Anda di halaman 1dari 20

JENIS-JENIS STRATEGI PERBANKAN SYARIAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Pada Mata Kuliah: Manajemen Strategi Perbankan Syariah
Dosen Pengampu : Dr. Fatimah, SE., MM

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Dina Fikriyah (90500118055)


Nurul Alif Ainun Lodji (90500118054)
Risma Damayanti (90500118049)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayahnya yang diberikan oleh Allah kepada
semua makhluk semesta alam. Karena dengan rahmat dan hidayahnya kita bisa
menikmati kemuliaan yang sempurna, yaitu berupa nikmat iman, islam, dan ihsan yang
disampaikam melalui kitab Al-Qur’an senagai pedoman hidup. Selain itu hidayah yang
berupa jalan yang terang benderang dan jalan yang lurus.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan menuju jalan yang
penuh dengan gemerlap cahaya keimanan. Semoga kita semua mendapatkan safaat-
Nya di yaumul kiyamah dengan barokah-Nya Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul “Jenis-Jenis Strategi Perbankan Syariah” ini disusun


untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Strategi Perbankan Syariah”. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstitutif sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan khususnya dalam pengembangan perbankan syariah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi bagi pembaca.

Gowa, September 2021


Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Pengertian Strategi dan Tipe-tipe Strategi .....................................................


B. Jenis-Jenis Strategi Perbankan Syariah ..........................................................
1. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Sumber Daya Manusia ...............
2. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Keuangan ....................................
3. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Pemasaran...................................
4. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Produksi Layanan Jasa ...............

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi kompetisi usaha yang semakin tajam (hyper competitive) tidak dapat
dielakkan oleh dunia usaha, baik bidang jasa, penjualan barang ataupun industri.
Kondisi ini juga dihadapi oleh dunia perbankan pada umunya maupun dunia perbankan
Indonesia pada khususnya (SP Hasibuan, 1993)
Perkembangan Industri perbankan telah sampai pada tahapan yang sangat
kompetitif, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu bank dituntut untuk dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan dengan cepat dan tepat sehingga mampu
mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan.
Sebagai salah satu sektor yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
keberhasilan pembangunan, sektor perbankan Indonesia sedang dihadapkan pada
implikasi proses globalisasi keuangan yang menuntun perubahan pola pikir,
penyesuaian teknik dan pola operasionalnya berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk
mengantisipasi kondisi persaingan yang ketat dunia perbankan harus mampu
mengkordinasikan setiap fungsi yang ada, seperti operasi/produksi, keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, serta riset dan pengembangan. Ke semua fungsi
tersebut sama pentingnya karena merupakan suatu sistem.
Pertumbuhan Perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan dan
dinamikanya (Hayat, 2014). Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang N0.21 tahun
2008 tentang perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
perbankan syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS), mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah dan
Unit Usaha Syariah wajib menerapkan tata kelola yang baik dan mencakup prinsip
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Perbedaan dengan bank konvensional adalah transaksi
atau kegiatan usaha bank syariah harus memenuhi ketentuan syariah Islam. Antara lain:
(1)Larangan bunga(riba), judi (maisir), dan objek tidak jelas (gharar) dalam berbagai
transaksi.

Strategi pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk meningkatkan


kompetensi usaha yang sejajar dengan system perbankan konvensional, yang dilakukan
secara komprehensif dengan mengacu pada analisis kekuatan dan kelemahan
perbankan syariah di Indonesia saat ini. Seperti: Program Pencitraan Baru, Program
Pengembangan produk, program peningkatan pelayanan, program komunikasi yang
universal dan terbuka.

Kondisi yang mampu memberikan peran bagi perbankan syariah didalam


perkembangan perekonomian, namun ada beberapa tantangan yang masih harus
dibenahi pada diri perbankan syariah. Tantangan pertama di dalam pengembangan
adalah mampukah perbankan syariah dengan adanya strategi spin off memerankan
fungsi intermediasi secara baik sehingga segera dapat menggerakkan sektor riil.
Tantangan kedua adalah mampukah perbankan syariah dengan strategi spin off
berkembang di lingkungan mayoritas muslim, serta menjadi contoh sukses bagi negara
lain dalam mengembangkan perbankan syariah. Tantangan ketiga, di masa depan
perbankan syariah harus mampu menjadi rahmatan lil alamin, artinya ia tidak hanya
bermanfaat bagi kaum muslim tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Jumlah
penduduk muslim sebagai kekuatan utama belum menjamin mereka menggunakan jasa
perbankan syariah. Berbagai kekuatan belum mampu dimaksimalkan untuk Catatan
dan fenomena tersebut juga tergambar di beberapa wilayah Indonesia yang merupakan
wilayah dengan penduduk muslim yang banyak (mayoritas). Peluang dan tantangan
pengembangan perbankan syariah juga muncul dengan mulai beroperasinya beberapa
bank syariah di Indonesia. Terdapat tantangan yang belum dapat dijawab dengan pasti,
serta berbagai ancaman yang belum bisa teratasi membuat perkembangan perbankan
syariah perlu diupayakan terus dengan mencoba dan menemukan berbagai macam
strategi yang sesuai.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu strategi dan apa saja tipe-tipe strategi?


2. Apa saja Jenis-Jenis Strategi Perbankan Syariah?

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan menambah wawasan bagi pembaca mengenai jenis-jenis
strategi perbankan syariah dan apa saja strategi-strategi yang digunakan bank
syariah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi dan Tipe-tipe Strategi


Pengertian Strategi, menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut William F. Glueck and Lawrence R. Jauch F
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. [Manajemen Strategi
dan Kebijakan Perusahaan, Alih bahasa : Drs. Murad, M.Sc, A.R. Henry
Sitanggang, SH, Herman Wibowo, Editor Agus Dharma, Phd (Jakarta ;
Erlangga, 1993 ; hal. 12)]
2. Menurut James B. Quinn
Strategi adalah suatu pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-
tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan perusahaan ke dalam
suatu kegiatan terpadu [Hill dan Jones, Strategy Management Theory An
Intergrated Approach, (USA. Houghton Miffin Company, 1992 ; p.12]
3. Menurut Prof. Dr. Sukanto Rekshohadiprodjo, M. Com.
Strategi adalah pondasi tujuan diterjemahkan kedalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan perusahaan untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk
program-program kegiatan yang pada hakekatnya berisi taktik yang perlu
diambil sesuai dengan situasi dan kondisi.

Tipe-Tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dikelompokkan berdasarkan tiga-tipe strategi yaitu,


strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.
1. Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
2. Strategi Investasi, strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuan
yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan
sebagainya.
3. Strategi Bisnis, Strategi bisnis ini sering disebut juga strategi bisnis secara
fungsional, karena strategi ini berorientasi pada fungsi kegiatan manajemen,
misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan
keuangan.

Dari pengertian di atas, dapat dirangkum bahwa Strategi adalah cara atau
tindakan terpadu dan komprehensif yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya
untuk mencapai goals perusahaan.

B. Jenis-Jenis Strategi Perbankan Syariah

1. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia atau biasa kita kenal dengan istilah SDM. Adalah salah
satu aspek didalam manajemen yang sangat penting. (Suharto, 2006) Peran sentral
SDM didalam system manajemen dan perekonomian sangat mempengaruhi bagaimana
perkembangan sebuah organisasi atau perusahaan. Tanpa SDM yang memadai, seluruh
kegiatan operasional perusahaan akan terhambat (Hasibuan, 2001). Dengan demikian,
SDM harus dapat berkompetisi dan bersaing secara ketat dengan SDM lain agar
muncul SDM yang unggul dan berkualitas.
Handoko (2001) memaparkan bahwa karena keterbatasan SDM yang ahli di
bidang perbankan syariah, menyebabkan bank syariah merekrut tenaga-tenaga yang
kurang ahli di bidang perbankan syariah. Terutama di SDM pendukung (lapisan
kedua). Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Asnaini (2008) mengenai
kelangkaan sumber daya manusia di bidang perbankan syariah. Kendala di bidang
SDM dalam pengembangan perbankan syariah disebabkan karena system perbankan
syariah masih belum lama dikenal di Indonesia. Di samping itu, lembaga akademik dan
pelatihan ini masih terbatas, sehingga tenaga terdidik dan berpengalaman di bidang
perbankan syariah baik dari sisi bank pelaksana maupun bank sentral (pengawas dan
peneliti bank) juga masih terbatas (Khan, 2015).

Pengembangan sumber daya manusia secara berkelanjutan menjadi suatu


kebutuhan penting yang harus dilakukan oleh lembaga keuangan syariah untuk
memelihara dan meningkatkan kemampuan staf dalam bekerja. Ada banyak startegi
yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan syariah dalam melakukan pengembangan
sumber daya manusia. Pemilihan strategi pengembangan sumber daya manusia yang
dilakukan oleh lembaga hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
lembaga.

Azmy (2015) Menjelaskan beberapa strategi pengembangan sumber daya


manusia syariah antara lain: Pertama, perguruan tinggi menyediakan program
pendidikan dari jenjang strata satu sampai strata tiga. Sehingga lembaga keuangan
syariah tidak kesulitan mencari sumber daya manusia untuk mengisi jabatan mulai dari
tingkat bawah hingga tingkat atas. Hasil penelitian Munthe (2012) menunjukkan
bahwa, Supply gap sumber daya manusia syariah kategori bawah akan terjadi sampai
tahun 2012. Sedangkan untuk sumber daya manusia kategori menengah dan atas akan
terjadi hingga tahun 2020. Harus terdapat sinergitas antara lembaga keuangan syariah
sebagai penyedia lapangan kerja dan perguruan tinggi sebagai penyedia sumber daya
manusia untuk menciptakan pertumbuhan bank syariah yang signifikan. Kedua,
melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rekrutmen dan seleksi karyawan
sehingga dapat meningkatkan efisiensi pendidikan dan pelatihan karena sebelumnya
kandidat telah memiliki skill yang dibutuhkan di lembaga keuangan syariah. kerjasama
ini dapat meminimalisir terjadinya salah pilih kandidat pekerja. Selain itu, kerjasama
ini juga dapat dilakukan dengan menempatkan ahli-ahli bidang ekonomi syariah dari
perguruan tinggi utnuk mengisi posisi strategis di lembaga. Ketiga, menggunakan
sistem pengembangan bakat untuk pengembangan kenaikan jabatan bagi pegawai.
Keempat, memberikan pendidikan dan latihan sesuai dengan hasil assesmen kebutuhan
pelatihan. Kelima, Lembaga Keuangan Syariah dan Perguruan Tinggi harus melakukan
diskusi untuk menyusun kurikulum. Usulan dari Lembaga Keuangan Syariah sangat
diperlukan bagi perguruan tinggi dalam memberikan kurikulum pada mahasiswa.
Dengan demikian, perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang siap berkarir
sesuai dengan kebutuhan Lembaga Keuangan Syariah. Dengan adanya keselarasan
tersebut, kualifikasi sumber daya manusia yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
lembaga, hal ini dapat meningkatkan efisiensi lembaga keuangan syariah dalam
mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pengembangan sumber daya manusia.

2. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Keuangan

Perbankan syariah atau Perbankan Islam merupakan sistem perbankan syariah


yang didasarkan atas prinsip-prinsip syariah Islam. Beberapa alternatif strategi
pengembangan Bank Syariah di antaranya:

1. Penetrasi Pasar

Penetrasi Pasar dikerjakan dengan cara memperluas pasar yang sudah ada, baik
itu pasar penyaluran dana ataupun penghimpun dana. Penetrasi pasar ini bisa
dikerjakan ke berbagai segmen yang belum tersentuh oleh bank syariah yaitu kepada
beberapa kelompok yang peduli pada hal-hal yang halal dan haram, namun belum
mengetahui atau belum tersentuh oleh bank syariah, di mana kelompok-kelompok
tersebut masih ragu pada bank syariah dan kelompok yang tidak peduli padahal haram
namun belum terjamah oleh bank syariah.
2. Pengembangan berbagai produk bank syariah yang inovatif dan kompetitif

Keberadaan pasar yang masih sangat terbuka lebar dan terdapatnya keuntungan
dari penetapan harga bank konvensional termasuk peluang yang cukup bagus bagi bank
syariah untuk semakin inovatif dan kreatif dalam membuat berbagai produk baru.
Sebab apabila bank syariah tidak kreatif dalam menjalankan usahanya, maka pastinya
bisa kalah oleh pesaing baik itu bank konvensional, antar bank syariah ataupun
lembaga keuangan syariah lainnya. Produk baru yang dikeluarkan tidak harus sekedar
mengikuti berbagai produk sudah ditawarkan oleh lembaga konvensional namun
produk tersebut menggambarkan karakteristik unik lembaga keuangan syariah yang
bisa menarik perhatian konsumen.

3. Meningkatkan sosialisasi dan promosi pada berbagai produk bank syariah secara
efektif

Promosi harus dilakukan dengan cara memanfaatkan potensi berbagai daerah


yang ada secara efektif, mulai dari perorangan, kelompok-kelompok tertentu maupun
instansi yang termasuk dalam unsur alim ulama, penguasa negara atau pemerintahan,
cendekiawan, dan lain sebagainya serta yang mempunyai kemampuan dan akses yang
cukup besar terhadap penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas.

4. Meningkatkan Jaringan kantor Bank Syariah

Melakukan peningkatan terhadap jaringan kantor bank syariah dibutuhkan


dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada masyarakat luas. Melakukan
peningkatan terhadap kerjasama antar bank syariah, meningkatkan efisiensi usaha, dan
juga meningkatkan kompetensi ke arah peningkatan kualitas pelayanan bank syariah.
Untuk memperluas pasar juga bisa dilakukan melalui aliansi strategi dengan cara
membangun kerjasama dengan perusahaan lain. Aliansi strategis juga perlu dilakukan
sebagai usaha untuk menambah jaringan pemasaran baru tanpa harus banyak
mengeluarkan modal, penambahan fasilitas seperti ATM yang dapat diakses oleh
semua bank serta penambahan fasilitas ATM untuk belanja dan lain sebagainya.
3. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Pemasaran

Sebuah perusahaan dia sukses atau tidak banyak ditentukan oleh baik dan
tidaknya strategi dan taktik pemasaran yang diterpakan.

Mendengar kata pemasaran seringkali dikaitkan oleh banyak pihak dengan


penjualan (sales), sales promotion, iklan, promosi atau produk. Bahkan seringkali
orang menyamakan profesi marketer (pemasar) dengan sales (penjual). Namun
sebenarnya pemasaran tidaklah sesempit yang diidentikkan oleh banyak orang, kerena
pemasaran berbeda dengan penjualan. Pemasaran lebih merupakan “suatu seni menjual
produk”, sehingga pemasaran adalah proses penjualan yang dimulai dari perancangan
produk sampai dengan produk tersebut terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya
berkutat pada terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa.

Strategi pemasaran syariah adalah serangkaian rencana dan tindakan pemasaran


produk dan jasa dengan strategi bauran pemasaran yang memenuhi kaidah syariah yaitu
sumber, produk dan caranya yang halal dan baik serta tidak merugikan pelanggan.
Dengan prinsip bagi hasil, perbankan syari’ah dapat menciptakan iklim investasi yang
sehat dan adil karena semua pihak dapat saling berbagi baik keuntungan maupun
potensi risiko yang timbul, sehingga akan menciptakan posisi yang berimbang antara
bank dan nasabahnya.

Bentuk-Bentuk Strategi Pemasaran

1. Produk (Product)

Didalam perbankan syariah produk bank syariah diindonesia dapat


dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

a. Produk penghimpunan dana, antara lain:

- Prinsip Wadiah, dibagi menjadi 2, yaitu: Wadiah yad amanah & Wadiah yad
dhamanah.
- Prinsip Mudharabah. Berdasarkan aplikasinya , terdiri dari: Tabungan
berjangka & Deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan terdiri dari:
Mudharabah mutlaqah, Mudharabah muqayadah on balance sheet,Mudharabah
muqayadah off balance sheet.

b. Produk penyaluran dana, antara lain:

- Prinsip jual beli yaitu : Pembiayaan mudharabah, Bai salam, Bai istisna.
- Prinsip sewa (ijarah).
- Prinsip bagi hasil (syirkah).

c. Produk jasa yaitu : Al-hiwalah, Gadai (rahn),Al-qardh,Wakalah, Kafalah.

2. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayar konsumen untuk membeli
atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.

3. Tempat dan distribusi (Place)

Strategi distribusi penting dalam upaya perusahaan melayani konsumen tepat


waktu dan tepat sasaran. Keterlambatan dalam penyaluran mengakibatkan perusahaan
kehilangan waktu dan kualitas barang serta diambilnya kesempatan oleh pesaing. Oleh
karena itu perusahaan harus memiliki strategi untuk mencapai target pasar dan
menyelenggarakan fungsi distribusi yang berbeda-beda.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktivitas pemasaran yang


berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan meningkatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Ada 5 jenis kegiatan promosi, yaitu:
Periklanan (Advertising),Promosi Penjualan, Publisitas, Penjualan Pribadi (Personal
Selling),Orang (People).
5. Proses (Process)

Proses ini akan menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi
perkembangan perbankan syariah agar dapat menghasilkan produk berupa jasa yang
prosesnya bisa berjalan efektif dan efesien, selain itu juga bisa diterima dengan baik
oleh nasabah perbankan syariah.

6. Bukti Fisik (Phisical Evidence)

Cara dan bentuk pelayanan kepada nasabah perbankan syariah ini juga
merupakan bukti nyata yang seharusnya bisa dianggap sebagai bukti fisik bagi para
nasabahnya.

Strategi pemasaran bank syariah merupakan suatu langkah yang harus


ditempuh dalam memasarkan produk atau jasa perbankan yang ditunjukan pada
peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan tersebut diorientasikan pada:

- Produk funding (pengumpulan data)


- Orientasi pada pelanggan
- Peningkatan mutu layanan
- Meningkatkan fee based income

Strategi pasar dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:

- Pelanggan atau fokus pada segmen bank syariah


- Prioritas layanan dan penentuan harga barang/jasa
- Preferensi wilayah pasar
- Saluran distribusi
- Image dan kondisi perusahaan bank syariah

Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh perbankan syariah, adalah:

- komunikasi eksternal baik dalam rangka edukasi prinsip syariah maupun


produk-produk yang ditawarkan.
- Menciptakan efesiensi melalui inovasi produk dan inovasi proses.
- Mengembangan budaya syariah sebagai salah satu usaha menuju good corporate
governance.
- Penawaran berbagai produk perbankan syariah.
- Jaminan keamanan.

Dalam melakukan pemasaran, bank memiliki beberapa sasaran yang hendak dicapai.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka bank perlu:

- Menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabahnya.


- Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan
produk pesaing.
- Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan terhadap
produknya.
- Memberikan imformasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal
keuangannya pada saat dibutuhkan.
- Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi
nasabah bank yang bersangkutan.
- Berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank.
- Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari
nasabah baru baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah.

Dengan diketahuinya kebutuhan dan keinginan nasabah serta lingkungan


pemasaran yang mempengaruhinya memudahkan bank untuk melakukan strategi guna
merebut hati nasabah.

4. Strategi Perbankan Syariah dari aspek Produksi Layanan Jasa

Perbedaan mendasar antara perbankan konvensional dan perbankan syariah


yang didasarkan pada bunga dan bagi hasil ternyata tidak cukup mempertahankan
loyalitas nasabah. Ada banyak faktor yang bisa dijadikan alasan nasabah untuk tetap
loyal pada lembaga keuangan. Salah satunya adalah pelayanan prima (service
excellence).

Service excellence adalah kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan


layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan, pemenuhan kebutuhan dan
mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada perusahaan.

Salah satu faktor utama para nasabah memilih sebuah bank adalah berdasarkan
pada kualitas pelayanan yang diberikan oleh bank tersebut. Semakin baik kualitas yang
diberikan, maka akan semakin banyak nasabah yang akan memilih bank tersebut begitu
pun juga sebaliknya.

Karenanya, pihak perbankan syariah perlu memperhatikan masalah pelayanan


mengingat industri yang berbasiskan syariah ini masih tergolong muda dibandingkan
perbankan konvensional. Perbankan syariah harus berbeda tidak hanya dalam hal
penerapan bagi hasil, tetapi juga dalam hal service excellence. Setidaknya ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh perbankan syariah terkait dengan service excellence.

Pertama, perbankan syariah tidak membedakan nasabah dari kelas sosial seperti
kaya atau miskin bahkan terhadap nasabah yang berbeda agama sekalipun. Perbankan
syariah harus memberikan pelayanan yang baik pada semua nasabah baik muslim
maupun non-muslim.

Kedua, penampilan yang sopan. Penampilan juga menjadi faktor penting bagi
kepuasan nasabah. Apalagi perbankan syariah merupakan industri keuangan yang
didasarkan pada prinsip Islam, maka dalam penampilan juga harus mencerminkan
Islam. Jangan ada anggapan perbankan syariah hanya menjual label syariah saja
sedangkan perilaku atau penampilan karyawannya tidak sesuai dengan syariah itu
sendiri.

Ketiga, perbaiki kulitas SDM. Karyawan perbankan syariah dituntut tidak


hanya paham ilmu ekonomi konvensional tetapi yang tak kalah pentingnya adalah
penguasaan terhadap aspek-aspek syariah. Para karyawan harus mampu menjelaskan
produk ataupun akad yang ada kaitannya dengan syariah. Dengan kata lain, pihak bank
juga memberikan penjelasan dan edukasi tentang berbagai produk dan akad yang sesuai
syariah. Untuk itu pihak bank syariah harus selektif dalam merekrut karyawan baru
dengan patokan bahwa karyawan tersebut harus menguasai dua keilmuan sekaligus,
yaitu ilmu konvensional dan ilmu syariah. Selain itu, pihak bank syariah perlu
meningkatkan keilmuan para karyawannya melalui berbagai pelatihan terutama dalam
aspek syariah mengingat kebanyakan karyawan yang ada di bank syariah saat ini
berasal dari konvensional.

Untuk meningkatkan pangsa pasar Perbankan Syariah juga dituntut memiliki


daya saing (competitiveness). Hal ini tentu saja dapat ditempuh dengan memiliki
strategi pemasaran yang efektif. Ini juga ditujukan dengan upaya pelayanan kepada
nasabah. Kualitas produk dan layanan dianggap sebagai faktor yang sangat penting
dalam suatuperusahaan karena pasar global dan internasional makin terus berkembang.
Kualitas pelayanan konsumen dipandang sebagai filosofi utama oleh para manager di
Indonesia jika mereka tetap ingin memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan Bank Syariah harus


berorientasi pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Hal ini
berkaitandengan harapan masyarakat , mereka ingin mendapatkan hubungan yang baik
dengan bank yang nyaman dan mudah melakukan transaksi. Dalam al-Qur’an surat Ali
Imron ayat 159,telah memberikan petunjuk untuk lemah lembut kepada seseorang:
Artinya: “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan, memuaskan nasabah


adalah hal pokok yang tidak boleh diabaikan, dimana kepuasan nasabah merupakan
faktor yang sangat strategis dalam memenangkan persaingan , mempertahankan citra
perusahaan di masyarakat luas. Kepuasan konsumen ditentukan oleh kualitas produk
dan layanan ,untuk kepuasan konsumen terhadap layanan, ada dua hal pokok yang
saling berkaitan erat yaitu harapan konsumen terhadap pelayanan dan persepsi
konsumen terhadap kualitas pelayanan. Pelanggan selalu menilai suatu layanan yang
diterima dibandingkan dengan apa yang diharapkan atau diinginkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi adalah pondasi tujuan diterjemahkan kedalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan perusahaan untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk program-
program kegiatan yang pada hakekatnya berisi taktik yang perlu diambil sesuai dengan
situasi dan kondisi. Pada prinsipnya strategi dikelompokkan berdasarkan tiga-tipe
strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis. Adapun jenis-
jenis strategi perbankan syariah terdiri dari: strategi dari aspek SDM, Keuangan
Pemasaran, dan Produksi Layanan Jasa.

B. Saran

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


bermanfaat bagi kami maupun bagi semua pihak. Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna menjadikan makalah ini lebih baik dikedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Cakti , Ahmad, Adrian. 2017. Strategi Model Perbankan Syariah Menghadapi


Persaingan Di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Malang : CV. IRDH
(Research and Publishing)

Ibid, 87-88

Rangkuti, Fredy, 2009. “Strategi promosi yang kreatif dan Analisis Kasus Intergrated
Marketing Communication, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

Salmah Mahmudah. 2019. Globalisasi Pasar Dan Kesiapan Perbankan Syariah Di


Indonesia Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah Vol.2 No.2

https://www.kompasiana.com/cahya34260/60c881bd8ede4809b5478c32/strategi-
keuangan-dalam-bank-syariah?page=2

https://jamberita.com/read/2020/09/08/5961711/strategi-pemasaran-produk-bank-
syariah-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai