Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DILEMA FAKTOR EKONOMI

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 6

1. Megiwati Inka Wello (2018610071)


2. Nurmian Astri Ssri R. Oyi (2018610090)
3. Frengki Pandjara (2018610086)
4. Maria marningsih malo (2018610070)
5. Melsita Banja Uru (2018610076)
6. Yuli (2018610083)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWHANA TUNGGADEWI
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami Dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
“Transcultural Nursing
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-
teman. Amin.

Malang, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Pokok Ekonomi...................................................................... 3
B. Jenis-jenis Masalah Ekonomi............................................................... 5
C. Pengertian Sistem Ekonomi.................................................................. 7
D. Upaya Pemecahan Masalah Pokok Ekonomi....................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 17
B. Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
yang berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan
oleh pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Berdasarkan United National Development Program, terdapat 3 (tiga) indikator
pembangunan manusia yaitu dengan mengukur kesehatan, pendidikan dan
kemampuan ekonomi. (UNDP, 2003-2006). Pertumbuhan ekonomi dapat
mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan. Pendidikan
juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf pendidikan seseorang
maka tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat. Pada saat ini, pemerintah
fokus dalam permasalahan kesehatan karena rendahnya permasalahan kesehatan
mendorong terciptanya manusia produktif sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program
pemerintah yang ingin menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong
yang bersinergi dengan pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan
perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah dan nasional.
Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke preventive serta mengedepankan
pendekatan persuasif. Serta adanya perbaikan – perbaikan sistem kesehatan yang
ada di Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana menentukan prinsip ekonomi dibidang kesehatan?
b) Bagaimana menentukan ekonomi kesehatan?
c) Bagaimana menentukan konsep pembangunan?
d) Bagaimana menentukan konsep pembangunan ekonomi?
e) Bagaimana menentukan konsep pembangunan kesehatan?
f) Bagaimana menentukan hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam
konsep pembangunan?
g) Bagaimana menentukan interaksi antara ekonomi dan kesehatan?
1.3 TUJUAN
a) Untuk mengetahuai prinsip ekonomi dibidang kesehatan
b) Untuk mengetahui bagaimana menentukan ekonomi kesehatan
c) Untuk mengetahui bagaimana menentukan konsep pembangunan
d) Untuk mengetahui bagaimana menentukan konsep pembangunan ekonomi
e) Untuk mengetahui bagaimana menentukan konsep pembangunan
kesehatan
f) Untuk mengetahui bagaimana menentukan hubungan antara ekonomi dan
kesehatan dalam konsep pembangunan
g) Untuk mengetahui bagaimana menentukan interaksi antara ekonomi dan
kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Masalah Ekonomi


Faktor ekonomi adalah faktor internal yg berasal dari dalam yang dapat
mempengaruhi kegiatan usaha contoh: Tenaga kerja /karyawan, modal, Bahan me
ntah, peralatan, mesin. Masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya
kelangkaan (Inggris: scarcity). Pokok ekonomi dibagi menjadi dua yaitu, masalah
ekonomi klasik dan masalah ekonomi modern : Menurut Teori Klasik, yang
dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
Produksi adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai
guna / manfaat dari suatu barang. , masalah produksi berkaitan erat dengan produk
(barang dan jasa) apa yang akan diproduksi, untuk siapa barang tersebut
diproduksi, menggunakan berapa tenaga kerja. Dalam kegiatan produksi, tidak
terlepas dari cara penggunaan bahan mentah, peralatan (modal), tenaga kerja, dan
teknologi yang menentukan kapasitas produksi atau kemampuan memproduksi
barang dan jasa. Karena sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat
kepuasan yang hakiki, maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah
mencukupi kebutuhan manusia; sehingga selama itu pula produksi menjadi
masalah pokok ekonomi.
Distribusi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan
atau menyalurkan barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan
konsumen akhir/pemakai. Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya
Pengemasan, pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pergudangan,
pengangkutan. Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :
1. Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke
konsumen akhir/pemakai.
2. Distribusi tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa
perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar,
pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat
dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
Konsumsi adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau
mengurangi nilai guna suatu barang. Setiap kebutuhan manusia atau masyarakat
didesak oleh kebutuhan-kebutuhan atau keinginannya dalam menentukan jenis
barang-barang dan jasa yang hendak digunakan atau dikonsumsi. Kegiatan
konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian,
motivasi.
2. Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status
sosial, kebijakan pemerintah, dll.
Menurut Teori Modern, menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi,
membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
1. Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor
produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-
banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barang apa yang harus
diproduksi serta berapa jumlahnya. Karena sumber daya terbatas sementara
kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dapat diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi harus menentukan
barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang
akan diprioritaskan, barang dan jasa apa yang akan diproduksi kemudian,
serta barang dan jasa apa yang tidak dapat diproduksi. Ini merupakan
masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada (sumber daya
alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
2. Bagaimana proses produksinya (How). Hal ini sangat tergantung dari
ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi
negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal dengan
teknologi majunya, sementara bagi negara yang berkembang akan
menerapkan teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan
sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang
tinggi.
3. Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom). Untuk masalah yang satu
ini, pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat
memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang
terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
2.2 Prinsip Ekonomi Dalam Bidang Kesehatan
1. Ekonomi Kesehatan
Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai
penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan.
Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehtan.
2. Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
3. Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan.
4. Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya.
5. Dampak upaya pencegahan , pengobatan dan pemulihan kesehatan pada
individu dan masyarakat.
Menurut Kharman (1964) menjelaskan bahwa ekonomi kesehatan itu
merupakan aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara umum ekonomi
kesehatan akan berkonsentrasi pada industri kesehatan. Ada 4 bidang yang
tercakup dalam ekonomi kesehatan yaitu :
1. Peraturan (regulation)
2. Perencanaan (planning)
3. Pemeliharaan kesehatan ( the health maintenance ) atau organisasi
4. Analisis Cost dan benefict
Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal
ini pasien / pengguna pelayanan kesehtan) provider ( yang merupkan profesional
investor, yang terdiri dari publik maupun private), pemerintah ( government).
Ilmu ekonomi kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut
penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi
dalam bidang kesehtan, maka kegiatan yang akan di laksanakan harus memenuhi
kriteria efisiensi atau apakah kegitan tersebut bersifat Cost Efective. Ada kalanya
menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest-eficient, sedangkan
pada kesehatan adalah interest-individu.
PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan
ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perubahan mendasar
terjadi pada sektor kesehatan, ketikan sektor kesehatan menghadapi kenyataan
bahwa sumberdaya yang tersedia (khususnya dana) semakin hari semakin jauh
dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong masuknya disiplin ilmu
kesehatan dalam perencanaan, managemen dan evaluasi sektoe kesehatan.
Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan
ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber
daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap
populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang
dipelajari dalam ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena
terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi
kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Sebagai
contoh:
1. Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena
menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan,
atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan
seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
2. Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi
orang lain.
3. Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular ke orang lain.
Misalnya, AIDS
4. Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan
menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang
buruk bagi keluarga
5. Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit
akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan
6. Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan
produktivitas. Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan
manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan
yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan
produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara (Murti,2011).
2.3 Konsep Pembangunan Ekonomi
Pengertian pembangunan menurut Siagian (1994) suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building). Pengertian pembangunan menurut
Ginanjar Kartasasmita (1994) yaitu suatu proses perubahan ke arah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Deddy T. Tikson (2005) menyatakan bahwa pembangunan nasional dapat
pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja
melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Dengan demikian,
pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan
ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
yang lebih baik. Manusia merupakan pelaku terciptanya pertumbuhan ekonomi
diukur dari pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita yang akan menentukan
pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Kegagalan
dalam sistem pembangunan terjadi dilihat dari tingginya angka pengangguran,
kesenjangan social dan meningkatnya kemiskinan.
Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau
gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus.
Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan
industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan
perkapita dan pendapatan nasional. Menurut Adam Smith (Suryana,
2000), pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan
penduduk dan kemajuan teknologi. Profesor Simon Kuznets (Jhingan, 2000),
pembangunan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan
(teknologi) suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang
ekonomi kepada penduduknya. Profesor Meier (Adisasmita, 2005)
mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil
perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi (Sirojuzilam: 2005) dipandang sebagai suatu
proses yang menyebabkan naiknya pendapatan per kapita masyarakat dalam
suatau masyarakat untuk jangka panjang, maka pembangunan ekonomi
mempunyai 3 sifat penting yaitu :
1. Suatu proses, yang berarti terjadinya perubahan secara teru menerus.
2. Adanya usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Kenaikan pendapatan masyarakat tersebut terjadi dalam jangka waktu yang
panjang.
Maka pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti
dengan perubahan-perubahan pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan
pendapatan nasional) dengan memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) dan
kemajuan teknologi. Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yaitu
kemajuan teknologi yang dibagi menjadi dua bentuk, yaitu inovasi produk dan
inovasi proses. Inovasi produk berkaitan dengan produk-produk baru yang
sebelumnya tidak ada atau pengembangan produk-produk sebelumnya sedangkan
inovasi proses merupakan penggunaan teknik-teknik baru yang lebih murah dalam
memproduksi produk-produk yang telah ada.
2.4 KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN
Tjiptoherijanto (1993) menyatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan
seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja,
perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan
yang kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan
kesehatan menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat
partisipasi angkatan kerja. Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi
kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor
kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Salah satu program
pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah
peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai di tiap daerah. Penyediaan pelayanan
kesehatan pelayanan kesehatan yang disampaikan kepada pasien oleh kombinasi
antara tenaga pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik dan
laboratorium klinis). Beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan,
yaitu:
1. Sumber daya manusia seperti dokter (umum atau spesialis), bidan, perawat
dan sebagainya.
2. Biaya yang muncul dalam penyediaan seperti biaya operasional dan lain-
lain.
3. Logistik pelayanan kesehatan seperti obat, alat suntik dan sebagainya.
4. Standar operasional pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti tindakan
medis.
5. Peralatan yang digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan seperti
peralatan medis dan lain-lain.
6. Wilayah pelayanan kesehatan
7. Teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
8. Waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
9. Informasi terkait pelayanan kesehatan seperti internet atau famplet.
Maka pembangunan kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan ekonomi karena manusia yang sehat menciptakan manusia
yang produktif dan mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri.
Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesehatan,
pemerintah membuat program untuk pembangunan kesehatan seperti Millennium
Development Goals (MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki tujuan yang terbatas
dan target terukur. Terdapat 8 (delapan) tujuan Millennium Development Goals
(MDGs), yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Mengendalikan hiv dan aids, malaria dan penyakit menular lainnya (tb).
7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8. Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.
Kebijakan umum untuk pembangunan kesehatan dikelompokkan menjadi,
sebagai berikut :
1. Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor.
Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama
lintas sektor berupa sosialisasi masalah-masalah kesehatan pada sektor lain
perlu dilakukan secara intensif dan berkala. Kerjasama lintas sektor harus
mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta melandaskan
pembangunan kesehatan.
2. Peningkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan melalui
berbagai kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Kualitas lingkungan yang sehat mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas
dari bahaya resiko dan keselamatan.
4. Peningkatan Upaya Kesehatannya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pennyembuhan penyakit dan peyuluhan kesehatan serta upaya khusus
melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau kritis. Pemerintah
bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat
miskin pada sektor ekonomi. Status kesehatan masyarakat ditingkatkan melalui
pencegahan dan panganguran morbiditas, mortalitas, dan kecacatan dalam
masyarakat terutama pada bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan dan
masa nifas, melalui upaya peningkatan (promosi) hidup sehat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta pengobatan penyakit dan rehabilitas..
5. Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Pengembangan sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan) bertujuan untuk
meningkatkan pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah
serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu
melaksanakan pembangunan kesehatan.
6. Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan
terutama melalui peningkatan secara strategis dalam kerjasama antara sektor
kesehatan dan sektor lain yang yang terkait, dan antara berbagai program
kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri.
7. Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, penyalahgunaan obat dan
pemberatasan penyakit dan perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan
dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta. Penelitian bidang sosial
budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya hidup sehat
dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
8. Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.
Selain berpengaruh positif, globalisasi juga menimbulkan perubahan
lingkungan sosial dan budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif
terhadap pembangunan kesehatan. Misalnya perubahan gaya hidup yang tidak
sehat akan timbul penyakit degeneratif seperti hipertensi atau diabetes.
2.5 Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan Dalam Konsep
Pembangunan
Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat
menikmati fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya
sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang di
konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan
memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi, 2008). Keadaan
faktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang
diperoleh oleh rumah tangga (Yulia, 2009). Hubungan antara kesehatan dan
pembangunan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu :
a. Pada tingkat mikro
yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi
produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga kerja
yang sehat secara fisik dan mental akan lebih produktif dan mendapatkan
penghasilan yang tinggi.
b. Pada tingkat makro
yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi,
dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat
didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan
penyakit dan peningkatan gizi. Pada tingkat makro ekonomi menjelaskan bahwa
kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengalami tantangan dalam
mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan kesehatan dan
pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang tinggi dapat meningkatan
kesejahteraan ekonomi.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam
pembangunan ekonomi dan kesehatan. Penduduk miskin memiliki beban penyakit
yang tinggi karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta
kecukupan gizi. Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan membuat penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternatif serta
rendahnya pendidikan membuat keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi
suatu penyakit. Komunikasi kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan
pelayanan kesehatan untuk mengajak penduduk miskin untuk merubah perilaku
dan memperbaiki kesehatan mereka.
2.6 Interaksi Antara Ekonomi Dan Kesehatan
Kesehatan bukanlah suatu komoditi sedangkan pelayanan kesehatan
adalah suatu komoditi. Dari sudut pandang supply (persediaan) produksi yang
terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus akan
menghasilkan output lainnya. Dari sudut pandang demand (permintaan) masyarak
at ingin memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan
sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi karena
adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin dibandingkan
bila mengalami gangguan kesehatan. Demand diukur dengan tingkat keterpakaian
tempat tidur, jumlah kunjungan, jumlah tes diagnostik, dan
sebagainya. Demand terhadap pelayanan kesehatan secara dominan sangat
dipengaruhi beberapa faktor yaitu harga, penghasilan pasien dan preferensi pasien.
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif
dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need
biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung
pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter. Wants (keinginan) adalah
pelayanaan yang diinginkan pasien dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat
yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need.

2.7 PENGKAJIAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DILEMA FAKTOR


EKONOMI
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai latar belakang budayanya (Andrew & boyle, 1995;
Giger & Davidhizar, 1995; Kozier & Erb, 1995). Pola pengkajian dirumah sakit
dirancang untuk memfasilitasi perawat pelaksana dalam memahami keseluruhan
latar belakang budaya klien.
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material
yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi
yang pada umum nya dimanfaatkan klien antara lain:
a) Asuransi
b) Biaya kantor
c) Tabungan
d) Patungan antar anggota keluarga
Selanjutnya faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain :
a) Pekerjaan klien
b) Sumber biaya pengobatan
c) Kebiasaan menabung
d) Jumlah tabungan dalam sebulan
Faktor ekonomi dapat ikut menentukan pasien atau keluarganya dirawat
diruang yang sesuai dengan daya embannya.

 Contoh Kasus Dalam Dilema Faktor Ekonomi


Anak A usia 7 tahun mengalami penyakit epilepsi atau biasa disebut dengan ayan,
keluarga menganggap bahwa penyakit ini diakibatkan karena adanya roh halus
yang merasuki didalam tubuh anaknya diakibatkan karena anaknya telah mandi
disungai belakang rumah mereka karena tersebut dianggap sangat keramat oleh
keluarganya. Keluarga hanya melakukan pengobatan keorang pintar saja karena
mereka meyakini bahwa orang pintar dapat menyembuhkan penyakit anaknya
tersebut. Disana disarankan untuk minum air putih saat penyakit anaknya tersebut
kambuh. Dimana air putih tersebut sudah diberi doa atau mantra yang diyakini
dapat menghilangkan roh halus didalam tubuh anaknya tersebut, selain itu juga
diberikan ramuan tradisional yang diminumkan sebanyak 2 kali sehari kepada
anak A tersebut. Keluarga tidak mau melakukan pengobatan ke dokter ataupun ke
layanan kesehatan, karena keluarga menganggap jika berobat ke dokter ataupun
kelayanan kesehatan dapat semakin memperparah keadaan anaknya.
Dari kasus tersebut faktor ekonomi Tn. A bekerja sehari-hari sebagai
petani, untuk menambah penghasilannya. Lalu Ny.A mencari kayu bakar untuk
dijual. Keluarga berobat ke orang pintar dengan biaya pengobatan seikhlasnya
saja.keluarga tidak memiliki tabungan karena penghasilannya hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang bagainama
individu disisi masyarakat melakukan pilihan.dilihat dari menggunakan sarana
alat tukar, guna memanfaatkan sumber daya yang langka dalam menghasilkan
berbagai barang dan jasa. Langkanya tenaga medis dalam melayani sejumlah
besar penduduk merupakan suatu contoh adanya unsur kajian ekonomi dalam
kesehatan. Dalam sektor kesehatan, inovasi yang muncul adalah dalamperubahan
skema pembiayaan pemberian layanan. Secara umum, bentuk inovasi tersebut bisa
dipilih menjadi dua kelompok besar, yaitu pembebasan biaya pelayanan kesehatan
dasar dipuskesmas dan puskesmas pembantu bagi semua warga yang
menggunakan layanan dan penyelenggaraan.
Dalam pendekatan penyediaan, kebijakan lebih menitikberatkan pada
pembangunan infrastrutur kesehatan dan perbanyakan tenaga medis. Pendekatan
ini mengamsumsikan bahwa, jika jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tersedia
dengan mencukupi dan warga memiliki pengetahuan yang memadai tentang
pentingnya kesehatan maka warga dengan sendirinya akan menggunakan fasilitas
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sutarno,dkk. 2014. Konomi . jakarta. PT Wangsa Jatra Lestari


Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT Raja
Grafindo persada.
Mardiyanto.2010.Ekonomi.Jakarta : Penerbit Yudhistira.
S,Alam.2007. SPM Ekonomi untuk SMA dan MA. Jakarta : Esis,Penerbit
Erlangga
http://echiedp.blogspot.co.id/2012/03/ilmu-ekonomi.html
https://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/03/pengertian-masalah-pokok-
ekonomi-dan-sistem-perekonomian/

Anda mungkin juga menyukai