Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT ZHISENG INDONESIA SUBANG

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Dalam menempuh ujian sarjana (S1)
Program Studi Administrasi Bisnis

Disusun Oleh :

ANDI SUBAGJA
A1B.18.0034

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS SUBANG
2022
PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PT ZHISENG INDONESIA SUBANG

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Dalam menempuh ujian sarjana (S1)
Program Studi Administrasi Bisnis

Disusun Oleh :

ANDI SUBAGJA
A1B.18.0034

Menyetujui, Mengesahkan,
Pembimbing I Ketua Prodi Adm. Bisnis

Agus Dedi Subagja, SE., M.AB Agus Dedi Subagja, SE., M.AB

Pembimbing II

Luki Natika, S.AP., M.Si

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi

Dr. Hj. Silvy Sondari G, S.Psi., MM


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................

LEMBAH PENGESAHAN ...............................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii


DAFTAR GAMBAR ......................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Identifikasi masalah ....................................................................... 4

1.3 Tujuan dan kegunaan Penelitian..................................................... 4

1.3.1 Tujuan.................................................................................. 4

1.3.2 Kegunaan ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN LITERATUR...................................................................7

2.1 Studi Penelitian Terdahulu ............................................................. 7


2.2 Kajian Teori................................................................................... 9

2.2.2 Pengertian Administrasi Bisnis ............................................. 9


2.2.3 Komunikasi .......................................................................... 9
2.2.3.1 Pengertian komunikasi ............................................. 9

2.2.3.2 Jenis-jenis Komunikasi........................................... 11


2.2.3.3 Indikator Komunikasi ............................................. 12

2.2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi ...... 13


2.2.3.5 Manfaat Komunikasi .............................................. 16

2.2.4 Kinerja ............................................................................... 17


2.2.4.1 Pengertian Kinerja.................................................. 17
2.2.4.2 Jenis-Jenis Kinerja Karyawan................................. 18

i
2.2.4.3 Indikator Kinerja .................................................... 19

2.2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ............. 20


2.2.4.5 Karakteristik Kinerja .............................................. 21

2.2.5 Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja ............................ 22


2.3 Kerangka pemikiran..................................................................... 22

2.4 Hipotesis ...................................................................................... 24


BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 25

3.1 Pemilihan Metode ....................................................................... 25


3.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 26

3.2.1 Populasi ............................................................................ 26


3.2.2 Sampel ............................................................................... 27
3.3 Operasionalisasi Variabel............................................................. 28

3.4 Instrumen Penelitian .................................................................... 29


3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 31

3.6 Analisis Data ............................................................................... 33


3.6.1 Uji Validitas ....................................................................... 33

3.6.2 Uji Reabilitas ..................................................................... 35


3.7 Analisis Statistik .......................................................................... 36

3.8 Hipotesis Statistik ........................................................................ 39


3.9 Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................ 39

3.10 Rencana Jadwal Penelitian .......................................................... 40


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat Ini ............. 8

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel Komunikasi dan Kinerja .......... 29

Tabel 3.2 Skala Likert ................................................................................... 30

Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................... 37

Tabel 3.4 Rencana Jadwal Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Usulan

Penelitian ..................................................................................... 40

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi seperti ini persaingan semakin tinggi baik untuk

perusahaan ritel maupun perusahaan lain yang bergerak dibidang barang dan jasa,

perusahaan dituntut untuk mempertahakan eksistensinya di dalam persaingan

bebas. Setiap perusahaan harus mampu mengembangkan Sumber daya yang ada

dalam perusahaan tersebut agar lebih siap dalam menghadapi persaingan atau

tantangan yang lebih besar di dunia bisnis ini. Sumber daya manusia memiliki peran

penting di dalam sebuah organisasi, dengan hasil kerja yang baik dari para

karyawan maka tujuan perusahaan tersebut akan berjalan dengan baik dan efektif

pula sesuai dengan apa yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam suatu organisasi

tidak semua yang dihasilkan karyawan memperoleh hasil yang baik, karena tingkat

kerja setiap karyawan itu berbeda. Para karyawan mempunyai cara sendiri untuk

meningkatkan hasil kerjanya masing-masing. Misalnya saja dalam berkomunikasi

yang guna untuk bertukar pendapat antara seluruh karyawan dengan atasannya.

Komunikasi menurut Amirullah (2015:206), adalah suatu proses

pemindahan informasi dan pengertian (maksud) dari satu orang kepada orang lain.

Informasi dan pengertian itu dapat dipindahkan dalam berbagai macam bentuk

(seperti tulisan atau lisan), dan metode-metode yang digunakan untuk

1
2

memindahkan informasi dan pengertian dapat berupa berhadap-hadapan, telepon,

memo, atau laporan.

Permasalahan Komunikasi yang terjadi karena kurangnya komunikasi

antara atasan dengan bawahan yang mengakibatkan terjadinya perbedaan pendapat.

Atasan cenderung tidak mau mendengarkan masukan atau ide dari bawahannya

karena atasan merasa benar dengan alasan yang tidak dimengerti oleh bawahannya

Terkadang atasan merasa sudah memberikan feedback akan tetapi belum spesifik,

sehingga membuat bawahan tidak mengerti akan tugas-tugas yang diberikan oleh

atasan.

Komunikasi memiliki hubungan yang erat dengan kinerja karyawan.

Adanya komunikasi yang berjalan dengan baik akan sangat berpengaruh terhadap

kinerja yang dihasilkan oleh karyawan. Karena pada dasarnya komunikasi

dibutuhkan pada kegiatan yang ada, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik

maka dapat memacu para karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja dan

semangat kerja mereka masing-masing. Komunikasi yang tepat akan meningkatkan

kinerja sesuai dengan penelitian Luh Mang Indah Mariana dkk (2017.

Menurut mangkunegara (2017:67) “Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Degan adanya

kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang objektif untuk memberikan

penilaian kepada karyawan serta kompensasi yang sesuai dengan yang dicapai oleh

karyawan”.
3

Masalah yang terjadi di dalam perusahaan perihal kinerja karyawan adalah

kualitas kerja yang dibawah standar perusahaan. Dimana tingkat kinerja karyawan

tersebut masih belum memenuhi standar perusahaan karena kurangnya arahan antar

pimpinan kepada karyawan. Serta kurangnya komunikasi antar pimpinan kepada

karyawan yang menyebabkan target perusahaan tidak tercapai. Terlihat dari cara

pimpinan memberikan sebuah arahan yang kurang maksimal kepada

karyawan. Jika dilihat dari segi karyawan kurangnya inisiatif dalam hal bekerja,

membuat tujuan ataupun penyelesaian akhir pekerjaan tidak tercapai. Setiap

perusahaan selalu memiliki rencana untuk terus meningkatkan kinerja karyawan

agar tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan kinerja yang

diharapkan, perusahaan memerlukan karyawan yang memiliki kriteria dalam

bidang yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

PT. Zhisheng Indonesia adalah Perusahaan Smartphone Vivo yang

bergerak di bidang Marketing. PT Zhiseng Indonesia memiliki berbagai cabang

disetiap daerah kota besar yang ada di Indonesia. Berdiri Sejak Tahun 2013,

terhitung ada 300 cabang di Indonesia. Selain itu Produk Smartphone Vivo mampu

bersaing di Pasar Indonesia bahkan di kuartal Q3 Menjadi Produk No 1 Di

Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi awal di PT. Zhisheng Indonesia Subang

terdapat indikator permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya kualitas kerja karyawan, hal ini dilihat dari tidak tercapainya target

kerja.
4

2. Adanya karyawan yang masuk kerja tidak tepat waktu dan juga absensi

karyawan yang tinggi

Dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi Terhadap kinerja Karyawan PT.

Zhisheng Indonesia Subang”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah yang terdapat pada PT. Zhisheng Indonesia Subang sebagai

berikut :

1. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap Karyawan PT. Zhisheng Indonesia

Subang?

2. Bagaimana pengaruh kinerja terhadap karyawan PT. Zhisheng Indonesia

Subang?

3. Seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan PT.

Zhisheng Indonesia Subang?

1.3 Tujuan dan kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :


5

1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap Karyawan PT. Zhisheng

Indonesia Subang

2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja terhadap karyawan PT. Zhisheng Indonesia

Subang

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja

Karyawan PT. Zhisheng Indonesia Subang

1.3.2 Kegunaan

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka diharapkan penelitian

ini bermanfaat sebagai berikut ini :

1. Kegunaan teoritis

a. Bagi peneliti

Peneliti ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan

untuk penulis mengenai seberapa besar Pengaruh komunikasi terhadap

kinerja karyawan PT Zhisheng Indonesia Subang.

b. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi bagi

penelitian selanjutnya, khususnya penelitian yang terkait dengan Pengaruh

komunikasi terhadap kinerja karyawan PT Zhisheng Indonesia Subang.


6

2. Kegunaan praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan memberi bahan informasi yang bermanfaat untuk

mengambil kebijakan dalam meningkatkan pengaruh komunikasi terhadap

kinerja karyawan PT. Zhisheng Indonesia Subang

b. Bagi pembaca

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

sebagai hasil pegamatan langsug serta dapat memahami penerapan

komunikasi ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi


BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Studi Penelitian Terdahulu

Didalam studi penelitian terdahulu digunakan oleh peneliti sebagai sarana

untuk mengenali informasi terhadap masalah yang akan diteliti kemudian

membandingkan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu penulis

mengambil beberapa penelitian terdahulu yaitu :

1. Eric Wong (2021)

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Anugerah Bahtera Lestari Di Samarinda”. Permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini apakah terdapat pengaruh komunikasi

terhadap kinerja karyawan Pada PT. Anugerah Bahtera Lestari Di Samarinda.

Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan

sampel sebanyak 30 orang karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komunikasi

terhadap kinerja karyawan Pada PT. Anugerah Bahtera Lestari Di Samarinda,

maka hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima.

2. Hermawan (2018)

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Pimpian Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Alexa Medika Cabang Makassar”. Permasalah

dalam penelitian ini apakah ada pengaruh komunikasi pimpian terhadap kinerja

7
8

karyawan pada PT. Alexa Medika Cabang Makassar. Metode penelitian

menggunakan metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 35 orang karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh komunikasi

pimpian terhadap kinerja karyawan pada PT. Alexa Medika Cabang Makassar,

maka hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima.

Table 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Saat ini

Nama Peneliti dan Judul


Persamaan Perbedaan
Tahun Penelitian Penelitian
Eric Wong (2021) Pengaruh 1. Menggunakan 1. Menggunakan
Komunikasi variabel dua metode
Terhadap komunikasi penelitian
Kinerja (X) dan yaitu
Karyawan kinerja (Y) kuantitatif dan
Pada PT. kualitatif
Anugerah 2. Tahun dan
Bahtera Lestari lokasi
Di Samarinda penelitian
3. Sampel yang
diambil 30
orang
Hermawan (2018) Pengaruh 1. Menggunakan 1. Menggunakan
Komunikasi variabel variabel
Pimpinan kinerja (Y) komunikasi
Terhadap 2. Metode pimpinan (X)
Kinerja penelitian 2. Tahun dan
Karyawan kuantitatif lokasi
Pada PT. penelitian
Alexa Medika 3. Sampel yang
Cabang diambil
Makassar sebanyak 30
orang
Andi Subagja Pengaruh 1. Menggunakan 1. Waktu dan
(2022) Komunikasi variabel tahun
Terhadap komunikasi penelitian
Kinerja (X) dan 2. Sampel yang
Karyawan PT. kinerja (Y) diambil
9

Zhisheng 2. Metode sebanyak 45


Indonesia penelitian orang
Subang kuantitatif

2.2 Kajian Teori

2.2.2 Pengertian Administrasi Bisnis

Menurut Supriyanto (2016) dalam buku Widodo (2014) berpendapat

administrasi niaga atau yang sekarang menjadi populer dengan sebutan administrasi

bisnis, adalah bagian dari ilmu-ilmu sosial yang mempelajari proses kerja sama

antara dua orang atau lebih dalam upaya mencapai suatu tujuan yang merupakan

ilmu yang berfokus pada perilaku manusia.

Menurut Handayaningrat (2013) berpendapat bahwa administrasi bisnis

adalah kegiatan–kegiatan atau proses atau usaha yang dilakukan dibidang bisnis

dalam usahanya mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan.

Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Pengertian

Administrasi Bisnis adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang proses kerjasama

antara dua orang atau lebih dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

kata lain, definisi administrasi bisnis adalah ilmu yang fokus pada perilaku manusia.

2.2.3 Komunikasi

2.2.3.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Keith Davies (Mangkunegara, 2017:145), Komunikasi adalah

pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain.


10

Menurut Eugene dalam Wibowo (2014) komunikasi adalah proses dalam

pengaturan organisasi untuk memelihara agar manajemen dan para karyawan tetap

tahu tentang bermacam-macam hal yang relevan. Sedangkan pendapat lain,

Wibowo (2014) komunikasi merupakan proses dimana seseorang (komunikator)

mengirimkan stimuli (biasanya dengan simbol-simbol verbal) untuk mengubah

perilaku dari orang lain (komunikan).

Menurut Wibowo (2014) komunikasi adalah proses pemindahan suatu

informasi, ide, pengertian dari seseorang ke orang lain tersebut dapat

menginterpretasikannya sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Wibowo (2014)

memaknai komunikasi sebagai usaha untuk mendorong orang lain untuk

menginterpretasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang

mempunyai pendapat tersebut. Dengan komunikasi diharapkan diperoleh titik

persamaan, saling pengertian. Komunikasi mengandung arti yang lebih luas

daripada sekedar mengatakan atau menuliskan sesuatu, di dalamnya juga tercakup

suatu pengertian.

Dari pengertian maupun definisi Komunikasi para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang

menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain dalam aktivitasnya. Pada

dasarnya organisasi atau perusahaan juga melakukan komunikasi, bahkan

komunikasi bisnis lebih komplek dibanding komunikasi individu. Komunikasi

yang terjadi di dalam perusahaan ini selanjutnya disebut dengan komunikasi bisnis.
11

2.2.3.2 Jenis-jenis komunikasi

1. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi yang artinya

komunikasi yang dilakukan kepada diri sendiri. Proses komunikasi ini terjadi

dimulai dari kegiatan menerima pesan/informasi, mengolah dan menyimpan,

juga menghasilkan kembali. Contoh kegiatan yang dilakukan pada komunikasi

interpersonal adalah berdoa, bersyukur, tafakkur, berimajinasi secara kreatif

dan lain sebagainya.

2. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga

dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna dari orang yang saling

berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Suatu komunikasi

interpersonal dapat terjadi apabila memenuhi kriteria berikut: (1) Melibakan

perilaku verbal dan nonverbal, (2) Adanya umpan balik pribadi, (2) Terjadi

hubungan/interaksi yang berkesinambungan bersifat saling persuasive.

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau lebih

individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki. Seperti

berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah. Komunikasi

kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan oleh beberapa orang lain atau

sekelompok orang. Contoh komunikasi kelompok antara lain kuliah, rapat,

briefing, seminar, workshop dan lain-lain. Dalam komunikasi kelompok, setiap

individu yang terlibat dalam kelompok masing-masing berkomunikasi sesuai


12

dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok tersebut. Pesan atau

informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota

kelompok dan bukan bersifat pribadi.

4. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam

hubungan organisasi. Komunikasi organisasi merupakan proses komunikasi

yang berlangsung secara formal maupun nonformal dalam sebuah sistem yang

disebut organisasi. Komunikasi organisasi sering dijadikan sebagai objek studi

sendiri karena luasnya ruang lingkup komunikasi tersebut. Pada umumnya

komunikasi organisasi membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,

hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta

budaya organisasi.

5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan

menimbulkan efek tertentu. Jadi, Komunikasi massa sebagai pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

2.2.3.3 Indikator Komunikasi

Menurut Fitria (2012:2) agar efektif ada 4 indikator komunikasi yaitu :

1. Pemahaman, Merupakan suatu kemampuan memahami pesan secara cermat

sebagaimana yang disampaikan oleh komunikator. Dalam hal ini komunikan


13

dikatakan efektif apabila mampu memahami secara tepat. Sedang komunikator

dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan secara cermat.

2. Kesenangan, Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan

informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua

belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi

pesan, akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara

menyenangkan untuk memupuk hubungan insani.

3. Pengaruh pada sikap, Apabila seorang komunikan setelah menerima pesan

kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan

mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di

perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang

lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.

4. Hubungan yang makin baik, Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif

secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di

perkantoran, seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk

menyampaikan informasi atau mempengaruhi sikap semata, tetapi kadang-

kadang terdapat maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan

baik.

2.2.3.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komunikasi

Menurut Potter dan Perry (1997) mengatakan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi komunikasi, yaitu:


14

1. Perkembangan Tingkat

Perkembangan dalam berbicara bervariasi dan hal ini berhubungan erat dengan

perkembangan anak. Orang tua memberikan pengaruh penting terhadap

kemampuan anak untuk berkomunikasi. Perkembangan pada individu

menentukan jenis komunikasi apa yang akan di dipilih (Potter dan Perry, 1997).

Menurut penelitian Deasy (2011) dengan judul hubungan komunikasi dalam

keluarga dengan perkembangan bahasa anak usia 11 prasekolah dengan

responden 70 anak. Hasil yang didapatkan ada hubungan antara komunikasi

dalam keluarga dengan perkembangan bahasa anak usia prasekolah

2. Persepsi

Persepsi adalah pandangan pribadi tentang apa yang terjadi. Hal ini terbentuk

oleh pengetahuan, pengalaman. Perbedaan persepsi akan menjadi batu

sandungan untuk mencapai komunikasi yang efektif. Sedangkan persepsi orang

itu sendiri sangat sulit untuk dirubah kalau sudah mengakar (Mahmud, 2009).

Menurut penelitian dari Anak Agung Istri (2008) dengan judul hubungan antara

persepsi terhadap efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dengan

responden 198 anak. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif

antara persepsi terhadap efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dengan

anak.

3. Nilai

Nilai dapat mempengaruhi interpretasi pesan dan juga bagaimana individu

menginterpretasikan ide yang datang dari orang lain. Jika nilai yang dimiliki
15

seseorang berbeda dan tidak ada penyesuaian antar individu kemungkinan akan

terjadi konflik saat melakukan komunikasi (Arwani, 2003).

4. Emosi

Emosi dapat membuat seseorang salah menginterpretasikan pesan yang

diterima. Jika emosi mempengaruhi komunikasi dimaknai sebagai perasaan

subjektif seseorang dan mempengaruhi individu bagaimana berinteraksi dengan

seseorang. Jika pada seseorang yang berkomunikasi tidak terkontrol emosinya

maka akan terjadi perdebatan karena emosi yang muncul (Vardiansyah, 2004).

5. Latar belakang sosiokultural

Budaya adalah hasil dari mempelajari cara berbuat, berpikir, dan merasakan.

Pengaruh kebudayaan menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan

berkomunikasi, dalam hal ini komunikator harus bisa menyesuaikan dengan

kebudayaan komunikan agar komunikasi yang berjalan menjadi efektif (Potter

dan Perry 1997).

6. Gender

Pria dan wanita memiliki cara berkomunikasi yang berbeda – beda. Anak

perempuan biasanya perkembangan pusat komunikasi di otaknya lebih bagus

dari pada laki – laki (Widodo, 2010)

7. Pengetahuan

Penggunaan bahasa yang umum sangat tepat digunakan jika pengirim dan

penerima pesan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan

mennjadi tidak jelas jika kata yang digunakkan tidak dikenal penerima. Karena
16

pemakaian bahasa yang lazim menjadi faktor yang sangat membantu dalam

berkomunikasi untuk menjembatani perbedaan yang terjadi (Arwani, 2002)

8. Lingkungan

Seseorang dapat berkomunikasi lebih baik dalam lingkungan yang nyaman.

Kurangnya kebebasan seseorang bisa mengakibatkan kebingungan,

ketegangan. Gangguan lingkungan juga bisa mengganggu pesan yang dikirim.

Lingkungan yang nyaman sangat membantu dalam proses komunikasi, karena

inilah lingkungan menjadi faktor yang berpengaruh dalam komunikasi

(Mulyana, 2003)

2.2.3.5 Manfaat Komunikasi

Dalam suatu organisasi komunikasi yang baik sangat dibutuhkan, agar

pencapaian tujuan-tujuan organisasi terwujud. Ada beberapa fungsi komunikasi,

yaitu:

1. Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku organisasi.

2. Komunikas berfungsi untuk membangkitkan motivasi pegawai.

3. Komunikasi berperan sebagai pengungkapan emosi.

4. Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

dimana komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan

kelompok untuk mengambil suatu keputusan dengan penyajian data guna

mengenali dan menilai berbagai alternatif keputusan (Sopiah dalam Hendriani

dan Hariyandi, 2014).


17

2.2.4 Kinerja

2.2.4.1 Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2017:65) kinerja adalah hasil secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan

tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya.

Menurut Moeheriono (2012:95), kinerja atau performance merupakan

sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan dalam suatu perencanaan strategis suatu organisasi.

Menurut Rivai (2013:604), kinerja merupakan suatu istilah secara umum

yang digunakan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi

pada suatu periode dengan suatu referensi pada sejumlah standar seperti biaya masa

lalu yang diproyeksikan dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau

akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga

komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap

unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan

memberi arah dan memengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang

diharapkan organisasi terhadap setiap personil.

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan

merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target

tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja dikatakan baik apabila hasil
18

kerja individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang ditentukan

sebelumnya.

2.2.4.2 Jenis-jenis Kinerja Karyawan

Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tentunya

membutuhkan kriteria yang jelas, karena masing-masing pekerjaan tentunya

mempunyai standar yang berbeda-beda tentang pencapaian hasilnya.

Menurut Kasmir (2016:182) menyebutkan dalam praktiknya kinerja

dibagi ke dalam dua jenis yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja

individu merupakan kinerja yang dihasilkan oleh seseorang, sedangkan kinerja

organisasi merupakan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Robbins dalam Rozarie (2017:65) penilaian kinerja terdiri dari

pendekatan sikap, pendekatan perilaku, pendekatan hasil, pendekatan kontingensi.

Adapun penjelasan mengenai jenis penilaian tersebut adalah:

1. Pendekatan sikap, pendekatan ini menyangkut penilaian terhadap sifat atau

karakteristik individu.

2. Pendekatan perilaku, melihat bagaimana orang berperilaku. Kemampuan orang

untuk bertahan meningkat apabila penilaian kinerja didukung oleh tingkat

perilaku kerja.

3. Pendekatan hasil, perilaku memfokuskan pada proses, pendekatan hasil

memfokuskan pada produk atau hasil usaha seseorang atau yang diselesaikan

individu.
19

4. Pendekatan kontingensi, pendekatan ini selalu dicocokkan dengan situasi

tertentu yang sedang berkembang. Pendekatan sikap cocok ketika harus

membuat keputusan promosi untuk calon yang mempunyai pekerjaan tidak

sama.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja dari suatu karyawan terdiri dari beberapa jenis yang memiliki tujuannya

masing masing.

2.2.4.3 Indikator Kinerja

Berikut indikator-indikator kinerja menurut Mathis dan Jackson (2006):

1. Kualitas hasil kerja, diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan

yang dihasilkan dan kesempurnaan hasil kemampuan dan keterampilan

karyawan. Hasil pekerjaan mendekati sempurna atau memenuhi standar yang

ditentukan.

2. Kuantitas hasil kerja, diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktivitas

yang ditugaskan beserta hasilnya.

3. Ketepatan waktu, diukur dari persepsi karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya dari awal sampai akhir. Dan dapat menyelesaikan dalam waktu

yang sudah ditetapkan serta memaksimalkan waktu untuk aktivitas lainnya.

4. Kemampuan bekerja sama, kemampuan dalam menangangi hubungan kerja,

diperlukan guna meningkatkan efisiensi kerja dalam perusahaan meliputi kerja

tim antar devisi.


20

5. Kehadiran, merupakan keikutsertaan karyawan secara fisik dan mental terhadap

aktivitas pekerjaan di perusahaan.

2.2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Moorhead dan Chung/Megginson, dalam Sugiyono (2009:12)

kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Kualitas pekerjaan (Quality of Work) merupakan tingkat baik atau buruknya

sesuatu pekerjaan yang diterima bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari

segi ketelitian dan kerapian kerja, keterampilan dan kecakapan.

2. Kuantitas pekerjaan (Quantity of Work) merupakan seberapa besarnya beban

kerja atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang pegawai.

Diukur dari kemampuan secara kuantitatif dalam mencapai target atau hasil

kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru

3. Pengetahuan pekerjaan (Job Knowledge) merupakan proses penempatan

seorang pegawai yang sesuai dengan background pendidikan atau keahlian

dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam

memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan

4. Kerjasama tim (Teamwork) melihat bagaimana seorang pegawai bekerja

dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak

hanya sebatas secara vertikal atau pun kerjasama antar pegawai, tetapi

kerjasama secara horizontal merupakan faktor penting dalam suatu kehidupan

organisasi yaitu dimana antar pimpinan organisasi dengan para pegawainya


21

terjalin suatu hubungan yang kondusif dan timbal balik yang saling

menguntungkan

5. Kreatifitas (Creativity) merupakan kemampuan seorang pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaannya dengan cara atau inisiatif sendiri yang dianggap

mampu secara efektif dan efisien serta mampu menciptakan perubahan-

perubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi

6. Inovasi (Innovation) kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna

perbaikan dan kemajuan organisasi. Hal ini ditinjau dari ide-ide cemerlang

dalam mengatasi permasalahan organisasi

7. Inisiatif (Initiative) melingkupi beberapa aspek seperti kemampuan untuk

mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi kesulitan, kemampuan untuk

melakukan sesuatu pekerjaan tanpa bantuan, kemampuan untuk mengambil

tahapan pertama dalam kegiatan.

2.2.4.5 Karakteristik Kinerja

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut

(Mangkunegara, 2002:68) :

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi

3. Memiliki tujuan yang realistis

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya
22

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan

kerja yang dilakukannya

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

2.2.5 Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja

Dalam perusahaan komunikasi adalah hal yang penting, dengan

menjalankan komunikasi dengan baik di perusahaan maka hal tersebut memberikan

dampak yang baik untuk karyawan dalam mencapai kinerja yang diinginkan.

Komunikasi merupakan bagian yang paling penting dalam perusahaan, sebab

komunikasi yang tidak baik akan menimbulkan masalah yang akan merugikan

perusahaan serta akan berpengaruh kepada kinerja karyawan.

Pincus (1986) menemukan komunikasi berhubungan positif dengan

kinerja, tetapi tidak sekuat hubungan antara komunikasi dengan kepuasan. Chen et

al., (2006) menyatakan komunikasi organisasi berhubungan positif dengan

komitmen organisasi dan kinerja dan berhubungan negatif dengan tekanan

pekerjaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Keith Davies (Mangkunegara, 2017:145), Komunikasi adalah

pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain. Menurut

Sutardji (2016:10-11) agar efektif ada 5 indikator komunikasi yaitu :


23

1. Pemahaman

2. Kesenangan

3. Pengaruh pada sikap

4. Hubungan yang makin baik

5. Tindakan

Bintoro (2017:153) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikator Kinerja adalah sebagai

berikut :

1. Kualitas hasil kerja

2. Inisiatif

3. Ketepatan waktu

4. Kemampuan bekerja sama

5. Kehadiran
24

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Komunikasi (X) Kinerja (Y)

1. Pemahaman 1. Kualitas hasil kerja


2. Kesenangan 2. Inisiatif
3. Pengaruh pada sikap 3. Ketepatan waktu
4. Hubungan yang makin baik 4. Kemampuan bekerja sama
5. Tindakan 5. Kehadiran

Menurut Sutardji Menurut Bintoro (2017:153)


(2016:10-11)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis dapat memutuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut. Terdapat Pengaruh Komunikasi Terhadap

Kinerja Karyawan pada PT. Zhisheng Indonesia Subang


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pemilihan Metode

Menurut Sugiyono (2019:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang dapat diperhatikan yaitu,

cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum

data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengatasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu

masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu,

memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan

mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

Metode yang akan digunakan untuk melakukan penelitian mengenai

Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Zhisheng Indonesia

Subang yaitu metode kuantitatif. Karena metode ini sudah cukup lama digunakan

sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

25
26

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif, dan menurut Sugiyono (2019:35) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).

Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada

sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian, atau disebut juga

universe (Ali, 1985 : 54). Menurut Nawawi (2000:4) populasi adalah keseluruhan

subjek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber. Populasi juga merupakan

keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2003:108). Populasi dirumuskan sebagai

“semua anggota sekelompok orang kejadian atau objek yang telah dirumuskan

secara jelas”. Atau kelompok lebih besar yang menjadi sasaran generalisasi

(Furchan, 2005:193).
27

Oegawai di PT. Zhisheng Indonesia Subang pada saat ini yang tercatat

berjumlah sebanyak 45 orang yang terdiri dari Departemen Marketing sebanyak 35

pegawai, Departemen Backoffice sebanyak 10 pegawai.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (mewakili).

Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 1996 : 117). Ali (1985 : 54) menyebutkan, bahwa sampel penelitian

adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap

mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik

tertentu. Sampel juga berarti sebagian dari populasi, atau kelompok kecil yang

diamati (Furchan : 193).

Penelitian ini menggunakan sampling jenuh dimana mengambil seluruh

populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel yang diambil

sebanyak 45 orang.
28

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini melibatkan 2 (dua) variable, yaitu variabel X dan

variabel Y. Untuk menentukan data yang diperlukan dari setiap variabel yang

diteliti serta untuk memudahkan pengukuran tingkat pengaruh atau hubungan antar

variabel tersebut, ditetapkan operasionalisasi variabel sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X). variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Menurut Sugiyono (2019 : 39) variabel independen atau

variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen yang digunakan yaitu komunikasi.

2. Variabel Dependen (Y). Sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Menurut Sugiyono (2019 : 39) variabel dependen atau variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja.


29

Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi Variabel Komunikasi dan Kinerja

Variabel Definisi Variabel Indikator Data Item

Komunikasi adalah Pemahaman Ordinal 1


pemindahan informasi
Kesenangan Ordinal 2
dan pemahaman dari
Komunikasi (X) seseorang kepada orang Pengaruh pada
sikap Ordinal 3
lain. (Menurut Keith
Davies, 2017:145) Hubungan yang
makin baik Ordinal 4
Kualitas hasil kerja Ordinal 1
Mathis dan Jackson
(2006:65) menyatakan Kuantitas hasil Ordinal 2
bahwa kinerja pada kerja
dasarnya adalah apa yang Ketepatan waktu
Kinerja (Y) Ordinal 3
dilakukan atau tidak
dilakukan pegawai. Kemampuan
kelompok kerja di bekerja sama Ordinal 4
perusahaan tersebut.
Kehadiran Ordinal 5

3.4 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat

dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian

dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk

penelitian (Emory, 1985).

Sugiyono (2019 : 92) menyatakan bahwa; Dalam penelitian kuantitatif,

peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, instrumen

penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian
30

jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan bergantung pada

jumlah variabel yang diteliti.

Instrumen penelitian yang digunakan penulis yaitu berupa angket atau

kuesioner dengan jumlah 2 (dua) variabel dan menggunakan skala likert dalam

pengukuran jawaban dari responden. Sugiyono (2019 : 93) mengemukakan bahwa;

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena sosial

ini telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian.

Dalam skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Selanjutnya Sugiyono (2019 : 93) untuk keperluan analisis kuantitatif, maka

jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

Tabel 3.2
Skala Likert

Keterangan Simbol Skor

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Ragu-ragu RG 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1


Sumber : Menurut Sugiyono (2019 : 39)
31

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam penelitian, karena

data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat

pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan

bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari

baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 1998 : 160).

Untuk keperluan pengujian diperlukan serangkaian langkah yang akan dimulai dari

operasionalisasi variabel, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data.

Pengumpulan data diperlukan dan mempunyai kaitan terhadap penelitian yang

dilakukan, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data

primer, yaitu sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari

perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini

dengan cara dokumentasi. Studi yang dilakukan antara lain dengan

mengumpulkan data yang bersumber dari literatur-literatur, bahan kuliah dan

hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini

dilakukan untuk menambah pengetahuan mengenai masalah yang dibahas.

2. Studi lapangan (Field Research)

Studi lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dengan

membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat.

Sumber data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui
32

kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner ini dibagikan dengan

tujuan untuk mengukur komunikasi pada Kinerja karyawan. Adapun proses

pengumpulan data sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan

mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang

diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi.

Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada

kegiatan pengamatan (Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 46).

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yakni teknik

pengumpulan data dimana penyidik mengadakan pengamatan secara

langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik

pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di

dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1994 : 162).

2) Angket

Angket (questionnaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan

tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual

atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi,

keyakinan, minat dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan

menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan

subyek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara

tertulis untuk mendapatkan respon (Hadjar, 1999 : 181).


33

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yang

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Merupakan angket langsung, artinya responden menjawab tentang dirinya.

Dipandang dari bentuknya merupakan rating-scale (skala bertingkat), yaitu

sebuah pernyataan diikuti kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-

tingkatan.

3.6 Analisis Data

Untuk mengambil data karyawan berkaitan dengan komunikasi dan

kinerja karyawan perusahaan digunakan kuesioner. Baik tidaknya alat tersebut

dilihat dari validitas dan reliabilitas. Menurut Sugiyono (2017 : 172), ada dua syarat

penting yang berlaku untuk kuesioner yaitu valid dan reliabelnya instrument yang

ada dalam kuesioner tersebut, untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan uji

reabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (1998 : 160), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Arikunto

(1995 : 219) juga mengemukakan, bahwa secara mendasar, validitas adalah

keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang bersangkutan mampu

mengukur apa yang akan diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai
34

validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah.

Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus

diukur oleh alat itu. Meter itu valid karena memang mengukur jarak. Demikian pula

timbangan valid karena mengukur berat. Bila timbangan tidak mengukur

berantakan tetapi hal yang lain, maka timbangan itu tidak valid untuk itu (Nasution,

2007 : 74).

Sugiyono (2017 : 121) mengungkapkan bahwa : “Validitas berarti derajat

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data

yang valid adalah dengan data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian”. Uji validitas

instrumen dapat menggunakan rumus korelasi sebagai berikut :

Keterangan :

r : Koefisien yang dicari

x : Skor tiap item pertanyaan

y : Jumlah dari setiap pertanyaan

n : Jumlah sampel
35

“Bila harga korelasi dibawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir

instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus bernilai positif diperbaiki atau

dibuang”. Artinya item pernyataan (indicator) secara empiris dikatakan valid jika

koefisien korelasi (r) > 0,3 dengan mempermudah perhitungan akan dilakukan

menggunakan bantuan program SPSS vs24. Dimana validitas data diukur dengan

membandingkan T-hitung dan T-tabel.

3.6.2 Uji Reabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu

gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi

alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution,

2007 : 77).

Menurut Sugiyono (2017 : 190) “Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dapat dipercaya dapat diandalkan”.

Koefisien alat ukur yang umum digunakan adalah a Cronbach. Koefisien ini

didasarkan pada konsistensi internal dari alat ukur yaitu rata-rata korelasi item yang

membentuk sebuah alat ukur. Bila item-item tersebut distandarisasikan sehingga

terstandar deviasi satu. Teknik alat ukur yang digunakan untuk menguji reliabilitas

(keandalan) alat ukur adalah dengan taraf 0,6 menggunakan rumus :


36

Keterangan :

K : Jumlah butir

Vi : Varian sari butir ke-i

Vt : Varians total butir

Secara teori nilai diatas > 0,6 maka pernyataan tersebut reliabel.

3.7 Analisis Statistik

Dalam penelitian ini analisis statistic yang digunakan adalah analisis

deskriptif dan inferensial. Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam statistic deskriptif juga dapat

dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi,

melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan

membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

Selanjutnya dilakukan analisis inferensial berupa pengujian hubungan

antar variabel. Dalam menghitung besarnya hubungan antara variabel, penulis

menggunakan rumus korelasi product moment pearson sebagai berikut;


37

Dimana :

rxy : Korelasi item yang dicari

n : Banyaknya responden

x : Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

y : Skor total dari seluruh item

∑𝑥2 : Jumlah kuadrat skor variabel X

∑𝑦2 : Jumlah kuadrat skor variable Y

Menurut Sugiyono (2017 : 278) “Untuk dapat memberi interpretasi

terhadap kuat lemahnya hubungan variabel X dan variabel Y, maka dapat

digunakan pedoman seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Ordinal Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

Sumber : Sugiyono (2017 : 278)

Selanjutnya hasil perhitungan korelasi ini dilanjutkan perhitungan

koefisien determinasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar


38

pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat, biasanya dinyatakan dalam

persentase. Koefisien determinasi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Kd = 𝑟2x 100%

Keterangan :

Kd : Koefisien determinasi

r : Koefisien korelasi

Sementara itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar variabel,

penulis menggunakan persamaan regresi linier sederhana yang juga bermanfaat

untuk menghitung prediksi variabel dependen apabila variable independen

ditentukan nilainya. Adapun untuk menghitung regresi linier sederhana ini

persamaanya adalah sebagai berikut :

Dimana :

Y : Variabel dependen

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

x : Variabel

independen
39

3.8 Hipotesis Statistik

Untuk menentukan pengaruh antara variabel komunikasi (X) terhadap

variabel kinerja karyawan (Y) pada PT. Zhisheng Indonesia Subang Ditempuh uji

hipotesis statistika dengan kriteria sebagai berikut :

1. Ho : P = 0 : Tidak ada pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja karyawan di PT.

Zhisheng Indonesia Subang

2. Ha : P ≠ 0 : Terdapat pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja karyawan di PT.

Zhisheng Indonesia Subang

Hasilnya jika T-hitung > T-tabel maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Perhitungan uji hipotesis menggunakan SPSS 23.

3.9 Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian oleh

penulis yaitu PT. Zhisheng Indonesia Subang yang beralamat Blok Tarikolot

Kecamatan Cipeundeuy, Cipeundeuy, Kec. Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Jawa

Barat 41272.

Alasan memilih PT. Zhisheng Indonesia Cab Subang sebagai tempat

dilaksanakannya penelitian karena ingin mengetahui apakah komunikasi itu akan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian dilaksanakan dari bulan April-

Juli 2022.
40

3.10 Rencana Jadwal Penelitian

Tabel 3.3
Rencana Jadwal Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Usulan Penelitian

Tahun 2022
N
Bulan April Mei Juni Juli
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PERSIAPAN
Penjajakan
Studi
Kepustakaan
Konsultasi
Penyusunan
Laporan Usulan
Penelitian BAB I -
III
Seminar UP
PELAKSANAA
2 N PENELITIAN
Penelitian
Pengumpulan
Data
Analisis Data
PENYUSUNAN
3 SKRIPSI
Penulisan Skripsi
Bimbingan
Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, D.O. 2016. Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan dengan


Dimediasi oleh Kepuasan Kerja. Jurnal Bisnis dan Manajemen.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Metode Penelitian, Suatu Tinjauan Praktek, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Bintoro dan Daryanto. 2017. Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan. Cetakan 1.
Yogyakarta : Gava Media.
Chung & Megginson. (2009). Pengertian tujuan dan manfaat penelitian kinerja
karyawan. Http://dansite.wordpress.com/2009/04/10/pengertiantujuan-dan-
manfaat-penilaian-kinerja-karyawan/
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1985. Human Behaviour at Work
:Organizational Behaviour.Mc.Grav-Hill Inc. New York.
Fitria, D. (2012). Arti, Indikator, Tahapan, Fungsi, Ciri-ciri Dan Permasalahan dari
Komunikasi. Retrieved from Balutan Tinta Pendidikan
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Mangkunegara. 2014. Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan ke enam. Bandung Refika
Aditama.
Moeheriono. 2012. “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi”. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Rivai, Veitzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.
Bandung: Grafindo.
Robbins (2016:260) dalam Bintoro dan Daryanto (2017:107) Manajemen Penilaian
Kinerja Karyawan, Penerbit Gaya Media.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wibowo . (2014) . Manajemen Kinerja . Edisi Keempat . Jakarta : Rajawali Pers.
Wibowo . (2014) . Perilaku Dalam Organisasi . Edisi 1-2 . Jakarta : Rajawali Pers.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Lama bekerja :

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

a. Berikan tanda check list ( ✓ ) pada kolom yang Bapak/Ibu/Saudara/I pilih


sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Pilihan jawaban yang tersedia adalah:
1) SS = Sangat Setuju
2) S = Setuju
3) TS = Tidak Setuju
4) STS = Sangat Tidak Setuju
Contoh : Saya senang bekerja disini
SS S TS STS

c. Ingin memperbaiki jawaban yang salah, beri tanda silang ( x ) dikotak yang
salah, kemudian beri tanda check list (  ) pada kotak yang benar.
d. Dimohon agar seluruh pertanyaan di isi
KOMUNIKASI
NO PERNYATAAN SS S RG TS STS
Saya dapat memahami pesan dan
melakukan tindakan sesuai dengan isi
1
pesan yang dikomunikasikan oleh
Pemimpin/atasan
Informasi dari atasan dapat saya
2
pahami.
komunikasi yang terjadi sehari-hari
3 berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan
Proses komunikasi saya yang terjadi
4 saat ini mampu mempengaruhi sikap
pegawai lain dalam bekerja.
Komunikasi yang terjadi saat ini
5 mampu menciptakan hubungan yang
baik antar karyawan
Saya merasa dapat menjalin komunikasi
6 yang baik dengan atasan maupun rekan
kerja
Komunikasi di perusahaan mampu
7 membuat karyawan cepat dalam
bertindak

KINERJA
NO PERNYATAAN SS S RG TS STS
Saya selalu berhati-hati dalam
1
melaksanakan pekerjaan
Saya mempunyai tanggung jawab dan
2 komitmen dalam melaksanakan
pekerjaan.
Saya selalu berinisiatif melakukan
3
pekerjaan tanpa harus di perintah
Saya selalu bersedian memperbaiki
4
pekerjaan tanpa harus diperintah atasan
Saya melaksanakan pekerjaan dengan
5
tidak menunda-nunda
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan
6
saya tepat waktu.
Saya mampu bekerja sama dengan rekan
7
kerja dalam menyelesaikan pekerjaan
saya sering melakukan koordinasi
8
dengan rekan kerja
Saya masuk dan pulang kerja sesuai
9 dengan waktu ysng ditentukan
perusahaan
Saya selalu datang lebih awal dari jam
10
masuk kerja

Anda mungkin juga menyukai