalah suatu aspek atau unsur penting

yang berhubungan dengan produk. Terlebih lagi di abad ke-21 seperti

sekarang ini yang semakin modern, dengan ditunjukkan semakin

5
berkembangnya pertumbuhan ekonomi serta teknologi yang semakin

canggih. Memberikan dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat

yang secara tidak langsung merubah konsep pemikiran yang lebih praktis

dan ekonomis untuk mencapai taraf hidup yang semakin modern.

Masyarakat yang modern ditunjukkan dengan seringnya menuntut prestige

di dalam kehidupan sosialnya. Setiap individu menjadi lebih terbuka

dalam memberikan standar nilai yang tinggi pada kualitas produk dan

pelayanan.

Menurut Shinta dalam Jurnal Pertiwi,dkk (2016:181) menyatakan

bahwa “harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk rupiah

guna pertukaran / transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar

konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa Harga berpengaruh pada

kepuasan konsumen, hal ini berarti bahwa harga sama dengan apa yang

diharapkan konsumen.

MSG sasa merupakan brand terkenal dalam pasar dan dikenal

banyak khalayak luas. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa MSG

sasa mampu dikenal sebagai bumbu penyedap rasa dengan kualitas yang

baik merupakan hal yang penting untuk membangun Loyalitas Pelanggan.

Tabel 1.1
Top Brand Index
Kategori Bumbu Penyedap Rasa 2020

2020
Merek
TBI (%) TOP (%)
Royco 40.8% TOP
Masako 24.8% TOP

6
Sasa 10.4% TOP 
Ajinomoto 10.1%  
Indofood Magic Lezat 4.3%
Sumber : www.topbrand-award.com
Di tahun 2020 terakhir bumbu sasa masuk top brand index (TBI)

dalam kategori bumbu penyedap rasa. Persentase bumbu penyedap rasa

memang sudah befluktuasi dari tahun ke tahun.

Pembeli merupakan salah satu konsumen yang banyak

mengosumsi bumbu penyedap rasa yang telah banyak beredar di

masyakarat. Bumbu penyedap rasa dapat diperoleh di berbagai tempat,

mulai dari supretmarket, toko-toko kecil hingga warung. Di kota Bogor

terdapat beberapa toko. Yang menjual bumbu penyedap rasa sehingga

memudahkan masyarakar Bogor untuk membeli dan mengkonsumsi

bumbu penyedap rasa tersebut.

Sesuai dengan metode yang akan digunakan, maka dari berbagai

merek MSG yang ada dipasaran seperti Sasa, Miwon, Ajinomoto,

Biomiwon, dan Indorasa, peneliti hanya menggunakan merek-merek yang

bersaing untuk mengukur citra setiap merek MSG tersebut. Merek

Biomiwon dan Indorasa diklasifikasikan dalam merek lain-lain dalam

perhitungan. Merek Sasa, Miwon, dan Ajinomoto digunakan untuk

mengetahui lebih jauh, mana dari ketiga merek tersebut yang memiliki

brand image yang positif hasil penilaian konsumen.

Maka peneliti melalukan prasurvei terhadap bumbu penyedap rasa.

Di Giant Bojong Sari Sesuai dengan metode yang akan digunakan, maka

dari berbagai merek MSG yang ada dipasaran seperti Sasa, Miwon,

7
Ajinomoto, Biomiwon, dan Indorasa, peneliti hanya menggunakan merek-

merek yang bersaing untuk mengukur citra setiap merek MSG tersebut.

Merek Biomiwon dan Indorasa diklasifikasikan dalam merek lain-lain

dalam perhitungan. Merek Sasa, Miwon, dan Ajinomoto digunakan untuk

mengetahui lebih jauh mana dari ketiga merek tersebut yang memiliki

brand image yang positif hasil penilaian konsumen.

Tabel 1.2
Penjualan MSG SASA dari tahun 2016-2020

Jumlah %
No Tahun Harga Produk Transaksi ↑↓Transaksi
Produk Keuntungan
1.294.090.00
1 2016 2780 Karton 465500/Karton 0% -
0
1.193.076.50
2 2017 2563 Karton 465500/Karton -8% ↓101.013.500
0
1.601.320.00
3 2018 3440 Karton 465500/Karton 34% ↑408.243.500
0
1.084.615.00
4 2019 2330 Karton 465500/Karton -32% ↓516.705.000
0
5 2020 1696 Karton 465500/Karton 789.488.000 -27% ↓295.127.000
Sumber : Data Diolah 2021

GAMBAR 1.1
Grafik Penjualan MSG Sasa Tahun 2016-2020

8
40% % Keuntungan
34%
30%

20%

10%

0%0%
2016 2017 2018 2019 2020
-10% -8%

-20%
-27%
-30% -32%
-40%

Sumber : Data Diolah 2021

Menurut data diatas, perolehan pejualan yang dilakukan oleh

konsumen Di Giant Bojong Sari setiap tahun hampir meningkat. Namum

dilihat dari detail pertumbuhan transaksi tahun 2018 ke 2019 mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun 2017 ke 2018 yaitu dari 48.600.000

menjadi 56.700.000, sehingga mengalami kenaikan sebesar 8.100.000.

Sedangkan pertumbuhan pada transaksi tahun 2018 ke 2019 yaitu sebesar

56.700.000 menjadi 78.300.000, sehingga mengalami kenaikan yang

sedikit besar yaitu 21.600.000 transaksi.

Ada pula yang menyatakan bahwa MSG sasa dapat merusak

kesehatan tubuh khususnya otak dan kecerdasa. Hasil prasurvei yang

lainnya menyatakan bahwa MSG sasa merupakan merek bumbu yang

memiliki kualitas banyak dibandingkan dengan merek MSG lainnya.Selain

itu hasil prasurvei dari beberapa masyarakat juga menyatakan harga dari

MSG sasa dan kurang terjangkau. Maka dari berbagai uraian diatas,

peneliti tertarik dan ingin meneliti di beberapa mengenai citra merek,

9
harga produk dari MSG sasa akan mempengaruhi loyalitas produk pada

MSG sasa di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek dan Harga Produk

Terhadap Loyalitas Pelanggang Produk MSG SASA PT Tumbakmas

Niaga Sakti”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggang

Porduk MSG Sasa ?

2. Apakah ada pengaruh Harga Produk Terhadap Loyalitas Pelanggang

Produk MSG Sasa?

3. Apakah ada pengaruh Citra Merek dan Harga Produk Terhadap

Loyalitas Pelanggang Produk MSG Sasa?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukana diatas, maka

tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalits

Pelanggan?

2. Untuk mengetahui Pengaruh Harga Produk Terdahap Loyalits

Pelanggan?

10
3. Untuk mengetahui Pengaruh Citra Merek dan Harga Produk secara

bersamaan Terdahap Loyalits Pelanggan?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan

wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen pemasaran,

khususnya komunikasi pemasaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan mengenai

pengaruh citra merek dan harga produk terhadap loyalitas pelanggan

sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun strategi pemasaran,

termasuk strategi komunikasi pemasaran.

b. Bagi Universitas Pamulang

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dan dapat digunakan

sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian

lebih lanjut.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang diperoleh selama menempuh studi di perguruan tinggi, serta

menambah wawasan di bidang pemasaran yang dapat dijadikan bekal

untuk di dunia kerja nantinya.

11
BAB II

TINJAU PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen secara dasar adalah suatu seni didalam

sebuah proses dan ilmu pengorganisasian contoh diantaranya adalah

seperti pergerakan, pengendalian, pengawasan, pengorganisasian, serta

perencanaan. Pengertian manajemen didasari sebagai suatu seni karena

seni itu sendiri memiliki berbagai fungsi diantaranya untuk

mewujudkan tujuan yang nyata dengan cara memberikan manfaat,

sedangkan pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dikarenakan ilmu

mempunyai fungsi untuk menerangkan serta menjelaskan secara rinci

dan mudah dimengerti tentang berbagai macam fenomena atau

kejadian sehingga kajian tersebut dapat memberikan penjelasan yang

benar-benar kongkrit dan jelas.

Manajemen memiliki arti yaitu memimpin, mengusahakan,

mengendalikan, mengurus, serta mengelola. Pengertian manajemen

secara etimologis adalah suatu seni melaksanakan serta mengatur.

Pengertian manajemen secara ilmu dapat disebut sebagai bagian dari

12
displin ilmu yang mengenalkan serta mengajarkan tentang proses

untuk

13
mendapatkan tujuan yang diinginkan organisasi baik itu tujuan

usaha bersama dengan orang secara pribadi ataupun sumber milik

organisasi. Adapun orang yang melaksanakan tugas keseharian

ataupun tugas yang berkaitan tentang manajemen itu sendiri disebut

manajer.

Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian manajemen

diantaranya sebagai berikut:

Menurut Robbins dan Coulter (2012:36) “manajemen adalah

mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan orang lain sehingga kegiatan

mereka selesai dengan efisien dan efektif”.

Menurut Sudarwan dan Yunan Danim (2010:18) mengemukakan

bahwa manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan

pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan

sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan

tertentu.

Pengertian manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:9)

mengemukakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Afandi (2018:1) manajemen adalah bekerja dengan

orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan

14
fungsi perencanaan (planning), pengoorganisasian (organizing),

penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan

kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian manajemen adalah suatu proses dalam melaksanakan tujuan

yang direncanakana serta diawasi.

b. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu

ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

tujuan. Menurut Henry Frayol (2010:180) Manajer menjalankan fungsi

manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengoordinasi, dan

mengendalikan. Dan biasa juga dengan: perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendaian.

Berikut tujuan fungsi manajemen menurut Henry Frayol

(2010:180) terdiri dari :

1) Fungsi Perencanaan (Planning)

Meliputi tugas-tugas menyusun rencana kegiatan kedepan dari

suatu organisasi, yang meliputi rencana jangka panjang, menengah,

pendek, rencana kegiatan serta menetapkan target yang hendak

dicapai.

15
2) Fungsi pengorganisasian (organization)

Meliputi tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang

melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokan, siapa

melapor kepada siapa, dimana keputusan harus diambil.

3) Fungsi kepemimpinan (leading)

Karena suatu organisasi terdiri dari orang-orang adalah tugas

seorang manajer untuk mengarahkan dan mengoordinasikan orang-

orang ini. Saat mereka mengarahkan, memotivasi, memilih saluran

komunikasi yang efektif atau memecahkan konflik antar anggota

semuanya ini adalah fungsi kepemimpinan seorang manajer.

4) Fungsi pengendalian (controlling)

Setelah tujuan-tujuan ditentukan, rencana di tuangkan, pengaturan

struktural digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, di

motivasi masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru

untuk memastikan semua urusan berjalan sebagai mana mestinya

seorang manajer harus memantau kinerja organisasi.

c. Manfaat Manajemen

Menurut Roni Angger Aditama (2020) Fungsi manajemen yang

dijadikan secara cermat dan sistematis dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1) Membantu manajer dan para anggota untuk merancang strategi

melaui pendekatan yang lebih sistematis, rasional dan efektif.

16
2) Mendapatkan hasil yang maksimal melalui proses yang

menyeluruh.

3) Manajemen akan memudahkan kita untuk menyajikan kerangka

kerja untuk jangka pendek maupun jangka panjang sehingga target

pun akan lebih mudah untuk ditentukan.

4) Membantu proses alokasi sumber daya yang efektif

5) Mendorong tumbuhnya sikap profesiona dalam diri setiap anggota

organisasi yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas.

d. Tujuan Manajemen

Tujuan manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan (2012:1)

mendefinisikan “Manajemen adalah seni dan ilmu untuk mengukur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara sefektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu”.

Tujuan manajemen dalam sebuah organisasi yaitu:

1) Menjalankan dan mengevaluasi strategi yang direncanakn agar

dapat berjalan secara efektif.

2) Melakukan peninjauan kembali terhadap kekuatan, kelemahan,

serta ancaman pad organisasi. Dari kedua pendapat tersebut,

penulis menyimpulkan bahwa tujuan manajemen untuk

mengefektifkan dan mengefisienkan pendayagunaan segala

seumber daya yang tesedia guna pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sesuai dengan kemampuan mengatur dalam suatu

organisasi.

17
e. Prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa

perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan

situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol (2010), seorang

pencetus teori manajemen yang berasal dari perancis. Prinsip-prinsip

umum manajemen ini terdiri dari :

1) Pembagian kerja (Division of work)

2) Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

3) Disiplin (Dicipline)

4) Kestauan perintah (Unity of Command)

5) Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

6) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

(Subordination of individual interest to general interest)

7) Pembayaran upah yang adil (Renumeration)

8) Pemusatan (Centralisation)

9) Heirarki (Hierarchy)

10) Tata tertib (Order)

11) Keadilan (Equity)

12) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure personal)

13) Inisiatif (Inisiative)

14) Semangat kesatuan (Esprint de corp)

f. Unsur Manajemen

18
Untuk membentuk sistem manajerial yang baik dibutuhkan unsur

manajemen didalamnya. Semua unsur tersebut saling melengkapi satu

sama lain, jika salah satunya tidak ada maka akan berimbas pada hasil

keseluruhan pencapaian suatu organisasi.

Menurut Hasibuan (2016:20) unsur-unsur manajemen yaitu terdiri

dari:

1) Manusia (human) Faktor yang paling utama dalam manajemen

adalah manusia. Manusia membuat tujuan dan melakukan proses

pencapaian tujuan tesebut.

2) Uang (money) Selain manusia, uang juga merupakan unsur

manajemen yang sangat berpengaruh karena hasil kegiatan dapat

diukur dari jumlah yang beredar di suatu perusahaan. Adanya uang

bisa menjadi alat dalam proses pencapaian tujuan dengan

penggunaannya yang diperhitungkan secara rasional.

3) Bahan (Materials) Ketersediaan bahan baku atau material sangat

vital dalam proses produksi. Tanpa material, perusahaan tidak bisa

mengolah sesuatu untuk dijual.

4) Mesin (machines) Mesin sangat dibutuhkan manusia untuk

memudahkan suatu pekerjaan. Penggunaan mesin akan

meningkatkan hasil dan keuntungan serta membuat proses kerja

menjadi lebih efektif.

5) Metode (methods) Pekerjaan dapat berjalan dengan efektif dan

efisien bila dilakukan dengan metode yang tepat. Suatu metode

19
kerja harus mempertimbangkan sasaran, fasilitas, waktu, uang, dan

kegiatan bisnis.

2. Pengertian Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk

memajukan perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam

bidang barang dan jasa. Kesuksesan perusahaan banyak ditentukan

oleh prestasi di bidang pemasaran. Pemasaran merupakan proses

mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskan

konsumen dengan produk dan pelayanan yang baik. Aktivitas

pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan

menjual produk, tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna

pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan atau menjual produk

saja, melainkan aktivitas yang menganalisa dan mengevaluasi tentang

kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring berjalannya waktu,

masyarakat ikut berkembang, tidak hany berkembang dalam tingkat

pendidikan, teknologi, gaya hidup masyarakat pun ikut berkembang.

Dengan demikian perusahaan harus bisa mengikuti perkembangan

tersebut.

20
Menurut Kotler dan Amstrong (2014:27) “pemasaran adalah proses

dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap

nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”.

Menurut Hasan (2013:4) “pemasaran adalah proses

mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta

memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk

memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut Mullins & Walker

(2013:5) “pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan

kegiatan yang diperlukan mengaktifkan individual dan organisasi

untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

bertukar dengan lain dan mengembangkan hubungan bertukar

berkelanjutan”.

Menurut Dayle dalam Sudaryono (2016:41) “pemasaran adalah

proses manajemen yang berupaya memaksimumkan laba (retutns) bagi

pemegang saham dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan

utama (valued customers) dan menciptakan keunggulan kompetitif”.

Menurut Melydrum dalam Sudaryono (2016:41) “pemasaran

adalah proses bisnis yang berusaha menyelaraskan antara sumber daya

manusia, finansial dan fisik organisasi dengan kebutuhan dan

keinginan para pelanggan dalam konteks strategi kompetitif”.

Beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial atau

21
fungsi organisasi dalam kegiatan bisnis yang bertujuan untuk

menyalurkan atau mendistribusikan barang dalam rangka memuaskan

kebutuhan konsumen.

b. Konsep Pemasaran

Konsep-konsep inti pemasaran meliputi: kebutuhan, keinginan,

permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan, pertukaran,

transaksi, dan hubungan pasar. Kita dapat membedakan antara

kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu

keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan

adalah suatu kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap

kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan permintaan

adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih

efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2013:184), dalam

pemasaran terdapat lima konsep yang merupakan dasar pelaksanaan

kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep

produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran

holistik, berikut penjelasannya:

1) Konsep Produksi

22
Konsep Produksi adalah salah satu konsep tertua dalam bisnis.

Konsep ini menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk

yang tersedia dalam jumlah banyak dan tidak mahal. Para manajer

dari bisnis yang berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk

mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan

distribusi massal. Pemasar juga menggunakan konsep produksi

ketika suatu perusahaan ingin memperluas usaha.

2) Konsep Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk

yang menawarkan kualitas kinerja, atau fitur inovatif terbaik.

Manajer dari organisasi ini berfokus untuk membuat produk yang

unggul dan senantiasa memutakhirkannya. Suatu produk baru tidak

akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan, dan

penjualan yang tepat.

3) Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen bahwa konsumen

dan bisnis, jika dibiarkan tidak akan membeli cukup banyak

produk organisasi. Karenanya organisasi tersebut harus melakukan

upaya penjualan dan promosi yang agresif. Konsep penjualan

dipraktikkan paling agresif untuk barang-barang yang tidak dicari,

yaitu barangbarang yang biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli

konsumen, seperti asuransi, ensiklopedia, dan peti mati. Pemasaran

23
model ini mengasumsikan bahwa pelanggan yang terbujuk untuk

membeli suatu produk akan menyukai produk tersebut, dan jika

ternyata tidak, mereka bukan hanya tidak akan mengembalikan

atau menjelek-jelekkan produk tersebut atau mengeluh kepada

organisasi konsumen, melainkan mungkin membeli lagi.

4) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing

dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan,

nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih.

5) Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain,

dan pengimplentasian program pemasaran, proses, dan aktivitas-

aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling

ketergantungannya. Pemasaran holistik menyadari bahwa segala

hal berarti dalam pemasaran dan bahwa perspektif yang luas dan

terintegrasi sering kali diperlukan.

c. Pengertian Manajemen Pesamaran

Manajemen pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting

bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sekarang sudah banyak

pesaing yang memiliki produk yang sejenis, perusahaan harus bisa

menentukan strategi yang tepat agar perusahaan bisa terus berkembang

seiring dengan perkembangan zaman. Perusahaan harus melakukan

24
inovasi produk agar produk yang dijual sesuai dengan kebutuhan para

konsumen dan dapat memuaskan mereka. Menurut Kotler (2012:5)

pengertian manajemen pemasaran adalah: “Mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan sosial”.

Sedangkan menurut Maynard dan Beckman yang dikutip oleh

Alma (2013:1) dalam bukunya manajemen pemasaran adalah:

“Marketing embraces all business activities involved in the flow of

goods and services from physical production to consumption”.

Sedangkan menurut Tjiptono (2012:2) manajemen pemasaran

dapat dikemukakan sebagai berikut: "Pemasaran merupakan sistem

sosial efektifitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk,

jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar dalam

rangka mencapai tujuan organisasional”.

Menurut Buchari Alma (2016:130) “manajemen pemasaran adalah

merencanakan, pengarahan, serta pengawasan seluruh kegiatan

pemasaran dalam perusahaan ataupun bagian dipemasaran”.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemasaran adalah suatu aktifitas dalam menyampaikan barang atau

jasa kepada para konsumen, dimana kegiatan tersebut dapat memenuhi

kebutuhan dan kepuasan konsumen. Manajemen pemasaran mengatur

semua keinginan pemasaran, karena itu manajemen pemasaran sangat

penting bagi perusahaan.

25
Manajemen pemasaran menurut Kotler (2012:12) adalah

“manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran

dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, da mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang umum”.

Sedangkan definisi manajemen pemasaran menurut Tjiptono

(2012:51) “manajemen pemasaran merupakan sistem total aktivitas

bisnis ang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, dan

mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan

keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan

organisasional”.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah sebagai suatu seni dan ilmu untuk memilih pasar

sasaran serta mendapatkannya dan mempertahankannya yang

dirancang untuk memuaskan keinginan pasar sasaran.

Menurut Swasta dan Handoko (2013:16) “tujuan pemasaran

merupakan sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan pelanggan merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan”. Definisi tersebut mengisyaratkan

bahwa tujuan dari pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap

dan kebutuhan pelanggan.

Sedangkan menurut Alma (2011:10) “tujuan pemasaran adalah

mengadakan keseimbangan pasar dengan mengadakan perdagangan

26
antar negara atau daerah untuk saling mengisi”. Tujuan yang dimaksud

untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer’s market dan seller’s

market.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan

pemasaran untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berujung pada

kelangsungan hidup perusahaan. Oleh sebab itu, untuk mencapai

tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan maka terlebih dahulu

diketahui bagaimana menyalurkan barang dengan tepat untuk

mencapai laba maksimal.

d. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Definisi bauran pemasaran menurut Alma (2013:205) “bauran

pemasaran merupakan strategi mencampur kegiatan kegiatan

marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan

hasil paling memuaskan”.

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:76) “bauran pemasaran

adalah seperangkat alat pemasaran taktis diperusahaan memadukan

dua menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran”.

Menurut Kotler (2012:101) menyatakan bahwa bauran pemasaran

merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan suatu

perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di

pasar sasaran.

27
Unsur-unsur bauran pemasaran dapat digolongkan dalam empat

kelompok pengertian dari masing-masing variabel bauran pemasaran

didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (2014:76) sebagai berikut:

1) Produk : adalah kombinasi barang dan jasa perusahaan

menawarkan dua target pasar.

2) Harga : adalah jumlah pelanggan harus dibayar untuk memperoleh

produk

3) Tempat : adalah mencakup perusahaan produk tersedia untuk

menargetkan pelanggan.

4) Promosi : adalah mengacu pada kegiatan berkomunikasi kebaikan

produk dan membujuk pelanggan sasaran

Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang

dikenal dalam istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place

(tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan

dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan

seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process

(proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P, maka dapat disimpulkan

bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people,

physical evidence, dan process. Berikut adalah pengertian 7P:

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:62) pada buku Principles of

Marketing:

28
a) Produk (Product), adalah mengelola unsur produk termasuk

perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk

dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan

menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi

bermacam-macam produk atau jasa.

b) Harga (Price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang

akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan

harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga,

pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang

bersangkutan.

c) Tempat atau Saluran Distribusi (Place), yakni memilih dan

mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan

produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta

mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan

perniagaan produk secara fisik.

d) Promosi(Promotion), adalah suatu unsur yang digunakan untuk

memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa

yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi,

promosi penjualan maupun publikasi.

e) Orang (People), adalah semua pelaku yang memainkan peranan

penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi

persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan,

konsumen dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan

29
karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan

memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

f) Fasilitas Fisik (Physical evidence), merupakan hal nyata yang turut

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang

termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan

fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang

lainnya.

g) Proses (Process) adalah semua prosedur actual, mekanisme, dan

aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen

proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses

dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa

seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan

jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran,

maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-

elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan dan kepuasan

pelanggan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

3. Citra Merek

a. Pengertian Citra Merek

Menurut Kevin Lane Keller (2013: 549) menyatakan bahwa

“adalah persepsi dan preferensi konsumen terhadap merek, diukur dari

30
berbagai jenis asosiasi merek yang ada di ingatan konsumen. Citra

merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan pengertian

dan pemahaman terhadap rangsangan yang telah diolah,

diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang dengan tujuan

untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam setiap pikiran

individu mengenai suatu objek. Citra suatu objek dapat dipandang

berbeda-beda tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya

mengenai objek tersebut”.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:327) “menyatakan Citra

merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang

muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk

pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama

halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain”. Sedangkan Menurut

Ferrinadewi (2016:68) dalam MenikWijinaty “menyatakan Brand

image atau citra merek adalah persepsi tentang brand yang merupakan

refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada brand tersebu”.

Sedangkan Menurut Supranto (2011: 128) mengatakan “Citra

merek ialah apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka

mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang

konsumen telah pelajari tentang merek.”

Citra Merek sangat penting bagi perusahaan, karena citra merek

merupakan suatu identitas barang atau jasa tertentu. Citra merek

31
dapat memberikan pengaruh terhadap kelancaran penjualan. Merek

memiliki peran yang penting, baik untuk pembeli (konsumen)

ataupun penjual (produsen). Dengan adanya merek, para pelanggan

dapat mudah mengingat identitas suatu produk atau jasa tersebut.

Merek yang kuat adalah merek yang jelas, berbeda, dan unggul

dibandingkan dengan pesaingnya.

Berbagai macam merek yang beredar di pasar akan memberikan

alternatif pilihan untuk konsumen dalam melakukan pembelian suatu

produk atau jasa. Dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,

konsumen tidak hanya melihat dari segi merek, maupun harga, tetapi

juga melihat dari citra merek yang melekat pada produk atau jasa

tersebut. Perkembangan pasar akan mendorong para konsumen untuk

mempertimbangkan citra merek dibandingkan dengan memperhatikan

karakteristik produk yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat kecenderungan konsumen yang akan memilih produk yang

dikenal baik melalui pengalaman menggunakan produk atau jasa

maupun berdasarkan informasi yang diperoleh melalui berbagai

macam sumber.

b. Faktor Membentuk Citra Merek

Keller dalam Alfian B (2012: 26) mengemukakan faktor-faktor

terbentuknya citra merek atara lain:

1) Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk Brand

Image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena

32
keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah

yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri

bagi pelanggan. Favorability of brand association adalah asosiasi

merek dimana pelanggan percaya bahwa atribut dan manfaat yang

diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk

sikap positif terhadap merek. Kekuatan merek merupakan asosiasi

merek tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam

ingatan pelanggan dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian

dari citra merek.

2) Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah

pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika

seorang pelanggan secara aktif menguraikan arti informasi suatu

produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat

pada ingatan pelanggan. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan

pelanggan tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut

dipertimbangkan.

3) Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak

mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus

diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi

pelanggan untuk memilih suatu merek tertentu. Dengan

memposisikan merek lebih mengarah kepada pengalaman atau

keuntungan diri dari image produk tersebut. Dari perbedaan yang

33
ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan saluran yang

diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat

memberikan keuntungan bagi produsen dan pelanggan.

c. Manfaat Citra Merek

Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun

publik (Simamora, 2011, p.62), sebagai berikut:

1) Bagi Perusahaan

a) Sesuatu kepada pembeli tentang mutu.

b) Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru

yang bermanfaat bagi mereka

2) Bagi Penjual

a) Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri

masalah-masalah yang timbul.

b) Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri

khas produk.

c) Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia

dan menguntungkan.

d) Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

3) Bagi Masyarakat

a) Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin

dan lebih konsisten.

34
b) Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat

menyediakan informasi tentang produk dan dimana

membelinya.

c) Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen

terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna

mencegah peniruan oleh pesaing

d. Indikator Citra Merek

Menurut Kotler dan Keller (2013:97) mengemukakan dimensi-

dimensi utama yang membentuk citra sebuah merek tertuang dalam

berikut ini :

1) Identitas Merek (Brand Identity)

Dimensi pertama adalah brand identity atau identitas merek. Brand

identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek

atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan

membedakannya dengan merek atau produk lain, seperti logo,

warna, kemasan, lokasi, identitas perusahaan yang memayunginya,

slogan, dan lain-lain.

2) Personalita Merek (Brand Personality)

Dimensi kedua adalah brand personality atau personalitas merek.

Brand personality adalah karakter khas sebuah merek yang

membentuk kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia,

sehingga khalayak konsumen dengan mudah membedakannya

dengan merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter

35
tegas, kaku, berwibawa, ningrat, atau murah senyum, hangat,

penyayang, berjiwa sosial, atau dinamis, kreatif, independen, dan

sebagainya.

3) Asosiasi Merek (Brand Association)

Dimensi ketiga adalah brand association atau asosiasi

merek. Brand association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau

selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran

unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya

dalam hal sponsorship atau kegiatan social responsibility, isu-isu

yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person.

4) Sikap dan Perilaku Merek (Brand Attitude and Behavior)

Dimensi keempat adalah brand attitude atau sikap dan

perilaku merek. Brand attitude and behavior adalah sikap atau

perilaku komunikasi dan interaksi merek dengan konsumen dalam

menawarkan benefit-benefit dan nilai yang dimilikinya. Kerap

sebuah merek menggunakan cara-cara yang kurang pantas dan

melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang buruk

sehingga memengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan

perilaku merek tersebut, atau sebaliknya, sikap dan perilaku

simpatik, jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang

baik dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas

membentuk persepsi yang baik pula terhadap sikap dan perilaku

merek tersebut. Jadi brand attitude & behavior mencakup sikap dan

36
perilaku komunikasi, aktivitas dan atribut yang melekat pada

merek saat berhubungan dengan khalayak konsumen, termasuk

perilaku karyawan dan pemilik merek.

5) Manfaat dan Keunggulan Merek (Barnd Benefit and Competence)

Dimensi kelima adalah brand benefit and competence atau

manfaat dan keunggulan merek. Brand benefit and competence

merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh

suatu merek kepada konsumen yang membuat konsumen dapat

merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan

obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkan tersebut. Nilai

dan benefit di sini dapat bersifat functional, emotional, symbolic

maupun social, misalnya merek produk deterjen dengan benefit

membersihkan pakaian (functional benefit/ values), menjadikan

pemakai pakaian yang dibersihkan jadi percaya diri (emotional

benefit/ values), menjadi simbol gaya hidup masyarakat modern

yang bersih (symbolic benefit/ values) dan memberi inspirasi bagi

lingkungan untuk peduli pada kebersihan diri, lingkungan dan hati

nurani (social benefit/ values). Manfaat, keunggulan dan

kompetensi khas suatu merek akan memengaruhi brand image

produk, individu atau lembaga/ perusahaan tersebut.

Gambar 2.1
Indikator Citra Merek

Identitas Merek
(Brand Identity)

37
PersonalitasMerek
(Brand Personality

Asosiasi Merek Citra Merek


(Brand Association)

Sikap dan PrilakuMerek


(Brand Attitude & Behavior)

Manfaat & Keunggulan merek


(Brand Benefit & Competence)
Sumber : Kotler dan Keller
(2013:97)

4. Harga Produk

a. Pengertian Harga Produk

Definisi Harga menurut Andi (2015:128)’’Harga menjadi faktor

utama yang dapat mempengaruhi pilihan seorang pembeli, harga

cukup berperan dalam menentukan pembelian konsumen, untuk itu

sebelum menetapkan suatu harga, sebaiknya perusahaan melihat

beberapa refrensi harga suatu produk yang dinilai cukup tinggi dalam

penjualan”.

Sedangkan menurut Assaru (2014:223) “harga merupakan satu-

satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan

penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja”.

Menurut Shinta dalam Jurnal Pertiwi,dkk (2016:181) menyatakan

bahwa “harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk rupiah

guna pertukaran / transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar

38
konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa Harga berpengaruh

pada kepuasan konsumen, hal ini berarti bahwa harga sama dengan apa

yang diharapkan konsumen.

Menurut Buchari Alma (2014:169) Menyatakan Harga “harga

merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang”.

Sedangkan Menurut Adapun menurut Fandy Tjiptono (2015:151)

menyatakan bahwa, “harga adalah satu-satunya elemen dari bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lainnya

menimbulkan atau merupakan biaya.”

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Harga merupakan salah satu dari variabel bauran pemasaran yang

sangat penting dalam manajemen pemasaran. Harga juga merupakan

satu variabel bauran pemasaran yang paling fleksibel.

b. Tujuan dan Penetapan Harga

Tujuan strategi penetapan harga perlu ditentukan terlebih dahulu.

Hal ini penting, karena tujuan perusahaan merupakan dasar perusahaan

dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk kebijakan penetapan

harga. Ada beberapa tujuan penetapan harga menurut Sofjan Assauri

(2017:225) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Memperoleh Laba yang Maksimal

Salah satu tujuan yang paling lazim dalam penetapan harga

adalah memperoleh hasil lama jangka pendek yang maksimal.

Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat

39
harga yang memperhatikan total hasil penerimaan penjualan (sales

revenue) dan total biaya. Dalam hal ini perusahaan menetapkan

harga untuk memperoleh tingkat keuntungan (rate of return) yang

maksimal paling memuaskan.

2) Mendapatkan Share Pasar Tertentu

Sebuah perusahaan dapat menetapkan tingkat harga untuk

mendapatkan atau meningkatkan share pasar, meskipun

mengurangi tingkat keuntungan pada masa itu. Strategi ini

dilakukan perusahaan karena perusahaan percaya bahwa jika share

pasar bertambah besar, maka tingkat keuntungan akan meningkat

pada masa depan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang

melakukan penetrasi pasar dengan cara menetapkan harga yang

relatif rendah dari harga pasaran, sehingga memperoleh share

pasar yang lebih besar.

3) Memerah Pasar (Market Skiming)

Perusahaan mengambil manfaat memperoleh keuntungan

dari bersedianya pembeli membayar dengan harga yang lebih

tinggi dari pembeli yang lain, karena barang yang ditawarkan

memberikan nilai yang lebih tinggi bagi mereka. Jadi dalam hal ini

perusahaan menetapkan harga yang tinggim karena hendak

menarik manfaat dari sekelompok besar pembeli yang bersedia

membayar harga tinggi, yang disebabkan produk perusahaan

40
tersebut mempunyai nilai sekarang (present value) yang tinggi bagi

mereka.

4) Mencapai Tingkat Hasil Penerimaan Penjualan Maksimal

Perusahaan menetapkan harga untuk memaksimalkan

penerimaan penjualan pada masa itu. Tujuan itu hanya mungkin

dapat dicapai apabila terdapat kombinasi harga dan kuantitas

produk yang dapat menghasilkan tingkat pendapatan yang paling

besar. Penetapan harga dengan tujuan ini biasanya terdapat pada

perusahaan yang mungkin dalam keadaan kesulitan keuangan atau

perusahaan yang menganggap masa depannya suram atau tidak

menentu.

5) Mencapai Keuntungan yang Ditargetkan

Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat

mencapai tingkat laba yang berupa rate of return yang memuaskan.

Meskipun harga yang lebih tinggi dapat memberikan atau

menghasilkan tingkat laba yang lebih besar, tetapi perusahaan

merasa tetap puas dengan tingkat laba yang berlaku (conventional)

bagi tingkat investasi dan risiko yang ditanggung.

6) Mempromosikan Produk

Perusahaan menetapkan harga khusus yang rendah untuk

mendorong penjualan bagi produknya, bukan semata-mata

41
bertujuan mendapatkan keuntungan yang besar. Perusahaan dapat

menetapkan harga yang rendah pada suatu waktu untuk suatu

macam produk. Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah

bagi produk yang popular untuk menarik sebanyak mungkin

pembeli dengan harapan pembeli selanjutnya akan tertarik untuk

membeli produk-produk lain. Sebaliknya perusahaan dapat pula

menetapkan harga yang lebih tinggi pada produknya untuk

memberi kesan bahwa produk itu merupakan produk yang bermutu

tinggi .

c. Metode Penetapan Harga

Perusahaan memecahkan permasalahan harga dengan memilih

metode yang meliputi satu atau lebih pertimbangan. Metode penetapan

harga kemudian akan membawa kepada suatu harga khusus. Adapun

metode-metode penetapan harga menurut Thamrin dan Francis

(2018:180) diantaranya yaitu penetapan harga markup, harga sasaran

pengembalian, harga nilai yang diterima, harga tingkat yang sedang

berlaku dan harga tawaran tertutup yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Penetapan Harga Markup

Metode penetapan harga yang paling mendasar adalah

menambahkan penambahan (murkup) yang standar biaya produksi.

2) Penetapan Harga Sasaran Pengembalian

42
Pendekatan penetapan harga lain adalah penetapan harga sasaran

pengembalian. Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan

sasaran tingkat pengembalian atas investasinya.

3) Penetapan Harga Nilai yang Diterima

Semakin banyak perusahaan menetapkan harga berdasarkan pada

nilai yang diterima dari produk mereka. Mereka melihat pada

persepsi nilai konsumen bukan pada biaya penjual sebagai kunci

dalam menetapkan harga.

4) Harga yang Sedang Berlaku

Penetapan harga menurut yang sedang berlaku, perusahaan menentukan

harganya berdasarkan harga-harga para pesaing, yang berarti kurangnya

perhatian pada biaya atau permintaannya sendiri.perusahaan mungkin

menetapkan harga yang sama, lebih tinggi atau kurang dari pada harga

pesaing utamanya.

5) Harga Tawaran Tertutup

Penetapan harga yang berorientasi persaingan merupakan hal yang

umum dimana perusahaan-perusahaan berusaha mendapatkan

pelayanan melalui tender. Perusahaan-perusahaan ini mendasarkan

harganya dengan harapan bagaimana pesaing akan menetapkan

harga, dan bukan sekadar pada hubungan yang kaku antara biaya

dan permintaan perusahaan.

d. Dimensi Harga

43
Harga menjadi salah satu pertimbangan yang paling penting bagi

konsumen dalam memutuskan pembelian. Konsumen cenderung akan

membandingkan harga dari setiap produk pilihan lalu kemudian

mengevaluasi apakah terdapat kesesuaian antara harga tersebut dengan

nilai produk serta jumlah uang yang dikeluarkan. Dimensi harga

menurut Fandy Tjiptono (2015:156) antara lain:

1) Keterjangkauan Harga

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah diterapkan

oleh perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu

merek dan harganya juga berbeda dari termurah sampai termahal.

Dengan harga yang ditetapkan para konsumen banyak yang

membeli produk, karena harganya sesuai dengan keterjangkauan

masing-masing konsumen dan bervariasi sesuai jenis barang yang

dipilih.

2) Kesesuaian harga dengan harga produk

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi

konsumen, orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara

dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas.

Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa

kualitasnya juga lebih baik, sedangkan yang lebih murah memiliki

kualitas yang standar. Namun ada juga produk yang menetapkan

harga lebih rendah untuk menciptakan citra tertentu. Konsumen

44
akan menilai apakah harganya sesuai dengan kualitasnya, bahkan

apakah harga tersebut sesuai dengan hasil yang diiinginkannya

3) Kesesuaian harag dengan manfaat

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika

manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah

dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika konsumen merasakan

manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan maka

konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan

konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian

ulang. Selain dengan manfaatnya, konsumen juga akan

mempertimbangakan faktor lainnya, seperti pelayanan dan harga

produk tersebut.

4) Daya saing harga

Konsumen cenderung membandingkan harga suatu produk

dengan produk lainnya. Dalam hal ini mahal murahnya suatu

produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen saat melakukan

pembelian. Selain membandingkan dengan produk lain, konsumen

juga cenderung akan tertarik dengan potongan harga yang

ditawarkan.

e. Klasifikasi produk

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan Bob Sabran

(2012:45l), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

kelompok :

45
1) Berdasarkan wujudnya Produk berdasarkan wujudnya dapat

diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu:

a) Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik,

sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang,

disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya

b) Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya

bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya

2) Berdasarkan daya tahan Produk berdasarkan aspek daya tahan

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a) Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak

tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan

kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal

kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman

kaleng, dan sebagainya.

b) Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama

merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari

es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan

untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini

46
Fandy Tjiptono (1999:98- 101) mengklasifikasikan produk

menjadi:

a) Barang Konsumen

Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk

kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan

bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat

dibedakan menjadi empat jenis yaitu :

(1) Convenience Goods merupakan barang yang pada

umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering

dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan

usaha yang minimum dalam perbandingan dan

pembelianya.

(2) Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan

pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara

berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding

meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing.

Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.

(3) Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik

atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok

konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk

membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-

47
barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik,

seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.

(4) Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh

onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen,

konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya.

Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

(5) Barang industri Barang industri adalah barang yang di

konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau

konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk

keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah

menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang

industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

(a) Material and part, merupakan barang yang seluruhnya

atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi.

Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan

baku serta bahan jadi dan suku cadang.

(b) Capital Items, merupakan barang tahan lama (long

Lasting) yang memberi kemudahan dalam

mengembangkan atau mengelola produk jadi.

(c) Supplies and service, merupakan barang yang tidak

tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam

mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk

jadi.

48
f. Indikator Harga Produk

Indikator yang digunakan dalam penetapan harga antara lain (Kotler

dan Amstrong, 2015:452) :

1) Penetapan Harga

Keputusan penetapan harga, seperti halnya keputusan bauran

pemasaran lainnya harus berorientasi pada pembeli. Penetapan

harga yang berorientasi pada pembeli yang efektif mencakup

memahami berapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas

manfaat yang mereka terima dari produk tersebut dan menetapkan

harga yang sesuai dengan nilai ini.

2) Elastisitas Harga

Seberapa responsif permintaan terhadap suatu perubahan harga.

Jika permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan

harga, maka permintaan tersebut tidak elastis/inelastis. Jika

permintaan berubah banyak, kita menyebut permintaan tersebut

elastis. Semakin tidak elastis permintaan, semakin besar

kemungkinan penjual menaikkan harga.

3) Pertumbuhan Harga Pesaing

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan penetapan harga

perusahaan adalah harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing

atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Seorang

49
konsumen yang cenderung membeli suatu produk atas evaluasi

harga serta nilai produk pembanding sejenis lainnya.

Penetapan Harga

Elastisitas Harga
Harga

Pertumbuhan Harga Pesaing


Sumber : Kotler dan Amstrong (2015:542)

Gambar 2.2

Indikator Harga

5. Loyalitas Pelanggang

a. Pengertian Loyalitas Pelanggang

Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan

sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini diambil tanpa adanya paksaan,

tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang

dilakukan untuk menciptakan kepuasan konsumen lebih cenderung

mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan konsep loyalitas

konsumen lebih menerangkan kepada perilaku pembelinya. Menurut

Kotler dan Keller dalam (Sinurat et al, 2017) menyatakan Customer

loyalty adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk

50
membeli atau mendukung kembali sebuah produk atau jasa yang

disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran

berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.

Loyalitas Pelanggan adalah kesetiaan pelanggan yang

dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap produk atau

jasa sepanjang waktu dan ada sikap yang baik untuk

merekomendasikan orang lain untuk membeli produk.

Menurut Tjiptono (2014) “Loyalits pelanggang adalah komitmen

pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat

yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang.artinya bahwa

kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari

kepuasan dan keluhan para pelanggang”.

Menurut Natarajan & Sudha (2016) “Konsumen yang loyal tetep

berkomitmen melakukan pembelian pada merek yang sama, bersedia

membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk merek produk atau

jasa dan selalu mempromosikan merek tersebut”

Menurut Sumarwan (2011: 391) “Loyalitas pelanggan terbentuk

akibat pelanggan merasa puas terhadap produk atau jasa yang

dikonsumsi dan akan membeli ulang produk tersebut, pembelian ulang

yang secara terus menerus terhadap produk yang sama akan

menunjukan loyalitas pelanggan”.

Sedangkan Menurut Srivastava (2015) menyatakan “bahwa

loyalitas pelanggang merupakan bentuk komitmen yang kuat untuk

51
melakukan pembelian, mengkonsumsi kembali produk atau

menggantinya dengan produk lain secara konsisten di masa depan. Hal

tersebut mengungkapkan bahwa loyalitas terjadi karena adanya

konsistensi dalam melakukan pembelian pada produk atau jasa di masa

depan pada merek yang sama, pembelian yang dilakukan konsumen

tersebut pada merek yang sama menunjukkan adanya komitmen”.

b. Dimensi Loyalitas Pelanggan

Dalam loyalitas pelanggan terdapat beberapa dimensi yang di

jadikan sebagai pandangan dari kesetiaan pelanggan pada suatu

perusahaan, diantaranya yaitu :

1) Kualitas

Harga produk atau jasa yang dirasakan oleh pelanggan akan

menimbulkan pengalaman nyata pelanggan terhadap suatu produk

yang akan berhubungan dengan terbentuknya loyalitas pelanggan.

2) Pelayanan

Merupakan suatu kemudahan yang diberikan kepada pelanggan

yang timbul karena adanya transaksi jual-beli barang atau jasa.

3) Kepuasan

Tidak diragukan lagi bahwa loyalitas pelanggan merupakan hasil

dari kepuasan pelanggan yang merupakan perasaan senang atau

kecewa terhadap kinerja suatu produk dengan harapanya.

4) Pembelian Ulang

52
Merupakan Pembelian yang dilakukan secara terus menerus

terhadap produk yang telah dikonsumsi.

5) Ketahanan Pelanggang

Merupakan ketahanan terhadap pengaruh negatif yang beredar

mengenai perusahaan atau produk yang dihasilkan.

6) Penyesuian Harga

Perusahaan-perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar

mereka sehingga dapat memperhitungkan berbagai perbedaan

pelanggan dan perubahan situasi.

7) Pemberian Harga

Salah satu ketertarikan dalam suatu produk yaitu diskon atau

potongan harga yang membuat konsumen tertarik dengan harga

yang murah namun tetap berkualitas.

8) Harapan Pelanggang

Pada Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau

keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila

seorang pelanggan membeli atau menggunakan suatu produk

merupakan ketahanan terhadap pengeruh negative yang beredar

megenai perusahaan atau produk yang dihasilkan.

9) Pengalaman Pelanggang

53
Pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah diperlajari

atau diketahui pelanggan dan pernah diterimanya di masa lalu.

10) Merekomendasikan Produk

Merekomendasikan penyedia produk atau jasa kepada orang lain

dan menyampaikan hal positif berdasarkan pengalaman nyata

pelanggan tersebut.

c. Karakteristik Loyalitas Pelanggan

Pelanggan yang loyal merupakan aset yang penting bagi suatu

perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya.

Seperti yang dikemukakan oleh Griffin dalam Sangadji dan Shopiah

(2013:105), bahwa pelanggan yang loyal terhadap perusahaan

mempunyai beberapa karakteristik. Adapun karakteristik pelanggan

yang loyal terhadap perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat

purchase).

2) Melakukan pembelian disemua lini produk atau jasa (purchase

across product and service lines).

3) Merekomendasikan produk lain (refers other).

4) Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing

(demonstrates on immunity to the full of the competition).

54
Sedangkan menurut Tjiptono yang dikutip oleh Sangadji dan

Sopiah (2013:115) mengemukakan ada enam indikator yang bisa

digunakan untuk mengukur loyalitas pelanggan. adapun keenam

indikator tersebut adalah :

a) Pembelian ulang.

b) Kebiasaan mengkonsumsi merek.

c) Rasa suka yang besar pada merek.

d) Ketetapan pada merek.

e) Keyakinan bahwa merek tertentu adalah merek terbaik.

f) Perekomendasian merek pada orang lain.

d. Jenis – Jenis Loyalitas Pelanggan

Banyak perilaku yang ditunjukan oleh pelanggan yang loyal

terhadap suatu produk atau jasa tertentu. Menurut Tjiptono dan

Chandra (2016:199), ada empat jenis loyalitas pelanggan yaitu sebagai

berikut :

1) Tanpa Loyalitas (No Loyalty)

Tanpa loyalitas (no loyalty) merupakan beberapa pelanggan yang

tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa untuk

beberapa alasan. Artinya, pelanggan tidak akan pernah menjadi

pelanggan yang loyal. Secara umum perusahaan harus menghindari

suatu kelompok yang masuk kategori tanpa loyalitas untuk

dijadikan target pasar karena mereka tidak akan pernah menjadi

pelanggan yang loyal.

55
2) Loyalitas yang Lemah (Inertia Loyalty)

Loyalitas yang lemah (interia loyalty) merupakan keterkaitan yang

lemah digabung dengan pembelian ulang tinggi akan menghasilkan

loyalitas yang lemah. Pelanggan yang memiliki sikap ini biasanya

membeli berdasarkan kebiasaan. Dasar yang digunakan untuk

pembelian produk biasanya karena sudah terbiasa atau karena

selalu menggunakan produk tersebut. Kesetiaan semacam ini

biasanya banyak terjadi pada produk yang sering dipakai. Tetapi

tidak menutup kemungkinan pelanggan yang memiliki loyalitas

yang lemah berubah dengan cara mendekatkan diri kepada

pelanggan tersebut melalui produk yang lebih dibandingkan

pesaing.

3) Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyalty)

Loyalitas tersembunyi (latent loyalty) merupakan tingkat preferensi

yang relatif tinggi yang digabung dengan tingkat pembelian

berulang yang rendah 69 menunjukan loyalitas yang tersembunyi.

Pengaruh situasi dan sikap yang menentukan pembelian ulang.

Perusahaan dapat mengatasi loyalitas tersembunyi ini dengan cara

memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas

tersembunyi itu.

4) Loyalitas Premium (Premium Loyalty)

Loyalitas premium (premium loyalty) merupakan jenis loyalitas

yang terjadi bilamana suatu tingkat ketertarikan yang tinggi

56
berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali. Jenis loyalitas

pelanggan seperti inilah yang sangat diharapkan oleh perusahaan.

Pada tingkat preferensi yang tinggi, maka pelanggan akan bangga

menemukan dan menggunakan produk tersebut dan dengan senang

hati membagi pengetahuan dari pengalaman mereka kepada teman-

teman, keluarga, atau pihak-pihak lainnya.

e. Indokator Loyalitas Pelanggan

Menurut Pendapat yang berbeda dikemukakan Kotler dan Keller dalam

jurnal Chintya Damayanti dan Wahyono (2015:240) :

1) Repeat purchase yaitu Kesetiaan terhadap pembelian produk

2) Retention Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai

perusahaan.

3) Referalls Mereferensikan secara total esistensi perusahaan.

Kesetiaan terhadap pembelian


produuk
(repeat purchase)

Ketahanan terhadap pengaruh yang


negatif mengenai perusahaan
(retention).
Loyalitas Pelanggang

Mereferensikan secara total


esistensi perusahaan (referalls)
Sumber:Chintya Damayanti

& Wahyono (2015:240)

Gambar 2.3
Indikator Loyalitas Pelanggang

57
3. Hubungan Antara Citra Merek dan Harga Produk Terhadap

Loyalitas Konsumen

Hubungan antara Loyalitas Pelanggan dapat mendorong agar

konsumen tertarik dengan produk yang kita dari citra mere dan harga

produk dengan loyalitas pelanggan dengan koefisien korelasi yang

termasuk kepada tingkat hubungan yang sedang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, ada penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini,

diantaranya yaitu:

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi bagi penulis adalah:

No Nama Peneliti, Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian


Nama Peneliitian
Jurnal,Hal,Vol,
No dan Tahun
1 Rosnaida (2017) Pengaruh Citra Populasi : Nilai Adjusted R Square =
Merek, Harga Ibu – ibu rumah 0.222, hal ini menunjukkan
Jurnal Pionir dan kualitas tangga di Desa bahwa sebesar 22,2 %
LPM Produk Bunut Seberang. loyalitas konsumen kecap
Univ.Asahan Terhadap Indofooddapat dijelaskan oleh
Hal. 1 Vol.2 Loyalitas Teknik Sampel : citra merek (X1), harga (X2)
No.3 (2017) Kosumen Kecap Purposive dan kualitas produk (X3).
Indofood 9studi Sampling Sedangkan sisanya sebesar
kasus pada ibu- 77,8% dapat dijelaskan oleh
ibu rumah Jumlah Sampel : faktor-faktor lain yang tidak
tangga desa Menggunakan teori diteliti.
bunut seberang umar, 91 orang.
kec.pulo

58
bandring) Teknik
Pengambilan data :
Kuesioner dan
Studi Dokumen

Teknik Analisis
Data :
Uji validitas,
Reliabilitas, analisi
regresi linear, dan
determinasi dengan
SPSS 23.
2 Esti Nur Pengaruh Populasi : Harga, Citra Merek,Kualitas
Wakhidah, Yan Harga, Citra produk berpengaruh signifikan
konsumen yang
Ayu Merek dan positif terhadap kepuasan
Permatasari, Kualitas Produk melakukan konsumen. Hal ini
Diah Pramesti Terhadap menunjukkan bahwa kualitas
pembelian minimal
(2016) Loyalitas produk sangat mempengaruhi
Konseumen lebih dari dua kali kepuasan konsumen batik
Jurnal dengan arum madani. Dari ketiga
Manajemen dan Kepuasan variabel independen tersebut
Kewirausahaan, Konsumen Teknik Sampel : kualitas produk menunjukkan
Vol.11, No. 1, Sebagai nilai estimasi yang paling
Purposive
(2016) Variabel tinggi. 4. Kepuasan konsumen
Mediasi (studi Sampling sebagai variabel mediasi
ada konsumen terbukti berpengaruh
batik arum signifikan dan positif terhadap
madani Jumlah Sampel : loyalitas konsumen. Hal ini
Surakarta) menunjukan bahwa seseorang
200 sampel dengan
akan melakukan pembelian
kriteria konsumen ulang kembali jika kepuasan
terhadap produk tersebut
yang melakukan
sepenuhnya terpenuhi.
pembelian minimal
lebih dari dua.

Teknik
Pengambilan data :
Representative

Teknik Analisis
Data :
Uji validitas,
Reliabilitas, analisi
regresi linear, dan

59
determinasi dengan
SPSS 23.

3 Wasiman, S.E., Pengaruh Citra Populasi : Hasil pengujian nilai F


M.M (2017) Merek, Harga dikatakan signifikan karena
Konsumen yang
dan Kualitas niilai F Hitung 31,060 > 2,68
Jurnal ekonomi Pelayanan membli lebih dari (F tabel) dan nilai signifikansi
dan bisnis. Terhadap 0,000 < 0,05. Hipotesis
dua kali .
Vol.5, No. 4 Loyalitas keempat diterima yaitu citra
(2017) Konsumen Pada merek, harga dan kualitas
Peusahaan pelayanan berpengaruh
Teknik Sampel :
Property di signifikan terhadap loyalitas
Kota Batam analisi konsumen
Sampling

Jumlah Sampel :
sebanyak 180
responden

Teknik
Pengambilan data :
Kuesioner dan
Studi Dokumen

Teknik Analisis
Data :
Uji validitas,
Reliabilitas, analisi
regresi linear, dan
determinasi dengan
SPSS 23.

4 Sri Widodo, Pengaruh Populasi : Hasil analisis diperoleh dari


Dra, Cicik Harga, Citra Ibu – ibu rumah
Harini, Andi Tri Merek dan tangga Semarang. variabel harga, Citra Merek
Haryono, Kualitas Produk
kualitas produk memiliki
SE,MM.(2016) Terhadap Teknik Sampel :
Loyalitas Purposive koefisien regresi sebesar 0,668
Jurnal Pelanggan Sampling
Wawasan Dengan (bertanda positif) terhadap
Manajemen, Kepuasan Jumlah Sampel :
Vol. 4, Nomor Pelanggang Menggunakan teori loyalitas pelanggan (Y2) dan
1, (2016) Sebagai umar, 100 orang.
nilai t hitung sebesar 2,119
Variabel
Intervening Teknik dengan tingkat signifikansi
(Studi pada ibu Pengambilan data :

60
rumah tanggan Kuesioner dan 0,036 (
pengguna Studi Dokumen
produk downy
di RW XXII Teknik Analisis
perum puri Data :
dinnar elok Uji validitas,
metesh Reliabilitas, analisi
semarang) regresi linear
5 Ni nyoman Ayu Pengaruh Populasi : Perhitungan dengan uji t
Sri Tri Cahyani Kualitas didapat bahwa nilai t hitung
Pembeli Produk
Dewi,I Gusti Produk, Citra (4,885) ≥ t tabel (1,975) maka
Agung Ketut Merek dan Appel. H0 ditolak. Ini berarti citra
Gede Suasana Materialisme merek berpengaruh signifikan
(2013) Terhadap terhadap loyalitas merek
Loyalitas Merek Teknik Sampel : pengguna produk Apple di
Jurnal EMBA, Pengguna Kota Denpasar. Koefisien
Purposive
1(3), pp: 284- Produk Apple regresi β2 sebsar 0,351
293. (2013) Di Kota Sampling menunjukan bahwa seiring
Denpasar meningkatnya citra merek
akan meningkatkan pula
Jumlah Sampel : loyalitas merek.
160 responden yang
diambil.

Teknik
Pengambilan data :
Kuesioner

Teknik Analisis
Data :
Uji validitas,
Reliabilitas, analisi
regresi linear, dan
6 Nila Kasuma Pengaruh iklan, Populasi : Variabel Iklan memiliki
Dewi, Gus citra merek dan pengaruh yang signifikan
Konsumen Pembeli
Andri, Sepris kepuasan terhadap Loyalitas Konsumen,
Yonaldi konsumen Handbody Vaeline Variabel Citra Merek
terhadap mempunyai pengaruh yang
loyalitas signifikan terhadap Loyalitas
konsumen Teknik Sampel : Konsumen, Variabel
Jurnal dalam Kepuasan Konsumen
Purposive
Manajeme dan menggunakan mempunyai pengaruh yg
Kewirausahaan. Vaeline hand Sampling signifikan terhadap Loyalitas
Vol 3, No 2. and body lotion Konsumen, Variabel Iklan,
(2012) di Kota Citra Merek, Kepuasan
Padang”. Jumlah Sampel : Konsumen secara bersama
mempunyai pengaruh yg
91 Orang
signifikan terhadap Loyalitas
Teknik Konsumen.

61
Pengambilan data :
Kuesioner dan
Studi Dokumen

Teknik Analisis
Data :
Uji validitas,
Reliabilitas, analisi
regresi linear

7 Endang Analisis Populasi : hasil analisis data diketahui


Tjahjaningsih Kualitas Produk bahwa Kualitas Produk dan
Konsumen Pembeli
dan Maurine dan Citra Merek Citra Merek mempunyai
Yuliani alam Hp Nokia. pengaruh langsung terhadap
“Analisis mempengarui Keputusan Pembelian. Hal ini
Kualitas Produk Keputusan menunjukkan Kualitas Produk
dan Citra Merek Pembelian dan Teknik Sampel : yang baik/produk yang
alam dampaknya Pembelian dengan nilai
Purposive
mempengaruhi terhadap koefisen regresi= 0,225 X
Keputusan Loyalitas merek Sampling 0,638=0,144, dengan kata lain
Pembelian dan HP Nokia. Keputusan Pembelian
dampaknya berfungsi sebagai variabel
terhadap Jumlah Sampel : mediasi antara variabel
Loyalitas merek Kualitas Produk terhadap
120 orang.
HP Nokia. Loyalitas Merek.
Jurnal Telaah
Manajemen.
Teknik
Vol 6, Hal 104-
118. (2009) Pengambilan data :
Kuesioner dan
Studi Dokumen

Teknik Analisis
Data :
Uji validitas,
Reliabilitas, analisi
regresi linear, dan
8 Greg Joel, Pengaruh Independen : Hasil uji signifikansi (sig.)
James D.D. Motivasi, Motivasi,Harga dan secara parsial dari variabel
Massie dan Persepsi Harga, Kualias Produk X1,X2 dan X3 yaitu Motivasi,
Jantje L. Sepang Dan Kualitas Persepsi Harga dan Kualitas
(2014) Produk Dependen : Produk terhadap Y yaitu
Terhadap Minat Minat Beli Minat Beli Konsumen sebesar
Jurnal EMBA Beli Konsumen Konsumen 0,001 yang berarti koefisien
Vol.2 No.3, Hal. Sepeda Motor regresi X1 terhadap Y adalah
1464-1472 Matic Merek signifikan yaitu kurang dari

62
(2014) Yamaha Mio di 5% (< 0,05). Hal ini berarti
Kota Manado bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa Motivasi,
Persepsi Harga dan Kualitas
Produk, berpengaruh terhadap
Minat Beli Konsumen,
diterima atau terbukti.

9 Aldaan Faikar Analisis Independen : Hasil pengujian regresi


Annafik, Mudji Pengaruh Kualitas Produk, berganda menunjukkan bahwa
Raharjo (2012) Kualitas Harga dan Daya semua variabel independen
Produk, Harga, Tarik (kualitas produk, harga dan
Jurnal Dan Daya Tarik daya tarik iklan)
Manajemen Vol. Iklan Terhadap Dependen : berpengaruh positif
1 No. 2 Hal. Minat Beli Minat Beli terhadap minat beli.
274-281 (2012) Sepeda Motor Pengaruh positif terbesar
Yamaha (Studi terhadap
Kasus Pada minat beli sepeda motor
Kosumen Yamaha adalah pada
Yamaha SS variabel kualitas
Cabang dengan nilai koefisien regresi
Kedungmundu sebesar 0,388, kemudian
Semarang) diikuti oleh variabel harga
dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0,364, dan yang
terendah adalah variabel
daya tarik iklan dengan nilai
koefisien regresi sebesar
0,205.

10 Indra Pengaruh Independen : Variabel harga berpengaruh


Kurniawan Brand Image Brand Image /Citra pada variabel loyalitas.
(2016) (citra merek) Merek dan Harga variabel citra merek juga
dan harga Produk memengaruhi variabel
Jurnal Fakultas
produk loyalitas. Sedangkan hasil
Ekonomi Vol.5 Dependen :
No. 1 Hal. 274-
Terhadap Loyalitas
pengujian variabel harga
281 (2016) Loyalitas Pada tidak terbukti sebagai
Pengguna variabel penengah
Smartphone pengaruh citra merek
(brand image) terhadap
loyalitas

Sumber : data diolah peneliti April 2021

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai

hal penting.

63
Kerangka pemikiran teoritis yang disajikan menjelaskan bahwa ada

variabel yang akan dianalisis pengaruhnya terhadap konsumen minuman

isoplus di pasar anyar,yaitu variabel Citra Merek (X1) dan Harga Produk

(X2) yang disebut sebagai variabel independen, dan variabel Loyalitas

Pelangggan (Y) yang disebut sebagai variabel dependent. Dari dua

variabel tersebut akan diteliti untuk mengetahui apakah selama ini Citra

Merek dan Harga Produk yang diberikan oleh peursaahan telah sesuai

dengan yang diharapkan, sehingga konsumen menjadi puas.

Berdasarkan atas rumusan masalah yang memfokuskan pada

pengaruh Citra Merek dan Harga Produk terhadap Loyalitas Pelanggan,

maka dalam penelitian penulis menggambarkan kerangka pemikiran

sebagai berikut :

X1
Citra Merek
H1
1. Identitas merek (Brand Identity)
2. PersonalitasMerek
(Brand Personality
3. Asosiasi Merek
(Brand Association)
4. Sikap dan PrilakuMerek (Brand
Y
Attitude & Behavior) Loyalitas Pelanggan
5. Manfaat & Keunggulan merek
(Brand Benefit & Competence) 1. Kesetiaan terhadap pembelian produk
(repeat purchase).
Sumber:Kotler dan Keller (2013:97) 2. Ketahanan terhadap pengaruh yang
H3
negatif mengenai perusahaan (retention).
3. Mereferensikan secara total esistensi
perusahaan (referalls).

Sumber: Kotler dan Keller dalam jurnal Chintya


Damayanti dan Wahyono (2015:240) 64
X2
Harga Produk

1. Penetapan Harga
2. Elastisitas Harga
3. Pertumbuhan Harga Pesaing

Sumber:Kotler dan Amstrong (2015:542) H2

Gambar 2.4

Kerangak Berpikir

Hubungan antara Citra Merek dan Harga Produk Terhadap Loyalitas

Pelanggan,

Keterangan :

X1 : Citra Merek (Variabel Independent)

X2 : Harga Produk (Variabel Independent)

Y : Loyalitas Pelanggan (Variabel Dependent)

H1 : Hubungan X1 dengan Y

H2 : Hubungan X2 dengan Y

H3 : Hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y

2.4 Pengembangan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2015:64) “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

65
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empirik”.

Adapun hipotesis penelitian yang penulis peroleh bahwa diduga terdapat

pengaruh Citra Merek dan Harga Produk terhadap Loyalitas Pelanggan

pada Produk MSG Sasa PT.Tumbakmas Niaga Sakti, dan hipotesis yang

digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H₀₁ : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Citra Merek (x₁)

terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada Giant Bojong Sari.

Ha₁ : Diduga terdapat pengaruh antara Citra Merek (X ₁)

terhadap

Loyalitas Pelanggan (Y) pada Giant Bojong Sari.

2. H₀₂ : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Harga Produk (X₂)

terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada pada Giant Bojong

Sari.

Ha₂ : Diduga terdapat pengaruh antara Harga Produk (X₂)

terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada Giant Bojong Sari.

3. H₀₃ : Diduga tidak terdapat pengaruh antara Citra Merek (X ₁)

dan

Harga Produk (X₂) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada

Giant Bojong Sari

Ha₃ : Diduga terdapat pengaruh antara Citra Merek (X₁) dan

Harga Produk (X₂) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada

66
Giant Bojong Sari.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni

analisis dengan menggunakan rumus-rumus statistik untuk menguji

hipotesis yang diajukan. Menurut Sugiyono (2016:8) metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian berlandaskan pada

filsafat positif, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

67
data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT.Tumbakmas Niaga Sakti di Jl.

TB Simatupang No.9, RT.7/RW.5, Rambutan, Kec. Ciracas, Kota Jakarta

Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13830.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian ini membutuhkan waktu dari bulan

Maret 2021- Des 2021, hingga tercukupi kebutuhan data dan data

informasi.

68
Penelitian ini dilakukan secara bertahap diambil pra survey mulai

dari pendahuluan, pengajuan proposal, pengajuan surat izin konsultasi

hingga pembuatan kuesioner.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Kegiatan Feb Feb Mar Juli Des


2021 2020 2021 2021 2021
1 Bimbingan Proposal
3 Bimbingan Skripsi
4 Penyusunan Skripsi
5 Revisi Skripsi
6 Pengolahan Data
7 Pengajuan Skripsi
8 Sidang Skripsi

3.3 Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016:38). Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu

Pengaruh Citra Merek dan Harga Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan

Pada produk MSG Sasa PT. Tumbakmas Niaga Sakti, maka penulis

mengelompokan variabel yang digunakan dalam penelitian ini menjadi

variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Adapun

penjelasannya sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)


Variabel bebas (X) variabel ini sering disebut sebagai variabel

stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). (Sugiyono, 2016:39). Dalam penelitian ini variabel independen

yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Citra Merek (X1)

Menurut Kevin Lane Keller (2013: 549) menyatakan bahwa

“adalah persepsi dan preferensi konsumen terhadap merek, diukur dari

berbagai jenis asosiasi merek yang ada di ingatan konsumen. Citra

merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan pengertian

dan pemahaman terhadap rangsangan yang telah diolah,

diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang dengan tujuan

untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam setiap pikiran

individu mengenai suatu objek. Citra suatu objek dapat dipandang

berbeda-beda tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya

mengenai objek tersebut”.

b. Harga Produk (X2)

Definisi Harga menurut Andi (2015:128)’’Harga menjadi faktor

utama yang dapat mempengaruhi pilihan seorang pembeli, harga

cukup berperan dalam menentukan pembelian konsumen, untuk itu

sebelum menetapkan suatu harga, sebaiknya perusahaan melihat

70
beberapa refrensi harga suatu produk yang dinilai cukup tinggi dalam

penjualan”.

2. Variabel Terkait (Dependen Variabel)

Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2016 : 39).

Dalam penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah Loyalitas

Pelanggan (Y).

Menurut Kotler dan Keller dalam Juniawati (2015:141) yaitu:

Tindakan konsumen pasca pembelian, terjadinya kepuasan atau

ketidakpuasan pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk akan

mempengaruhi perilaku selanjutnya, jika konsumen puas maka akan

menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali

produk tersebut.

Dari penjelasan ketiga variabel diatas maka dapat dibuat dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2
Operasional Variabel

No Variabel Konsep teoritas Indikator Skala Butir


Pengukura
n
Menurut Supranto
Citra Merek Identitas merek Likert &
1 (2011: 128) 1,2,3,4
(X1) (Brand Identity) Interval
mengatakan

“Citra merek
Personalitas Merek
ialah apa yang Likert &
(Brand Personality) 5,6,7
Interval

71
konsumen pikir

atau rasakan Asosiasi Merek


Likert &
(Brand Association) 8,9
ketika mereka Interval

mendengar atau Likert &


Sikap dan Prilaku 10,11
melihat nama Merek Interval
(Brand Attitude &
Behavior)
suatu merek atau

pada intinya apa


Likert &
Manfaat & 9,10
yang konsumen Keunggulan merek Interval
(Brand Benefit &
telah pelajari Competence)

tentang merek.”

Menurut Assaru Likert &


2 1,2
Harga (2014:223) “harga Penetapan Harga Interval

Produk (X2) merupakan satu-


satunya unsur
marketing mix
Likert &
yang Elastisitas Harga 3,4
Interval
menghasilkan
penerimaan
penjualan, Likert &
Pertumbuhan 5
sedangkan unsur Harga Pesaing Interval

lainnya hanya
unsur biaya saja”

Loyalitas Menurut Kesetiaan terhadap Likert &


3 1,2
pembelian produk Interval
Pelanggan Sumarwan (2011: (repeat purchase).
(Y) 391) “Loyalitas
pelanggan
terbentuk akibat Ketahanan terhadap 3
pengaruh yang Likert &
pelanggan merasa negatif mengenai
perusahaan Interval

72
puas terhadap (retention).
produk atau jasa
yang dikonsumsi
dan akan membeli
Mereferensikan 4,5
ulang produk secara total esistensi Likert &
perusahaan
tersebut, Interval
(referalls).
pembelian ulang
yang secara terus
menerus terhadap
produk yang sama
akan menunjukan
loyalitas
pelanggan”.

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian populasi

serta ukuran sampel yang akan digunakan didalam penelitian ini. Dimana

sampel tersebut yang kemudian akan menjadi responden atau sumber data

bagi peneliti.

Menurut Sugiyono (2016:80) definisi populasi adalah sebagai

berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Sedangkan menurut Sarwono (2012:18), “Populasi merupakan

kesatuan yang mempunyai karakteristik yang sama dimana sampel akan

73
kita tarik”. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek tersebut.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang

bertansaksi Di Giant Bojong Sari yang membeli produk minuman isoplus

selama sebesar 3.240.000 konsuemn yang sedang bertransaksi selama 12

bulan pada tahun 2020.

2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016:81) bahwa : “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran

sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang

diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan

besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi

penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain

harus representatif (mewakili)”.

Menurut Roschoe dalam Sugiyono (2018:150) mengatakan bahwa

ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai 500.

Sehingga sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yang

diambil dari jumlah populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81).

74
Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang

karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan

populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.

Berdasarkan data pejualan produk minuman isoplus selama 12

bulan pada tahun 2020, jumlah konsumen minuman isoplus dipasar anyar

yang mengkonsumsi minuman isoplus dengan menghitung ukuran sampel

yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono

(2011:87). Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena

dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil

penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak

memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus

dan perhitungan sederhana.

Rumus Slovin untuk menetukan sampel adalah :

N
n=
1+ N (e) 2

Dimana :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

E : Tingkat kesalahan sebesar 10% (error dalam presentase

yang dapat ditolerir atas ketidak pastian penggunaan sampel

sebagai populasi).

Adapun tingkat kesalahan yang digunakan dalam penarikan sampel 10%.

Dengan jumlah populasi (N) sebesar 3.240.000 konsumen, maka dapat

diperoleh besarnya sampel sebagai berikut.


75
3.240 .000
n= + 1¿
(3.240 .000 x 0,1)2 ¿

3.240 .000
n=
(3.240 .000 x 0,1)2+1

3.240 .000
n=
32.401

n=99,99

n=100(dibulatkan)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas sampel yang menjadi

responden dalam penelitian ini di sesuiakan menjadi sebanyak 100

orang,hal dilakukan untuk mepermudah dalam pengolahan data dan untuk

hasil pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil berdasarkan teknik

probability sampilng; simple random sampling, dimana peneliti

memberikan peluang yang sama bagi setiap populasi (pembeli) untuk

dipilih menjadi sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu sendiri.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik insindental,

seperti yang dikemukakan Sugiyono (2011:85), bahwa sampling

insindental adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan/insindental bertemu dengan peneliti maka

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai suber data.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data
76
Menurut Sugiyono (2014:401) mengatakan bahwa teknik penumpulan

data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan-

keterangan yang mendukung penelitian ini. Menurut Sugiyono (2017:137)

menyebutkan jika dilihat dari sumber datanya maka data terbagi menjadi 2

yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, Sedangkan menurut Wiratna (2014:73) “Data

primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,

kelompok fokus, dan panel, ataujuga data hasil wawancara peneliti

dengan narasumber”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa sumber data primer merupakan data yang

diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi

(responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk

keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara

langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan. Data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian

dan kuesioner

b. Data Skunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen. Sedangkan menurut Wiratna (2014:74) data

sekunder adalah “data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa

77
laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel,

buku-bukus ebagai teori, majalah, dan lain sebagainya”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung,

biasanya dari pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain.

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan

memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan

buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan

reliabel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1) Metode Observasi

Menurut Sugiyono (2017:203) mengatakan bahwa

observasi adalah teknik pengumpulan data untuk mengamati

perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, dan

responden. Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan

langsung di tempat penelitian. Peneliti mengamati kegiatan

pembelian yang terjadi di toko pasar anyar tangerang. Hasil

pengamatan digunakan peneliti sebagai informasi tambahan dalam

penelitian.

2) Metode Angket dan Kuesioner

78
Dalam pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu

menggunakan kuesioner. Data tersebut didapatkan dengan

memberikan angket/kuesioner pada sampel penelitian. Menurut

Sugiyono (2018:142) angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

Metode angket digunakan dalam penelitian ini karena

jumlah responden banyak dan responden dapat membaca dengan

baik serta dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, yakni kuesioner yang sudah disediakan alternatif jawaban

sehingga responden hanya memberi tanda pada jawaban yang telah

dipilih. Metode angket atau kuesioner dalam penelitian ini yang

berupa priontout digunakan untuk mengambil data mengenai citra

merek, harga produk, dan loyalitas pelanggan pada produk msg

sasa. Kuesioner yang berupa pertanyaan disebarkan kepada

responden sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk

memperoleh data yang berupa pernyataan responden.

3) Metode Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:240) mengatakan bahwa

dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu berbentuk

gambar, foto, sketsa dan lain lain. Dokumentasi merupakan

79
pelengkap dari pengguna metode observasi dan kuesioner. Objek

penelitian ini dokumentasi sebagai pendukung mengenai hasil

penelitian dari observasi dan kuesioner kosumen pada toko yang

menjual produk isotonik daerah pasar anyar tangerang agar

semakin akurat dan dipercaya.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2015) mengatakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain

sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada

orang lain.

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2015), instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dengan

kata lain instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner yang dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah

pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat

diukur apa yang hendak kita ukur.

80
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Selfian Hary Raharjo (2015)

mengatakan bahwa validitas adalah instrumen yang dicapai apabila

data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau

informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Rumusan

korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh person,

yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

r =n ¿ ¿

Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi

n = jumlah responden

Xi = skor setiap butir pernyataan

Xt = skor total butir seluruh pernyataan

r =n ¿ ¿

Keterangan:

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah responden

Yi = skor setiap butir pernyataan

Yt = skor total butir seluruh pernyataan

Ketentuan validitas :

Valid = rhitung > rtabel, taraf signifikan 5% Tidak

valid = rhitung < rtabel, taraf signifikan 5%

b. Uji Reliabilitas

81
Menurut Sugiyono (2015), bahwa uji reliabilitas adalah sejauh

mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan

menghasilkan data yang sama.

Menurut Siregar (2013), reliabilitas bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat pengukur yang sama pula.

Siregar (2013) menjelaskan bahwa metode alpha cronbach

digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur

sikap atau prilaku. Metode alpha cronbach tidak memiliki pilihan

benar atau salah maupun ya atau tidak.

Menurut Siregar (2013) Dalam penelitian ini model analisis yang

digunakan adalah alpha cronbach yaitu sebuah ukuran reliabilitas,

khususnya batas bawah reliabilitas yang dapat diterima dalam survei.

Kriteria instrumen dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas > 0,6

atau dibandingkan nilai ralpha (alpha cronbach) dengan rtabel yang sudah

diketahui pada uji validitas. Jika ralpha (positif) > rtabel maka instrumen

tersebut dikatakan andal (reliabel). Sebaliknya jika ralpha (negatif) < rtabel

maka instrumen tersebut tidak andal (not reliabel).

Pendapat diatas diperkuat oleh Supranto dan Limakrisna (2011),

yang menjelaskan bahwa beberapa buku umumnya menggunakan

batas nilai reliabilitas diatas 0,6. Tetapi ada juga yang menentukan

nilai reliabilitas diatas 0,7. Batas keduanya diakui dan bisa diterima.

82
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Alpha Cronbach :

1) Mencari reliabilitas variabel Citra Merek (X)

a. Mencari varian butir variabel Citra Merek (X)

Si=∑ xi 2−¿ ¿ ¿

b. Mencari total varian variabel Citra Merek (X)

Si=∑ xt 2 −¿ ¿ ¿

c. Mencari reliabilitas varialabel Citra Merek (X)


k ∑ Si
rca= ( )(
k−1
1−
St )
Keterangan:

rca = Nilai reliabilitas

Si = Varian skor tiap butir pertanyaan

St = Varian total

K = Banyaknya pertanyaan

Xi = Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pernyataan

Xt = Total skor variabel pernyataan

n = Jumlah responden

2) Mencari reliabilitas variabel Loyalitas Pelanggan (Y)

83
a. Mencari varian butir variabel Loyalitas Pelanggan (Y)

Si=∑ Yi2−¿ ¿¿

b. Mencari total varian variabel Loyalitas Pelanggan (Y)

Si=∑ Y t 2−¿¿ ¿

c. Mencari total varian variabel Loyalitas Pelanggan (Y)



k ∑ Si
rca= ( )(
k−1
1−
St )
Keteranga :

rca = Nilai reliabilitas

Si = Varian skor tiap butir pertanyaan

St = Varian total

K = Banyaknya pertanyaan

Yi = Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pernyataan

Yt = Total skor variabel pernyataan

n = Jumlah responden

Kriteria uji reliabilitas dalam penelitian ini menurut Sugiyono

(2013:184) adalah 0,6 yang berarti:

a. Jika rca ≤ 0,6 maka butir instrumen dinyatakan tidak reliabel

b. Jika rca ≥ 0,6 maka butir instrumen dinyatakan reliabel

2. Uji Asumsi Klasik

84
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu

sebelum menggunakan analisis regresi sederhana sebagai alat untuk

menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Pengujian asumsi

klasik yang digunakan terdiri atas :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang

digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model

regresi linier, asumsi ini ditunjukan oleh nilai error yang berdistribusi

normal. Mode regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki

distribusi normal atau mendekati norma, sehingga layak dilakukan

pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality

Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS. Menurut Singgih Santoso

(2012:293) dasar pengambilan keputusan bisa diakukan berdasarkan

probabilitas (Asymtotic Significance) yaitu:

a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari mode regresi adalah

normal

b) jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah

tidak normal

b. Uji Multikolienaritas

Menurut Ghozali (2018:105) menyatakan bahwa uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik memiliki model yang didalamnya tidak terjadi

85
kolerasi diantara variabel independen, jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat

dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Batas

tolerance value 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila hasil analisa

menunjukkan nilai VIF < 10, berarti tidak terdapat multikolinearitas.

Jika nilai VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas dalam data.

c. Uji Heterokedasitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak

sama atau konstan (Rahmawati dkk, 2016:323). Menurut Ghozali

(2018:137) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas yaitu untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka model

regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam model regresi ini adalah

metode uji white. Menurut Winarno (2015:5-7) menyatakan uji white

menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel

independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada, ditambah

dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambah lagi dengan

perkalian dua variabel independen. Uji white ini bertujuan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan cara

86
membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel. Jika nilai

chi square hitung lebih kecil dari chi square tabel maka tidak terdapat

masalah heterokedastisitas, jika nilai chi square hitung lebih besar dari chi

square tabel maka terdapat masalah heterokedastisitas pada variabel data.

3. Uji Regresi Berganda

Uji regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga.

Teknik regresi berganda yang digunakan adalah regresi pearson, tujuan uji

ini adalah untuk melihat apakah terdapat korelasi berarti apabila ketiga

bebas secara bersama-sama dikorelasikan dengan variabel terikatnya. Uji

regresi berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan atau tingkat

asosiasi antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara

simultan. Bentuk umum persamaan regresi berganda menurut Suharyadi

dan Purwanto (2011) :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 +… +bk Xk

Keterangan:

Y = Nila prediksi Y

a = bilangan konstan

𝑏1,2, … 𝑏𝑘 = koefisien variabel bebas

𝑋1,2 = variabel independen

Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:

(𝑌) = 𝑎 + 𝑏1 (𝐵𝑂) + 𝑏2 (𝐿𝑂)

Keterangan:

87
P = produktivitas

𝑏1𝑏2 = koefisien regresi

a = konstanta

Mendeteksi variabel X dan Y yang akan dimasukan pada analisis

regresi diatas dengan bantuan software sesuai dengan perkembangan yang

ada, misalnya yang sekarang lebih dikenal oleh peneliti yaitu SPSS.

4. Uji Koefisien Korelasi (Product Moment)

Menurut Sugiyono (2015) dalam analisis korelasi product moment

yang dicari adalah koefisien korelasi yaitu angka yang menyatakan derajat

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen atau untuk

mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen, hubungan yang dimaksud bukanlah hubungan

sebab akibat yang berlaku pada metode regresi.

Besarnya koefisien korelasi (r) antara dua variabel adalah untuk

memberi interprestasi terhadap kuat atau lemahnya pengaruh maka

digunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.3
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0,00 s/d 0,199 Sangat Rendah
2 0,20 s/d 0,339 Rendah
3 0,40 s/d 0,599 Sedang
4 0,60 s/d 0,799 Kuat
5 0,80 s/d 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012:242)

88
5. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Bhouno Agung dalam Andi Surya Rahmana (2018)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam

output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary

dengan melihat nilai R Square.

Menurut Sarwono yang dikutip oleh Andi Surya Rahmana

(2018:94) nilai R2 berkisar antara 0-1 yang berarti semakin kecil R2 ,

maka hubungan keduanya semakin lemah. Sebaliknya jika R2 semakin

mendekati 1, maka hubungan keduanya semakin kuat.

Adjusted R Square adalah nilai R square yang telah disesuaikan,

nilai ini selalu lebih kecil dari R square. Menurut Santoso dalam Duwi

Priyatno, untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan

Adjusted R2 sebagai koefisiensi determinasi.

Menurut Ridwan memberikan rumusan dengan menggunakan

suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi yang bisa disingkat

KD, yaitu dengan ketentuan 𝐾𝐷 = 𝑟2 , analisis ini digunakan untuk

mengukur derajat pengaruh kegiatan promosi terhadap keputusan

pembelian konsumen. Digunakan rumus koefisien determinasi sebagai

berikut :

KD = r2 x 100%

6. Uji t (Uji Parsial)

89
Uji t berarti melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara

parsial. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran

secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen

dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan.

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut (Ghozali, 2013:98):

a. Menentukan Formula Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada

tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) yaitu Citra

Merek (X1), Harga Produk (X2), terhadap Loyalits Pelanggan

sebagai variabel dependen (Y). Adapun yang menjadi hipotesis nol

(Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Citra Merek

Ho1 : ρ1 = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Citra Merek terhadap

Loyalitas Pelanggan pada Produk MSG sasa.

Ha1 : ρ1 ≠ 0 : Diduga terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Citra Merek terhadap

Loyalitas Pelanggan pada produk MSG sasa.

2) Harga produk

Ho2: ρ2 = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara harga produk terhadap

loyalitas pelanggan pada Produk MSG sasa.

90
Ha2 : ρ2 ≠ 0 : Diduga terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara harga produk terhadap

loyalitas pelanggan pada Produk MSG

sasa.

b. Menentukan drajat kepercayaan yaitu 95% (α = 0,05)

c. Menentukan signifikansi

Nilai signifikansi (p value) < 0,05 maka HO ditolak dan Ha

diterima Nilai signifikansi (p value) > 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak

d. Membuat kesimpulan

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, dalam Andi S.

Rahmana, 2018:97) adalah dengan menggunakan angka

probabilitas signifikansi, yaitu:

1) Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 dan t hitung

< t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2) Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 dan t

hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

7. Uji f (Uji Simultan)

Menurut Imam Ghozali (2013:98) Uji f adalah uji secara bersama-

sama seluruh variabel independennya terhadap variabel dependennya. Uji

f dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh

Citra Merek dan Harga Produk terhadap Loyalitas Pelanggan secara

simultan.

91
Hasil perhitungan fhitung dibanding dengan ftabel yang diperoleh dengan

menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% (0,05) atau dengan

degree freedom=n-k dengan dasar pengambilan keputusannya adalah

dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu (Ghozali,

2013:98):

a. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05 dan fhitung < ftabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak.

b. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05 dan fhitung > ftabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

HO3 : ρ3 = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

citra merek dan harga produk secara simultan terhadap

loyalitas pelanggan pada produk MSG sasa.

Ha3 : ρ3 ≠ 0 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

citra merek dan harga produk secara simultan terhadap

loyalitas pelanggan pada produk MSG sasa.

92
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan

PT. Tumbakmas Niagasakti didirikan oleh Budi Handojojo

pada tahun 2003, berdasarkan dari akte Notaris Mohammad

Handoko Halim, pada tanggal 22 Juli 2003, No 144. PT.

Tumbakmas Niagasakti berpusat di Jl. Letjen S. Parman Kav. 32-

34 Jakarta Barat dan memiliki banyak jaringan yang menjangkau

kepulauan-kepulauan Indonesia dan sebuah kantor di Singapura.

Dalam perkembangannya PT. Tumbakmas Niagasakti

berkembang menjadi sebuah distributor besar dan berskala

nasional. Hingga kini, perseroan memiliki 42 cabang, memiliki

lebih dari 100 pemasok serta 1200 karyawan dan melayani

langsung lebih dari 200 ribu outlet di seluruh Indonesia. Perseroan

juga memiliki infrastruktur yang memadai guna menunjang

kelancaran operasional logistic yaitu 2 Regional Distribution

Centre berupa fasilitas gudang besar yang berada di Jakarta dan

Surabaya. Masing-masing cabang memiliki gudang dan armada

93
pengiriman serta personil lengkap guna menunjang kegiatan

operasional dan keperluan (principle) dan pelanggan (outlet).

Gambar 4.1
Simbol PT Tumbakmas Niagasakti

Sumber: http://www.tumbakmas.com (diakses pada Agustus 2021)

Pertama kali PT. Tumbakmas Niagasakti merupakan

perusahaan dagang yang spesialisasinya ada pada consumer goods.

Ada beberapa produk yang dipegang oleh PT. Tumbakmas

Niagasakti diantara lain: Sasa, M-150, Salonpas, Lotte, Supermax,

Kopi-41, Berri, Clickz, Meiji. Selain itu, PT. Tumbakmas

Niagasakti merupakan perusahaan distributor berskala nasional

yang dinamis, entrepreneur dan kuat. Elemen-elemen ini

merupakan bukti dari logo perusahaan. Apapun teknologi yang

dipakai, PT. Tumbakmas Niagasakti secara tetap berada pada jalur

pemimpin, selalu mendistribusikan barang dengan baik.

Gambar 4.2
Rangkaian Produk – Produk Tumbakmas Niagasakti

94
Sumber: http://www.tumbakmas.com (diakses pada Agustus 2021)
PT Sasa Inti merupakan perusahaan bumbu makanan

terdepan di Indonesia yang didirikan oleh Rodamas Group pada

tahun 1968. Nama Sasa sendiri merupakan singkatan dari “Sari

Rasa” yang diterjemahkan sebagai SAri dari raSA yang tumbuh

menjadi merek yang memimpin pasar untuk pasar Lokal dan

Internasional. PT Sasa Inti memimpin kategori dengan

menciptakan berbagai inovasi produk yang tercermin dalam

berbagai varian atau lini produk Sasa, mulai dari mulai dari MNG,

tepung bumbu, rangkaian saus, santan hingga bumbu siap saji.

Melalui moto “Sasa Melezatkan”, PT Sasa Inti memimpin kategori

dengan menciptakan berbagai inovasi produk dan tercermin dalam

produk-produk Sasa.

PT. Sasa Inti adalah perusahaan pertama yang memproduksi MSG

di Indonesia, Nama Sasa sendiri merupakan kependekan dari "Sari Rasa"

dimana diterjemahkan sebagai sari dari rasa dan gambaran dari fokus

utama bagi perusahaan. Faktanya, untuk kebanyakan orang Indonesia,

Sasa berarti MSG penguat rasa, bagian bumbu dapur yang sangat

diperlukan. PT. Sasa Inti didirikan oleh Rodamas pada tahun 1968, Sasa

merupakan perusahaan MSG pertama di Indonesia yang bertumbuh

95
menjadi merek yang memimpin pasar untuk pasar lokal MSG. dalam

menanggapi perumbuhan permintaan ini, operasioanl yang terpadu guna

memproduksi Glutamic Acid dan MSG didirikan tahun 1973 dengan

nama Sasa Inti. Sasa sendiri memiliki 2 (dua) pabrik, yaitu PT. Sasa

Fermentation Ltd, yang didirikantahun 1968 berlokasi di Sidoarjo,

dengan status hukum PMDN, berpartner dengan A.I.F.Investment (Pte)

Ltd, memproduksi Monosodium Glutamate (MSG) serta PT. Sasa Inti

yang berlokasi di Probolinggo didirikan tahun 1972 dengan status badan

hukum PMA, berpartner dengan A.I.F, Investment (Pte) Ltd

memproduksi Glutamic Acid, Monosodium Glutamate. Sedangkan

kantor perwakilan Sasa terletak di Jalan Letjen S. Parman Kav. 32-34

Slipi, Jakarta 11480 Indonesia.

Gambar 4.3
Simbol dan Gambar Produk MSG Sasa

Sumber: http://www.sasainti.com (diakses pada Agustus 2021)


Sasa telah menjadi perusahaan dalam kategori pembuat

bumbu dapur atau kitchen food brand yang menjadi merek turun-

temurun (heritage brand) selama 52 tahun dan kini memiliki

beragam kategori produk yang kesemuanya diterima pasar dengan

baik. Memiliki slogan ‘Sasa Melezatkan’, Sasa sudah menjadi

sahabat masakan rumah karena menjadi bumbu dapur yang

memberikan kelezatan setiap sajian yang dimasak dan dapat


96
digunakan secara praktis sehingga merek ini sudah menjadi bagian

dari aktivitas memasak sehari-hari.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Perusahaan makanan dan bumbu terkemuka dari indonesia

b. Misi Perusahaan

Membawa kebahagian bagi semua orang melalui makanan

yang mudah dibuat,sehat dan lezat.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Menurut Robbins dan Coulter (2016:322) mendefinisikan

bahwa struktur organisasi adalah pengaturan formal pekerjaan

dalam suatu organisasi. Struktur ini, yang dapat ditampilkan secara

visual dalam bagan organisasi, juga melayani banyak tujuan.

Gambar 4.4
Struktur Organisasi PT Wings Food

Sumber : PT. Sasa Inti

97
a. Tugas dan Tanggung Jawab

1) Direrktur Utama

Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :

a) Memimpin perusahaan

b) Mengkoordinasi perusahaan

c) Memputuskan langkah-langkah yang akan ditempuh

perusahaan

2) Area Manajemen Perusahaan

Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :

a) Mengawasi dan memberikan pengarahan mengenai

pelaksanaan kegiatan penjuala

b) Membuat rencana penjualan dan strategi pemasaran

c) Mengontrol kegiatan pengiriman barang ke pelanggan

yang dilakukan oleh bagian pengiriman.

d) Memberikan laporan mengenai kegiatan penjualan

barang kepada direktur secara berkala.

3) Manajer Produksi

Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :

a) Mengawasi dan memberikan pengarahan mengenai

pelaksanaan kegiatan produksi.

b) Mengontrol kegiatan produksi

c) Memberikan laporan produksi

4) Bagian Sales

98
Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :

a) Melakukan penawaran kepada pelanggan dan mencari

pelanggan baru

b) Menerima order pemesanan dari pelanggan

c) Melakukan negosiasi dengan pelanggan mengenai jenis,

mutu, harga barang dan cara pembayarannya.

d) Membuat laporan penjualan dan informasi mengenai

jenis barang yang dibutuhkan oleh pelanggan (PO).

5) Bagian Produksi

Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :

a) Melakukan kegiatan produksi

b) Melakukan pengemasan

6) Bagian Administrasi

Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :

a) Mengecek kebenaran dari dokumen PO.

b) Menginput PO (purchase order) ke dalam menu

SO (sales order).

c) Melakukan pengecekan harga antara display komputer

dengan PO.

d) Mencetak bukti penyerahan barang (BP).

e) Membuat faktur penjualan.

f) Menagih piutang kepada customer.

99
100
11

Anda mungkin juga menyukai