MAKALAH
PERBANKAN SYARIAH
Guna memenuhi tugas Perbankan Syariah dengan dosen pengampu :
Dr. Sudjono, M.Acc.
“ Hambatan dan Stategi Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-
19 ”
Disusun Oleh :
SITI LUTFI ANA
(43119310039)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Perbankan
Syariah dengan judul “Hambatan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dr.Sudjono, M.Acc. yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
pertumbuhan yang cukup signifikan dan stabil. Hal ini semakin memperkuat teori
bahwa sistem bagi hasil yang digunakan pada produk bank syariah; equity financing
mampu bertahan terhadap kondisi gejolak ekonomi domestik dan internasional.
1.4 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis tantangan yang di hadapi perbankan syariah di masa
pandemi Covid-19.
2. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalam menyelesaikan penurunan
jumlah nasabah dan jumlah dana pencairan pembiayaan murabahah pada masa
pandemi Covid-19
3
1.5 Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
penggunaan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
pemindahabukuan.
Giro ada dua jenis yaitu : Pertama, giro yang tidak dibenarkan secara
syariah yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, giro yang
dibenarkan secara syariah yaitu giro yang berdasarkan prinsip mudharabah
dan wadi’ah.
Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi hasil, dan
pengambilan dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh perusahaan
atau yayasan dan atau bentuk badan hukum lainnya dalam proses keuangan
mereka. Dalam giro meskipun pihak Bank tidak memberikan bagi hasil,
namun pihak Bank berhak memberikan bonus kepada nasabah yang besarnya
tidak ditentukan di awal tergantung kebaikan pihak Bank.
2) Produk Pembiayaan Dana
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pedanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Secara garis besar pembiayaan dapat dibagi dua jenis yaitu:
a) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk
pembiayaan yang bersifat komsumtif seperti pembiayaan untuk pembelian
rumah, kendaraan bermotor, pembiayaan pendidikan dan apapun yang sifatnya
komsumtif.
b) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk
pembiayaan sektor produktif, seperti pembiayaan modal kerja, pembiayaan
pembelian barang modal dan lainnya yang mempunyai tujuan untuk
pemberdayaan sektor rill.
3) Produk Jasa
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak
yang kelebihan dana (Surplus of fund) dan kekurangan dana (Defivit of fund),
Bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada
9
nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa Perbankan
tersebut antara lain berupa :
a) Sharf ( Jual beli valuta asing)
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli
mata uang yang sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang
sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
Prinsip ini dipraktikkan pada Bank syariah devisa yang memiliki ijin untuk
melakukan jual beli valuta asing.
b) Wadi’ah (Titipan)
Jenis produk jasa tambahan yang dapat diterapkan adalah wadi‟ah, namun
wadi‟ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad al-Amanah. Aplikasi Perbankan
wadi’ah yad al-amanah adalah penyewaan kontak simpanan (Safe deposit
box) sebagai sarana penitipan barang berharga nasabah. Bank mendapat
imbalnya sewa dari jasa tersebut.
D. Pengertian Covid-19
Menurut Richman DD (2016) Corona virus adalah virus RNA positif yang tidak
tersegmentasi yang termasuk dalam famili Coronaviridae dan ordo Nidovirales yang
didistribusikan secara luas pada manusia dan mamalia lainnya (Huang et al., 2020).
Ren et al., (2020) mengungkapkan bahwa Coronavirus merupakan salah satu patogen
utama yang menyerang sistem pernapasan manusia. Karena wabah ini terjadi pada
tahun 2019, maka sering disebut sebagai penyakit coronavirus 19 (Covid-19). Secara
genealogi, pada Desember 2019, serangkaian kasus pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya muncul di Wuhan, Hubei, China, dengan presentasi klinis yang sangat
mirip dengan pneumonia virus. Analisis sekuensing mendalam dari sampel saluran
pernapasan bagian bawah menunjukkan virus corona baru, yang diberi nama 2019
novel coronavirus (2019-nCoV) (Huang et al., 2020). Sejak kasus pertama di Wuhan,
terjadi peningkatan kasus COVID-19 di China setiap hari dan memuncak diantara
akhir Januari hingga awal Februari 2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari
Hubei dan provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain
dan seluruh China. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi
COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti
10
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
1. H1 : Variabel tantangan berpengaruh secara signifikan terhadap Perbankan
syariah dalam menghadapi pandemi covid-19.
2. H2 : Variabel strategi berpengaruh secara signifikan terhadap Perbankan
Syariah dalam menghadapi pandemi covid-19.
3. H3 : Variabel tantangan dan strategi berpengaruh secara signifikan terhadap
perbankan syariah dalam menghadapi pandemi covid-19.
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
A. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perkembangan Perbankan Syariah
Menurut J.P Morgan Ada tiga risiko yang membayangi industri perbankan
dalam masa pandemi covid-19 yaitu penyaluran kredit, penurunan kualitas aset dan
pengetatan margin bunga bersih.
Dari ketiga risiko tersebut mari kita analisa apakah bank syariah lebih kuat
dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi covid-19 dibandingkan bank
konvensional atau malah sebaliknya(Sunaria and Itsnaini, 2020).
1. Penyaluran kredit (pembiayaan) Dalam hal ini bank syariah maupun bank
konvensional akan mengalami kondisi yang sama. Baik bank syariah maupun
bank konvensional akan sama- sama mengalami pelambatan penyaluran kredit
(pembiayaan).
2. Penurunan kualitas aset Dalam hal ini baik bank syariah maupun bank
konvensional akan sedikit terbantu dengan adanya POJK
No.11/POJK.03/2020. POJK tersebut akan membantu bank syariah maupun
bank konvensional terutama dalam Pengetatan margin bunga bersih Hal tersebut
dikarenaka bank syariah menggunakan sistim bagi hasil seperti yang
disampaikan dalam penjelasan di atas. Dengan sistim bagi hasil maka kondisi
neraca bank syariah pada mas krisis akibat pandemi covid-19 ini akan elastis
karena besarnya biaya yang diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan
ikut menurun dengan penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah. Hal
ini berbeda dengan bank konvensional yang mana disaat pendapatan bunga
kredit menurun tidak diikuti dengan penurunan biaya bunga untuk deposan,
inilah yang akan menjadi permaslahan serius dari bank konvensional.
pencadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Bank syariah diprediksi
akan memiliki keunggulan dibandingkan dengan bank konvensional.
3. Pengetatan margin bunga bersih Hal tersebut dikarenaka bank syariah
menggunakan sistim bagi hasil. Dengan sistim bagi hasil maka kondisi neraca
14
4. bank syariah pada buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun dengan
penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah. Hal ini berbeda dengan
bank konvensional yang mana disaat pendapatan bunga kredit menurun tidak
diikuti dengan penurunan biaya bunga untuk deposan, inilah yang akan menjadi
permaslahan serius dari bank konvensional.
Dengan adanya factor-faktor tersebut yaitu saat perbankan nasional
diprediksi akan mengalami depresi akibat pandemi covid-19. dalam bank syariah
ada beberapa hal keunggulan terhadap bank konvensional sehingga bisa menjadi
solusi yang terhadap pandemi covid-19, yakni : Di saat perbankan nasional diprediksi
akan mengalami depresi akibat pandemi covid-19, bank syariah memiliki kelebihan
dengan konsep bagi hasilnya untuk bisa satu level lebih kokoh dalam
menghadapi krisis. Keunggulan disaat masa-masa sulit ini tentunya menjadi peluang
yang bagus untuk penguatan market share bank syariah(Ningsih and Mahfudz, 2020).
Melihat tiga risiko yang akan dihadapi oleh perbankan seperti disampaikan oleh JP
Morgan di atas maka bank syariah harus jeli untuk menentukan strategi di tengah
pandemi covid-19. Melakukan ekspansi yang terukur ke segmen digital adalah opsi
yang cukup menantang yang bisa diambil oleh bank syariah.
B. Tantangan Bank Syariah di Masa Pandemi Covid 19
Berikut sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bank syariah di masa Pandemi Covud
19:
a. Risiko pembiayaan yang ditimbulkan oleh kondisi pasar yang tidak stabil. Salah
satu kondisi pasar hari ini adalah banyaknya perusahaan terdampak oleh pandemi
Covid 19. Konsekuensinya tentu pelaku usaha harus berupaya mempertahankan
bisnis agar tetap survive di masa pandemi. Tidak sedikit pula yang harus
memnghentikan operasional perusahaan. Dapat dikatakan hanya sebahagian kecil
perusahaan saja yang dapat bertahan dengan adanya pandemi COVID-19 ini seperti
perusahaan yang bergerak pada industri food and beverage, industri telekomunikasi,
peralatan kesehatan yang dibutuhkan tenaga medis, serta pertanian dan perkebunan.
Kendati ada regulasi yang mengatur tentang restrukturisasi pembiayaan yang
bertujuan untuk memudahkan angsuran pembiayaan bagi mitra, bank syariah harus
tetap berhati-hati dalam memutuskan untuk memberikan pembiayaan kepada mitra
15
dengan cara lebih selektif dalam memilih calon mitra yang sekiranya usahanya
mampu untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19.
b. Risiko operasional. Pemberlakuan PSBB atau PPKM oleh pemerintah melalui
kebijakannya membuat bank syariah untuk berupaya merumuskan strategi yang tepat
dalam memberikan pelayanan terhadap nasabah. Karena tidak smeua layanan bias
dibuat dalam bentuk digital. Apalagi kondisi teknologi bank syariah masih belum bias
menyamai teknologi bank konvensional.
c. Untuk meningkatkan infrastruktur teknologi dalam rangka menyaingi fintech yang
tengah menjamur saat ini tentu bank syariah membutuhkan investasi modal yang
besar. Selama ini bank syariah dalam upaya ekspansi aatau perluasan pasar terkendala
oleh persoalan modal. Apalagi dalam hal peningkatan teknologi, bank sayriah harus
lebih berfikir keras agar persoalan modal untuk peningkatan teknologi dapat dipenuhi.
C. Strategi Perbankan Syariah Terdahadap Dampak Pandemi Covid-19
Adapun strategi bank syariah yang dapat dilakukan di tengah pandemic
(Nurul Fitri Habibah, 2020), yaitu melalui :
Pertama, bank harus mengelola mitigasi risiko dengan tepat. Bank harus
punya peta navigasi baru untuk dapat menghadapi krisis yang ada. Proses mapping
debitur untuk proses restrukrisasi harus segera jalan dan jelas sehingga cashflow
bank terlihat setelah melakukan treatment.
Kedua, bank harus fokus pada industri yang prospek untuk dibiayai. Bank
harus tebang pilih pada sektor usaha yang eksis dan berkembang di tengah
merebaknya wabah Korona. Harapannya, bank tidak lagi bekerja dengan membawa
beban kredit macet atas ekspansi kredit barunya.
Ketiga, digital banking. Layanan produk dan jasa harus dikonversi menjadi
digital banking. Proses tersebut harus berjalan bertahap dan inisiasinya dilakukan
secara terus menerus.
Keempat, inovasi dan kreativitas bank. Korona menuntut bank harus
semakin berinovasi. Misalkan, bank saat ini tidak hanya menuntut pembayaran
angsuran dan bunga kredit oleh debiturnya. Namun, bank juga harus memikirkan
untuk dapat membantu nasabah, melalui penjualan produknya.
16
strategi harga, strategi saluran distribusi atau tempat, strategi promosi yang meliputi
periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, dan strategi people.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Penyebaran virus Covid-19 telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di
seluruh dunia dan menimbulkan risiko baru terhadap stabilitas keuangan. Dampak
pandemi ini menyebabkan beberapa negara mengalami krisis ekonomi bahkan
resesi. Dampak COVID-19 terhadap beberapa kegiatan ekonomi (produksi,
konsumsi) pada akhirnya berdampak pada sektor perbankan sebagai lembaga
intermediasi keuangan.
2. J.P Morgan dalam riset yang dilakukan mengungkapkan bahwa ada tiga risiko
yang akan dihadapi oleh industri perbankan di masa pandemi covid-19, yaitu:
Penyaluran kredit/pembiayaan, Penurunan kualitas asset, dan Pengetatan margin
bunga bersih.
3. Bank syariah memiliki beberapa tantangan yang harus dicarikan strateginya agar
tetap survive di masa pandemi. Peluang itu adalah:
a. Risiko pembiayaan yakni pembiayaan bermasalah disebabkan situasi pasar
yang tidak stabil saat ini.
b. Risiko operasional yang disebabkan pemberlakuan kebijakan lockdown,
physical distancing dan PPKM.
c. Keterbatasan teknologi bank syariah
d. Keterbatasan modal dalam rangka investasi peningkatan teknologi.
4.2 Saran
1. Pandemi bukan halangan bagi Lembaga Keuangan Syariah dalam hal ini bank
Syariah untuk terus meningkatkan pelayanan, namun pandemi bias menjadi batu
pijakan bagi bank syariah untuk terus memperbaiki layanan. Artikel ini berisi
masukan bagi bank syariah untuk mengembangkan sisi lain yang dapat
dioptimalkan bagi bank syariah.
2. Bagi Bank Syariah kota Palangka Raya alangkah lebih baik menerapkan protokol
kesehatan dan physical distancing dengan baik, apabila terjadi antrian nasabah
area banking hall penuh maka mendirikan tenda diluar agar nasabah bisa duduk
19
antri tidak kepanasan dan tetap bisa menjaga jarak antara nasabah satu dan
nasabah lainnya.
3. Bagi nasabah hendaknya tetap menerapkan protokol kesehatan Mencuci tangan
ditempat yang telah disediakan, Memakai masker dan juga menjaga jarak agar
terhindarnya dari Covid-19.
4. Bagi pihak perbankan syariah diharapkan tetap menjaga hubungan baik dengan
nasabah baik dengan via daring atau telepon agar bisa memberitahukan ketentuan
baru yang berlaku di masa pandemi Covid-19.
20
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto. (2021). Dampak Pandemi terhadap
Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah. Economics and Digital
Business Review, 2(2), 103–117.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto, R., …
Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67.
Wicaksono, Y. K., & Maunah, B. (2021). Peran Negara Dalam Ketahanan Perbankan
Syariah Di Masa Pandemi Covid-19. An-Nisbah:Jurnal Ekonomi Syariah, 8(1),
206–225. Retrieved from
http://ejournal.iaintulungagung.ac.id/index.php/nisbah/article/view/3600
Fasa, M. I. (2013) ‘Tantangan Dan Strategi Perkembangan Perbankan Syariah Di
Indonesia’, Jurnal EKONOMI ISLAM, 2(1), pp. 19–40.
Ningsih, M. R. and Mahfudz, M. S. (2020) ‘Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Manajemen Industri Perbankan Syariah: Analisis Komparatif’,
Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2(1), pp. 1–10. doi: 10.46918/point.v2i1.576
Nurul Fitri Habibah (2020) ‘Tantangan dan Strategi Perbankan Syariah dalam
Menghadapi Covid-19’, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah
(IQTISHODIAH), 2(1), pp. 1–9. Available at:
https://ejournal.ibntegal.ac.id/index.php/iqtishodiah ISSN 2714-8572.