Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR 2

HAMBATAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI PANDEMI


COVID-19

Nama : Adella Intan Graha


NIM : 43120010079
Dosen Pengampu : Dr. Sudjono, M.Acc
Mata Kuliah : Perbankan Syariah/3 sks

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-

Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Perbankan Syariah tepat

waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’at nya kita

nantikan Kelak.

Penulisan Makalah Berjudul “Hambatan Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Pandemi

Covid-19” dapat diselesaikan tepat waktu. Saya berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi

semua pihak. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah

membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah “Hambatan Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Pandemi

Covid-19” ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Saya menerima

segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak

kesalahan pada makalah ini, Saya memohon maaf.

Demikian yang dapat Saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah “Hambatan Perbankan

Syariah Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” inidapatbermanfaat.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
DAFTAR ISI

TUGAS BESAR 2 ............................................................................................................. 1

HAMBATAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-


19 ...................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 5

1.2 Batasan Masalah.................................................................................................................. 6

1.3 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 6

1.4 Manfaat dan Tujuan............................................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 8

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory ...................................................... 8

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 10

2.3 Hipotesis .......................................................................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 12

3.1 Penerapan.......................................................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 15


4.1 KESIMPULAN ................................................................................................................ 15

4.2 SARAN............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Virus corona, yang juga dikenal sebagai Covid-19, telah memberikan pukulan telak

terhadap perekonomian global. Menurut sebagian besar peneliti dan ekonom dunia, epidemi

ini merupakan penyebab krisis keuangan global yang terburuk dibandingkan krisis

keuangan Asia tahun 1997-1998 dan krisis subprime mortgage tahun 2008. Namun, virus

ini berdampak pada keuangan dan pangan global. Kepercayaan pasar terkait dengan

industri perbankan syariah, kemunculan bank syariah di Indonesia adalah murni keinginan

masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi keuangan sesuai hukum syariah. Meski

berbeda dengan negara tetangga yang pemerintahnya sudah mulai mendirikan industri

keuangan syariah, pertumbuhan bank syariah di Indonesia masih tidak mudah karena

minimnya dukungan pemerintah. Bayangkan saja di awal tahun 2019, pangsa pasar bank

syariah di Indonesia hanya 5% dengan 28 cabang. Hal ini berbanding terbalik dengan

negara tetangga Malaysia, dimana pangsa pasar bank syariah saat ini mencapai lebih dari

35%. Bank Negara Malaysia juga menargetkan peningkatan pangsa pasar bank syariah di

negara Menara Kembar tersebut hingga 40% pada akhir tahun 2020. Pada awal tahun 2020,

pangsa pasar perbankan syariah mencapai 14%, bahkan dibandingkan dengan Oman yang

baru memulai perbankan syariah pada awal Januari 2013 berdasarkan Keputusan Kerajaan

No. 69 Tahun 2012. Bahkan, Bank Sentral Oman menargetkan pangsa pasar perbankan

syariah sebesar 10% pada tahun 2021. Sebelum merebaknya virus corona di Indonesia,
bank syariah diperkirakan akan terus mencapai rekor pertumbuhan dua digit. Namun,

bank syariah saat ini berada dalam situasi di mana mereka harus mulai meninjau kembali

target pertumbuhannya karena penyebaran infeksi virus corona baru. Perbankan Syariah

juga diharapkan dapat memberikan solusi terbaik bagi nasabah seperti: Restrukturisasi,

perpanjangan jangka waktu pinjaman, atau pemberian tenggang waktu 3 sampai 6 bulan.

Sehingga nasabah yang terdampak virus ini dapat merasakan kehadiran bank syariah ini

sebagai solusi krisis ekonomi.

1.2 Batasan Masalah


Untuk penelitian ini mengambil dari beberapa referensi yang masuk ke dalam

penelitian ini ialah Hambatan Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.

Pengambilan data ini diambil dari beragam jurnal dan berita.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana peran dan tantangan untuk kebijakan perbankan syariah pada

Hambatan Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Covid-19?

2. Faktor apa saja yang berpengaruh dalam terjadinya Hambatan Perbankan Syariah

Dalam Menghadapi Covid-19?

1.4 Manfaat dan Tujuan


Manfaat dari penelitian ini adalah bagi para masyarakat indonesia kepercayaan pasar

terkait dengan industri perbankan syariah, kemunculan bank syariah di Indonesia adalah
murni keinginan masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi keuangan sesuai hukum

syariah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari apa saja peran dan tantangan untuk

kebijakan perbankan syariah serta faktor yang mempengaruhi dalam terjadinya Hambatan

Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Covid-19.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory


1) Grand Theory

Theory Of Credit (Commercial Loan Theory) Berbagai pendekatan dalam

manajemen dana bank telah dikembangkan dalam beberapa tahun untuk merespon

perubahan secara alami dunia perbankan dan lingkungannya. Hingga tahun 1920 -

an teori yang dominan dalam manajemen dana khususnya yang menyangkut

likuiditas adalah productive theory of credit. Dalam pendekatan ini memfokuskan

pada sisi aset dari suatu neraca yang diadaptasi dari teori abad 28 dalam perbankan

Inggris yang dinamakan Commercial Loan Theory. Productive theory of credit

(Commercial Loan Theory) menekankan bahwa likuiditas bank akan terjamin

apabila aktiva produktif (earning assets) disusun dari kredit jangka pendek yang

mudah dicairkan selama bisnis dalam kondisi normal.

Doctrine of Asset Shiftability Pada tahun 1920 dunia perbankan mengembangkan

sebuah alternatif commercial loan theory yang disebut dengan Doktrin Shiftabilitas.

Menurut teori likuiditas ini, bank-bank dapat menambah shiftable loans yaitu kredit

yang harus dibayar dengan pemberitahuan satu atau beberapa hari sebelumnya

dengan jaminan surat berharga pasar modal (stock exchange collateral). Bila bank

memerlukan tambahan likuiditas maka dapat menagih kepada peminjam. Peminjam

kemudian akan membayar kembali baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui pengalihan kredit ke bankbank lain. Jika kredit tidak dapat dibayarkan

kembali, maka kredit yang diberikan bank akan dijual melalui jaminan surat

berharga pasar modal untuk mempengaruhi pembayaran kembali atau

pelunasannya.

2) Middle Theory

Teori keagenan sebagai teori middle menjelaskan hubungan antara pemegang

saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.

Manajemen adalah pihak yang dikontrak untuk dipekerjakan oleh pemegang

saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manajemen harus

mempertanggungjawabkan dan menjunjung tinggi semua pekerjaannya kepada

pemegang saham (Jensen, dkk, 1976).

3) Operational Theory

Agency theory atau teori keagenan pertama kali dikemukakan oleh Michael C.

Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori ini membahas tentang

hubungan antara principal dengan agent. Yang dimaksud dengan principal adalah

pemilik perusahaan atau pemegang saham, sedangkan agent adalah manajer

perusahaan. Hubungan agensi terjadi ketika principal (pemegang saham)

memberikan wewenang kepada agent (manajemen) untuk mengambil keputusan

dalam menjalankan perusahaan. Hubungan antara principal dan agent ini dapat

mengarah pada terjadinya asimetri informasi. Hal ini dapat disebabkan karena agent
memiliki informasi lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan

dengan principal.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu


No Nama Peneliti Tahun Judul
1 Nurul Fitri Habibah 2020 Tantangan Dan
 Fina Fauziatun Nisa Strategi Perbankan
 Sidny Risqi Syariah Dalam
Menghadapi Covid-
19
2 Agus Dwi Cahya, Meita Lulut 2021 Peran Perbankan
Widyastuti, Hasya Fatharani Dalam Pembiayaan
UMKM di Tengah
Pandemi Covid-19
3 Dimas Elly Ana dan Arif Zunaidi 2022 Strategi Perbankan
Syariah Dalam
Memenangkan
Persaingan Di Masa
Pandemi Covid-19
4 Esti Nurul Azizah dan Siti Afidatul 2022 Analisis Dampak
Khotijah Pandemi Covid-19
Terhadap Kinerja
Dan Ketahanan
Perbankan Syariah
(Studi Kasus Pada
Bank Bni Syariah)
2.3 Hipotesis
Pada hipotesis penelitian dari beberapa penelitian adanya hambatan pada perbankan

syariah dalam menghadapi covid-19, karena virus yang semakin menyebar luas dan hal ini

menjadi hambatan untuk perbankan syariah dalam menangani pelayanan serta kegiatan

yang di lakukan secara langsung. Hal ini menjadi dugaan sementara dari semua kegiatan ini

dapat dgunakan sebagai penelaran.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan
A. Peran dan tantangan untuk kebijakan perbankan syariah pada Hambatan
Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Covid-19
Dalam situasi Covid-19 saat ini, sektor perbankan syariah menghadapi banyak

tantangan. Penting untuk mewaspadai tantangan yang dihadapi oleh tekanan pandemi

Covid-19 yang masih berlangsung. Bank syariah akan terus waspada dan memerlukan

pemeriksaan strategi, inovasi untuk mampu bertahan dalam situasi sulit penuh

ketidakpastian, mengingat situasi ekonomi dan stabilitas sistem. Uang berubah dengan

cepat selama pandemi Covid-19. Inspektur Kepala Center for Economic Reform (CORE)

Tren pertumbuhan perbankan syariah tidak berbeda dengan bank umum. Dalam iklim

perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19, semua dunia usaha mengalami

keterpurukan, termasuk sektor perbankan syariah. Sebagai perusahaan intermediasi,

kecepatan perbankan bergantung pada perputaran roda perekonomian yang dipimpin oleh

aparatur sipil negara. Jadi ketika masyarakat “terpaksa” tinggal di rumah, bank pun

terpaksa menerima hilangnya pendapatan. Setidaknya ada 8 faktor perbankan syariah yang

terdampak selama pandemi ini, yakni likuiditas, risiko investasi (FDR) perbankan, rasio

kecukupan modal (CAR), likuiditas, net interest margin (NIM), kualitas aset, kinerja dan

hubungan pelanggan. Tantangan utamanya adalah uang, karena Bank tidak dapat

melakukan ekspansi seiring dengan kegagalannya. Oleh karena itu, fokusnya pada
perencanaan dan pelaksanaan restrukturisasi dan pembayaran dividen, yang banyak di

antaranya masuk ke sektor non-komersial. Dimana sebagai pemilik properti residensial

sebesar Rp 83,7 triliun, memiliki peralatan rumah tangga lainnya, termasuk serbaguna

sebesar Rp55,8 triliun, namun penyaluran dana properti syariah juga sangat besar sehingga

dapat dijangkau oleh pelaku usaha seperti grosir dan eceran. Rp100 miliar. 37,3 triliun Rp.,

Rp. 32,5 triliun dan struktur korporasi sebesar Rp 27,8 triliun. Oleh karena itu, perbankan

syariah akan terus selektif dalam menyalurkan kredit di tengah krisis sehingga dapat

mempertahankan non-performing loan (NPF) dengan memutar perubahan perusahaan dan

mulai merevisi tujuan kredit. pertumbuhan, mengurangi tujuan pendapatan ke hal lain.

konservatif. Selain itu, meningkatnya risiko dan berkurangnya usaha akibat wabah ini tidak

hanya berdampak pada pembiayaan saja, namun tingginya risiko pinjaman/kredit

bermasalah akan menentukan apakah akan bertahan atau pulih.

B. Faktor yang berpengaruh dalam terjadinya Hambatan Perbankan Syariah Dalam


Menghadapi Covid-19
Faktor yang mempengaruhi kemunculannya Hambatan adalah sebuah rencana. Strategi

adalah dasar dari tujuan perusahaan agribisnis, yang didefinisikan sebagai ekspansi,

pertumbuhan, pemulihan, dan diversifikasi. Perencanaan pada dasarnya adalah tentang

pengorganisasian dan pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut. Metode tidak berfungsi

sebagai peta jalan yang hanya memberikan arahan, namun harus mampu menerjemahkan

bukti-bukti yang baik menjadi kenyataan (Reksohadiprodjo, 1987). Oleh karena itu, strategi
adalah suatu jenis strategi dalam pemasaran yang ditetapkan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan. Strategi sebenarnya adalah seni dan ilmu menggunakan dan

mengembangkan kekuatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pertumbuhan

sektor perbankan syariah dapat dilihat pada sektor perbankan syariah. Kinerja bisnis adalah

hasil dari manajemen strategis. Praktik manajemen strategis yang diterapkan untuk

meningkatkan kinerja organisasi, biasanya diukur dengan laba dan laba atas investasi.

Kinerja bisnis dapat diukur dari dua dimensi yaitu kinerja penjualan dan kinerja keuangan

(Sodikin & Sahroni, 2016). Efektivitas pemasaran diukur dengan kualitas produk yang

dirasakan pelanggan, kualitas layanan, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, dan citra

perusahaan. Saat ini kinerja keuangan diukur berdasarkan laba, margin, struktur keuangan,

operasi, upah, pendapatan dan produktivitas (Sodikin & Sahroni, 2016). peralatan, dll.)

Setiap lembaga keuangan mempunyai jenis strategi yang berbeda-beda, yang terbagi

menjadi tiga jenis (Tunggal, 2002), yaitu:

1. Rencana korporasi, yaitu rencana yang dibuat pada tingkat tertinggi organisasi yang

menunjukkan organisasi kerja (bank) yang akan dilibatkan.

2. Strategi bisnis, difokuskan secara khusus pada bagaimana persaingan terjadi dalam

sektor bisnis.

3. Perencanaan operasional, yaitu fokus pada jangka pendek, memperhatikan tugas

operasional (operasional keuangan, pemasaran, properti, dll)


BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dalam situasi Covid-19 saat ini, sektor keuangan menghadapi berbagai tantangan,

termasuk perlunya perencanaan strategis dan inovasi untuk beradaptasi dengan situasi

perekonomian dan stabilitas sistem saat ini. Sektor keuangan menghadapi tantangan seperti

likuiditas, risiko investasi, risiko permodalan, likuiditas, margin bunga bersih, kualitas aset,

kinerja karyawan, dan hubungan pelanggan. Sektor keuangan menghadapi tantangan akibat

pandemi ini, seiring dengan kesulitan bank untuk melakukan ekspansi dan fokus pada

restrukturisasi dan pengelolaan utang. Sektor keuangan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti ukuran properti residensial, jumlah utang, dan ukuran struktur perusahaan.

Manajemen strategis sangat penting bagi sektor keuangan untuk mengatasi tantangan ini.

Kinerja bisnis diukur dari kualitas produk, kualitas layanan, loyalitas pelanggan, dan

reputasi perusahaan. Setiap sektor keuangan memiliki tiga jenis strategi: perencanaan

perusahaan, strategi bisnis, dan perencanaan operasional. Dengan berfokus pada faktor-

faktor ini, lembaga keuangan dapat mengelola sumber daya keuangannya dengan lebih baik

dan beradaptasi terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi ini.

4.2 SARAN
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variable yang akan di teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Abbasi, Majid. et al. 2012. Impact of Corporate Governance Mechanism on Firm


Value: Evidence From The Food Industry in Iran. Journal of Basic and
Applied Scientific Research. Vol 2 No. 5

Ana, D. E., & Zunaidi, A. (2022). Strategi Perbankan Syariah Dalam Memenangkan
Persaingan Di Masa Pandemi Covid-19. Proceedings of Islamic Economics,
Business, and Philanthropy, 1(1), 167-188.

Ana, D. E., & Zunaidi, A. (2022). Strategi Perbankan Syariah Dalam Memenangkan
Persaingan Di Masa Pandemi Covid-19. Proceedings of Islamic Economics,
Business, and Philanthropy, 1(1), 167-188.

Azizah, E. N., & Khotijah, S. A. (2022). Analisis Dampak Pandemi Covid-19


Terhadap Kinerja dan Ketahanan Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada
Bank BNI Syariah). Jurnal Cakrawala Ilmiah, 2(1), 25-38.

Benny, S. A. (2015, Maret). Teori Perusahaan / Theory OF The Firm:


Kajian Tentang Teori Bagi Hasil Perusahaan (Profit And Loss Sharing)
Dalam Perspektif Ekonomi Syariah. Jurnal Aplikasi Pelayanan dan
Kepelabuhan, 5

Cahya, A. D., Widyastuti, M. L., & Fatharani, H. (2021). Peran Perbankan dalam
Pembiayaan UMKM di Tengah Pandemi COVID-19. Fidusia: Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 4(2).

Ekonomi Republika. 2020, Perbankan syariah menghadapi tantangan berat hadapi


Covid-19. Jakarta Selatan.

Etika, C., Ermawati, L., & Bustami, J. (2022). Analisis Pengaruh Independensi
Auditor dan Pendidikan Auditor Terhadap Kualitas Audit Syariah Pada
Perbankan Syariah Di Indonesia. Syarikat: Jurnal Rumpun Ekonomi
Syariah, 5(1), 17-28.

Habibah, N. F., Nisa, F. F., & Risqi, S. (2020). Tantangan dan strategi perbankan
syariah dalam menghadapi Covid-19. Iqtishodiah: Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah, 2(1), 1-9.
NOVI, D. R. S. (2022). ANALISIS STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING (RM)
BANK MUAMALAT DALAM MENINGKATKAN DAN MENJAGA
STABILITAS NASABAH PADAPRODUK BACK TO-BACKFINANCING DI
MASAPANDEMI COVID-19 (Studi Bank Muamalat Indonesia Kantor
Cabang Utama Bandar Lampung) (Doctoral dissertation, UIN RADEN
INTAN LAMPUNG).

Rafsanjani, H. (2021). Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) Pada Lembaga


Keuangan Syariah (Pendekatan Psikologi Sosial). Jurnal Masharif Al-
Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 6(1), 267-278.

Sodikin,S.,&Sahroni,N.(2016). Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar


Sebelum dan Sesudah Akuisisi(Kasus Pada Akuisisi PT.Agung Podomoro
Land Tbk). Jurnal Ekonomi Manajemen,2(2),81–90.

Tahliani, H. (2020). Tantangan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi


Covid-19. Madani Syari'ah, 3(2), 92-113.

Anda mungkin juga menyukai