Anda di halaman 1dari 15

1

Pencegahan dan Penghambat Perbankan Syariah


Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Mata Kuliah Perbankan Syariah


Dosen Pengampu: Sudjono, Dr., M.Acc

Disusun Oleh :

Nama : Putri Anindhita


Nim : 43120010034
Fakultas : Ekonomi & Bisnis

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Masa Esa yang
telah melimpahkan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Besar 2 mata kuliah
Perbankan Syariah yang diampu oleh Bapak Sudjono, Dr., M.Acc. ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam penyusunan makalah yang berjudul “Hambatan
Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah


hambatan perbankan syariah dalam menghadapi pandemi covid-19 ini dapat
bermanfaat.

Jakarta, 21 November 2023

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 4
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 5
1.5 Manfaat .......................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 6
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operasional Theory.............................. 6
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu ..................................................................... 6
2.3 Hipotesis ........................................................................................................ 6
BAB III.................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8
3.1 Penerapan ...................................................................................................... 8
3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek ......................... 8
3.3 Pembahasan ................................................................................................... 9
BAB IV ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13
4.2 Saran ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pandemi COVID-19 telah menyebabkan berbagai dampak negatif bagi
perekonomian global, salah satunya termasuk Indonesia. Dampak ini juga dirasakan
oleh industri perbankan syariah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
kinerja perbankan syariah di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2020.
Total aset perbankan syariah turun 6,7% menjadi Rp. 2.250T, total pembiayaan
turun 7,9 menjadi Rp. 1,379T, dan total dana pihak ketiga (DPK) turun 6,3%
menjadi Rp. 1.964T.

Penurunan kinerja perbankan syariah ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu
diantaranya COVID-19 telah menyebabkan aktivitas ekonomi sehingga permintaan
terhadap produk dan jasa perbankan juga menurun, selain itu pandemi COVID-19
juga meningkatkan resiko kredit, sehingga perbankan perlu meningkatkan
cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), dan faktor yang terakhir yaitu,
pandemi ini juga menyebabkan kenaikan biaya operasional seperti biaya kesehatan,
dan biaya transportasi.

1.2 Batasan Masalah


1. Hambatan perbankan syariah dalam menghadapi Covid-19
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi perbankan syariah dalam menghadapi
pandemi Covid-19
3. Perspektif perbankan syariah

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja perbankan syariah
di Indonesia?
2. Strategi apa yang diterapkan perbankan syariah untuk mengatasi hambatan
yang disebabkan oleh pandemi Covid-19?
3. Apakah pandemi Covid-19 dapat mendorong inovasi dan layanan
perbankan syariah?
5

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dampak yang dihasilkan dari pandemi Covid-19
terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia
2. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh perbankan syariah dalam
mengatasi hambatan Covid-19
3. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat mendorong inovasi dan layanan
perbankan syariah

1.5 Manfaat
1. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai tantangan-tantangan yang
dihadapi industri perbankan syariah di Inonesia
2. Memberikan gambaran mengenai cara mengatasi hambatan yang dihadapi
perbankan syariah
3. Mendorong inovasi dan layanan perbankan syariah
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operasional Theory


Pada makalah ini penulis membagi tugas kelompok yang mendasari teori-
teori tersebut yakni: grand theory, middle theory, dan operasional theory. Didalam
makalah ini grand theory yang dijadikan landasan adalah pandemi COVID-19 telah
menyebabkan hambatan bagi perbankan syariah dan teori pendukung atau middle
theory adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah, hal ini
menyebabkan rendahnya permintaan kredit dari masyarakat yang memberikan
dampak negatif pada kinerja perbankan syariah.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu


Hasan Mukhibad, Kuat Waluyo Jati, Probowo Yudo Jayanto, dan Ahmad
Nurkhin (2002) dalam Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 13, No. 1, Hal. 1-12 yang
berjudul Bank Syariah Menghadapi Pandemi COVID-19 – Sebuah Perbandingan
Dengan Bank Konvensional. Studi ini membandingkan kinerja perbankan
konvensional selama pandemi COVID-19. Dalam hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa perbankan syariah secara umum lebih tahan terhadap dampak
pandemi COVID-19 dibandingkan perbankan konvensional, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :

1. Perbankan syariah memiliki resiko kredit yang lebih rendah dibandingkan


perbankan konvensional.
2. Perbankan syariah memiliki likuiditas yang lebih baik dibandingkan
perbankan konvensional.
3. Perbankan syariah memiliki permodalan yang lebih kuat dibandingkan
perbankan konvensional.

2.3 Hipotesis
H1 : Penurunan permintaan kredit dari masyarakat disebabkan oleh kurangnya
pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah
7

H2 : Peningkatan resiko kredit disebabkan oleh meningkatnya kemungkinan debitur


tidak dapat memenuhi kewajiban

H3 : Penurunan likuiditas disebabkan oleh menurunnya jumlah simpanan nasabah


dan meningkatkan kebutuhan likuiditas untuk memnuhi kewajiban perbankan
syariah
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan
Didalam penerapan ini untuk mengatasi hambatan tersebut perbankan
syariah dapat melakukan beberapa langkah, seperti meningkatkan penggunaan
teknologi, menjaga kualitas aset, dan memastikan layanan yang sesuai dengan
perubahan pasar. Selain itu, perbankan syariah juga dapat memanfaatkan kebijakan
pemerintah yang mendukung sektor perbankan dan keuangan selama pandemi
COVID-19.

3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek


Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

a. Teori/penelitian terdahulu

Hasil penelitian Hasan Mukhibad, Kuat Waluyo Jati, Probowo Yudo Jayanto,
dan Ahmad Nurkhin (2022) menunjukkan bahwa perbankan syariah secara umum
lebih tahan terhadap dampak pandemi COVID-19 dibandingkan perbankan
konvensional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

• Resiko kredit yang lebih rendah : Perbankan syariah memiliki prinsip


profit and loss sharing (bagi hasil), yang berarti bahwa bank dan nasabah
berbagi risiko bersama. Hal ini membuat perbankan syariah lebih
berhati-hati dalam memberikan kredit, sehingga risiko kreditnya lebih
rendah dibandingkan perbankan konvensional.
• Likuiditas yang lebih baik : Perbankan syariah memiliki komposisi aset
yang lebih likuid dibandingkan perbankan konvensional. Hal ini karena
aset perbankan syariah sebagian besar terdiri dari pembiayaan dan
investasi, yang lebih mudah dicairkan dibandingkan aset perbankan
konvensional yang sebagian besar terdiri dari kredit.
• Permodalan yang lebih kuat : Perbankan syariah memiliki rasio modal
terhadap aset (CAR) yang lebih tinggi dibandingkan perbankan
9

konvensional. Hal ini membuat perbankan syariah memiliki


kemampuan yang lebih baik untuk menyerap kerugian.

b. Praktik

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja perbankan syariah
di Indonesia selama pandemi COVID-19 memang menunjukkan kinerja yang lebih
baik dibandingkan perbankan konvensional. Pertumbuhan kredit perbankan syariah
pada tahun 2020 hanya sebesar 2,09%, jauh lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan kredit perbankan konvensional sebesar 8,2%. Selain itu, laba bersih
perbankan syariah juga mengalami penurunan sebesar 16,8% pada tahun 2020,
tetapi lebih rendah dibandingkan penurunan laba bersih perbankan konvensional
sebesar 25,9%.

Berdasarkan hasil penelitian dan data praktik di atas, dapat disimpulkan bahwa
teori/penelitian terdahulu tentang keunggulan perbankan syariah terhadap dampak
pandemi COVID-19 memang terbukti benar. Perbankan syariah memiliki beberapa
keunggulan yang membuatnya lebih tahan terhadap dampak pandemi COVID-19,
yaitu:

• Resiko kredit yang lebih rendah


• Likuiditas yang lebih baik
• Permodalan yang lebih kuat

Keunggulan-keunggulan diatas membuat perbankan syariah lebih mampu untuk


bertahan dan bahkan tumbuh di tengah pandemi COVID-19.

3.3 Pembahasan
a. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia

Ada beberapa dampak pandemi COVID-19 terhadap kinerja perbankan syariah


di Indonesia yaitu sebagai berikut :
• Pertumbuhan pembiayaan : Pandemi COVID-19 menyebabkan
penurunan pembiayaan, yang mengakibatkan penurunan kualitas aset
dan penyaluran kredit.
• Penurunan DPK : Bank syariah di Indonesia mengalami penurunan
jumlah debitur yang tidak mampu membayar cicilan ataupun hutang.
• Kebijakan pemerintah : Pemerintah Indonesia mengkonfirmasi kasus
pertama COVID-19 di Indonesia dan mengimplementasikan beberapa
kebijakan yang mempengaruhi sektor perbankan dan keuangan.
• Pengaruh ekonomi : Dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor
ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi indonesia yang mengalami
penurunan 0,4%, penurunan dalam sektor ekspor dan impor, dan sektor
UMKM.
• Teknologi : Pandemi COVID-19 mendorong pelaku usaha melakukan
digitalisasi, dan bank syariah harus memperkembangkan infrastruktur
teknologi untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah untuk
bertransaksi di bank syariah.

Dampak ini menunjukkan bahwa bank syariah di Indonesia menghadapi


tantangan yang berbeda selama pandemi COVID-19, termasuk menjaga kinerja
keuangan dan memanajarkan layanan yang sesuai dengan perubahan pasar. Dari
dampak yang sudah dipaparkan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan bank
untuk memperkuat kinerja perbankan syariah selama pandemi COVID-19 meliputi
meningkatkan penggunaan teknologi, menjaga kualitas aset, dan memastikan
layanan yang sesuai dengan perubahan pasar.

b. Strategi yang diterapkan perbankan syariah untuk mengatasi hambatan yang


disebabkan oleh pandemi Covid-19

Ada beberapa strategi yang diterapkan perbankan syariah untuk mengatasi


hambatan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan restrukturisasi kredit : Perbankan syariah telah melakukan


restrukturisasi kredit kepada debitur yang terdampak pandemi COVID-19.
11

Hal ini bertujuan untuk membantu debitur agar tetap dapat memenuhi
kewajibannya dan mengurangi risiko kredit perbankan syariah.
2. Meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah : Perbankan syariah
telah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah untuk
meningkatkan permintaan kredit dari masyarakat. Hal ini dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain:
• Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang perbankan syariah melalui
berbagai media, seperti media sosial, televisi, dan radio.
• Menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pemerintah untuk
meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan pelajar dan
masyarakat umum.
• Meningkatkan penggunaan teknologi digital untuk memberikan
layanan perbankan syariah yang lebih mudah dan terjangkau.
3. Meningkatkan sinergi dengan lembaga keuangan syariah lainnya :
Perbankan syariah telah meningkatkan sinergi dengan lembaga keuangan
syariah lainnya untuk meningkatkan likuiditas dan memperkuat
permodalan.

Upaya-upaya tersebut telah menunjukkan hasil yang positif. Pada tahun 2021,
pertumbuhan kredit perbankan syariah meningkat menjadi 6,9%, dan laba bersih
perbankan syariah juga meningkat menjadi Rp10,6 triliun. Dengan mengatasi
hambatan-hambatan tersebut, perbankan syariah diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan.

c. Mendorong inovasi dan layanan perbankan syariah

Pandemi COVID-19 telah membawa banyak perubahan, termasuk di sektor


keuangan. Perbankan syariah tidak luput dari perubahan ini, dan telah mengambil
langkah-langkah untuk meningkatkan inovasi dan layanannya untuk memenuhi
kebutuhan nasabah yang berkembang.

Ada beberapa contoh inovasi dan layanan perbankan syariah yang didorong
oleh pandemi COVID-19 diantaranya sebagai berikut:
• Peningkatan penggunaan teknologi digital : Pandemi COVID-19 telah
mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai sektor, termasuk
perbankan. Perbankan syariah telah berinvestasi dalam teknologi digital
untuk memberikan layanan yang lebih mudah dan terjangkau bagi nasabah.
• Pengembangan produk dan layanan baru : Perbankan syariah telah
mengembangkan produk dan layanan baru untuk memenuhi kebutuhan
nasabah yang berubah. Misalnya, perbankan syariah telah menawarkan
produk dan layanan yang mendukung UMKM, pertanian, dan kesehatan.
• Peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah : Perbankan syariah telah
meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang perbankan syariah. Hal ini dilakukan dengan
berbagai cara, seperti sosialisasi dan edukasi tentang perbankan syariah.
13

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah
memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya lebih tahan terhadap dampak
pandemi COVID-19. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat perbankan
syariah lebih mampu untuk bertahan dan bahkan tumbuh di tengah pandemi
COVID-19.

Namun, perbankan syariah tetap harus mengambil langkah-langkah untuk


memitigasi dampak pandemi COVID-19, seperti melakukan restrukturisasi kredit
kepada debitur yang terdampak pandemi COVID-19, meningkatkan literasi dan
inklusi keuangan syariah, dan meningkatkan sinergi dengan lembaga keuangan
syariah lainnya.

4.2 Saran
Dari penjelasan diatas ada beberapa point saran untuk industri perbankan syariah:

1. Perbankan syariah perlu terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan


syariah : Hal ini penting untuk meningkatkan permintaan kredit dari
masyarakat dan mengurangi risiko kredit perbankan syariah.
2. Perbankan syariah perlu terus meningkatkan sinergi dengan lembaga
keuangan syariah lainnya : Hal ini penting untuk meningkatkan likuiditas
dan memperkuat permodalan perbankan syariah.
3. Perbankan syariah perlu terus meningkatkan inovasi dan layanannya : Hal
ini penting untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berkembang dan
menghadapi persaingan dengan perbankan konvensional.

Dengan menerapkan saran-saran tersebut, perbankan syariah diharapkan dapat


tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Otoritas Jasa Keuangan. (2021). Statistik Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta:


Otoritas Jasa Keuangan.
Hasan Mukhibad, Kuat Waluyo Jati, Prabowo Yudo Jayanto, & Ahmad Nurkhin.
(2022). Bank Syariah Menghadapi Pandemi COVID-19: Sebuah
Perbandingan dengan Bank Konvensional. Jurnal Ekonomi Islam, 1(1),
56-70.
Madani Syari'ah. (2021). Tantangan Perbankan Syariah dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19. Jurnal Madani Syariah, 1(2), 105-120.
Peluang dan Tantangan Bank Syariah di Masa Pandemi Covid19 - OJP LP2M
UIN JAMBI
Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah - STAI Denpasar Bali
DAMPAK KINERJA PERBANKAN SYARIAH (BANK SYARIAH MANDIRI)
SETELAH DILANDA PANDEMI COVID 19
Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Pada Masa Covid-19 - OJS Universitas
Andi Jemma
ANALISIS DAMPAK COVID 19 TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA | Jurnal Tabarru': Islamic
Banking and Finance
15

Anda mungkin juga menyukai