Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET

“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN


PENAWARAN KEBUTUHAN POKOK”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi


Dosen Pengampu:
Dr. Arwansyah, S.E., M.Si

DISUSUN OLEH :
ILMU EKONOMI – A/ SEMESTER I
KELOMPOK IX

Maya Wulan Dari (7233240015)

Tegar Efraim Gilbert Siahaan (7233240018

Tina Angelia (7231240006)

Yosua Bintang Halomoan Simanjuntak (7233240006)

PRODI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan nikmat
kesempatan dan nikmat sehat kepada kami selaku penulis sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset ini. Tidak lupa juga kami selaku penulis berterima kasih kepada bapak dosen
pengampu mata kuliah Matematika Ekonomi yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap semoga tugas Mini Riset ini bermanfaat untuk menambah ilmu
dan pengetahuan kita. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam tugas ini serta
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap dapat diberikan kritik serta
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan kedepannya.

Semoga tugas sederhana ini dapat dimengerti oleh siapa pun yang membacanya. Kami
selaku penulis juga berharap laporan yang telah kami siapkan bermanfaat bagi penulis sendiri
dan pembaca. Sekian dan terima kasih.

Medan, November 2023

Kelompok X

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Manfaat ............................................................................................................... 2

BAB II. KAJIAN TEORI .............................................................................................. 3

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 6

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan suatu barang atau jasa dalam kehidupan sehari-harinya untuk
memenuhi kebutuhannya dengan melakukan permintaan terhadap barang atau jasa tersebut.
Permintaan konsumen adalah cara untuk memuaskan kebutuhan. Konsumen harus dapat
menyesuaikan permintaan suatu barang dengan pendapatan yang diterimanya. sedangkan
sebagai produsen, harus bisa menyesuaikan barang atau saja apa yang akan ditawarkan kepada
konsumen.

Manusia sebagai makhluk ekonomi mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan
berbeda-beda, tidak hanya berbeda-beda, tetapi kebutuhannya terus meningkat seiring dengan
berkembangnya peradaban dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita sudah
terpuaskan kebutuhan yang satu, tentu saja muncul kebutuhan yang lain, kebutuhan yang lain
terpuaskan, kemudian muncul kebutuhan yang ketiga, dan seterusnya, seolah-olah tidak ada
habisnya. Kebutuhan merupakan keinginan masyarakat terhadap barang dan jasa yang harus
dipenuhi dan bila tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi kelangsungan hidupnya atau
menimbulkan akibat negatif, seperti minum obat bagi yang sakit, makan nasi bagi yang lapar.

Kebutuhan pokok selalu diminati konsumen di pasaran, karena sangat penting untuk
menjaga kehidupan manusia dan menjamin kelangsungannya. Kebutuhan pokok tersebut
terdiri dari tiga jenis yaitu sandang, pangan, dan papan. Pertanian memegang peranan penting
dalam memenuhi salah satu kebutuhan dasar tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan
data produksi beras setiap tahunnya. Pada tahun 2019 terjadi surplus beras sebesar 2,38 juta
ton, disusul tahun 2020 sebesar 2,13 juta ton, tahun 2021 sebesar 1,31 juta ton, dan tahun 2022
sebesar 1,74 juta ton. Bambang Pamudji, Sekretaris Departemen Pangan Kementerian
Pertanian, mengatakan penyimpanan beras di beberapa daerah masih dapat memenuhi
kebutuhan dengan data distribusi rinci yang tersedia bagi pemangku kepentingan industri beras.
Perkiraan BPS Februari 2023 luas padi mencapai 1,4 juta hektar atau 4,3 juta ton.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Matematika Ekonomi
2. Memperkaya wawasan bagi mahasiswa dalam menggali informasi atau data tentang
faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran bahan pokok

1.3. Manfaat
1. Membantu semua pihak dalam mengetahui data yang telah kami cari
2. Menambah wawasan penulis bagaimana cara menyusun laporan mini riset yang baik
dan benar.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pemintaan
Permintaan dalam ilmu ekonomi adalah jumlah seluruh barang atau jasa yang
diinginkan konsumen pada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Hukum
permintaan menyatakan bahwa semakin harga turun maka permintaan akan naik ,
sebaliknya semakin harga naik maka permintaan akan turun. Teori permintaan
menjelaskan bahwa konsumen membeli suatu barang jika harganya sesuai dengan
keinginannya dan barang tersebut mempunyai kegunaan. Perubahan harga
mempengaruhi permintaan suatu barang, namun perubahan ini terjadi sepanjang kurva
permintaan yang sama.
Barang tertentu dapat mempunyai hubungan yang berbeda dengan barang lain
dalam konteks permintaan. Barang substitusi adalah barang yang dapat saling
menggantikan, barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi. Ada juga
benda yang tidak ada hubungannya dengan benda lain. Untuk kebutuhan pokok seperti
beras, permintaannya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga. Meski harga beras
mengalami kenaikan, namun mereka tetap membelinya karena lkonsumen belum
terbiasa mengonsumsi sumber karbohidrat lain selain nasi. Oleh karena itu, permintaan
terhadap barang-barang kebutuhan pokok seperti beras biasanya bersifat inelastis.
Kurva permintaan adalah grafik yang mencerminkan hubungan antara jumlah
permintaan suatu barang dan harganya, dengan asumsi variabel lain tetap konstan.
Barang seperti daging dan telur merupakan barang dan kebutuhan umum. Jagung juga
bisa menjadi alternatif makanan pokok setelah nasi. Permintaan produk hortikultura
cenderung bersifat elastis, artinya semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula
permintaan terhadap suatu barang itu juga menjadi lebih besar. Penawaran dan
permintaan saling terkait dan juga mempengaruhi harga ketersediaan barang dan jasa
di pasar. Pendapatan, harga, dan preferensi konsumen berperan pola penawaran dan
permintaan dalam perekonomian.

Faktor yang menentukan permintaan:


• Harga produk itu sendiri
• Harga barang-barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
• Pendapatan keluarga dan pendapatan rata-rata masyarakat
• Model distribusi pendapatan di masyarakat

3
• Cita rasa konsumen
• Jumlah penduduk
• Prediksi kondisi masa depan

2. Penawaran
Penawaran mengacu pada jumlah barang atau jasa yang dijual pada tingkat
harga tertentu selama periode waktu tertentu, dengan asumsi variabel lain tetap.
Penawaran dipengaruhi oleh harga produk tersebut . Hukum penawaran yaitu Semakin
naik harga suatu barang maka semakin banyak pula produk yang ditawarkan dan
sebaliknya Semakin harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit
jumlah barang yang ditawarkan. Hukum penawaran menyatakan bahwa ada hubungan
positif antara harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Selain harga
ada faktor lain yang mempengaruhi penawaran yaitu output yang dikelurkan produsen,
kebiasaan dan selera konsumen, serta tingkat pendapatan masyarakat. tingkat
Pendapatan yang tinggi dan selera yang tinggi dapat meningkatkan penawaran tersebut.
Penawaran berperan penting dalam transaksi ekonomi. Jika tidak ada
penawaran, kesepakatan dijual pembelian tidak mungkin dilakukan. Penawaran dan
permintaan mempengaruhi harga keseimbangan. Harga keseimbangan adalah tingkat
harga ketika permintaan dan penawaran sama ,ini adalah harga di mana produsen
bersedia menjual barang atau jasa sementara konsumen bersedia membelinya.Harga
keseimbangan ini ditentukan oleh titik temu kurva penawaran dan permintaan. Ketika
harga dan kuantitas keseimbangan tercapai, maka hal itu menjadi patokan bagi penjual
dan pembeli untuk menetapkan harganya. Harga keseimbangan akan bertahan selama
tidak ada perubahan di dalam faktor lainnya.
Faktor penentu penawaran Keinginan penjualan dalam menawarkan barangnya pada
tingkat harga tertentu dikarena beberapa faktor yaitu:
 Harga produk itu sendiri
 Harga barang lainnya
 Biaya produksi
 Tujuan operasional perusahaan
 Teknologi yang digunakan

4
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penlitian ini adalah studi literatur. Metode
studi literatur merupakan suatu kegiatan penelitian yang berkaitan dengan metode
mengumpulkan informasi lewat data pustaka, membaca dan mencatat serta mengelola bahan
penelitian. Dalam penelitian studi literatur, peneliti mengandalkan literatur yang berbeda
memperoleh data dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihasilkan
deskripsi . Penelitian ini dilakukan melalui survei yang serupa atau berkaitan. Dengan cara ini
metode penelitian diterapkan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang suatu
subjek dengan menganalisisnya ke sumber pustaka seperti buku, jurnal, artikel dan dokumen
lainnya yang berkaitan dengan topik yang diterliti , yaitu faktor - faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran kebutuhan pokok. Langkah-langkah yang diambil yaitu
menentukan tema penelitan, mencari sumber pustaka, membaca dan mengevaluasi sumber
pustaka, menyusun ringkasan dan analisis, membuat kesimpulan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Masalah Struktural yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan

Indonesia merupakan pemain kecil dalam perekonomian teh dunia, hanya berjumlah
4% dari produksi teh dunia, dan hanya 150 ribu ton yang diproduksi pada tahun 2010.
Indonesia berada di urutan ketujuh di antara negara-negara penghasil teh, jauh lebih lemah
dibandingkan Tiongkok (diproduksi sekitar 1,56 juta ton), India (978 ribu ton), Kenya (514
ribu ton), Sri Lanka (290 ribu ton), Vietnam (250 ribu ton) dan Turki (200 ribu ton).
Peringkat ini merupakan penurunan dari posisi kelima pada tahun 2005, yang sebagian
besar disebabkan oleh penurunan produksi teh. Secara keseluruhan, penurunan produksi
teh Indonesia sekitar 1% per tahun dalam sepuluh tahun terakhir karena berkurangnya luas
panen 1,9% per tahun. Luas panen tanaman teh berkurang 153 ribu hektar pada tahun 2000
menjadi hanya 124 ribu hektar pada tahun 2010. Harga murah di tingkat petani dan
tingginya permintaan lahan pertanian dan penggunaan lainnya telah berkontribusi terhadap
masalah struktural industri teh dalam dekade terakhir (Rohayati Suprihatini, 2005).

Masalah struktural ini sangat mengancam 320 ribu pekerja di industri teh, yang menjadi
sumber penghidupan sekitar 1,3 juta orang berada dalam kondisi kritis untuk bertahan
hidup. Ketika tidak ada aktivitas kebijakan di tahun-tahun mendatang, bagian tahunan
sebesar $110 juta dari pendapatan luar negeri teh akan hilang dalam waktu yang relatif
singkat. Dan juga Kontribusi perekonomian teh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
sebesar Rp 1,2 triliun. Indonesia akan hilang jika tidak ada strategi yang serius dan
sistematis untuk menghidup kembali industri teh hilir dari ujung hulu rantai produksi.
Dengan produktivitas yang relatif konstan, peningkatan biaya produksi teh, budidaya dan
pendapatan pengolahan teh tersebut tampaknya tidak memiliki banyak potensi untuk
mendorong pembangunan ekonomi lokal, belum lagi pengentasan kemiskinan di daerah
pedesaan (Jeffrey Neilson et Prita, 2007).

Perkembangan industri pengolahan dan sektor pengolahan teh di Indonesia cukup


lambat sebagian disebabkan oleh buruknya insentif investasi, PPN sebesar 10% untuk
setiap pengolahan, tidak ada dukungan pemerintah yang konsisten.. PPN 10% menghalangi
perkembangan yang tepat di sektor pengolahan, yang mengakibatkan ke produsen lebih
memilih mengekspor teh bubuk dibandingkan teh olahan/kemasan. Padahal PPN-nya 10

6
persen dicabut pada bulan Januari 2007, namun dampak distorsi masih tetap ada karena
tidak adanya KPP di tingkat provinsi mengeluarkan pedoman implementasi kebijakan.
Krisis keuangan global yang terjadi sejak tahun 2008 turut berkontribusi terhadap
penurunan ekspor teh Indonesia. Harga rata-rata teh di pasar dunia turun dari $2,92 per
kilogram pada tahun 2011 menjadi $2,69. per kilo pada tahun 2012, meskipun harga
tampaknya mengalami kenaikan sejak Maret 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor teh Indonesia antara lain ada penawaran dan permintaan teh di pasar global, kualitas
produk teh, hambatan perdagangan di negara tujuan (Rohayati Suprihatini, 2005); (Kustanti
dkk Widiyanti, 2007).

2. Lingkungan Bisnis Yang Mempengaruhi permintaan Dan Penawaran

Pertama, biaya menjalankan bisnis tinggi. Kebutuhan akan penyederhanaan sangatlah


mendesak Karena adanya biaya tambahan akibat sistem regulasi di Indonesia bisnis
Peringkat negara ini masih buruk dalam hal kemudahan berusaha, dan hanya mengalami
sedikit perbaikan sejak tahun 2005. Menurut Bank Dunia, pada tahun 2015, Indonesia
berada pada peringkat 114 dari 189 negara. jauh dari Malaysia, Thailand, Vietnam dan
Filipina. Peringkat Indonesia mendirikan perusahaan, mengurus izin mendirikan bangunan,
membayar pajak dan memenuhi kontrak sangat rendah dan lebih banyak pada tingkat
negara-negara berkembang berpendapatan rendah negara berpendapatan menengah.
Menurut laporan terbaru Doing Business, hambatan Koordinasi untuk memulai dan
menjalankan bisnis di Indonesia buruk di dalam dan antar instansi pemerintah, berbagai
regulasi yang berlebihan perizinan yang diperlukan oleh berbagai tingkat pemerintahan.
Selain itu kesulitan dalam menegakkan kontrak karena lemahnya supremasi hukum.
Bahkan proyek pembangunan yang sederhana dapat membuat frustasi - katakanlah 17
prosedur dan lisensi yang berbeda diperlukan sebelum konstruksi dapat dimulai dan akan
memakan waktu lebih dari 200 hari untuk menyelesaikannya selesai, yang 50% lebih tinggi
dibandingkan wilayah lain di Asia Wilayah Samudera Timur dan Pasifik.
Kedua, korupsi. Sejak tahun 1998, Indonesia menjadi sebuah negara relatif terbuka,
stabil dan demokratis. Sekaligus melakukan upaya pemberantasan korupsi dan dan
perbaikan tata kelola. Kebebasan pers meningkat; kewenangannya dilimpahkan kepada
daerah; check and balances antara eksekutif, legislatif dan yudikatif diperkuat; peran formal
aparat keamanan dalam proses politik telah berakhir; Dan kerangka kelembagaan, termasuk
pembentukan komisi antikorupsi, dikembangkan. Namun, undang-undang tersebut sudah
ketinggalan zaman dan memberatkan pengajaran berorientasi manajemen dengan

7
manajemen pelayanan sipil yang bergaji rendah dan semakin terfragmentasi meningkat
sejauh mana politik birokrasi dan korupsi. Jumlah orang dengan desentralisasi Jumlah
orang yang meminta suap dan pemecatan dikatakan meningkat, dan kerugian akibat korupsi
pun menurun dapat diprediksi Sekitar 8 dari 10 masyarakat Indonesia mengatakan korupsi
tersebar luas di bidang manajemen dan bisnis, persentasenya lebih tinggi dibandingkan
wilayah lain di Asia Tenggara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kebutuhan pokok

faktor permintaan di tentukan oleh selera, preferensi konsumen, pendapatan, harga barang
lain, harga barang, dan jumlah penduduk (Suhardi, 2016: 76) dalam (Aroy Maulana et al.,
2021).

1. Selera masyarakat: Jika masyarakat menyukai sesuatu, mereka cenderung akan


membelinya meskipun harganya mahal. Sebaliknya, apabila selera masyarakat rendah,
permintaan akan rendah.

2. Barang pengganti serta pelengkap: Ketersediaan barang-barang tersebut juga


memengaruhi permintaan. Jika barang asli tidak tersedia, konsumen mungkin akan memilih
barang pengganti. Misalnya, jika beras tidak tersedia, konsumen dapat menggantinya
dengan jagung atau singkong.

3. Tingkat pendapatan: Ketika pendapatan meningkat, daya beli masyarakat juga meningkat
kemudian menaikkan permintaan barang. Apabila pendapatan menurun, permintaan juga
akan menurun karena rendahnya daya beli.

4. Pertumbuhan jumlah penduduk: Semakin banyak penduduk, permintaan terhadap barang


kebutuhan pokok akan meningkat. Namun, dalam daerah dengan populasi yang sedikit,
permintaan cenderung rendah.

5. Harga barang: Tingginya harga menyebabkan konsumen berpikir kembali sebelum


melakukan pembelian, sedangkan harga terjangkau cenderung meningkatkan permintaan.

6. Estimasi harga era mendatang: Apabila estimasi harga barang mengalami kenaikan di
era mendatang,konsumen akan membeli lebih banyak untuk menghemat belanja di masa
mendatang.

8
7. Distribusi pendapatan: Distribusi pendapatan yang tidak merata dapat mempengaruhi
permintaan. Apabila distribusi pendapatan buruk, daya pembelian masyarakat melemah,
lalu membuat permintaan menurun.

8. Upaya produsen dalam menaikkan penjualan: Usaha-usaha produsen untuk


meningkatkan penjualan, seperti promosi penjualan, iklan, hadiah, atau potongan harga,
dapat berpengaruh dalam mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak.

Faktor yang mempengaruhi penawaran kebutuhan pokok, menurut Wijaya (2015) dalam
(Aroy Maulana et al., 2021), ialah:

1. Harga barang: Naiknya harga barang membuat penawaran jumlah barang meningkat.
Sebaliknya, turunnya harga mengakibatkan penurunan jumlah barang.

2. Pajak dan subsidi: Tingginya pajak akan mengakibatkan penawaran menurun karena
produsen harus membayar pajak yang lebih tinggi. Sebaliknya, subsidi dapat mendorong
penawaran dengan mengurangi biaya produksi dan membuat harga barang lebih rendah.

3. Biaya produksi: Semakin besar biaya produksinya, semakin tinggi pula harga yang
ditawarkan oleh produsen. Faktor-faktor seperti upah tenaga kerja, biaya transportasi, harga
bahan baku, serta pajak dapat mempengaruhi biaya produksi dan akibatnya memengaruhi
penawaran.

4. Kemajuan teknologi: Teknologi yang lebih maju memungkinkan produsen untuk


menghasilkan barang dengan biaya produksi lebih rendah serta jumlah lebih besar. Ini dapat
meningkatkan penawaran barang kebutuhan pokok.

5. Ketersediaan barang pengganti. Jika terdapat barang pengganti yang lebih murah,
penawaran barang tersebut dapat menurun karena konsumen cenderung beralih ke barang
pengganti.

6. Restribusi: Restribusi, yang merupakan pungutan daerah untuk membayar izin, juga
dapat mempengaruhi penawaran barang. Jika besarnya retribusi meningkat, produsen
mungkin akan mengurangi penawaran mereka untuk mengompensasi biaya tambahan
tersebut.

9
7. Estimasi harga era mendatang: Apabila produsen mengestimasikan harga barang akan
mengalami kenaikan di masa depan, mereka mungkin akan menahan sebagian barang untuk
ditawarkan di kemudian hari, sehingga penawaran saat ini menjadi lebih rendah.

Penawaran dan permintaan tentu hadir dalam setiap transaksi perdagangan, keduanya
sangat mempengaruhi perekonomian global. Harga dan kuantitas suatu barang atau jasa
saling mempengaruhi. Namun kedua tindakan tersebut mempunyai hukum yang berbeda.
Hukum ini menjelaskan adanya hubungan antara tingkat harga dan jumlah yang diminta,
atau sebaliknya.Pengaruh penawaran dan permintaan terhadap perekonomian sangat
penting untuk dipahami, karena keduanya merupakan faktor kunci dalam menentukan
harga dan tingkat produksi di pasar. Ketika penawaran dan permintaan bertemu pada titik
harga yang sama, harga menjadi stabil dan pasar menjadi seimbang. Namun jika permintaan
melebihi penawaran maka harga akan naik, dan sebaliknya jika penawaran melebihi
permintaan maka harga akan turun.

10
BAB V
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap masalah struktural yang mempengaruhi
penawaran dan permintaan teh di Indonesia, serta lingkungan bisnis yang memengaruhi
faktor tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Penurunan produksi teh
Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir dan masalah struktural mengancam
keberlanjutan industri teh.ancaman ini tidak hanya mempengaruhi pekerja industri,
tetapi juga memberikan dampak negatif pada pendapatan luar negeri dan kontribusi
terhadap PDB. Lambatnya Pengembangan Industri Pengolahan Teh,buruknya insentif
investasi, pajak PPN, dan kurangnya dukungan pemerintah memperlambat
pengembangan industri pengolahan teh. Serta kurangnya memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran kebutuhan pokok seperti selera
masyarakat, harga barang, tingkat pendapatan, distribusi pendapatan, biaya produksi,
kemajuan teknologi, dan faktor-faktor lainnya.

2.2 Saran
Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas dan luas panen tanaman
teh dengan memperbaiki praktik pertanian dan memberikan insentif kepada
petani.Pengembangan Industri Pengolahan dan juga pemerintah perlu memberikan
insentif yang lebih baik untuk pengembangan industri pengolahan teh, termasuk
pembebasan atau pengurangan pajak PPN. Serta sangat diperlukan reformasi regulasi
untuk menyederhanakan proses supaya dapat mengurangi biaya bisnis agar lebih
menarik bagi investasi dan pengembangan industri. Produsen juga perlu
mempertimbangkan diversifikasi produk teh dan peningkatan kualitas untuk
meningkatkan daya saing di pasar global.

11
DAFTAR PUSTAKA

(Achmad Fauzi et al. 2023; Cahya et al. 2021; Frisnoiry et al. 2023; Putra 2020; Sukatin et al.
2022)Achmad Fauzi, Dewa Putu Yohanes Agata L. Sandopart, Elina Anglaini, Putri
Kardella Utami, Muhammad Adjie Adha, and Muhammad Arya Dewanahalim. 2023.
“Pengaruh Permintaan Dan Penawaran Terhadap Kebutuhan Pokok Di Pasar.” Jurnal
Ekonomi Dan Manajemen 2(2):29–39. doi: 10.56127/jekma.v2i2.711.

Cahya, Nilam, Kholida Atiyatul Maula, Universitas Singaperbangsa Karawang, Nilam Cahya,
Kholida Atiyatul Maula, and Singaperbangsa Karawang. 2021. “Nilam Cahya Dkk,
2021.” 1(4).

Frisnoiry, Suci, Tricinta Yospin, Wina Harianja, Sriantika Simanullang, and Widya Riatama.
2023. “Suci+Frisnoiry.” 1(12):1536–42.

Putra, Iwan HS. 2020. “Pengaruh Fluktuatif Harga Barang Pokok Dan Non Pokok Terhadap
Permintaan Dan Penawaran.” Jurnal Ekonomi & Pendidikan 17(2):116–27.

Sukatin, Nurkhalipah, Ayu Kurnia, Delfa Ramadani, and Fatimah. 2022. “Humantech Jurnal
Ilmiah Multi Disiplin Indonesia.” Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia 1(9):1278–85.

12

Anda mungkin juga menyukai