Pandemi Covid-19
Disusun oleh :
Ayu Rismawati
(43120010081)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim hingga 922 juta di seluruh
dunia. Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada Maret 2020 mencapai 26,42 juta orang, mengalami peningkatan
sebesar 1,63 juta orang.
Industri Perbankan Syariah memiliki peran strategis dalam pembangunan
ekonomi rakyat, berkontribusi pada transformasi perekonomian produktif dan
inklusif. Namun, di masa Pandemi Covid-19, industri ini harus beradaptasi cepat
dengan strategi, inovasi, dan mitigasi risiko yang tepat. Tantangan yang signifikan
dihadapi, tetapi Perbankan Syariah dapat melihat pandemi sebagai kesempatan
untuk berkembang. Penelitian ini bertujuan memaparkan Tantangan Perbankan
Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di Indonesia.
Bank Syariah, atau Bank Islam, adalah lembaga keuangan yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, mengacu pada ketentuan Al-Quran dan
Hadis. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menjadi tolak ukur
keberhasilan ekonomi syariah dan mengalami pertumbuhan yang bervariasi seiring
dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, yang dikeluarkan pada 16 Juli 2008, menjadi landasan
hukum utama untuk pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pertumbuhan industri perbankan
syariah yang sehat, berkelanjutan, dan berkontribusi positif dalam mendukung
pembangunan ekonomi yang berkualitas.
Prospek perbankan syariah di Indonesia terus cerah dan menjanjikan,
diharapkan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Eksistensi perbankan
syariah memiliki arti penting dalam pembangunan ekonomi berwawasan syariah,
memberikan solusi untuk pemberdayaan usaha kecil dan menengah, serta menjadi
inti kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Bank syariah tidak hanya
berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menyalurkan modal, tetapi juga
berperan dalam menangani kegiatan sosial.
2
1.2. Batasan Masalah
Dalam makalah ini adapun batasan-batasan masalah mengenai "Hambatan
Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19" dapat melibatkan
aspek-aspek tertentu yang ingin difokuskan dalam penelitian
1. Waktu Penelitian: Fokus pada tantangan yang dihadapi oleh Perbankan Syariah
selama periode tertentu selama pandemi Covid-19, misalnya, dari awal
pandemi hingga waktu tertentu.
2. Wilayah Geografis: Menentukan area atau wilayah geografis tertentu di
Indonesia sebagai fokus penelitian, mengingat dampak pandemi dapat
bervariasi di berbagai wilayah.
3. Aspek Tertentu dari Perbankan Syariah: Batasan pada aspek tertentu dari
operasional Perbankan Syariah, seperti produk atau layanan tertentu,
manajemen risiko, atau strategi inovasi.
4. Perspektif Pelaku Bisnis: Menentukan apakah penelitian akan difokuskan pada
pandangan nasabah, manajemen bank, atau regulator.
5. Kajian Literatur: Batasan pada sumber daya literatur tertentu yang relevan
dengan tantangan Perbankan Syariah selama pandemi Covid-19.
6. Metodologi Penelitian: Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan
(kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya) dan metode penelitian yang
akan digunakan.
3
4. Apakah regulasi dan kebijakan pemerintah berkontribusi dalam memfasilitasi
atau menghambat kemampuan Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan
pandemi?
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
A. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja Perbankan Syariah di Indonesia
Industri jasa keuangan syariah, khususnya perbankan syariah
merupakan salah satu lini yang berperan dalam kemajuan perekonomian
Indonesia beriringan dengan sektor rill karena perbankan sebagai lembaga
intermediasi. Namun akibat pandemi ini, bank syariah merasakan tantangan
untuk bertahan yang sangat signifikan dikarenakan pergeseran pola konsumsi,
pola hidup, dan kebijakan.
Kebijakan pemerintah dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang diberlakukan per wilayah, baik provinsi atau kabupaten/kota
berdasarkan tingkat keparahan wabah yang penilaiannya ditentukan oleh
pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. (Albanjari, Prihatin, &
Suprianto, 2021). Hingga kini kebijakan baru membagi zona kerawanan
Covid-19 dengan zona merah dan zona hijau, dan PPKM dengan pembagian
Level 1 sampai dengan Level 4 membuat Sektor perbankan kewalahan untuk
bertahan, karena adanya pembatasan jam operasional dan belum lagi
permasalahan pembiayaan yang macet.PSBB dan PPKM membuat beberapa
kantor bank Syariah terdampak karena jumlah yang kantor terbanyak
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sedangkan, Pulau Jawa didominasi oleh PPKM
level 3 dan 4 sehingga mempenagruhi operasional mereka. (Ningsih &
Mahfudz, 2021).
Permasalahan operasional dan macetnya pembiayaan yang dialami
oleh bank syariah saat ini berdampak pada kinerja keuangan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Azhari & Wahyudi, 2020), Pandemi Covid-19
mempengaruhi kinerja perbankan syariah yang ditunjukkan dengan gejolak
fluktuasi terutama diawal masa pandemi Covid-19. Kinerja pada bank
syariah mengalami fluktuasi pada sisi DPK dan pembiayaan
5
Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia mencakup berbagai aspek, baik secara finansial maupun operasional.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi melibatkan:
1) Penurunan Kinerja Keuangan:
• Aset dan Pendapatan: Kemungkinan terjadi penurunan aset dan pendapatan
Perbankan Syariah akibat berkurangnya aktivitas ekonomi dan penurunan
bisnis dari nasabah.
• Profitabilitas: Potensi penurunan profitabilitas sebagai akibat dari
penurunan pendapatan dan peningkatan risiko kredit.
2) Peningkatan Risiko Kredit:
• Kredit Bermasalah: Adanya peningkatan risiko kredit karena nasabah
mengalami kesulitan membayar pinjaman akibat kondisi ekonomi yang
sulit.
3) Peningkatan Permintaan Layanan Digital:
• Transisi ke Layanan Digital: Meningkatnya permintaan layanan digital
karena adanya pembatasan fisik dan perubahan perilaku nasabah yang lebih
memilih transaksi online.
4) Adaptasi Strategi Pemasaran:
• Perubahan Strategi Pemasaran: Perbankan Syariah perlu menyesuaikan
strategi pemasaran untuk mempertahankan dan menarik nasabah baru di
tengah ketidakpastian ekonomi.
5) Tantangan Operasional:
• Pembatasan Operasional: Pembatasan fisik dan aturan lockdown dapat
menimbulkan tantangan operasional, termasuk pengelolaan kantor cabang
dan layanan nasabah.
6
6) Peningkatan Keamanan Digital:
• Keamanan Data: Dengan peningkatan penggunaan layanan digital,
perbankan syariah harus meningkatkan keamanan data dan transaksi untuk
melindungi nasabah dari potensi ancaman keamanan.
7) Dukungan Pemerintah:
• Kebijakan Dukungan: Dampak pandemi dapat dipengaruhi oleh kebijakan
dukungan pemerintah, seperti stimulus ekonomi atau keringanan pajak,
yang dapat membantu Perbankan Syariah mengatasi tantangan.
7
Nasabah mungkin mengubah pola pengeluaran mereka, menjadi lebih
konservatif dan cenderung memprioritaskan kebutuhan esensial.
5) Peningkatan Kesadaran Keuangan
Nasabah lebih cenderung meningkatkan kesadaran keuangan mereka, termasuk
lebih berhati-hati dalam pengelolaan keuangan dan investasi.
6) Konsultasi dan Layanan Jarak Jauh
Kebijakan physical distancing mendorong nasabah untuk mencari konsultasi
keuangan dan layanan perbankan melalui saluran virtual seperti video call atau
telepon.
7) Penyesuaian Portofolio Investasi
Nasabah mungkin melakukan peninjauan ulang portofolio investasi mereka
untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi dan perubahan kondisi pasar.
8) Penggunaan Teknologi Keamanan
Nasabah mungkin lebih memperhatikan dan menggunakan teknologi keamanan
seperti otentikasi dua faktor untuk melindungi akun dan transaksi mereka.
Pemahaman mendalam tentang perubahan perilaku nasabah ini dapat
membantu Perbankan Syariah untuk mengembangkan strategi pemasaran,
meningkatkan layanan digital, dan menyusun produk yang lebih sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi nasabah di era pasca-pandemi.
10
2. Insentif Fiskal
Adanya insentif fiskal atau stimulus ekonomi dari pemerintah dapat membantu
perbankan untuk tetap memberikan kredit atau modal kepada pelaku usaha
yang terdampak pandemi, memfasilitasi pemulihan ekonomi.
12
5. Inovasi dan Transformasi Digital
Studi mungkin telah membahas sejauh mana perbankan syariah telah
mengadopsi inovasi dan transformasi digital dalam menjawab perubahan
kebutuhan nasabah dan kondisi pasar selama pandemi.
6. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga
Penelitian dapat juga telah mengeksplorasi kemitraan atau kolaborasi yang
dibentuk oleh perbankan syariah dengan pihak ketiga, seperti fintech, untuk
menghadapi tantangan operasional.
Melalui pemahaman dari penelitian terdahulu ini, peneliti dapat membangun
landasan pengetahuan yang kuat untuk merinci dampak pandemi dan strategi yang
mungkin diambil oleh Perbankan Syariah dalam studi lebih lanjut.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan konteks Perbankan Syariah selama pandemi, hipotesis penelitian
dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dibahas
dalam teori dan penelitian terdahulu. Beberapa contoh hipotesis yang dapat
diusulkan:
1. Hipotesis Strategi Bisnis
Hipotesis: Penerapan strategi bisnis yang berfokus pada transformasi digital
dan diversifikasi produk akan berhubungan positif dengan kemampuan
Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan operasional selama pandemi.
2. Hipotesis Dampak Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Hipotesis: Kebijakan pemerintah yang mendukung fleksibilitas operasional dan
memberikan insentif fiskal akan berhubungan positif dengan kemampuan
Perbankan Syariah dalam memberikan dukungan keuangan kepada pelaku
usaha terdampak pandemi.
13
3. Hipotesis Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Syariah
Hipotesis: Peningkatan edukasi dan komunikasi terkait produk perbankan
syariah selama pandemi akan berhubungan positif dengan peningkatan
penerimaan masyarakat terhadap produk syariah.
4. Hipotesis Inovasi dan Transformasi Digital
Hipotesis: Tingkat adopsi teknologi digital oleh Perbankan Syariah akan
berhubungan positif dengan kemampuan mereka untuk menjaga operasional
dan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah selama pandemi.
Hipotesis-hipotesis ini dapat diuji melalui penelitian empiris yang melibatkan
analisis data dan pengumpulan informasi dari Perbankan Syariah serta pemangku
kepentingan terkait.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan
Penerapan hipotesis-hipotesis tersebut dapat melibatkan serangkaian langkah-
langkah penelitian dan evaluasi. Berikut adalah contoh langkah-langkah yang dapat
diambil:
1. Pengumpulan Data
Kumpulkan data dari Perbankan Syariah terkait implementasi strategi bisnis,
kebijakan pemerintah, tingkat adopsi teknologi, dan persepsi masyarakat
terhadap produk syariah selama pandemi.
2. Analisis Data
Analisis data untuk mengukur hubungan antara variabel-variabel yang
dijelaskan dalam hipotesis. Ini dapat melibatkan metode statistik seperti analisis
regresi untuk menguji hubungan sebab-akibat.
3. Evaluasi Strategi Bisnis
Evaluasi sejauh mana Perbankan Syariah telah menerapkan strategi bisnis
digital dan diversifikasi produk. Pertimbangkan metrik kinerja, seperti
peningkatan transaksi digital dan diversifikasi portofolio produk.
4. Pemetaan Kebijakan Pemerintah
Tinjau kebijakan pemerintah yang telah diterapkan selama pandemi dan
identifikasi dampaknya pada operasional Perbankan Syariah. Analisis ini dapat
memberikan wawasan tentang sejauh mana kebijakan mendukung atau
menghambat perbankan.
5. Survei Penerimaan Masyarakat
Lakukan survei atau wawancara untuk mengukur tingkat penerimaan
masyarakat terhadap produk perbankan syariah. Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi positif atau negatif.
15
6. Evaluasi Tingkat Adopsi Teknologi
Tinjau keberhasilan Perbankan Syariah dalam mengadopsi teknologi digital.
Analisis dapat mencakup peningkatan transaksi melalui kanal digital,
penggunaan aplikasi perbankan, dan inovasi teknologi lainnya.
7. Analisis Hasil dan Kesimpulan
Analisis hasil penelitian dan evaluasi untuk menarik kesimpulan terkait dengan
hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Evaluasi dapat memberikan
wawasan tentang faktor-faktor yang signifikan dalam mengatasi tantangan
pandemi.
Penerapan langkah-langkah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Perbankan Syariah
selama pandemi dan memberikan dasar untuk pengambilan keputusan strategis dan
kebijakan di masa mendatang.
16
2. Dampak Regulasi dan Kebijakan Pemerintah:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menyoroti peran penting
regulasi dan kebijakan pemerintah dalam mendukung atau menghambat
adaptasi perbankan syariah terhadap perubahan situasi.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat merespon kebijakan pemerintah, seperti
insentif fiskal atau regulasi yang mendukung kelonggaran operasional,
untuk memberikan dukungan finansial kepada nasabah dan pelaku usaha.
3. Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Syariah:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin mempertimbangkan faktor-
faktor yang memengaruhi penerimaan masyarakat terhadap produk
perbankan syariah.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat melibatkan kampanye pemasaran dan
edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai dan
manfaat produk syariah, serta meningkatkan kepercayaan nasabah.
4. Inovasi dan Transformasi Digital:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menekankan peran inovasi dan
transformasi digital sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi operasional
dan kualitas layanan.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat mengadopsi teknologi terkini, seperti
kecerdasan buatan atau analisis data, untuk meningkatkan operasional dan
memberikan layanan yang lebih personal kepada nasabah.
5. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menyoroti manfaat kolaborasi
dengan pihak ketiga, seperti fintech, untuk meningkatkan inovasi dan
mencapai penetrasi pasar yang lebih luas.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat menjalin kemitraan dengan fintech untuk
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan memberikan solusi keuangan
yang lebih canggih kepada nasabah.
17
Melalui perbandingan ini, kita dapat melihat sejauh mana teori dan
penelitian terdahulu telah mencerminkan realitas praktik perbankan syariah
selama pandemi. Pemahaman ini dapat membantu dalam mengevaluasi
keberhasilan implementasi konsep-konsep tersebut dan mengidentifikasi area-
area yang masih memerlukan perhatian atau penyesuaian lebih lanjut.
3.3 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian tentang Perbankan Syariah selama pandemi dapat
mencakup analisis mendalam terhadap temuan-temuan kunci yang ditemukan
dalam penelitian. Berikut adalah beberapa aspek pembahasan yang dapat
dijelaskan:
1. Strategi Bisnis
Evaluasi efektivitas strategi bisnis yang diterapkan oleh Perbankan Syariah.
Apakah transformasi digital dan diversifikasi produk telah membantu
perbankan untuk tetap kompetitif dan responsif terhadap perubahan kebutuhan
nasabah?
2. Dampak Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Analisis dampak regulasi dan kebijakan pemerintah terhadap kemampuan
Perbankan Syariah untuk menjaga stabilitas dan memberikan dukungan
keuangan selama pandemi. Adakah kebijakan tertentu yang memerlukan
peninjauan atau penyesuaian?
3. Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Syariah
Pembahasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan masyarakat
terhadap produk perbankan syariah selama pandemi. Sejauh mana upaya
pemasaran dan edukasi berhasil meningkatkan pemahaman dan kepercayaan
masyarakat?
18
4. Inovasi dan Transformasi Digital
Evaluasi sejauh mana perbankan syariah telah berhasil dalam mengadopsi
inovasi dan transformasi digital. Apakah penerapan teknologi terkini telah
membawa perubahan positif dalam operasional dan pelayanan kepada nasabah?
5. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga
Pembahasan kolaborasi dengan pihak ketiga, seperti fintech, dan dampaknya
pada inovasi dan penetrasi pasar. Apakah kemitraan ini memberikan nilai
tambah dan membantu perbankan syariah untuk memenuhi tuntutan pasar yang
berkembang?
6. Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Identifikasi tantangan yang masih dihadapi oleh Perbankan Syariah dan
peluang untuk meningkatkan ketahanan di masa depan. Bagaimana perbankan
dapat terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dan
memperkuat posisinya di pasar?
7. Relevansi Temuan dengan Teori Terdahulu
Pembahasan tentang sejauh mana temuan penelitian mendukung atau
menantang teori dan penelitian terdahulu. Apakah konsep-konsep yang
diusulkan dalam literatur dapat diterapkan dengan sukses dalam konteks
perbankan syariah selama pandemic
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Praktek merupakan langkah yang penting untuk memahami sejauh mana teori-
teori dan temuan penelitian terdahulu dapat diaplikasikan dalam konteks nyata
Perbankan Syariah selama pandemi. Dari segi strategi bisnis, beberapa penelitian
terdahulu mungkin telah menyoroti pentingnya transformasi digital dan
diversifikasi produk sebagai respons terhadap perubahan pasar. Praktek di lapangan
dapat mengindikasikan sejauh mana bank-bank syariah menerapkan strategi
tersebut dan hasil yang telah mereka capai. Dalam hal dampak regulasi dan
kebijakan pemerintah, teori mungkin menekankan perlunya kebijakan yang
mendukung fleksibilitas dan insentif fiskal.
Pada prakteknya, evaluasi kebijakan pemerintah selama pandemi dapat
memberikan gambaran tentang sejauh mana regulasi tersebut efektif dan
memberikan dukungan yang diperlukan oleh Perbankan Syariah. Penerimaan
masyarakat terhadap produk syariah selama pandemi mungkin juga telah menjadi
fokus penelitian terdahulu. Perbandingan antara temuan teori dan realitas di
lapangan dapat memberikan wawasan tentang sejauh mana upaya perbankan dalam
meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap produk syariah
telah berhasil.
Tingkat adopsi teknologi juga merupakan aspek penting yang mungkin telah
dijelaskan dalam teori dan penelitian sebelumnya. Melihat seberapa efektif
Perbankan Syariah dalam mengadopsi teknologi digital dan menjawab tantangan
operasional selama pandemi dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
konsep-konsep teori telah diterapkan dalam praktik.
20
4.2. Saran
1. Penguatan Layanan Digital
• Terus tingkatkan investasi dalam pengembangan layanan digital untuk
memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin digital-savvy.
• Perluasan kolaborasi dengan fintech dapat menjadi strategi yang efektif
untuk meningkatkan inovasi dalam layanan.
2. Diversifikasi Produk
• Lanjutkan upaya diversifikasi produk untuk mengatasi fluktuasi pasar dan
memenuhi kebutuhan beragam nasabah.
• Pastikan bahwa diversifikasi ini sejalan dengan nilai-nilai syariah untuk
mempertahankan basis pelanggan yang ada dan menarik segmen baru.
3. Kerjasama dengan Pemerintah:
• Bangun kerjasama yang erat dengan pemerintah untuk memastikan regulasi
yang mendukung fleksibilitas operasional dan memberikan insentif fiskal.
• Aktif terlibat dalam dialog dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan
yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas sektor perbankan syariah.
4. Edukasi Masyarakat:
• Perkuat program edukasi kepada masyarakat tentang produk perbankan
syariah dan manfaatnya.
• Fokus pada peningkatan literasi keuangan syariah untuk membangun
pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan nasabah.
5. Keterlibatan Pemangku Kunci:
• Aktif terlibat dengan pemangku kunci industri, termasuk lembaga keuangan
non-bank dan lembaga pendidikan, untuk memperkuat ekosistem
perbankan syariah.
• Pertimbangkan forum atau inisiatif kolaboratif untuk berbagi pengalaman
dan strategi terbaik.
21
6. Pemantauan Risiko:
• Implementasikan sistem pemantauan risiko yang efektif untuk mengatasi
peningkatan risiko kredit dan fluktuasi aset selama masa krisis.
• Terus evaluasi dan perbarui strategi risiko sesuai dengan perkembangan
pasar dan perubahan ekonomi.
Saran-saran ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Perbankan Syariah
dalam menghadapi dinamika industri, merespons perubahan pasar, dan tetap
berkelanjutan di tengah tantangan global dan lokal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sulisytawati, A. I., Santoso, A., & Ulfa, A. (2021). Bisnis Bank Syariah : Telisik Faktor
Pengaruh Profit Distribution Management. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1),
311. https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1
23