Abstrak
Artikel ini berupaya mengkaji tentang lingkungan belajar anak. Dalam dunia pendidikan lebih
dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan. Yaitu tiga lingkungan pendidikan yang dapat
menunjang proses belajar anak. Ketiga lingkungan tersebut adalah lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar (masyarakat). Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pada artikel ini penulis ingin
mengajak melihat kembali bahwa lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh penting terhadap
proses belajar anak. Karena sebagian besar waktu anak berada dalam lingkup keluarga dan
masyarakat. Untuk itu menjadi sebuah keniscayaan masyarakat ikut berpartisipasi dalam
pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena masyarakat merupakan
pembantu pada proses pematangan individu sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat.
Proses pembelajaran dalam masyarakat tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Selama anak
berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan maka bisa dikatakan itu sebagai proses belajar
mereka. Melalui penelitian kepustakaan ini harapannya dapat menentukan seberapa jauh peran
lingkungan masyarakat dalam membantu proses belajar anak.
90
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- dengan struktur pikiran (intellectual scheme).
Qur’an) ini melainkan agar kamu dapat Dengan demikian, pikiran harus memiliki suatu
menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan struktur yaitu skema yang berfungsi melakukan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang adaptasi dengan lingkungan dan menata
beriman”. Al-Qur‟an dan hadits merupakan lingkungan itu secara intelektual.
sumber belajar yang paling utama untuk Secara sederhana skema dapat dipandang
siapapun dan sampai kapanpun. Karena Al- sebagai kumpulan konsep atau kategori yang
Qur‟an merupakan petunjuk manusia sepanjang digunakan individu ketika berinteraksi dengan
hayat. lingkungannya. Skema ini senantiasa
Sumber belajar tambahan salah satunya berkembang. Artinya ketika masih kecil seorang
adalah manusia (orang, masyarakat). Misalnya anak memiliki beberapa skema saja, tetapi
guru, konselor, administratur pendidikan, tutor setelah beranjak dewasa skemanya secara
dan sebagainya. Untuk kepentingan yang lain berangsur-angsur bertambah banyak, luas,
dapat juga diambil dari luar sekolah seperti beranekaragam dan komplek.
mubaliq, hakim agama, ulama, pemegang Perkembangan ini dimungkinkan oleh
kebijakan dalam bidang pendidikan agama. stimulus-stimulus yang dialaminya yang
Manusia sebagai sumber belajar terdapat dalam kemudian diorganisasikan dalam pikirannya.
setiap jenis lembaga pendidikan (formal, non Piaget mengatakan skema orang dewasa
formal dan informal). Termasuk juga merupakan berkembang mulai dari skema anak melalui
sumber belajar ialah situasi belajar atau proses adaptasi sampai pada penataan dan
lingkungan belajar. organisasi. Semakin mampu seseorang
Situasi dan lingkungan yang kondusif membedakan satu stimulus dengan stimulus
dapat dijadikan sebagai sumber belajar seperti lainnya makin banyak skema yang dimilikinya.
gedung sekolah yang indah dan bersih, Dengan demikian, skema adalah struktur kognitif
laboratorium keagamaan, taman yang indah dan yang selalu berkembang dan berubah. Proses
menarik dan lain sebagainya. Di luar lingkungan yang menyebabkan adanya perubahan tersebut
sekolah ada pula sumber belajar lain seperti: adalah asimilasi dan akomodasi.
masjid atau mushalla, majlis taklim dan berbagai Skema bisa diartikan sebagai naluri
jenis kegiatan keagamaan. seorang anak untuk berinteraksi dan beradaptasi
Lembaga-lembaga yang ada di dalam dengan lingkungannya. Semakin terbiasa
masyarakat seperti lembaga/organisasi sosial berinteraksi dengan lingkungan maka semakin
keagamaan (misal lembaga da‟wah), Lembaga tumbuh terus skema tersebut. Oleh karena itu
adat, Lembaga hukum, Lembaga bahasa, alangkah baiknya kalau lingkungan mendukung
Lembaga profesi, yayasan-yayasan sosial dan perkembangan dan pertumbuhan skema yang
perkumpulan-perkumpulan atas dasar suku dan dimiliki oleh anak. Dengan cara menciptakan
wilayah dan sejenisnya tidak bisa diabaikan suasana pembelajaran yang baik dan kondusif.
peranannya dalam pelengkap pendidikan anak. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
Hasbullah (2001: 56) menjelaskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan,
pendidikan ini mempunyai ciri-ciri sebagai manusia memerlukan adanya lingkungan
berikut: diselenggarakan dengan sengaja di luar masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga
sekolah, peserta umumnya yang sudah tidak setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai
bersekolah atau drop out, tidak mengenal jenjang sifat dan fungsi yang berbeda serta
dan program pendidikan untuk jangka waktu keanekaragaman bentuk kehidupan sosial dan
pendek, peserta tidak perlu homogen, ada waktu berjenis-jenis budayanya.
belajar dan metode formal serta evaluasi yang Lingkungan masyarakat adalah
bersifat sistematis. Isi pendidikan bersifat praktis lingkungan pendidikan non formal yang
dan khusus serta ketrampilan kerja sangat memberikan pendidikan secara sengaja,
ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya
meningkatkan taraf hidup. yang pluralistik (majemuk) tetapi tidak
Baharuddin dan Esa (2010: 118) dipersyaratkan berjenjang dan
menyatakan bahwa manusia selalu berusaha berkesinambungan serta dengan aturan-aturan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi
Manusia cenderung mengorganisasikan tingkah anggota masyarakat yang baik demi tercapainya
laku dan pikirannya. Hal itu mengakibatkan kesejahteraan bersama.
adanya sejumlah struktur psikologis yang Berdasarkan latar belakang diatas, maka
berbeda bentuknya pada setiap fase atau rumusan masalah artikel ini yaitu Bagaimana
tingkatan perkembangan tingkah laku dan proses belajar anak dalam lingkungan
kegiatan berpikir manusia. Struktur ini disebut
91
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
masyarakat? dan Sejauhmana peran masyarakat yang berbeda dengan orang dewasa. Anak usia
dalam membantu proses belajar anak? dini sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir
selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan
METODE didengarnya.
Jenis penelitian yang digunakan dalam „Ulum (2014: 519) menyebutkan potensi
penulisan artikel ini adalah Library Research anak usia dini yang perlu dikembangkan
(penelitian kepustakaan), karena data yang mencakup seluruh aspek kemampuan dasar,
diteliti berupa naskah-naskah, buku-buku yang yakni aspek fisik motorik, kognitif, sosio
bersumber dari khazanah kepustakaan. emosional, bahasa, seni serta nilai agama dan
Teknik pengumpulan data menggunakan moral. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk
metode dokumentasi. Teknik ini digunakan oleh mengembangkan aspek-aspek perkembangan
penulis dalam rangka mengumpulkan data yang anak tersebut. Termasuk penyediaan media dan
berkaitan dengan Peran Lingkungan Masyarakat sumber belajar yang menunjang pengembangan
sebagai Sumber Belajar. berbagai aspek perkembangan anak. Sedangkan
Teknik analisis data menggunakan lingkungan yang ada di sekitar anak-anak
analisis isi (content analysis) dipergunakan untuk merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
menarik kesimpulan yang sahih dari berbagai dioptimalkan untuk pencapaian proses hasil
sumber atau referensi yang berhubungan dengan pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber
topik yang diangkat dalam penulisan artikel ini. belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah
Adapun langkah-langkahnya adalah dengan terbatas, sekalipun pada umumnya tidak
menseleksi teks yang akan ditulis, menyusun dirancang secara sengaja untuk kepentingan
item-item yang spesifik dan melaksanakan pendidikan.
penelitian. Ramayulis (2008: 142) menyebut bahwa
kita dapat membedakan tiga lingkungan sebagai
PEMBAHASAN sumber belajar yaitu: Pertama, Lingkungan
Terbuka, yang dimaksud dengan lingkungan
Proses Belajar Anak dalam Lingkungan terbuka ialah alam itu sendiri tanpa kehadiran
Masyarakat “manusia”. Anak dapat mengenal dan menikmati
Rasyid (2009: 64) menyatakan anak usia alam sehingga ia dapat melihat, merasakan dan
dini merupakan usia emas (the golden age) yang menikmati keagungan Tuhan. Anak dapat
sangat potensial untuk melatih dan menemukan sesuatu yang baru dari kehidupan
mengembangkan berbagai potensi multi makhluk Tuhan untuk bersyukur kepada-Nya.
kecerdasan yang dimiliki anak. Dalam Islam Saat ini mulai banyak lembaga
dinyatakan pula bahwa belajar di masa kecil pendidikan baik formal maupun non formal yang
bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar di menggunakan metode belajar dengan
usia senja bagai mengukir di atas air. Artinya lingkungan. Misalnya adanya kegiatan out bond,
usia dini adalah usia produktif untuk belajar, kegiatan ini secara langsung mengenalkan anak
akan lebih mudah memahami ilmu apa pun dengan lingkungannya. Dengan begitu anak akan
ketika usia dini. Misalnya belajar berhitung, mendapatkan pengetahuan dan informasi yang
menulis, menggambar bahkan menghafal lebih beragam. Misalnya bagaimana merawat
efektif dilakukan di usia dini. Karena pada usia lingkungan, menyayangi binatang dan lain-lain.
anak masih memiliki kekuatan pikiran yang Sehingga kebiasaan yang baik seperti ini akan
tajam dan cerdas. membentuk karakter mereka. Selain itu ada
Hartati (2005:7-8) dalam „Ulum (2014) lembaga pendidikan “ Sekolah Alam”. Pada
menyatakan menurut NAEYC (National lembaga ini kegiatan pembelajaran yang lebih
Assosiation Education for Young Children) anak dominan dilakukan di luar kelas, dengan tujuan
usia dini adalah sekelompok individu yang dapat menerima informasi sekaligus menikmati
berada pada rentang usia antara 0-8 tahun, pada keindahan alam.
usia tersebut manusia sedang berada dalam Kedua, Lingkungan Sejarah atau
proses pertumbuhan dan perkembangan. Peninggalan Sejarah. Yang dimaksud lingkungan
Pengembangan potensi pada anak dapat sejarah ialah berupa tempat-tempat bersejarah
dilakukan melalui pemberian stimulus yang maupun peninggalan sejarah yang telah tersusun
tepat. seperti museum. Dari alam lingkungan ini dapat
Pemberian stimulus bagi anak usia dini memperoleh iktibar atau pengajaran sehingga
berbeda dengan pemberian bagi orang dewasa. peserta didik memperoleh nilai-nilai baru bagi
Hal tersebut dikarenakan anak usia dini bukan dirinya.
merupakan bentuk mini dari orang dewasa., Dalam pengenalan lingkungan sejarah ini
melainkan anak usia dini memiliki karakteristik biasanya diadakan kegiatan study tour yaitu
92
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
belajar sekaligus berwisata. Misalnya kegiatan Lingkungan masyarakat disini bisa dilihat
mengunjungi candi, museum, keraton dan lain- dari berbagai aspek. Yaitu hubungan antar orang
lain. Pendidikan seperti ini secara tidak langsung perorang dalam masyarakat atau juga kondisi
juga bisa meningkatkan nilai religius siswa. lingkungan itu sendiri. Ketika kondisi
Yakni memahami tanda kebesaran Allah melalui lingkungan bersih dan asri setidaknya
ciptaan-Nya. mendukung untuk kegiatan belajar, begitu pula
Ketiga, Alam Lingkungan Manusia atau sebaliknya. Masyarakat yang ramah, penyantun
Lingkungan Masyarakat. Lingkungan serta memiliki hubungan yang harmonis,
masyarakat mulai yang terkecil ialah keluarga tentunya dapat dijadikan teman untuk belajar
hingga lingkungan pendidikan. Pengaruh atau bahkan kita jadikan sumber belajar.
masyarakat terhadap anak sangat besar. Ketiga, Lingkungan Sosial Keluarga.
Terutama pengaruh lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
Pengaruh yang beraneka ragam tidak belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang
selalu menguntungkan anak. Dengan demikian tua, demografi keluarga (letak rumah),
penggunaannya sebagai sumber belajar harus pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
selektif. Untuk itu masyarakat hendaknya dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
menciptakan lingkungan yang baik dengan Hubungan antara anggota keluarga, orang tua,
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
sehingga dapat menjadi sumber belajar anak. membantu siswa melakukan aktivitas belajar
Karena usia anak adalah proses belajar mereka dengan baik.
yang dominan ialah meniru kebiasaan orang- Keluarga merupakan tempat anak
orang yang mereka lihat. Dengan melihat mengenyam pendidikan pertama kali. Oleh
kebiasaan yang baik maka harapannya ialah anak karenanya dalam Islam dikatakan bahwa ibu
melakukan hal-hal yang baik pula. adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya.
Syah (2003) dalam Baharuddin (2010: 26- Keluarga menjadi peletak dasar dan karakter
27) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal anak. Ketika sejak kecil dibiasakan pada hal-hal
yang memengaruhi belajar dapat digolongkan yang positif maka akan tertanam kuat sampai
menjadi dua faktor yaitu faktor lingkungan sosial mereka dewasa. Pendidikan karakter dalam
dan faktor lingkungan nonsosial. Yang termasuk keluarga itulah yang dapat menjaga serta
Lingkungan Sosial diantaranya ialah: pertama, melindungi mereka pada lingkungan sekitar yang
Lingkungan Sosial Sekolah. Seperti guru, kurang mendukung untuk proses belajarnya.
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat Kehidupan keluarga itu ibarat sekolah
memengaruhi proses belajar seorang siswa. terbuka dengan jurusan atau materi pendidikan
Hubungan yang harmonis antara yang tidak terhingga. Barang siapa sanggup
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa mengelolanya dengan baik, maka Allah Swt akan
untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang menganugerahkannya keberkahan. Rasyid (2017:
simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru 85-86) menyatakan kehidupan keluarga yang
atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi terdiri atas suami istri dan anak-anak akan
siswa untuk belajar. Lingkungan belajar di menjadi potret kesempurnaan. Didalamnya Allah
Sekolah yang kondusif dapat menumbuhkan SWT tidak saja memberikan keteduhan berupa
semangat siswa untuk belajar. Selain itu kondisi cahaya ilmu, namun juga ketenteraman hati
kelas yang bersih dan nyaman juga harus selalu sebagai buah dari amanah atau tanggung jawab
dijaga. Karena suasana yang demikian dapat yang telah dijaga.
menunjang kenyamanan dalam belajar. Bisa Lingkungan nonsosial terdiri dari:
dibayangkan kalau kondisi ruang kelas yang pertama, Lingkungan Alamiah. Seperti kondisi
kumuh dan kotor, masuk di dalamnya saja udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
merasa tidak nyaman apalagi konsentrasi untuk sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak
belajar. terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan
Kedua, Lingkungan Sosial Masyarakat. tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
siswa akan memengaruhi belajar siswa. belajar siswa. Sebaliknya bila kondisi lingkungan
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan
pengangguran dan anak telantar juga dapat terhambat.
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak Kalau kita lihat bahwa lingkungan
siswa kesulitan ketika memerlukan teman alamiah ini nampak sepele namun sangat penting
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar sekali diperhatikan ketika ingin memperoleh
yang kebetulan belum dimilikinya. hasil belajar yang efektif. Kedua, Faktor
Instrumental. Yaitu perangkat belajar yang dapat
93
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
94
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
anak dianggap telah belajar bila ia mampu (lingkungan) ke dalam kelas dan dengan cara
menunjukkan perubahan tingkah laku dari membawa siswa (kelas) ke dalam lingkungan.
stimulus yang diterimanya. Tentunya masing-masing cara tersebut dapat
dilakukan dengan pendekatan , metode, teknik,
Peran Masyarakat dalam Membantu Proses dan bahan bantu tertentu sesuai dengan tujuan
Belajar Anak pengajaran. Tujuan pendidikan salah satunya
Suparta dan Aly (1998: 24) menyebut ialah untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
bahwa masyarakat apabila dilihat dari konsep menjawab tantangan yang ada dalam masyarakat.
sosiologi adalah sekumpulan manusia yang Oleh karenanya alangkah baiknya jika kurikulum
bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
saling berinteraksi. Bila dilihat dari konsep tersebut.
pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya
orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai adalah guru, maka kalau di masyarakat yang
dari yang tidak berpendidikan sampai pada yang menjadi pendidiknya adalah orang dewasa yang
berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium bertanggungjawab terhadap pendewasaan
besar tempat para anggotanya mengamalkan anggotanya melalui sosialisasi lanjutan yang
semua keterampilan yang dimilikinya. diletakkan dasar-dasar oleh keluarga dan juga
Mereka saling belajar memahami karakter sekolah sebelum mereka masuk ke dalam
masing-masing demi kebersamaan dan masyarakat. Masing-masing anggotanya dengan
persatuan. Masyarakat satu dengan yang lain penuh kesadaran dan tanggung jawab baik secara
mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda sendiri-sendiri atau secara bersama melalui
sehingga hal tersebut dapat memperkaya institusi atau lembaga yang dipimpinnya.
khasanah kebudayaan setempat. Kaitan „Ulum (2014: 520) menjelaskan
masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari lingkungan sekitar dikatakan sebagai sumber
tiga segi, yakni sebagai berikut: pertama, belajar karena: pertama, menyediakan berbagai
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan. hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah sumber
kedua, lembaga-lembaga kemasyarakatan dan belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah
atau kelompok sosial dalam masyarakat, baik terbatas, sekalipun pada umumnya tidak
langsung maupun tidak, ikut mempunyai peran dirancang secara sengaja untuk kepentingan
dan fungsi edukatif. ketiga, dalam masyarakat pendidikan.
tersedia berbagai sumber belajar. Sumber belajar lingkungan ini akan
Naya (tt:76). menyatakan dilihat dari semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan
lingkungan pendidikan, masyarakat disebut anak, karena mereka belajar tidak terbatas oleh
lingkungan pendidikan non formal yang empat dinding kelas. selain itu kebenarannya
memberikan pendidikan secara sengaja dan lebih akurat, sebab anak mengalami langsung
berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi dan dapat mengoptimalkan potensi panca
tidak sistematis. Secara fungsional masyarakat inderanya untuk berkomunikasi dengan
menerima semua anggotanya yang pluralistik lingkungan tersebut. Kalau di kelas lebih banyak
(majemuk) dan mengarahkan menjadi anggota belajar teori pengetahuan sedangkan dalam
masyarakat yang baik untuk tercapai masyarakat adalah tempat untuk
kesejahteraan sosial yaitu kesejahteraan mental mengaplikasikan teori-teori.
spiritual dan fisik atau kesejahteraan lahir dan Teori dan praktik harus berjalan
batin. beriringan. Teori tanpa praktik terasa kurang
Kemajemukan dalam masyarakat sempurna, begitu juga apa yang akan
merupakan sumber pengetahuan. Mulai dari dipraktikkan kalau tidak mempelajari teorinya
karakternya, adat istiadat, kebudayaan, serta dengan sungguh-sungguh. Kegiatan belajar
kebiasaan dan kegiatan yang bersifat positif. dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak
Kalau kita lihat mereka ada yang mempunyai sebab lingkungan menyediakan sumber belajar
kegiatan rutin misalnya mingguan, bulanan atau yang sangat beragam dan banyak pilihan.
bahkan selapanan. Semua itu tidak lain ialah Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan
untuk mengembangkan potensi individu modal dasar yang sangat diperlukan dalam
masyarakat tersebut. rangka penyiapan masyarakat belajar (learning
Kasim dkk (1995: 276) memaparkan societes). Dan sumber daya manusia di masa
bahwa kurikulum tidak boleh lepas dari mendatang.
masyarakat. Pemanfaatan fakta dan realitas sosial Kedua, pemanfaatan lingkungan
yang terdapat dalam masyarakat sebagai sumber menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning
belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu activities), yang lebih meningkat. Penggunaan
dengan cara membawa sumber dari masyarakat cara atau metode yang bervariasi merupakan
95
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi Dengan menyatu pada masyarakat maka
dalam pendidikan untuk anak usia dini. Begitu secara tidak langsung anak belajar bagaimana
banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih cara bergaul yang baik. Bergaul dengan penuh
dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam kelembutan, sopan santun, dan dengan etika yang
pendidikan anak usia dini. Bahkan hampir semua baik maka akan mudah diterima masyarakat.
tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Dengan demikian, belajar tentang
Namun demikian diperlukan adanya kreativitas pendidikan sosial dan kemasyarakatan akan
dan jia inovatif dari para guru untuk dapat mengantarkan anak menjadi pribadi-pribadi yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber arif. Anak akan memahami karakter masing-
belajar. masing individu yang memiliki latar belakang
Menurut hemat penulis lingkungan sosial yang beragam. Dengan memahami seperti
dikatakan sebagai sumber belajar sekaligus itu, anak akan melihat keagungan Allah Swt.
metode pembelajaran. Metode pembelajaran sekaligus menumbuhkan rasa syukur kepada-Nya
dengan melibatkan lingkungan sebagai sumber yang telah menciptakan manusia dengan kultur-
ajarnya. Menggunakan metode yang aktif dan sosial yang beragam.
kreatif sangat penting sekali dalam pembelajaran, Disatu sisi Indrakusuma (1973)
yaitu guna untuk meningkatkan semangat belajar mengatakan bahwa dalam masyarakat, di
siswa. Oleh karena nya ada yang mengatakan samping terdapat hal-hal yang memberikan
kalau metode itu lebih diutamakan dari pada pengaruh positif pada pendidikan dan
materi. Artinya dengan metode yang bagus dan perkembangan anak, juga banyak hal-hal yang
bervariasi itu membuat anak semangat untuk memberikan pengaruh negatif. Sehubungan
belajar. Lingkungan merupakan sumber belajar dengan pengaruh-pengaruh yang bersifat positif
yang kaya dan menarik untuk anak-anak. dan pengaruh-pengaruh yang bersifat negatif dari
Lingkungan manapun bisa menjadi tempat yang masyarakat ini, maka aktifitas pribadi
menyenangkan bagi anak-anak. memainkan peranan yang penting. Ke mana
Rasyid (2017: 148-149) menyatakan aktivitas pribadi itu digerakkan, maka ke situ
pentingnya belajar pada lingkungan masyarakat. pula arah perkembangan dari seseorang.
Pendidikan sosial-kemasyarakatan adalah salah Sebagai subjek belajar maka anak
satu poin penting bagi anak dalam mengamalkan seyogyanya diarahkan pada lingkungan yang
ajaran-ajaran sosial yang tercantum dalam Al- bisa mendukung proses belajar mereka. Karena
Qur‟an, sebagaimana yang telah dicontohkan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan
oleh Rasulullah Saw. Karena itu, kalau kita kaji anak pada tahap selanjutnya. Disini perlunya
kembali isi Al-Qur‟an, maka kita akan dengan cermat memilih lingkungan belajar yang
menemukan bahwa kalam Allah Swt. itu tidak tepat sebagai sumber belajar. Sebab pemilihan
hanya berbicara tentang hukum-hukum ibadah lingkungan belajar yang kurang tepat bisa
mahdhah saja, melainkan juga mencakup menghambat proses belajar si anak. Maka dari
aktifitas-aktifitas sosial sebagai bagian dari itu sebagai orang tua harus selalu mendampingi
hablun minannas. dan mengarahkan anak pada setiap proses
Dalam masyarakat anak belajar perkembangannya.
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Lebih lanjut Indrakusuma (1973)
Hal ini harus dibiasakan sejak dini pada anak. menegaskan bahwa disamping pengaruh positif
Dengan berinteraksi dan bersosialisasi dengan dan negatif itu, masih ada juga hal-hal dalam
orang lain maka akan dapat menumbuhkan masyarakat yang memberi pengaruh kepada
kecerdasan sosial mereka. Dengan demikian perkembangan dan pendidikan anak. Seperti
mereka tidak menjadi seseorang yang individual halnya situasi politik, situasi ekonomi, situasi
semata, melainkan menjadi pribadi yang peka sosial dan juga situasi keamanan. Situasi politik
terhadap lingkungannya. yang menyebabkan negara dalam keadaan
Pada masyarakat anak akan banyak perang atau timbulnya banyak pemberontakan-
belajar nilai-nilai positif yang mana bermanfaat pemberontakan sering mengakibatkan
untuk perkembangan kepribadiannya. Belajar kegagalan-kegagalan, hambatan-hambatan dan
memahami setiap individu dalam masyarakat. kekecewaan-kekecewaan bagi anak yang sedang
Karena setiap kelompok masyarakat tidak sama membutuhkan pendidikan.
dengan kelompok masyarakat lainnya. Maka Situasi ekonomi kacau, yang
tentu dibutuhkan cara bergaul yang cerdas dan menyebabkan kacaunya perekonomian
penuh kelembutan sehingga dengan mudah masyarakat, masyarakat menjadi tidak tenang,
diterima oleh orang lain. Cara-cara bergaul itulah akan berpengaruh pula pada dunia pendidikan
yang diteladankan dengan sempurna oleh dan pendidikan anak-anak. Situasi sosial dalam
Rasulullah SAW. masyarakat tidak tertib, banyak terjadi
96
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
97
Choiri, Moh. Miftahul / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
ada di dalamnya pun tidak terbatas. Sumber Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
belajar lingkungan ini akan menambah wawasan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
dan pengetahuan anak karena mereka mengalami
secara langsung dan dapat mengoptimalkan Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu
potensi panca inderanya untuk berkomunikasi Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu
dengan lingkungan tersebut. Untuk itu sebagai Pendidikan.
orang tua hendaknya selalu mengawal setiap
perkembangan belajar anak, supaya mereka M. Suparta dan Noer Aly, Herri. 1998.
dapat mengembangkan bakat dan potensinya Metodologi Pengajaran Agama Islam.
dengan optimal. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewantara, Ki Hadjar. 2013. KI HADJAR Suti‟ah. 1997. Buku Ajar Perencanaan Sistem
DEWANTARA Bagian Pertama: Pengajaran. Malang: STAIN.
Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Syam, Mohammad Noor. 1984. Filsafat
(UST-Press) bekerjasama dengan Majelis Pendidikan dan Dasar Filsafat
Luhur Persatuan Taman Siswa. pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha
Nasional.
Hasan Kasim dkk. 1985. “Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Ilmu „Ulum, Irfatul. 2014. Pemanfaatan Lingkungan
Pengetahuan Sosial Pada Sekolah Sebagai Sumber Belajar Anak. Jurnal
Menengah Umum Tingkat Pertama di Pendidikan Anak 3 (2), hlm: 518-523.
Kotamadya Banda Aceh”. Jurnal Ilmu
Pendidikan 2 (3).
98