Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

Analisis Permintaan dan Penawaran Perusahaan Indonesia Serta Keputusan


Perusahaan Menghadapi Kondisi Ekonomi Saat Ini

DOSEN : Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si

Oleh Kelompok 4:

Afri Anton 2010241024

Agus Susanti 2010241861

Gusdalimah 2010242024

Utari Esa Nanda 2010241673

PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.


“Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat – Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Permintaan dan Penawaran suatu perusahaan Indonesia dan Keputusan
Perusahaan menghadapi ekonomi saat ini“. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial.
Makalah ini disusun agar pembaca khususnya mahasiswa dapat mengetahui
permintaan dan penawaran perusahaan dimasa ekonomi saat ini dan keputusan
perusahaan menghadapinya. Adapun mungkin kesalahan teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Sesungguhnya
tiadalah yang sempurna, melainkan Allah Ta’ala semata.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami,Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si. yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin ya rabbal
‘alamin.

Pekanbaru, 28 September 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Studi Kasus............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Teori Permintaan dan Penawaran.......................................................................6
2.2 Hukum Permintaan dan Penawaran.................................................................11

2.3 Contoh kasus Permintaan dan Penawaran suatu Perusahaan di Indonesia


Menghadapi Ekonomi Saat Ini...............................................................................12
2.4 Keputusan Perusahaan Menghadapi Ekonomi Saat Ini ................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan dan penawaran merupakan dua aktivitas yang mendasari

kegiatan perekonomian. Permintaan dan penawaran juga merupakan dua kata

yang paling sering digunakan oleh para ekonom, keduanya merupakan kekuatan-

kekuatan yang membuat perekonomian pasar bekerja (Fattach, 2017). Sedangkan

mekanisme pasar itu sendiri adalah interaksi yang terjadi antara permintaan

(demand) dari sisi konsumen dan penawaran dalam mempengaruhi pasar (supply)

dari sisi produsen, sehingga harga yang diciptakan merupakan perpaduan dari

kekuatan masing-masing pihak tersebut sehingga perilaku permintaan dan

penawaran merupakan konsep dasar dari kegiatan bisnis (Kasdi,2016).

Dilihat dari segi permintaan dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai

konsumen selalu melakukan berbagai permintaan barang dan jasa yang

dibutuhkan. Permintaan yang dilakukan oleh konsumen adalah cara untuk

memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Tentu saja dalam

melakukan permintaan, konsumen harus menyesuaikan permintaan yang

dilakukan dengan pendapatan yang diperoleh. Jika pendapatan tinggi maka

permintaan dapat dilakukan dalam jumlah yang besar, dan sebaliknya, pendapatan

rendah maka permintaan yang dapat dilakukan jumlahnyakecil.

Selain pendapatan, harga pun sangat mempengaruhi permintaan konsumen

terhadap barang atau jasa. Semakin mahal harga suatu barang atau jasa, konsumen

akan mengurangi konsumsi barang atau jasa tersebut atau beralih mencari barang

1
atau jasayang sama meskipun dilihat dari pendapatannya, konsumen masih mampu

membeli barang atau jasa tersebut dan sebaliknya, semakin murah harga barang atau

jasa, konsumen akan loyal dalam mengkonsumsi barang atau jasa itu dan tidak akan

mencari barang atau jasa yang lain. Melakukan permintaan akan barang-barang yang

memiliki unsur spekulasi dan barang-barang prestise mungkin baik untuk masa depan

dan gengsi, tetapi sebaiknya disesuaikan dengan pendapatan yang tersedia, sehingga

masih dapat melakukan permintaan untuk barang-barang yang lebih penting lagi dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan hidup terkadang permintaan yang

diminta oleh kosumen tidak sebanding dengan pendapatan yangdimiliki.

Fenomena yang berkembang dalam masyarakat termasuk Indonesia yaitu adanya

kecenderungan terjadinya perubahan gaya hidup (Life Style), akibat dari ekspansi

industri pangan yang dimanifestasikan kedalam bentuk restoran siap saji. Generasi muda

lebih suka makan dan menghabiskan waktu ke mall, ke cafe dan tentunya dengan

makanan-makanan ala barat atau restoran siap saji, McD, Pizza Hut dan lain sebagainya.

Kondisi ini dimungkinkan karena system penjulan yang modern mampu mempengaruhi

penduduk Indonesia untuk mengkonsumsinya, tidak terkecuali makanan dari Negara

Italia, yaitu Pizza. Makanan jenis ini banyak digemari masyarakat Indonesia dari segala

umur dan kalangan.

Namum sejak akhir tahun 2019 lalu, dunia telah digemparkan oleh adanya jenis

virus baru yang melanda warga Wuhan, Tiongkok. Virus tersebut bernama Corona Virus

Disease atau yang lebih dikenal sebagai COVID-19. Secara cepat COVID-19 menjalar ke

berbagai negara tanpa pandang bulu, baik negara-negara maju seperti Korea Selatan dan

Uni Eropa, maupun negara-negara berkembang seperti Malaysia dan Indonesia. COVID-

19 sendiri merupakan suatu fenomena yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan

2
dunia kesehatan. Namun demikian, penyebaran COVID-19 juga memiliki dampak

terhadap aspek lain selain kesehatan, seperti aspek sosial dan ekonomi. Pernyataan serupa

juga disampaikan oleh Baldwin dan Di Mauro (2020) dalam suatu kurasi tulisan terbaru

berjudul “Economics in the Time of COVID-19” dari VoxEU, yang menyebutkan bahwa

COVID-19 tidak hanya merupakan guncangan bagi dunia kesehatan (health shock),

namun juga merupakan guncangan bagi perekonomian (economic shock).

Setidaknya guncangan ekonomi yang terjadi akibat COVID-19 memengaruhi sisi

penawaran (supply side shock) dan sisi permintaan (demand side shock). Dari sisi

penawaran, penyebaran COVID-19 jelas akan memberikan dampak pada kesehatan

tenaga kerja dan akan secara langsung menurunkan tingkat produktivitas tenaga kerja.

Selain itu dalam rangka mencegah penularan virus yang semakin luas dengan

melakukan pembatasan mobilitas, secara ekonomi hal tersebut akan membuat

produktivitas menurun. Baldwin dan Di Mauro menjelaskan bahwa penurunan

produktivitas tersebut mirip dengan penurunan sementara dalam jumlah tenaga kerja.

Sedangkan dari sisi permintaan, COVID-19 memiliki pengaruh terhadap permintaan

agregat melalui dua aspek, yaitu aspek praktis dan psikologis. Pada aspek praktis,

COVID-19 membuat pergerakan konsumen semakin jarang untuk keluar rumah,

sehingga frekuensi transaksi akan relatif lebih rendah dan tingkat konsumsi menjadi

menurun. Sedangkan dari aspek psikologis, COVID-19 membuat agen ekonomi

menghadapi ketidakpastian, sehingga konsumen dan perusahaan akan cenderung

melakukan “wait and see” dalam keputusan ekonominya, atau dengan kata lain menahan

kegiatan konsumsi dan investasinya. Hal tersebut akan membuat permintaan secara

agregat akan menurun

3
Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini banyak negara, termasuk Indonesia, sedang

mengalami pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Banyak perusahaan telah

merasakan dampaknya, termasuk Pizza Hut.

Kondisi ekonomi saat imembuat perusahaan fast food seperti PT.

Sarimelati Kencana ,Tbk (PZZA) atau yang biasa kita kenal Pizza Hut juga

mengalami dampak yang signifikan atas permintaan dan penawaran produksi nya.

PT. Sarimelati Kencana Tbk mencatatkan penurunan kinerja sepanjang semester I

2020 karena operasional terdampak pandemi virus corona atau Covid-19. Pada

paruh pertama 2020, pemegang hak waralaba Pizza Hut ini membukukan laba Rp.

10,47 M, turun 89,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan uaraian latar belakang diatas maka penulis membuat makalah

dengan judul “Analisis Permintaan dan PenawaranSerta Keputusan Perusahaan

PT. Sarimelati Kencana, Tbk Menghadapi Situasi Ekonomi Saat Ini”

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah :

1. Apakah Kondisi pandemi ( Covid-19) berpengaruh langsung terhadap

permintaan dan penawaranPT. Sarimelati Kencana (Pizza Hut)?

2. Bagaimana keputusan PT. Sarimelati Kencana, Tbk (Pizza Hut)

menghadapi ekonomi saat ini?

4
1.3 TujuanPenelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi saat ini terhadap permintaan dan

penawaran PT. Sarimelati Kencana, Tbk (Pizza Hut)

2. Untuk mengetahui keputusan PT. Sarimelati Kencana, Tbk (Pizza Hut)

menghadapi situasi ekonomi terkini.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan permintaan

dan penawaran konsumen sehingga perusahaan akan mudah untuk melakukan

evaluasi.

2. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah wawasan ilmu

ekonomi yang selalu berkembang khususnya pada dunia praktik yang

sesungguhnya serta mengembangkan pemikiran mengenai permintaan dan

5
penawaran Perusahaan yang ada di Indonesia selama menghadapi ekonomi saat

ini.

3. Bagi peneliti berikutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dapat

memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan perilaku

konsumen.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori Permintaan dan Penawaran

Permintaan dan penawaran berkaitan dengan interaksi antara penjual dan pembeli.

Interaksi ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dan jumlah komoditas yang

diperjualbelikan. Interaksi tersebut dapat diterangkan melalui teori permintaan dan teori

penawaran.

A. Teori Permintaan

Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu komoditas,

serta menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta, harga, dan pembentukan

kurva permintaan. Suatu komoditas dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh

konsumen, dan konsumen bersedia membelinya. Konsumen mau membeli komoditas

yang mereka perlukan apabila harga produk tersebut sesuai dengan keinginannya.

Menurut Rahardja dan Manurung (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi

permintaan barang yaitu:

1). Harga barang itu sendiri

Sifat hubungan antara permintaan dan harga dijelaskan dalam hukum permintaan. Hipotesis

hukum permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditas maka semakin

banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, sebaliknya semakin tinggi harga suatu

komoditas semakin sedikit komoditas tersebut diminta.

. Menurut Sugiarto (2007), hipotesis tersebut didasarkan atas asumsi:

a) Bila harga suatu komoditas turun, maka pembelian terhadap komoditas lain yang terkait

akan menurun dan menambah pembelian terhadap komoditas yang mengalami penurunan

6
harga tersebut. Penurunan harga suatu komoditas menyebabkan pendapatan riil para

pembeli meningkat, sehingga mendorong untuk meningkatkan pembelian.

b) Bila harga suatu komoditas naik, maka pembeli akan mencari komoditas lain yang dapat

digunakan sebagai pengganti atas komoditas yang mengalami kenaikan harga. Kenaikan

harga menyebabkan pendapatan riil pembeli berkurang, sehingga mendorong pembeli

mengurangi pembeliannya.

2). Harga barang lain yang terkait.

Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi ataupun komplemen. Menurut

Djojodipuro (1991) barang substitusi adalah barang yang memenuhi kebutuhan yang sama.

Biasanya barang substitusi tidak mutlak dapat menggantikan satu sama lain, sehingga

konsumen dapat memilih mana yang lebih cocok untuk memenuhi kebutuhannya. Pada

barang substitusi, bila harga barang yang satu naik, dengan mengabaikan pengaruh

pendapatan maka barang yang lain akan naik pula harganya. Hal ini disebabkan kenaikan

harga barang yang pertama mengakibatkan pemindahan permintaan ke barang lain dan

menaikkan harganya. Oleh karena itu untuk barang substistusi, gerak harganya adalah searah.

Permintaan dapat dibagi menjadi:

 Permintaan absolut: permintaan terhadap barang dan jasa secara umum, dengan

disertai atau tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli.

 Permintaan efektif: permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai dengan

kemampuan untuk membeli.

Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan

Hukum permintaan menjelaskan bahwa harga berpengaruh terhadap jumlah barang/jasa yang

diminta. Meskipun demikian, teradapat faktor-faktor lain yang juga berpengaruh.

7
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:

 Harga barang itu sendiri

Seperti yang telah dijelaskan pada hukum permintaan, harga barang/jasa itu sendiri

berpengaruh terhadap jumlah yang diminta.

 Pendapatan masyarakat

Pada barang normal, peningkatan pendapatan akan meningkatkan jumlah barang/jasa yang

diminta. Namun pada barang inferior (misalnya nasi jagung), peningkatan pendapatan justru

akan mengurangi jumlah barang/jasa yang diminta.

 Intensitas kebutuhan

Semakin penting barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan seseorang maka jumlah

permintaannya akan semakin meningkat. Misalnya permintaan payung di kala hujan akan

lebih tinggi dibandingkan saat tidak hujan.

 Jumlah penduduk

Semakin besar jumlah penduduk di suatu negara maka semkain besar permintaannya

terhadap barang/jasa.

 Selera

Peningkatan selera pada satu jenis barang/jasa akan meningkatkan permintaan terhadap

barang/jasa tersebut dibandingkan dengan jenis barang/jasa lain. Misalnya permintaan

terhadap tiket konser artis Korea meningkat akhir-akhir ini karena meningkatnya kegemaran

remaja Indonesia terhadap artis-artis tersebut.

8
 Barang pengganti

Ketersediaan barang pengganti berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta.

Ketika harga teh meningkat, masyarakat yang menganggap kopi adalah barang substitusi dari

teh akan mengalihkan pembeliaannya ke kopi sehingga permintaan kopi akan meningkat.

B.Teori Penawaran

Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan komoditas yang akan

dijualnya (Sugiarto 2007). Pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu

komoditas dan jumlah komoditas tersebut yang ditawarkan oleh produsen dikenal dengan

hukum penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga suatu komoditas, semakin banyak

jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan oleh penjual. Sebaliknya makin rendah

harga suatu komoditas makin sedikit jumlah yang ditawarkan oleh penjual. Menurut Rahardja

dan Manurung (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran barang yaitu:

 Harga barang itu sendiri.

Sifat hubungan antara harga suatu komoditas dan jumlah penawaran komoditas tersebut

dikenal dengan hukum penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga suatu komoditas

semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan oleh penjual.

Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:

Selain harga barang itu sendiri, beberapa faktor lain yang memengaruhi permintaan adalah:

 Biaya produksi

Tinggi rendahnya biaya produksi berpengaruh terhadap kemampuan produksi dan harga jual

barang, sehingga berpengaruh terhadap jumlah penawaran.

9
 Teknologi

Semakin mutakhir teknologi yang digunakan maka produksi semakin efisien sehingga jumlah

yang ditawarkan dapat ditingkatkan.

 Harapan akan harga masa depan

Jika produsen memperkirakan bahwa harga akan naik di masa depan, maka penawaran saat

ini akan dikurangi dan barang/jasa ditimbun untuk dijual di masa depan dengan harapan

keuntungan yang diperoleh meningkat.

 Teknologi produksi

 Tujuan perusahaan

 Kebijakan pemerintah

Kurva penawaran

Kurva penwaran adalah kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dengan jumlah

barang/ jasa yang ditawarkan.

Keterangan: peningkatan harga menyebabkan penawaran meningkat dari A ke B

10
2.2 Hukum Permintaan dan Penawaran

Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah

barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah

barang yang diminta. Adanya kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan harga pada harga

ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium. Penurunan permintaan akan menyebabkan

penurunan harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium.

Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah

barang yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang,

makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan

penurunan harga ekuilibrium dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penurunan

penawaran menyebabkan kenaikan harga ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas

ekulibrium

Kurva permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga

suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan

dibuat berdasarkan data riil di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada

berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam bentuk table.

Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan

jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan

atas yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan

menjual dalam jumlah yang lebih banyak.

2.3 Contoh kasus Permintaan dan Penawaran suatu Perusahaan di Indonesia

Menghadapi Ekonomi Saat Ini

Disini tim penulis mengambil kasus pada Perusahaan PT. Sarimelati Kencana Tbk /

Pizza Hut yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang fast food yang mana ikut

11
mengalami dampak baik dari segi permintaan dan penawaran produk perushaan yang

ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19.

Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini banyak negara, termasuk Indonesia, sedang

mengalami pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Banyak perusahaan telah

merasakan dampaknya, termasuk Pizza Hut. Marak pemberitaan di media yang menyebutkan

bahwa Pizza Hut tengah mengalami kerugian cukup besar akibat Covid-19 sehingga terjadi

kepailitan di Amerika Serikat. Menanggapi hal tersebut, pihak PT. Sarimelati Kencana, Tbk.

selaku pemegang hak waralaba Pizza Hut Indonesia pun merasakan dampaknya. Hasil

laporan keuangan per 30 Juni 2020 pun menunjukkan bahwa PT. Sarimelati Kencana, Tbk.

mampu mencetak laba bersih sebesar Rp.10,475 milyar. Dari hasil tersebut PT. Sarimelati

Kencana, Tbk. ingin membuktikan kepada para stakeholders bahwa kondisi keuangan mereka

dalam keadaan baik dan tidak terpengaruh atas kepailitan yang terjadi pada NPC Amerika

Serikat.25 Walau demikian, dampak Covid-19 memang terasa adanya. Tercatat laba bersih PT.

Sarimelati Kencana, Tbk. turun hingga 85% pada kuartal pertama tahun 2020. Pada kuartal

pertama tahun 2019, PT. Sarimelati Kencana, Tbk. mampu memperoleh laba bersih sebesar

Rp 40,17 miliar, sedangkan pada kuartal pertama tahun 2020 mereka hanya mampu

memperoleh laba bersih Rp 6,04 miliar. Data pada laporan keuangan tersebut juga

menunjukkan persentase kenaikan sebesar 5,58% pada penjualan dan pendapatan usaha dari

tahun sebelumnya dari Rp 902,28 miliar menjadi Rp 955,64 miliar. Namun hal ini diimbangi

dengan kenaikan pada beban penjualan dan beban umum administrasi masing-masing

menjadi Rp 567,30 miliar dan Rp 53,45 miliar. Penurunan laba bersih juga berdampak pada

turunnya laba per saham dari Rp 13,-/saham menjadi Rp 2,-/saham.

Seperti yang kita ketahui dalam ekonomi manajerial tertarik pada permintaan dan

penawaran terhadap suatu komoditas yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Ini bergantung

pada ukuran dari total permintaan dan penawaran pasar. Permintaan atas produk akan

12
meningkat jika harganya berkurang. Dalam hal PT. Sarimelati Kencana / Pizza hut dimasa

ekonomi sekarang terlihat bahwa Pizza hut mengalami penurunan laba bersih yang cukup

tinggi hal ini disebabkan karena permintaan atas Pizza pada masa pandemi cenderung

berkurang dikarenakan tidak diberlakukannya dine in (makan ditempat) dan pengurangan jam

nuka operasional store. emampuan individu untuk memilih barang yang berkualitas

memengaruhi permintaan akan suatu produk. Demikian juga, cara konsumen menginginkan

sesuatu yang lebih baik daripada alternatif juga mempengaruhi permintaan.

Pendekatan Deskrptif

Konsumen menganggap bahwa harga Pizza hut relatif cukup mahal dibandingkan

dengan merk yang lain. Konsumen biasanya akan lebih banyak membeli suatu produk jika

harga dari komoditas lain menurun. Ketika keinginan, emosi, atau preferensi konsumen untuk

suatu produk berubah, demikian juga jumlah permintaan. Dalam hal ini, iklan berperan dalam

membangun keinginan konsumen. Sebagai contoh jika harga Pizza hut relatif mahal biasanya

konsumen dapat beralih ke merk Pizza lain ataupun menggantinya dengan roti lainnya.

Namun dimasa pandemi ini Pizza hut giat melakukan promosi seperti yang kita ketahui

karyawan dari Pizza Hut Indonesia banyak yang melakukan aksi jualan dipinggir jalan

bahkan sudah sampai ke daerah daerah diluar kota. Selain itu Pizza Hut Indonesia juga

memberikan promosi paket atas pizza yang murah meriah, hal tersbut mengakibatkan

tingginya tingkat permintaan konsumen terhadap Pizza Hut Indonesia. Sesuai dengan hukum

permintaan yang mengatakan bahwa Semakin tinggi harga suatu barang maka akan semakin

menurun jumlah permintaannya. Namun semakin rendah harga dari suatu barang/jasa maka

akan semakin meningkat jumlah permintaannya. Atas dasar pengurangan harga dan promosi

Pizza Hut lainnya maka tingkat permintaan dari Pizza Hut pun meningkat.

13
Pendekatan grafik

Keterangan: pergerakan dari A ke B disebabkan karena penurunan harga yang menyebabkan

kuantitas meningkat ( pizza yang dipesan ).

2.4 Keputusan Perusahaan ( PT. Sarimelati Kencana Tbk / Pizza Hut ) Menghadapi

Ekonomi Saat Ini

Berdasarkan pengamatan penulis, pihak manajemen Pizza Hut Indonesia telah

melakukan beberapa cara agar tetap dapat bertahan menghadapi situasi sulit yang timbul

akibat pandemi Covid-19. Cara-cara tersebut antara lain :

1. Mengutamakan layanan delivery order dan take away pada outlet Pizza Hut;

2. Memasarkan produk di pinggir-pinggir jalan;

3. Mengadakan promo – promo diskon; dan

4. Menciptakan varian baru di menu Pizza.

Cara pertama merupakan suatu keharusan, karena penerapan PSBB membuat konsumen

mau tidak mau memilih untuk memesan makanan dan minuman secara daring/ online.

Menyikapi hal tersebut, Pizza Hut Indonesia sudah memiliki aplikasi penjualan secara daring/

14
online serta bekerja sama dengan perusahaan Gojek dan Grab sebagai mitra untuk

mengantarkan makanan ke konsumen.

Cara kedua yakni berjualan di pinggir-pinggir jalan tampak efektif. Para karyawan Pizza

Hut Indonesia turun ke jalan dengan menggunakan motor atau booth kecil dengan jangkauan

yang tidak begitu jauh dari outletnya. Harga yang ditawarkannya pun relatif terjangkau. 1

(satu) pizza ukuran kecil ditawarkan dengan harga Rp 16.500 (sudah termasuk pajak). Harga

yang cukup murah tersebut membuat banyak konsumen yang tertarik untuk membeli.

Cara ketiga, yakni menawarkan promo-promo diskon untuk produk tertentu. Bahkan

Pizza Hut sempat mengadakan event “all you can eat” selama 90 menit dengan harga Rp

55.000,- termasuk pajak, sebelum diberlakukan kembali larangan dine-in di restoran.

15
Cara keempat, yakni menciptakan varian baru menu pizza. Untuk mengatasi kebosanan

konsumen akan pilihan menu yang ada dan untuk terus menarik konsumen, selama masa

pandemi Pizza Hut Indonesia membuat beberapa varian menu baru.

Cara-cara tersebut dilakukan manajemen Pizza Hut Indonesia untuk meningkatkan

penjualan yang mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Meskipun margin

keuntungannya ‘dikorbankan’ melalui promo tersebut, Pizza Hut Indonesia berupaya untuk

tetap bisa bertahan serta tidak sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap

para karyawannya (sebagaimana yang terjadi di banyak sektor industri lain).

SOLUSI MENINGKATKAN PENJUALAN PIZZA HUT INDONESIA

Permasalahan yang dihadapi oleh Pizza Hut Indonesia tersebut tentunya memerlukan

solusi. Pizza Hut Indonesia tidak bisa mengubah legal forces/ kekuatan hukum berupa

larangan bagi pelanggan untuk menikmati produk-produk Pizza Hut Indonesia secara

langsung/ dine-in di restoran. Pizza Hut Indonesia juga tidak melakukan Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) atau perampingan perusahaan, walaupun menghadapi economic

forces/ kekuatan ekonomi, yang berdampak pada penurunan penjualan dan penurunan profit

perusahaan, padahal secara teori ‘kondisi ekonomi yang buruk membuat lingkungan lebih

kompleks dan pekerjaan manajer lebih sulit dan menuntut perusahaan sering kali perlu

mengurangi jumlah manajer dan karyawan mereka, merampingkan operasi mereka, dan

16
mengidentifikasi cara untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya secara lebih efisien

dan efektif.

Atas permasalahan yang dihadapi oleh Pizza Hut Indonesia tersebut, Pizza Hut Indonesia

perlu lebih memanfaatkan berupa technological forces/ kekuatan teknologi, karena meskipun

perubahan teknologi dapat mengancam organisasi, hal itu juga dapat menciptakan sejumlah

peluang baru untuk merancang, membuat, atau mendistribusikan jenis barang dan jasa yang

baru dan lebih baik.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permintaan dan penawaran berkaitan dengan interaksi antara penjual dan pembeli.

Interaksi ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dan jumlah komoditas yang

diperjualbelikan. Interaksi tersebut dapat diterangkan melalui teori permintaan dan teori

penawaran. Namun sejak masa ekonomi sekarang ( Pandemi Covid-19) Setidaknya

guncangan ekonomi yang terjadi akibat COVID-19 memengaruhi sisi penawaran (supply side

shock) dan sisi permintaan (demand side shock). Dari sisi penawaran, penyebaran COVID-19

jelas akan memberikan dampak pada kesehatan tenaga kerja dan akan secara langsung

menurunkan tingkat produktivitas tenaga kerja. Hal ini mempengaruhi langsung terhadap

permintaan dan penawaran Perusahaan yang ada di Indonesia serta melihat bagaimana

keputusan perusahaan dalam menghadapi kondisi ini.

3.2 Saran

Sebaiknya perusahaan walaupun dimasa ekonomi yang sulit tetap melakukan inovasi

yang dapat meningkatkatkan fungsi permintaan dan penawaran dengan tetap menomor satu

kan kualitas dan kuantitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, URL : https://id.wikipedia.org/wiki/Pizza_Hut, diakses pada 22 September

2020.

Pizza Hut Indonesia, URL : https://www.pizzahut.co.id/news/dc45bdfb-dea6-426a-8413-

2b82d52119af, diakses pada 22 September 2020.

Wikipedia, URL : https://id.wikipedia.org/wiki/Pizza_Hut, diakses pada 22 September

2020.

Kontan.co.id, URL : https://investasi.kontan.co.id/news/pizza-hut-tetapkan-harga-ipo-rp-

1100-per-saham, diakses pada 23 September 2020.

Gareth R. Jones dan Jennifer M. George, Contemporary Management, Eleventh Edition

(New York: Mc Graw-Hill Education, 2020), hlm.154.

O.C. Ferrel, Geoffrey A. Hirt, dan Linda Ferrell, Business Foundations : A Changing World,

Twelfth Edition (New York: Mc Graw-Hill Education, 2020), hlm.92.

Gareth R. Jones dan Jennifer M. George,Op.Cit.,hlm.155.

PT. Sarimelati Kencana, Tbk, URL : http://sarimelatikencana.co.id/press-release-

detail.php?id=31, diakses pada 23 September 2020.

Ibid.

CNBC Indonesia, URL : https://www.cnbcindonesia.com/market/20200702112828-17-

169647/dampak-psbb-laba-pizza-hut-indonesia-anjlok-85-di-q1 , diakses pada 23

September 2020.

19
Republika.co.id, URL : https://republika.co.id/berita/daerah/jawa-

timur/q9eexy463/surabaya-larang-layanan-makan-dan-minum-di-tempat, diakses pada

23 September 2020.

Swa.co.id, URL : https://swa.co.id/swa/trends/cegah-penyebaran-covid-19-bupati-eka-

larang-layanan-dine-in-restoran, diakses pada 23 September 2020.

Gareth R. Jones dan Jennifer M. George,Op.Cit.,hlm.159.

Tirto.id., URL : https://tirto.id/pandemi-corona-bikin-restoran-turun-ke-jalan-fREldiakses

pada 23 September 2020.

Kontan.co.id, URL : https://industri.kontan.co.id/news/psbb-jakarta-berlaku-sarimelati-

kencana-pzza-kembali-ke-delivery-dan-take-away-1 diakses pada 23 September 2020.

Gareth R. Jones dan Jennifer M. George,Op.Cit.,hlm.163.

September 2020.

Gareth R. Jones dan Jennifer M. George,Op.Cit.,hlm.159

20

Anda mungkin juga menyukai