Anda di halaman 1dari 16

HAMBATAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI

PANDEMI COVID-19

Nama : Aurellia Babby Martin

NIM : 43120010367

Bukti Upload Scribd:

Dosen Pengampu:

Dr. Sudjono, M.Acc

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Hambatan Perbankan
Syariah Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi Tugas Besar Besar 2 Mata Kuliah Perbankan Syariah, dan
menambah wawasan kepada pembaca.

Penyusunan Makalah ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tak kepada pihakpihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
hingga Makalah ini dapat tersusun. Khususnya pengampu mata kuliah Perbankan Syariah,
Bapak Dr. Sudjono, M.Acc yang telah membimbing proses pembuatan Makalah, berkat tugas
yang diberikan penulis dapat menambah wawasan mengenai topik yang diberikan.

Penulis menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan Makalah saya selanjutnya. Harapan penulis semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu referensi bagi para pembaca. Penulis berharap Makalah ini
dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Jakarta, 19 November 2023

Aurellia Babby Martin

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................ Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
1.4 Tujuan Peneliatian ....................................................................................................... 2
1.5 Manfaat Peneliatan ...................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................ 4
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory ............................................... 4
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu .................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
3.1 Penerapan .................................................................................................................... 7
3.2 Perbandingan Antara Teori / Penelitian Terdahulu dan Praktek .................................... 8
3.3. Pembahasan ................................................................................................................ 8
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 11
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
4.2 Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 yang merebak secara global sejak tahun 2020 telah membawa
tantangan ekonomi yang luar biasa dan meresahkan di seluruh dunia. Dampaknya tidak
hanya dirasakan pada tingkat kesehatan masyarakat, tetapi juga merambah ke sektor
keuangan, termasuk perbankan syariah. Sebagai bagian integral dari sistem keuangan
global, perbankan syariah dihadapkan pada sejumlah hambatan yang kompleks dan unik
dalam menjaga stabilitas operasionalnya selama krisis ini. Dengan prinsip-prinsip syariah
sebagai landasan utama operasionalnya, perbankan syariah dihadapkan pada tekanan
eksternal dan internal yang memerlukan adaptasi cepat dan solusi inovatif untuk menjaga
kontinuitasnya. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perbankan syariah dalam
menghadapi pandemi COVID-19, dengan harapan dapat memberikan wawasan
mendalam untuk pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan.
Bagi bank syariah, setidaknya ada 8 (delapan) dari item yang terkena dampak sebagai
akibat dari krisis Covid 19, yakni, pertumbuhan pembiayaan, Rasio Pembiayaan terhadap
Simpanan (FDR), Rasio Kecukupan Modal (CAR), likuiditas, Marjin Bunga Bersih
(NIM), kualitas aset, operasi, dan hubungan pelanggan. Karena itu, regulator telah
mengeluarkan kebijakan seperti restrukturisasi kredit OJK dan kelonggaran penyampaian
laporan berkala, dimana pada tahun 2020 Bank Indonesia memberikan penurunan suku
bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,5%. Sementara itu, Lembaga Penjamin
Simpanan telah menurunkan pembayaran premi asuransi mulai Juli 2020 (Omar, 2020).
Dalam konteks ini, perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah memiliki peran strategis dalam mendukung stabilitas
ekonomi dan keuangan yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip syariah seperti keadilan,
keberlanjutan, dan kehati-hatian menjadi pijakan utama bagi perbankan syariah dalam
mengambil keputusan dan merespons perubahan ekonomi global. Namun, hambatan-
hambatan yang timbul selama pandemi COVID-19 menciptakan dinamika baru yang
memerlukan evaluasi mendalam terhadap strategi dan kebijakan perbankan syariah.
Melalui pemahaman lebih lanjut tentang hambatan-hambatan tersebut, diharapkan
dapat ditemukan solusi-solusi yang tepat dan efektif. Penelitian ini akan melibatkan

1
eksplorasi terhadap berbagai aspek, termasuk kebijakan pembiayaan, ketahanan
operasional, dan peran perbankan syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Dengan demikian, makalah ini tidak hanya memberikan gambaran komprehensif
mengenai hambatan-hambatan perbankan syariah, tetapi juga mengeksplorasi kontribusi
potensial perbankan syariah dalam merespons dan memimpin upaya pemulihan ekonomi
pasca-pandemi. Dengan pemahaman mendalam ini, diharapkan dapat membuka jalan
bagi peningkatan adaptabilitas dan keberlanjutan perbankan syariah di tengah dinamika
ekonomi yang terus berubah.

1.2 Batasan Masalah

Meskipun tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah selama pandemi COVID-
19 telah diakui secara luas, makalah ini akan memusatkan perhatian pada hambatan-
hambatan utama yang dihadapi oleh lembaga keuangan syariah dalam menghadapi krisis
ini. Fokus akan diberikan pada aspek-aspek tertentu yang membedakan perbankan syariah
dari lembaga keuangan konvensional dalam mengelola dampak pandemi, seperti
kebijakan pembiayaan syariah, keberlanjutan operasional berbasis prinsip syariah, dan
peran perbankan syariah dalam mendukung inklusi keuangan.

1.3 Rumusan Masalah

Makalah ini akan mencoba merumuskan beberapa pertanyaan kunci, antara lain:
1. Apa saja hambatan-hambatan utama yang dihadapi oleh perbankan syariah dalam
menjaga keberlanjutan operasionalnya selama pandemi COVID-19?
2. Apa saja aspek keuangan yang terdampak, seperti peningkatan risiko kredit,
penurunan laba, atau peningkatan rasio kredit bermasalah?
3. Apa peran perbankan syariah dalam mendukung inklusi keuangan di tengah krisis
kesehatan global ini?

1.4 Tujuan Peneliatian

Penelitian ini bertujuan untuk:


1. Mengidentifikasi hambatan-hambatan kritis yang dihadapi oleh perbankan syariah
dalam menghadapi pandemi COVID-19.
2. Menganalisis dampak prinsip-prinsip syariah terhadap kebijakan pembiayaan
perbankan syariah selama krisis ekonomi.

2
3. Mengevaluasi kontribusi perbankan syariah dalam mendukung inklusi keuangan
di masa krisis kesehatan.

1.5 Manfaat Peneliatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dengan cara:


1. Memberikan pemahaman mendalam terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh perbankan syariah, sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang lebih efektif.
2. Memberikan wawasan bagi praktisi perbankan syariah untuk mengembangkan
strategi yang lebih adaptif dalam menghadapi situasi krisis.
3. Menyumbangkan ide dan rekomendasi bagi kebijakan publik yang bertujuan
meningkatkan peran perbankan syariah dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

Grand Theory

Teori ketahanan dapat melibatkan kerangka kerja teoretis yang lebih luas, seperti
Teori Sosial Ekonomi. Teori ini memungkinkan kita untuk melihat perbankan syariah dalam
konteks lebih besar, dengan mempertimbangkan pengaruh dan interaksi antara faktor
ekonomi, sosial, dan politik. Pandemi COVID-19 dapat dipahami sebagai fenomena yang
tidak hanya memengaruhi aspek kesehatan masyarakat, tetapi juga memiliki dampak
signifikan terhadap struktur ekonomi dan keuangan secara keseluruhan.

Teori ketahanan menjelaskan bagaimana bank syariah dapat bertahan dengan


beradaptasi terhadap perubahan kondisi pasar, menghadapi tekanan likuiditas, menyesuaikan
layanan terhadap perubahan kebutuhan nasabah, dan mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam
lingkungan ekonomi yang tidak menentu. Teori ini juga menekankan pentingnya memahami
bagaimana Anda dapat tumbuh. Teori ini menekankan pentingnya fleksibilitas, inovasi, dan
manajemen risiko adaptif dalam menciptakan ketahanan bank syariah pada saat krisis.

Middle Theory

Pada topik ini dapat merujuk pada Teori Resiliensi Organisasi. Teori ini memberikan
wawasan tentang bagaimana organisasi, termasuk perbankan syariah, dapat mengatasi dan
pulih dari gangguan besar seperti pandemi. Middle Theory ini membantu dalam pemahaman
tentang strategi dan tindakan spesifik yang dapat diambil oleh perbankan syariah untuk
meningkatkan ketahanan mereka selama krisis, baik dari segi keberlanjutan operasional
maupun kebijakan pembiayaan.

Teori Resiliensi Organisasi menjadi kerangka kerja yang relevan untuk menjelaskan
bagaimana perbankan syariah dapat tetap beroperasi dan bahkan berkembang di tengah-
tengah krisis. Pandemi COVID-19 telah menciptakan ketidakpastian ekstrem dan perubahan
dalam berbagai aspek, termasuk kebijakan pemerintah, perilaku konsumen, dan kondisi pasar.
Dalam hal ini, Teori Resiliensi Organisasi menyoroti pentingnya adaptabilitas, fleksibilitas,
dan inovasi dalam menjawab perubahan cepat yang terjadi di sekitar perbankan syariah.
Organisasi perbankan syariah perlu menerapkan strategi yang memungkinkan mereka untuk

4
cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, baik dari segi operasional maupun
pembiayaan.

Dalam konteks operasional, resiliensi organisasi dapat mencakup diversifikasi sumber


daya, perencanaan kontinuitas bisnis yang efektif, dan pengembangan sistem teknologi
informasi yang dapat mendukung operasional jarak jauh. Selain itu, dalam hal pembiayaan,
resiliensi organisasi dapat dicapai melalui penyesuaian kebijakan pembiayaan yang responsif
terhadap kebutuhan nasabah dan kondisi ekonomi yang berubah.

Teori Resiliensi Organisasi juga mendorong organisasi perbankan syariah untuk


membangun jejaring dan kemitraan yang kuat, baik dengan lembaga keuangan lainnya
maupun dengan pihak-pihak terkait di sektor keuangan syariah. Kerjasama ini dapat menjadi
landasan untuk pertukaran informasi, sumber daya, dan dukungan dalam menghadapi
tantangan yang kompleks seperti pandemi.

Dengan menerapkan Teori Resiliensi Organisasi, perbankan syariah diharapkan dapat tidak
hanya bertahan di tengah krisis, tetapi juga tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan
peluang-peluang yang mungkin muncul di masa sulit ini. Resiliensi bukan hanya sekadar
keberlanjutan operasional, tetapi juga mencakup adaptasi dan transformasi yang diperlukan
untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan kemampuan berkontribusi positif dalam
pemulihan ekonomi.

Operational Theory

Operational Theory pada tingkat implementasi praktis dapat mencakup konsep-


konsep seperti Fleksibilitas Operasional dan Diversifikasi Pembiayaan. Dalam menghadapi
pandemi, perbankan syariah perlu memiliki operasional yang fleksibel untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pasar dan regulasi. Selain itu, diversifikasi
pembiayaan dapat menjadi strategi kunci untuk mengurangi risiko kredit dan meningkatkan
ketahanan terhadap gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi.

Melibatkan ketiga tingkatan teori ini dapat memberikan sudut pandang yang
komprehensif dalam menjelaskan, memahami, dan mengatasi hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh perbankan syariah selama pandemi COVID-19. Grand Theory memberikan
konteks luas, Middle Theory memberikan pandangan yang lebih fokus pada organisasi, dan
Operational Theory memberikan pandangan praktis untuk menerapkan solusi dalam kegiatan
sehari-hari perbankan syariah.

5
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu

Rosita, P. dan Ajeng,K. (2020) Perbankan syariah menunjukkan bahwa pandemic


covid-19 berpengaruh terhadap penurunan FDR perbankan syariah namun tidak rentan
terhadap penurunan NPF akibat pandemic dan juga perbankan syariah mengalami
peningkatan efisiensi kinerja secara operasional.

Tahliani, H. (2020) Perbankan syariah perlu beradaptasi, menyusun strategi baru yang
sesuai dengan kondisi terkini agar tetap relevan serta mampu melihat peluang dari setiap
tantangan yang ada.

Novia Nengsih. (2015) menyatakan pertumbuhan perbankan syariah terlihat dari


peningkatan aset dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia.

6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan

Penerapan Strategi Adaptasi

Pada kondisi pandemi, perbankan syariah dihadapkan pada tantangan besar terkait
likuiditas, risiko kredit, dan perubahan perilaku konsumen. Untuk mengatasi hal ini,
penerapan strategi adaptasi menjadi krusial. Salah satu langkah yang telah berhasil diterapkan
adalah transformasi digital yang cepat dan efektif. Hal ini tercermin dalam penggunaan
platform digital untuk memfasilitasi transaksi perbankan, peluncuran aplikasi perbankan
berbasis mobile, serta peningkatan layanan perbankan online yang lebih responsif. Lebih dari
itu, adaptasi operasional seperti perubahan dalam model bisnis, restrukturisasi organisasi, dan
perbaikan proses manajemen risiko telah menjadi fokus utama dalam menjawab perubahan
eksternal yang cepat.

Implementasi Inovasi Layanan

Inovasi layanan merupakan aspek penting lainnya yang diadopsi oleh perbankan
syariah untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berubah. Selama pandemi, terjadi
lonjakan permintaan akan layanan digital, dan perbankan syariah merespons dengan
menyediakan produk-produk inovatif seperti layanan perbankan online yang lebih efisien,
penyediaan produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar, serta edukasi finansial
daring yang lebih intensif. Langkah-langkah ini dirancang untuk memberikan aksesibilitas
dan kenyamanan bagi nasabah dalam mengakses layanan perbankan di tengah situasi yang
tidak pasti.

Pengelolaan Risiko dan Kebijakan Regulasi

Dalam menghadapi hambatan, pengelolaan risiko menjadi perhatian utama.


Pengembangan strategi manajemen risiko kredit yang adaptif telah dilakukan untuk
mengurangi risiko peningkatan NPL (Non-Performing Loans) serta mengantisipasi dampak
ketidakpastian ekonomi. Penerapan kebijakan regulasi yang responsif juga menjadi penting,
dengan regulasi yang mendukung perbankan syariah dalam mengatasi hambatan operasional,
memberikan fleksibilitas dalam mengelola likuiditas, serta mendorong inovasi dalam layanan
keuangan syariah. Menganalisis bagaimana perbankan syariah menyesuaikan diri dengan

7
perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah terkait pandemi, serta bagaimana mereka
berkolaborasi dengan regulator untuk memastikan keberlanjutan operasional.

3.2 Perbandingan Antara Teori / Penelitian Terdahulu dan Praktek

Teori terdahulu menekankan pentingnya korelasi antara teori-teori terdahulu dan


praktik aktual dalam perbankan syariah selama pandemi COVID-19. Pertama, pengelolaan
likuiditas menjadi fokus utama, sejalan dengan teori yang menyoroti pentingnya manajemen
likuiditas yang cermat selama krisis. Praktik di lapangan mencerminkan tantangan nyata yang
dihadapi oleh lembaga keuangan syariah, seperti penurunan pendapatan dan meningkatnya
kebutuhan nasabah, yang mendorong adopsi instrumen pembiayaan jangka pendek dan
strategi manajemen likuiditas.

Kedua, transformasi digital, yang ditekankan oleh teori sebelumnya, telah menjadi
bagian integral dari respons perbankan syariah terhadap pandemi. Terobosan dalam aplikasi
mobile, layanan internet banking yang lebih responsif, dan kehadiran fintech menunjukkan
kesiapan perbankan syariah untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen dan
memperluas aksesibilitas layanan. Namun, kendala dalam implementasi strategi adaptasi juga
menjadi sorotan. Tantangan finansial dan teknologi, kurangnya aksesibilitas bagi beberapa
nasabah, dan resistensi terhadap perubahan budaya menunjukkan bahwa beberapa lembaga
masih menghadapi hambatan dalam menerapkan strategi adaptasi secara menyeluruh.

Secara keseluruhan, praktek dalam perbankan syariah selama pandemi Covid-19


sebagian besar mendukung teori-teori yang telah ada sebelumnya. Namun, ada tantangan dan
kesenjangan yang perlu diperhatikan, terutama dalam implementasi strategi adaptasi,
pengelolaan risiko, dan pengambilan keputusan. Hal ini menyoroti pentingnya terus
memperbarui teori-teori yang ada untuk mencerminkan realitas yang sedang berubah dan
kompleksitas kondisi eksternal yang tidak pasti.

3.3. Pembahasan

Pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan signifikan bagi perbankan syariah


dalam menjaga keberlanjutan operasionalnya. Salah satu hambatan utama yang dihadapi
adalah adanya pembatasan fisik yang mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi dan
terbatasnya interaksi tatap muka dengan nasabah. Keterbatasan ini memaksa perbankan
syariah untuk mengadaptasi model operasionalnya, termasuk layanan pelanggan yang lebih
terpusat pada solusi digital.

8
Tantangan lainnya terletak pada risiko kredit yang meningkat. Pandemi telah
berdampak negatif pada sektor bisnis, khususnya pada usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Kondisi ekonomi yang sulit memicu peningkatan risiko kredit dan penurunan
kualitas aset perbankan syariah. Manajemen risiko menjadi krusial dalam mengidentifikasi
dan mengatasi potensi risiko ini untuk menjaga stabilitas sektor perbankan syariah. Selain itu,
dampak pandemi juga terasa pada likuiditas perbankan syariah. Permintaan tinggi untuk
penarikan dana oleh nasabah yang mengalami kesulitan ekonomi dapat menciptakan tekanan
pada likuiditas, mengharuskan perbankan syariah untuk mengelola dengan cermat
pembiayaan dan cadangan likuiditasnya agar tetap beroperasi secara optimal.

Dalam upaya menjawab kebutuhan nasabah yang terdampak, perbankan syariah


dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan pembiayaan yang inovatif dan relevan.
Pemikiran kreatif dalam mengembangkan produk pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip keuangan syariah menjadi esensial untuk memberikan solusi yang efektif kepada
nasabah yang mengalami kesulitan finansial. Dalam konteks ini, kolaborasi dengan
pemerintah, regulator, dan lembaga keuangan lainnya juga menjadi bagian penting dari
strategi perbankan syariah untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Kerja sama ini
diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, memperoleh informasi terkini,
dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mendukung keberlanjutan operasional
perbankan syariah di tengah ketidakpastian yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.

Peningkatan risiko kredit juga mempengaruhi laba perbankan syariah. Dengan adanya
penurunan kinerja ekonomi, perbankan syariah menghadapi tekanan pada pendapatan dan
keuntungan mereka. Kondisi ini memaksa lembaga keuangan syariah untuk mengevaluasi
portofolio kreditnya, merespons restrukturisasi pembiayaan, dan melakukan langkah-langkah
mitigasi risiko untuk menjaga stabilitas operasional dan keuangan mereka. Selain risiko
kredit, penurunan laba juga menjadi aspek yang terdampak. Seiring berkurangnya aktivitas
ekonomi, perbankan syariah mengalami penurunan pendapatan dari berbagai lini bisnisnya.
Ini mencakup penurunan pendapatan bunga akibat penurunan suku bunga dan potensi
peningkatan biaya risiko kredit. Untuk menjaga keberlanjutan, perbankan syariah perlu
mengidentifikasi sumber potensial peningkatan laba di tengah kondisi ekonomi yang tidak
pasti.

Peningkatan rasio kredit bermasalah menjadi perhatian utama dalam aspek keuangan
perbankan syariah. Pandemi menyebabkan banyak nasabah, terutama dari sektor UMKM,

9
menghadapi tantangan dalam memenuhi kewajiban pembayaran mereka. Sebagai respons,
perbankan syariah perlu memastikan manajemen risiko kredit yang ketat, serta
mempertimbangkan langkah-langkah restrukturisasi yang dapat membantu nasabah melewati
masa sulit ini.

Dalam upaya mengatasi hambatan keuangan ini, perbankan syariah terus berinovasi
dalam pembiayaan dan penawaran produk. Pemikiran kreatif dalam mengembangkan produk
pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan syariah menjadi kunci dalam
memenuhi kebutuhan nasabah yang terdampak dan menjaga keberlanjutan operasional serta
keuangan perbankan syariah dalam jangka panjang.

Kemudian Pandemi COVID-19 telah memunculkan peran krusial perbankan syariah


dalam mendukung inklusi keuangan di tengah krisis kesehatan global ini. Peran utama
perbankan syariah terletak pada dukungannya terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Sebagai tulang punggung ekonomi, UMKM banyak terdampak oleh pandemi, dan
perbankan syariah memberikan perhatian khusus dengan menyediakan pembiayaan yang
bersifat inklusif, memastikan bahwa sektor ini tetap beroperasi dan dapat pulih dari dampak
ekonomi yang meruncing. Perbankan syariah juga aktif dalam meningkatkan aksesibilitas
layanan keuangan. Melalui platform digital dan solusi teknologi, perbankan syariah berupaya
memberikan kemudahan akses ke layanan keuangan kepada masyarakat yang mungkin
terbatas oleh pembatasan fisik selama pandemi. Inovasi ini menjadi penting untuk
memastikan bahwa layanan perbankan syariah dapat diakses oleh sebanyak mungkin lapisan
masyarakat, termasuk mereka yang terdampak secara ekonomi oleh krisis.

Selain itu, peran edukasi perbankan syariah juga menjadi kunci dalam mendukung
inklusi keuangan. Dalam situasi krisis, edukasi keuangan syariah dapat membantu
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip keuangan syariah. Pemahaman
yang lebih baik ini dapat membantu masyarakat mengambil keputusan keuangan yang lebih
bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, memperkuat inklusi keuangan sebagai bagian
integral dari pemulihan ekonomi di masa pandemi ini.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan yang signifikan bagi perbankan


syariah, memaksa mereka untuk mengadaptasi model operasional dan strategi keuangan
mereka. Pembatasan fisik dan penurunan aktivitas ekonomi menyebabkan perubahan
mendalam dalam cara perbankan syariah berinteraksi dengan nasabah. Tantangan utama
meliputi risiko kredit yang meningkat, dampak pada likuiditas, dan penurunan laba akibat
kondisi ekonomi yang sulit.

Perbankan syariah merespons tantangan ini dengan inovasi dalam pembiayaan dan
produk, terutama untuk mendukung UMKM yang terdampak. Kolaborasi dengan pemerintah,
regulator, dan lembaga keuangan lainnya menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung keberlanjutan operasional di tengah ketidakpastian.

Peran perbankan syariah dalam mendukung inklusi keuangan terlihat semakin


penting, khususnya dalam memberikan perhatian khusus kepada UMKM. Upaya
meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan melalui solusi digital dan teknologi
mencerminkan respons yang proaktif terhadap kebutuhan masyarakat selama pandemi.

Edukasi perbankan syariah juga menjadi elemen krusial dalam memperkuat inklusi
keuangan. Pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip keuangan syariah dapat
membantu masyarakat membuat keputusan keuangan yang bijak dan sesuai dengan nilai-nilai
syariah.

4.2 Saran

Dalam menghadapi masa depan yang masih penuh ketidakpastian, terdapat beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan oleh perbankan syariah di Indonesia:

1. Terus berinovasi dalam produk pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip


keuangan syariah untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berubah.
2. Tingkatkan kerjasama dengan pemerintah, regulator, dan lembaga keuangan lainnya
untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi.

11
3. Pertahankan manajemen risiko kredit yang ketat dan pertimbangkan langkah-langkah
restrukturisasi yang adaptif untuk mengatasi peningkatan risiko kredit.
4. Terus mendukung UMKM dengan pembiayaan inklusif dan berperan aktif dalam
meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan melalui inovasi teknologi.
5. Perluas upaya edukasi keuangan syariah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
dan memperkuat inklusi keuangan sebagai bagian dari pemulihan ekonomi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Kirana, R. P., & Galuh, A. K. (2023). ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA SEBELUM DAN SELAMA MASA PANDEMI
COVID-19. Journal of Development Economic and Social Studies, 2(2).
Nengsih, N. Peran (2015). Perbankan Syari'ah Dalam mengimplementasikan (Master's thesis,
Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta).
Tahliani, H. (2020). Tantangan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19.
Madani Syari'ah, 3(2), 92-113.
Ubaidillah, M., & Aji, R. H. S. (2020). Tinjauan atas implementasi perpanjangan masa
angsuran untuk pembiayaan di bank syariah pada situasi pandemi Covid-19. Islamic
Banking: Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah, 6(1), 1-16.
Wahyudi, S., Majid, M. S. A., Marliyah, M., & Handayani, R. (2022). Dampak Pandemi
Covid-19 Terhadap Stabilitas Profit Efficiency Perbankan Syariah Indonesia.
Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS), 3(3), 322-328.
Yuningsih, A., & Alfiah, E. (2022). Ketahanan perbankan syariah indonesia terhadap
fluktuasi kondisi makroekonomi dan kondisi fundamental saat pandemi covid-19. Al-
Intaj: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 8(1), 45-58.

13

Anda mungkin juga menyukai