Anda di halaman 1dari 26

Hambatan Perbankan Syariah dalam Menghadapi

Pandemi Covid-19

Disusun oleh :
Ayu Rismawati
(43120010081)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2023
KATA PENGANTAR
Pandemi Covid-19, yang melanda dunia sejak tahun 2019, tidak hanya
menimbulkan tantangan kesehatan global, tetapi juga mengakibatkan dampak
ekonomi yang signifikan. Sebagai bagian integral dari sektor keuangan, Perbankan
Syariah tidak luput dari pengaruh kompleks yang dihasilkan oleh pandemi ini.
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh Perbankan Syariah dalam menghadapi tantangan
ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Dengan merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan operasional
Perbankan Syariah selama masa pandemi, makalah ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang adaptasi dan inovasi yang
dilakukan oleh lembaga keuangan ini. Melalui pembahasan yang mendalam,
diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi para
praktisi, akademisi, dan pembuat kebijakan dalam menghadapi situasi krisis yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
terlepas dari keterbatasan dan batasan penelitian. Namun, diharapkan kontribusi
dari makalah ini dapat menjadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut dan perbaikan
strategis dalam menghadapi tantangan yang terus berkembang dalam lingkungan
ekonomi yang dinamis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Batasan Masalah ............................................................................................. 3

1.3. Rumusan masalah ........................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 5

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 5

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu .................................................................... 12

2.3 Hipotesis ....................................................................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 15

3.1 Penerapan ......................................................................................................... 15

3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek ............................ 16

3.3 Pembahasan ...................................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 20

4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 20

4.2. Saran ............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Virus Covid-19 berasal dari Wuhan, China, dan telah menjadi isu kesehatan
global. Dilaporkan pertama kali pada 31 Desember 2019, virus ini telah menyebar
ke hampir setiap negara. Pada 1 Mei 2020, jumlah kasus mencapai lebih dari 3 juta
dengan tingkat kematian yang signifikan. Covid-19 berawal dari laporan kasus
pneumonia di Wuhan, China, pada Desember 2019. Pneumonia adalah kondisi
inflamasi di alveolus paru-paru, dapat disebabkan oleh bakteri atau virus, dengan
gejala seperti batuk, demam, nyeri dada, dan kesulitan bernapas. Pemeriksaan
penunjang melalui rontgen dan pemeriksaan sputum membantu mengidentifikasi
penyebab infeksi. Virus ini dikonfirmasi sebagai penyebab penyakit yang
berpotensi fatal.
Pandemi Covid-19 telah mengubah dinamika ekonomi secara signifikan,
menyebabkan penurunan drastis di seluruh masyarakat. Penyebaran virus yang
diumumkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menimbulkan dampak serius pada berbagai aspek, termasuk peningkatan kasus dan
kerugian material yang semakin besar. Hal ini berimplikasi pada sosial, ekonomi,
dan kesejahteraan masyarakat. Efek pandemi memperburuk kondisi siklus
ekonomi, dengan masyarakat terlibat dalam panic buying terhadap produk tertentu
seperti masker, disinfektan, hand sanitizer, dan pasokan barang, terutama yang
berasal dari impor, mulai langka. Harga barang meningkat, dan daya beli
masyarakat menurun, mengakibatkan penjualan yang anjlok secara singkat.
Bank Dunia memperkirakan dampak ekonomi dari Covid-19 akan
menghentikan usaha hampir 24 juta orang di Asia Timur dan Pasifik. Dalam
skenario terburuknya, hampir 35 juta orang diperkirakan akan tetap dalam
kemiskinan. Melalui berbagai skenario, Bank Dunia memproyeksikan peningkatan

1
jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim hingga 922 juta di seluruh
dunia. Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada Maret 2020 mencapai 26,42 juta orang, mengalami peningkatan
sebesar 1,63 juta orang.
Industri Perbankan Syariah memiliki peran strategis dalam pembangunan
ekonomi rakyat, berkontribusi pada transformasi perekonomian produktif dan
inklusif. Namun, di masa Pandemi Covid-19, industri ini harus beradaptasi cepat
dengan strategi, inovasi, dan mitigasi risiko yang tepat. Tantangan yang signifikan
dihadapi, tetapi Perbankan Syariah dapat melihat pandemi sebagai kesempatan
untuk berkembang. Penelitian ini bertujuan memaparkan Tantangan Perbankan
Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di Indonesia.
Bank Syariah, atau Bank Islam, adalah lembaga keuangan yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, mengacu pada ketentuan Al-Quran dan
Hadis. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menjadi tolak ukur
keberhasilan ekonomi syariah dan mengalami pertumbuhan yang bervariasi seiring
dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, yang dikeluarkan pada 16 Juli 2008, menjadi landasan
hukum utama untuk pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pertumbuhan industri perbankan
syariah yang sehat, berkelanjutan, dan berkontribusi positif dalam mendukung
pembangunan ekonomi yang berkualitas.
Prospek perbankan syariah di Indonesia terus cerah dan menjanjikan,
diharapkan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Eksistensi perbankan
syariah memiliki arti penting dalam pembangunan ekonomi berwawasan syariah,
memberikan solusi untuk pemberdayaan usaha kecil dan menengah, serta menjadi
inti kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Bank syariah tidak hanya
berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menyalurkan modal, tetapi juga
berperan dalam menangani kegiatan sosial.

2
1.2. Batasan Masalah
Dalam makalah ini adapun batasan-batasan masalah mengenai "Hambatan
Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19" dapat melibatkan
aspek-aspek tertentu yang ingin difokuskan dalam penelitian
1. Waktu Penelitian: Fokus pada tantangan yang dihadapi oleh Perbankan Syariah
selama periode tertentu selama pandemi Covid-19, misalnya, dari awal
pandemi hingga waktu tertentu.
2. Wilayah Geografis: Menentukan area atau wilayah geografis tertentu di
Indonesia sebagai fokus penelitian, mengingat dampak pandemi dapat
bervariasi di berbagai wilayah.
3. Aspek Tertentu dari Perbankan Syariah: Batasan pada aspek tertentu dari
operasional Perbankan Syariah, seperti produk atau layanan tertentu,
manajemen risiko, atau strategi inovasi.
4. Perspektif Pelaku Bisnis: Menentukan apakah penelitian akan difokuskan pada
pandangan nasabah, manajemen bank, atau regulator.
5. Kajian Literatur: Batasan pada sumber daya literatur tertentu yang relevan
dengan tantangan Perbankan Syariah selama pandemi Covid-19.
6. Metodologi Penelitian: Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan
(kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya) dan metode penelitian yang
akan digunakan.

1.3. Rumusan masalah


1. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia?
2. Apakah adanya perubahan perilaku nasabah dalam penggunaan layanan
perbankan syariah selama pandemi Covid-19?
3. Bagaimana strategi inovatif yang diterapkan oleh Perbankan Syariah untuk
mengatasi hambatan operasional selama pandemi ini?

3
4. Apakah regulasi dan kebijakan pemerintah berkontribusi dalam memfasilitasi
atau menghambat kemampuan Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan
pandemi?

1.4. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja Perbankan
Syariah di Indonesia
2. Untuk mengrtahui apakah adanya perubahan perilaku nasabah dalam
penggunaan layanan perbankan syariah selama pandemi Covid-19
3. Untuk mengetahui strategi inovatif yang diterapkan oleh Perbankan Syariah
untuk mengatasi hambatan operasional selama pandemi ini
4. Untuk mengetahui regulasi dan kebijakan pemerintah berkontribusi dalam
memfasilitasi atau menghambat kemampuan Perbankan Syariah dalam
mengatasi tantangan pandemi

1.5. Manfaat Penelitian


1. Memberikan pemahaman mendalam tentang sejauh mana pandemi Covid-19
memengaruhi kinerja finansial, likuiditas, dan stabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia.
2. Mengidentifikasi perubahan perilaku nasabah dalam penggunaan layanan
perbankan syariah, seperti peningkatan penggunaan layanan digital atau
perubahan pola transaksi.
3. Menyajikan informasi mengenai langkah-langkah inovatif yang diambil oleh
Perbankan Syariah untuk mengatasi hambatan operasional selama pandemi
Covid-19.
4. Menganalisis sejauh mana regulasi dan kebijakan pemerintah mendukung atau
menghambat kemampuan Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan
pandemi.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
A. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja Perbankan Syariah di Indonesia
Industri jasa keuangan syariah, khususnya perbankan syariah
merupakan salah satu lini yang berperan dalam kemajuan perekonomian
Indonesia beriringan dengan sektor rill karena perbankan sebagai lembaga
intermediasi. Namun akibat pandemi ini, bank syariah merasakan tantangan
untuk bertahan yang sangat signifikan dikarenakan pergeseran pola konsumsi,
pola hidup, dan kebijakan.
Kebijakan pemerintah dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang diberlakukan per wilayah, baik provinsi atau kabupaten/kota
berdasarkan tingkat keparahan wabah yang penilaiannya ditentukan oleh
pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. (Albanjari, Prihatin, &
Suprianto, 2021). Hingga kini kebijakan baru membagi zona kerawanan
Covid-19 dengan zona merah dan zona hijau, dan PPKM dengan pembagian
Level 1 sampai dengan Level 4 membuat Sektor perbankan kewalahan untuk
bertahan, karena adanya pembatasan jam operasional dan belum lagi
permasalahan pembiayaan yang macet.PSBB dan PPKM membuat beberapa
kantor bank Syariah terdampak karena jumlah yang kantor terbanyak
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sedangkan, Pulau Jawa didominasi oleh PPKM
level 3 dan 4 sehingga mempenagruhi operasional mereka. (Ningsih &
Mahfudz, 2021).
Permasalahan operasional dan macetnya pembiayaan yang dialami
oleh bank syariah saat ini berdampak pada kinerja keuangan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Azhari & Wahyudi, 2020), Pandemi Covid-19
mempengaruhi kinerja perbankan syariah yang ditunjukkan dengan gejolak
fluktuasi terutama diawal masa pandemi Covid-19. Kinerja pada bank
syariah mengalami fluktuasi pada sisi DPK dan pembiayaan
5
Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia mencakup berbagai aspek, baik secara finansial maupun operasional.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi melibatkan:
1) Penurunan Kinerja Keuangan:
• Aset dan Pendapatan: Kemungkinan terjadi penurunan aset dan pendapatan
Perbankan Syariah akibat berkurangnya aktivitas ekonomi dan penurunan
bisnis dari nasabah.
• Profitabilitas: Potensi penurunan profitabilitas sebagai akibat dari
penurunan pendapatan dan peningkatan risiko kredit.
2) Peningkatan Risiko Kredit:
• Kredit Bermasalah: Adanya peningkatan risiko kredit karena nasabah
mengalami kesulitan membayar pinjaman akibat kondisi ekonomi yang
sulit.
3) Peningkatan Permintaan Layanan Digital:
• Transisi ke Layanan Digital: Meningkatnya permintaan layanan digital
karena adanya pembatasan fisik dan perubahan perilaku nasabah yang lebih
memilih transaksi online.
4) Adaptasi Strategi Pemasaran:
• Perubahan Strategi Pemasaran: Perbankan Syariah perlu menyesuaikan
strategi pemasaran untuk mempertahankan dan menarik nasabah baru di
tengah ketidakpastian ekonomi.
5) Tantangan Operasional:
• Pembatasan Operasional: Pembatasan fisik dan aturan lockdown dapat
menimbulkan tantangan operasional, termasuk pengelolaan kantor cabang
dan layanan nasabah.

6
6) Peningkatan Keamanan Digital:
• Keamanan Data: Dengan peningkatan penggunaan layanan digital,
perbankan syariah harus meningkatkan keamanan data dan transaksi untuk
melindungi nasabah dari potensi ancaman keamanan.
7) Dukungan Pemerintah:
• Kebijakan Dukungan: Dampak pandemi dapat dipengaruhi oleh kebijakan
dukungan pemerintah, seperti stimulus ekonomi atau keringanan pajak,
yang dapat membantu Perbankan Syariah mengatasi tantangan.

B. Perubahan perilaku nasabah dalam penggunaan layanan perbankan syariah


selama pandemi Covid-19
Perubahan perilaku nasabah dalam penggunaan layanan perbankan
syariah selama pandemi Covid-19 mencakup transformasi dalam cara nasabah
berinteraksi dengan lembaga keuangan, terutama di tengah pembatasan fisik
dan ketidakpastian ekonomi. Beberapa perubahan perilaku yang mungkin
terjadi antara lain:
1) Peningkatan Penggunaan Layanan Digital
Transisi ke Online Banking, Nasabah cenderung beralih ke layanan perbankan
digital untuk melakukan transaksi, seperti transfer dana, pembayaran tagihan,
dan cek saldo melalui aplikasi perbankan.
2) Peningkatan Penggunaan Mobile Banking:
Aplikasi Mobile Banking. Adanya peningkatan penggunaan aplikasi mobile
banking untuk kemudahan akses dan transaksi yang dapat dilakukan kapan saja
dan di mana saja.
3) Pemakaian Fintech Syariah:
Meningkatnya minat nasabah terhadap fintech syariah sebagai alternatif
layanan keuangan yang inovatif dan seringkali lebih fleksibel.
4) Penyesuaian Pola Pengeluaran:

7
Nasabah mungkin mengubah pola pengeluaran mereka, menjadi lebih
konservatif dan cenderung memprioritaskan kebutuhan esensial.
5) Peningkatan Kesadaran Keuangan
Nasabah lebih cenderung meningkatkan kesadaran keuangan mereka, termasuk
lebih berhati-hati dalam pengelolaan keuangan dan investasi.
6) Konsultasi dan Layanan Jarak Jauh
Kebijakan physical distancing mendorong nasabah untuk mencari konsultasi
keuangan dan layanan perbankan melalui saluran virtual seperti video call atau
telepon.
7) Penyesuaian Portofolio Investasi
Nasabah mungkin melakukan peninjauan ulang portofolio investasi mereka
untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi dan perubahan kondisi pasar.
8) Penggunaan Teknologi Keamanan
Nasabah mungkin lebih memperhatikan dan menggunakan teknologi keamanan
seperti otentikasi dua faktor untuk melindungi akun dan transaksi mereka.
Pemahaman mendalam tentang perubahan perilaku nasabah ini dapat
membantu Perbankan Syariah untuk mengembangkan strategi pemasaran,
meningkatkan layanan digital, dan menyusun produk yang lebih sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi nasabah di era pasca-pandemi.

C. Strategi inovatif yang diterapkan oleh Perbankan Syariah untuk mengatasi


hambatan operasional selama pandemi ini
Peran bank syariah sebagai lembaga keuangan mirip dengan peran bank
biasa, yaitu sebagai perantara keuangan. Langkah strategis yang dapat
dilakukan bank syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerjanya dalam
perekonomian global, salah satunya dengan meningkatkan kinerja keuangan
bank syariah di tanah air (Muhammadin et al 2019). Perbaikan kinerja
keuangan tersebut berdampak signifikan terhadap upaya bank untuk menjaga
kepercayaan para deposan untuk tetap menggunakan jasa bank. Kemampuan
8
bank syariah dalam mengelola dananya merupakan prinsip utama yang harus
dikembangkan oleh bank syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan pada
bank syariah (Sulisytawati et al., 2021). Peran bank syariah dalam menjalankan
segala aktivitasnya berlandaskan pada kaidah al-Qur'an dan hadits (Maharani
& Hidayat, 2020), oleh karena itu bank syariah perlu mentransfer dana hasil
pembiayaannya kepada pihak lain yang membutuhkan dana (peminjam)
Dekade terakhir jadi saksi pesatnya pertumbuhan industri perbankan
syariah di Indonesia, dengan jumlah bank dan aset yang melonjak. Tiga hal
menarik: persaingan ketat, nasabah yang lebih rasional, dan permintaan
masyarakat terhadap produk syariah. Pandemi Covid-19 memberikan pukulan
bagi bisnis bank syariah, membuat perusahaan harus menciptakan strategi
bisnis khusus. Persaingan sengit memaksa perbankan syariah untuk
mengevaluasi kebutuhan nasabah dan menyajikan layanan yang memuaskan.
Tantangan ini menuntut strategi bisnis yang handal untuk memenangkan
persaingan di tengah dinamika pasar yang kompleks. Penelitian selanjutnya
akan fokus pada dampak pandemi pada bank syariah dan jenis strategi bisnis
yang digunakan untuk tetap kompetitif.
Selama pandemi ini, Perbankan Syariah perlu menghadapi hambatan
operasional dengan strategi inovatif. Salah satu strategi yang mungkin mereka
terapkan adalah peningkatan layanan digital. Dengan memperkuat platform
perbankan digital, seperti aplikasi mobile banking dan layanan perbankan
online, mereka dapat memfasilitasi transaksi dan komunikasi dengan nasabah
tanpa memerlukan kehadiran fisik. Selain itu, penggunaan teknologi
kecerdasan buatan (AI) dan analisis data dapat membantu perbankan syariah
untuk memahami perilaku nasabah secara lebih baik. Dengan analisis yang
mendalam, mereka dapat mengidentifikasi tren, kebutuhan nasabah, dan
memberikan solusi yang lebih tepat sasaran. Strategi lainnya mungkin
melibatkan kolaborasi dengan perusahaan finansial teknologi (fintech) untuk
menciptakan solusi inovatif.
9
Kemitraan ini dapat membuka peluang baru dan memberikan akses
lebih luas kepada nasabah melalui teknologi yang terdepan. Perbankan Syariah
juga dapat mempertimbangkan diversifikasi produk dan layanan mereka.
Inovasi dalam produk, seperti produk tabungan atau investasi syariah yang
sesuai dengan kebutuhan baru nasabah selama pandemi, dapat menjadi langkah
cerdas. Terakhir, penguatan literasi keuangan syariah melalui edukasi daring
dan kampanye pemasaran yang kreatif bisa menjadi strategi inovatif lainnya.
Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan nilai
perbankan syariah, bank dapat membangun kepercayaan dan menarik nasabah
baru. Inovasi ini tidak hanya membantu mengatasi hambatan operasional, tetapi
juga memposisikan Perbankan Syariah sebagai pemimpin dalam mengadopsi
teknologi dan memberikan layanan yang relevan di tengah tantangan pandemi.

D. Regulasi dan kebijakan pemerintah berkontribusi dalam memfasilitasi atau


menghambat kemampuan Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan
pandemic
Regulasi dan kebijakan pemerintah memiliki dampak signifikan
terhadap kemampuan Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan pandemi.
Berikut beberapa kontribusi dan hambatan yang mungkin timbul dari regulasi
dan kebijakan pemerintah:
Kontribusi:
1. Kemudahan Regulasi
Jika pemerintah memberikan kemudahan regulasi yang mendukung inovasi dan
transformasi digital, hal ini dapat membantu Perbankan Syariah untuk
mengembangkan solusi baru yang responsif terhadap kebutuhan nasabah
selama pandemi.

10
2. Insentif Fiskal
Adanya insentif fiskal atau stimulus ekonomi dari pemerintah dapat membantu
perbankan untuk tetap memberikan kredit atau modal kepada pelaku usaha
yang terdampak pandemi, memfasilitasi pemulihan ekonomi.

3. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga


Regulasi yang mendukung kerja sama antara Perbankan Syariah dan pihak
ketiga, seperti fintech atau lembaga keuangan lainnya, dapat merangsang
inovasi dan meningkatkan kemampuan adaptasi perbankan terhadap perubahan
pasar.
Hambatan:
1. Regulasi yang Kaku
Regulasi yang terlalu kaku atau kurang responsif terhadap dinamika pasar dapat
menjadi hambatan bagi perbankan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan
cepat terhadap perubahan kebutuhan nasabah selama pandemi.
2. Pembatasan Operasional
Pembatasan operasional yang diberlakukan pemerintah sebagai respons
terhadap pandemi (seperti pembatasan mobilitas) dapat menghambat
operasional kantor cabang fisik, mendorong bank untuk lebih mengandalkan
solusi digital.
3. Risiko Kredit dan Regulasi Prudent
Regulasi yang ketat terkait manajemen risiko kredit juga dapat membatasi
kemampuan Perbankan Syariah dalam memberikan kredit kepada sektor-sektor
yang terdampak, mengurangi fleksibilitas mereka dalam memberikan
dukungan.
4. Ketidakpastian Hukum
Ketidakpastian hukum terkait dengan perubahan regulasi dapat menciptakan
keraguan di kalangan pemangku kepentingan, termasuk nasabah dan investor,
yang dapat menghambat investasi dan pertumbuhan perbankan.
11
Sehingga, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa regulasi
yang diterapkan dapat memberikan dukungan yang seimbang, memfasilitasi
inovasi, sambil tetap menjaga stabilitas dan keamanan sektor perbankan
syariah.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu


Studi dan penelitian terdahulu memainkan peran penting dalam memahami
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Perbankan Syariah selama pandemi.
Beberapa temuan atau fokus penelitian sebelumnya mungkin mencakup:
1. Dampak Pandemi Terhadap Kinerja Perbankan Syariah
Studi mungkin telah mengevaluasi dampak langsung pandemi terhadap
kesehatan keuangan Perbankan Syariah, termasuk penurunan pendapatan,
peningkatan risiko kredit, dan perubahan dalam struktur aset.
2. Strategi Bisnis Selama Pandemi
Penelitian sebelumnya mungkin telah mengidentifikasi strategi bisnis yang
efektif yang telah diadopsi oleh bank syariah untuk menjaga stabilitas dan
keberlanjutan operasional mereka selama krisis.
3. Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Syariah Selama Pandemi
Fokus penelitian mungkin juga melibatkan persepsi dan penerimaan
masyarakat terhadap produk perbankan syariah selama pandemi, termasuk
apakah ada perubahan dalam preferensi nasabah.
4. Peran Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Penelitian sebelumnya mungkin telah mengeksplorasi dampak regulasi dan
kebijakan pemerintah terhadap kemampuan perbankan syariah untuk
beradaptasi dengan situasi pandemi.

12
5. Inovasi dan Transformasi Digital
Studi mungkin telah membahas sejauh mana perbankan syariah telah
mengadopsi inovasi dan transformasi digital dalam menjawab perubahan
kebutuhan nasabah dan kondisi pasar selama pandemi.
6. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga
Penelitian dapat juga telah mengeksplorasi kemitraan atau kolaborasi yang
dibentuk oleh perbankan syariah dengan pihak ketiga, seperti fintech, untuk
menghadapi tantangan operasional.
Melalui pemahaman dari penelitian terdahulu ini, peneliti dapat membangun
landasan pengetahuan yang kuat untuk merinci dampak pandemi dan strategi yang
mungkin diambil oleh Perbankan Syariah dalam studi lebih lanjut.

2.3 Hipotesis
Berdasarkan konteks Perbankan Syariah selama pandemi, hipotesis penelitian
dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dibahas
dalam teori dan penelitian terdahulu. Beberapa contoh hipotesis yang dapat
diusulkan:
1. Hipotesis Strategi Bisnis
Hipotesis: Penerapan strategi bisnis yang berfokus pada transformasi digital
dan diversifikasi produk akan berhubungan positif dengan kemampuan
Perbankan Syariah dalam mengatasi tantangan operasional selama pandemi.
2. Hipotesis Dampak Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Hipotesis: Kebijakan pemerintah yang mendukung fleksibilitas operasional dan
memberikan insentif fiskal akan berhubungan positif dengan kemampuan
Perbankan Syariah dalam memberikan dukungan keuangan kepada pelaku
usaha terdampak pandemi.

13
3. Hipotesis Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Syariah
Hipotesis: Peningkatan edukasi dan komunikasi terkait produk perbankan
syariah selama pandemi akan berhubungan positif dengan peningkatan
penerimaan masyarakat terhadap produk syariah.
4. Hipotesis Inovasi dan Transformasi Digital
Hipotesis: Tingkat adopsi teknologi digital oleh Perbankan Syariah akan
berhubungan positif dengan kemampuan mereka untuk menjaga operasional
dan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah selama pandemi.
Hipotesis-hipotesis ini dapat diuji melalui penelitian empiris yang melibatkan
analisis data dan pengumpulan informasi dari Perbankan Syariah serta pemangku
kepentingan terkait.

14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan
Penerapan hipotesis-hipotesis tersebut dapat melibatkan serangkaian langkah-
langkah penelitian dan evaluasi. Berikut adalah contoh langkah-langkah yang dapat
diambil:
1. Pengumpulan Data
Kumpulkan data dari Perbankan Syariah terkait implementasi strategi bisnis,
kebijakan pemerintah, tingkat adopsi teknologi, dan persepsi masyarakat
terhadap produk syariah selama pandemi.
2. Analisis Data
Analisis data untuk mengukur hubungan antara variabel-variabel yang
dijelaskan dalam hipotesis. Ini dapat melibatkan metode statistik seperti analisis
regresi untuk menguji hubungan sebab-akibat.
3. Evaluasi Strategi Bisnis
Evaluasi sejauh mana Perbankan Syariah telah menerapkan strategi bisnis
digital dan diversifikasi produk. Pertimbangkan metrik kinerja, seperti
peningkatan transaksi digital dan diversifikasi portofolio produk.
4. Pemetaan Kebijakan Pemerintah
Tinjau kebijakan pemerintah yang telah diterapkan selama pandemi dan
identifikasi dampaknya pada operasional Perbankan Syariah. Analisis ini dapat
memberikan wawasan tentang sejauh mana kebijakan mendukung atau
menghambat perbankan.
5. Survei Penerimaan Masyarakat
Lakukan survei atau wawancara untuk mengukur tingkat penerimaan
masyarakat terhadap produk perbankan syariah. Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi positif atau negatif.

15
6. Evaluasi Tingkat Adopsi Teknologi
Tinjau keberhasilan Perbankan Syariah dalam mengadopsi teknologi digital.
Analisis dapat mencakup peningkatan transaksi melalui kanal digital,
penggunaan aplikasi perbankan, dan inovasi teknologi lainnya.
7. Analisis Hasil dan Kesimpulan
Analisis hasil penelitian dan evaluasi untuk menarik kesimpulan terkait dengan
hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Evaluasi dapat memberikan
wawasan tentang faktor-faktor yang signifikan dalam mengatasi tantangan
pandemi.
Penerapan langkah-langkah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Perbankan Syariah
selama pandemi dan memberikan dasar untuk pengambilan keputusan strategis dan
kebijakan di masa mendatang.

3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek


Perbandingan antara teori atau penelitian terdahulu dengan praktek dalam
konteks Perbankan Syariah selama pandemi dapat memberikan gambaran tentang
sejauh mana konsep-konsep teoritis telah diterapkan dan berhasil
diimplementasikan dalam situasi nyata. Berikut adalah beberapa perbandingan
yang mungkin:
1. Strategi Bisnis:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menekankan pentingnya
transformasi digital dan diversifikasi produk sebagai strategi bisnis yang
efektif selama pandemi.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat mengadopsi platform digital,
meningkatkan layanan online, dan mengembangkan produk baru sebagai
respons terhadap perubahan kebutuhan nasabah selama pandemi.

16
2. Dampak Regulasi dan Kebijakan Pemerintah:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menyoroti peran penting
regulasi dan kebijakan pemerintah dalam mendukung atau menghambat
adaptasi perbankan syariah terhadap perubahan situasi.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat merespon kebijakan pemerintah, seperti
insentif fiskal atau regulasi yang mendukung kelonggaran operasional,
untuk memberikan dukungan finansial kepada nasabah dan pelaku usaha.
3. Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Syariah:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin mempertimbangkan faktor-
faktor yang memengaruhi penerimaan masyarakat terhadap produk
perbankan syariah.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat melibatkan kampanye pemasaran dan
edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai dan
manfaat produk syariah, serta meningkatkan kepercayaan nasabah.
4. Inovasi dan Transformasi Digital:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menekankan peran inovasi dan
transformasi digital sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi operasional
dan kualitas layanan.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat mengadopsi teknologi terkini, seperti
kecerdasan buatan atau analisis data, untuk meningkatkan operasional dan
memberikan layanan yang lebih personal kepada nasabah.
5. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga:
• Teori/penelitian terdahulu: Teori mungkin menyoroti manfaat kolaborasi
dengan pihak ketiga, seperti fintech, untuk meningkatkan inovasi dan
mencapai penetrasi pasar yang lebih luas.
• Praktek: Perbankan Syariah dapat menjalin kemitraan dengan fintech untuk
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan memberikan solusi keuangan
yang lebih canggih kepada nasabah.

17
Melalui perbandingan ini, kita dapat melihat sejauh mana teori dan
penelitian terdahulu telah mencerminkan realitas praktik perbankan syariah
selama pandemi. Pemahaman ini dapat membantu dalam mengevaluasi
keberhasilan implementasi konsep-konsep tersebut dan mengidentifikasi area-
area yang masih memerlukan perhatian atau penyesuaian lebih lanjut.

3.3 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian tentang Perbankan Syariah selama pandemi dapat
mencakup analisis mendalam terhadap temuan-temuan kunci yang ditemukan
dalam penelitian. Berikut adalah beberapa aspek pembahasan yang dapat
dijelaskan:
1. Strategi Bisnis
Evaluasi efektivitas strategi bisnis yang diterapkan oleh Perbankan Syariah.
Apakah transformasi digital dan diversifikasi produk telah membantu
perbankan untuk tetap kompetitif dan responsif terhadap perubahan kebutuhan
nasabah?
2. Dampak Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Analisis dampak regulasi dan kebijakan pemerintah terhadap kemampuan
Perbankan Syariah untuk menjaga stabilitas dan memberikan dukungan
keuangan selama pandemi. Adakah kebijakan tertentu yang memerlukan
peninjauan atau penyesuaian?
3. Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Syariah
Pembahasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan masyarakat
terhadap produk perbankan syariah selama pandemi. Sejauh mana upaya
pemasaran dan edukasi berhasil meningkatkan pemahaman dan kepercayaan
masyarakat?

18
4. Inovasi dan Transformasi Digital
Evaluasi sejauh mana perbankan syariah telah berhasil dalam mengadopsi
inovasi dan transformasi digital. Apakah penerapan teknologi terkini telah
membawa perubahan positif dalam operasional dan pelayanan kepada nasabah?
5. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga
Pembahasan kolaborasi dengan pihak ketiga, seperti fintech, dan dampaknya
pada inovasi dan penetrasi pasar. Apakah kemitraan ini memberikan nilai
tambah dan membantu perbankan syariah untuk memenuhi tuntutan pasar yang
berkembang?
6. Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Identifikasi tantangan yang masih dihadapi oleh Perbankan Syariah dan
peluang untuk meningkatkan ketahanan di masa depan. Bagaimana perbankan
dapat terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dan
memperkuat posisinya di pasar?
7. Relevansi Temuan dengan Teori Terdahulu
Pembahasan tentang sejauh mana temuan penelitian mendukung atau
menantang teori dan penelitian terdahulu. Apakah konsep-konsep yang
diusulkan dalam literatur dapat diterapkan dengan sukses dalam konteks
perbankan syariah selama pandemic

19
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Praktek merupakan langkah yang penting untuk memahami sejauh mana teori-
teori dan temuan penelitian terdahulu dapat diaplikasikan dalam konteks nyata
Perbankan Syariah selama pandemi. Dari segi strategi bisnis, beberapa penelitian
terdahulu mungkin telah menyoroti pentingnya transformasi digital dan
diversifikasi produk sebagai respons terhadap perubahan pasar. Praktek di lapangan
dapat mengindikasikan sejauh mana bank-bank syariah menerapkan strategi
tersebut dan hasil yang telah mereka capai. Dalam hal dampak regulasi dan
kebijakan pemerintah, teori mungkin menekankan perlunya kebijakan yang
mendukung fleksibilitas dan insentif fiskal.
Pada prakteknya, evaluasi kebijakan pemerintah selama pandemi dapat
memberikan gambaran tentang sejauh mana regulasi tersebut efektif dan
memberikan dukungan yang diperlukan oleh Perbankan Syariah. Penerimaan
masyarakat terhadap produk syariah selama pandemi mungkin juga telah menjadi
fokus penelitian terdahulu. Perbandingan antara temuan teori dan realitas di
lapangan dapat memberikan wawasan tentang sejauh mana upaya perbankan dalam
meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap produk syariah
telah berhasil.
Tingkat adopsi teknologi juga merupakan aspek penting yang mungkin telah
dijelaskan dalam teori dan penelitian sebelumnya. Melihat seberapa efektif
Perbankan Syariah dalam mengadopsi teknologi digital dan menjawab tantangan
operasional selama pandemi dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
konsep-konsep teori telah diterapkan dalam praktik.

20
4.2. Saran
1. Penguatan Layanan Digital
• Terus tingkatkan investasi dalam pengembangan layanan digital untuk
memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin digital-savvy.
• Perluasan kolaborasi dengan fintech dapat menjadi strategi yang efektif
untuk meningkatkan inovasi dalam layanan.
2. Diversifikasi Produk
• Lanjutkan upaya diversifikasi produk untuk mengatasi fluktuasi pasar dan
memenuhi kebutuhan beragam nasabah.
• Pastikan bahwa diversifikasi ini sejalan dengan nilai-nilai syariah untuk
mempertahankan basis pelanggan yang ada dan menarik segmen baru.
3. Kerjasama dengan Pemerintah:
• Bangun kerjasama yang erat dengan pemerintah untuk memastikan regulasi
yang mendukung fleksibilitas operasional dan memberikan insentif fiskal.
• Aktif terlibat dalam dialog dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan
yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas sektor perbankan syariah.
4. Edukasi Masyarakat:
• Perkuat program edukasi kepada masyarakat tentang produk perbankan
syariah dan manfaatnya.
• Fokus pada peningkatan literasi keuangan syariah untuk membangun
pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan nasabah.
5. Keterlibatan Pemangku Kunci:
• Aktif terlibat dengan pemangku kunci industri, termasuk lembaga keuangan
non-bank dan lembaga pendidikan, untuk memperkuat ekosistem
perbankan syariah.
• Pertimbangkan forum atau inisiatif kolaboratif untuk berbagi pengalaman
dan strategi terbaik.

21
6. Pemantauan Risiko:
• Implementasikan sistem pemantauan risiko yang efektif untuk mengatasi
peningkatan risiko kredit dan fluktuasi aset selama masa krisis.
• Terus evaluasi dan perbarui strategi risiko sesuai dengan perkembangan
pasar dan perubahan ekonomi.
Saran-saran ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Perbankan Syariah
dalam menghadapi dinamika industri, merespons perubahan pasar, dan tetap
berkelanjutan di tengah tantangan global dan lokal.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aam Slamet Rusydiana, Analisis Masalah Pengembangan Perbankan Syariahdi


Indonesia: Aplikasi Metode Analytic Network Proces, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Volume 6, Oktober 2016. h. 238

Andini, N. A. (2023). ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH


INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19 (Doctoral dissertation, Institut
Agama Islam Negeri Palopo).

Indah, Dwi Yunita, Analisis Analisis Keputusan Nasabah Menggunakan Transaksi


Non Tunai di Era Covid-19 (Studi kasus pada Bank BRI Unit Sale Kabupaten
Rembangẓ, “Jurnal Infokam” Vol.XVI, No. 2, September 2020. diakses pada
tanggal 16 Oktober 2021, pada situs scholar.google.com

Kharismawati, D. (2023). Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah


Setelah Pandemi Covid-19. JIEMBI: Jurnal Ilmu Ekonomi, Manajemen dan
Bisnis, 1(1), 22-28.

Mughits, M. A. (2023). Model Pembiayaan Di era Pandemi Covid 19 (Studi Kasus


BMT NU SEJAHTERA ASTANAJAPURA) (Doctoral dissertation, S1 Perbankan
Syariah IAIN Syekh Nurjati)

Putri, W. R. E. (2023). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KINERJA


BANK SYARIAH DI NEGARA ASEAN. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
(JAK), 28(1), 66-75.

Sulisytawati, A. I., Santoso, A., & Ulfa, A. (2021). Bisnis Bank Syariah : Telisik Faktor
Pengaruh Profit Distribution Management. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1),
311. https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1

World Bank,“World Bank Group and COVID-19(coronavirus)”.


https://www.worldbank.org/en/who-we-are/news/coronavirus-covid19.

23

Anda mungkin juga menyukai