Dosen Pengampu :
Zulvaruri Sintia Putri, S.E.Sy, M.E
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
D. Sumber-Sumber Resiko................................................................................6
E. Jenis-Jenis Resiko.........................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resiko bisnis adalah suatu akibat yang mungkin dapat terjadi pada sebuah
bisnis yang sedang berlangsung maupun yang akan datang. Sifat dari risiko bisnis
itu sendiri adalah tidak pasti dan sebagian besar menimbulkan kerugian. Risiko
bisnis merupakan situasi yang tidak dikehendaki oleh para pelaku bisnis, namun
risiko bisnis sendiri selalu tidak bisa dihindarkan. Risiko ini biasanya muncul
karena faktor pelaku bisnis itu sendiri, dan dapat muncul karena kegiatan dan
keputusan yang diambil dalam kegiatan rutinitas sehari-hari.
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dan dapat
menyebabkan kerugian atau kegagalan bisnis. Ketidakpastian menyulitkan
perusahaan untuk mencapai target. Beberapa risiko mungkin berada dalam kendali
perusahaan. Dalam arti, perusahaan masih bisa mengelolanya. Namun, beberapa
risiko berada di luar kendali perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya resiko ?
2. Apa sistem manajemen resiko ?
3. Bagaimana penerapan kebijakan manajemen resiko ?
4. Apa saja sumber sumber resiko ?
5. Apa saja jenis jenis resiko biaya biaya yang ditimbulkan karena
menanggung resiko ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya manajemen resiko
2. Menjelaskan sistem manajemen resiko
3. Menjelaskan penerapan kebijakan manajemen resiko
4. Menjelaskan tentang sumber sumber resiko
5. Menjelaskan jenis jenis resiko biaya yang ditimbulkan karena
menanggung resiko
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kebijakan atau keputusan yang tidak tepat dalam suatu bisnis. Akibatnya,
kepercayaan konsumen pun menghilang, piutang menumpuk, dan lain
sebagainya.
1
Isra Misra.dkk, Manajemen Resiko : Pendekatan Bisnis Ekonomi Syariah, (Yogyakarta : K-
Media, 2020), hal.4-5
3
d. Inklusif
Yang dimaksud inklusif yaitu keterlibatan para pemangku kepentingan
secara memadai dan tepat waktu, dalam kegiatan berbagi pengetahuan,
pandangan untuk dijadikan pertimbangan.
e. Dinamis
Sebuah risiko dapat muncul, berubah atau hilang ketika terjadi
perubahan konteks eksternal maupun konteks internal. Manajemen
risiko akan mengantisipasi, memindai dan memahami seta menangani
perubahan dan peristiwa yang terjadi secara memadai dan tepat waktu.
f. Informasi terbaik yang tersedia
Manajemen risiko secara tegas menyatakan keterbatasan dari informasi
yang tersedia dan juga ketidak pastian yang melekat pada informasi
dan harapan tersebut.
g. Faktor Budaya dan Manusia
Budaya dan manusia adalah hal yang tidak bisa di pisahkan dan sangat
mempengaruhi penerapan seluruh aspek manajemen risiko pada setiap
tingkatan.
h. Perbaikan Sinambung
Manajemen risiko melakukan perbaikan terus menerus berdasarkan
pengalaman dan pembelajaran.
Prinsip manajemen risiko tidak mengharuskan untuk dilakukan secara
kaku, tetapi prinsip ini dapat digunakan sebagai panduan yang memantu
dalam merancang penerapan dan pengawasan kerangka kerja dan proses
manajemen risiko.
2. Kerangka Manajemen Resiko
Kerangka manajemen risiko yaitu digunakan sebagai landasan
maupun fondasi dalam mengelola sebuah manajemen risiko. Yang
dimaksud sebagai fondasi yaitu kebijakan manajemen risiko, strategi
manajemen risiko, kepemimpinan dan komitmen. Kerangka kerja
manajemen risiko merupakan gambaran dari bagaimana tata kelola
manajemen risiko suatu organisasi akan dilaksanakan. Terdapat 6
komponen kerangka kerja manajemen risiko, yaitu :
4
a. Kepemimpinan dan Komitmen
Kepemimpinan dan Komitmen adalah pusat atau dasar dalam
kerangka kerja manajemen risiko. Kepemimpinan adalah sebuah
kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain sesuai dengan tujuan organisasi.
Komitmen adalah suatu bentuk kewajiban yang mengikat
seseorang dengan sesuatu, baik itu diri sendiri maupun orang lain.
Kepemimpinan digambarkan dengan pemimpin perusahaan atau
manajemen puncak yang memiliki tanggung jawab dan
akuntabilitas untuk berkomitmen dan terikat dalam menjalankan
manajemen risiko. Dengan kata lain, manajemen risiko dilakukan
melalui kebijakan, wewenang, tugas, tanggung jawab dan
akuntabilitas pada tingkat organisasi yang disesuaikan dengan
tujuan organisasi.
b. Integrasi
Secara harfiah, integrasi berarti penggabungan atau
pembauran sesuatu yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh.
Integrasi dalam manajemen risiko yaitu manajemen risiko
menyatu sebagai satu kesatuan dalam sistem perusahaan atau
organisasi.Integrasi pada kerangka kerja berarti bahwa manajemen
risiko menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan atau menyatu
dalam tata kelola, kepemimpinan dan komitmen perusahaan.
c. Desain
Kerangka selanjutnya yaitu desain yaitu suatu perencanaan
atau perancangan. Dalam kerangka kerja manajemen risiko, desain
mencakup beberapa hal, yaitu pemahaman organisasi dan
konteksnya, penegasan komitmen manajemen risiko, penetapan
peran, kewenangan, tanggung jawab dan akuntabilitas, alokasi
sumber daya, dan penyiapan komunikasi dan konsultasi.
d. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan dalam kerangka kerja
manajemen risiko merupakan tindak lanjut setelah desain
5
manajemen risiko dibuat dan ditetapkan. Jika desain manajemen
risiko diimplementasikan dengan baik, maka kerangka kerja
manajemen risiko dapat memastikan proses manajemen risiko
telah menjadi bagian dari semua kegiatan perusahaan.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur atau menilai
apakah suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan. Dalam kerangka manajemen risiko, evaluasi
dilakukan untuk mengukur kerangka kerja manajemen risiko
terhadap tujuan, rencana implementasi, indikator dan perilaku
yang diharapkan sesuai dengan tujuan organisasi atau perusahaan.
Evaluasi tersebut dilakukan secara berkala agar jika ada kendala
yang muncul bisa segera diatasi.
f. Perbaikan
Penerapan kerangka kerja manajemen risiko juga meliputi
perbaikan dan kemudian beradaptasi. Sehingga, perusahaan harus
bisa melihat perubahan terjadi baik di lingkungan internal dan
eksternal. Kemudian melakukan perbaikan sesuai tujuan
organisasi.
3. Proses manajemen resiko
Proses atau fungsi manajemen resiko sering diterjemahkan kedalam
tiga langkah : perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian2.
a. Perencanaan
Perencanaan manajemen resiko bisa dimulai dengan menetapkan
visi, misi dan tujuan yang berkaitan dengan manajemen resiko
kemudian perencanaan manajemen resiko bisa diteruskan dengan
penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
manajemen resiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan
dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen tertulis
2
Eigis Yani Pramularso.dkk, Manajemen Resiko, Cetakan ke-1 (Yogyakarta : Graha Ilmu , 2020),
hal.9-10
6
semacam ini memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan
dukungan manajemen terhadap program manajemen resiko.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen resiko meliputi aktifitas operasional yang
berkaitan dengan manajemen resiko. Proses identifikasi dan
pengukuran resiko, kemudian diteruskan dengan manajemen
(pengelolaan) resiko yang merupakan akifitas operasional utama
dari manajemen resiko. Unuk melaksankan pekerjaan manajemen
resiko, diperlukan organisasi (struktur organisasi) dan staffing
(personel).
c. Pengendalian
Hal ini melipui evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen
resiko, output pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen resiko
dan umpan balik (feedback).
7
6. Pengelolaan Rencana kelangsungan usaha (Business Continuity
Management).
7. Kebijakan yang mengatur produk dan aktivitas baru.
8. Pengukuran dan penetapan peringkat risiko bank disajikan dalam bentuk profil
risiko.
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi, mengendalikan, berusaha menghindari, meminimalkan, atau
bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko
berkaitan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian
dalam bisnis.
Para pemilik bisnis dan UMKM membutuhkan manajemen risiko bisnis.
UMKM yang notabene bergerak dalam dunia bisnis dengan skala kecil juga bisa
terkena imbas dari perubahan kondisi ekonomi. Bila UMKM sampai mengalami
kerugian, bukan cuma kegiatan operasionalnya yang terhenti, tapi bisa juga
menyebabkan pemberhentian kerja para pegawainya.
Penerapan manajemen risiko bisnis di lingkup UMKM, sebenarnya dapat
dilakukan dengan mudah. Untuk meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi,
beberapa strategi berikut ini bisa dijalankan agar bisnis dapat tetap berjalan
dengan baik. Penerapan risiko bisnis yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Lakukan Analisis Risiko
Coba untuk menganalisis risiko bisnis apa yang sekiranya mungkin
akan terjadi pada bisnis. Analisis ini meliputi analisis aspek keuangan,
analisis aspek risiko sumber daya manusia, analisis aspek potensi pasar,
analisis aspek produk, analisis aspek pelanggan, analisis aspek pesaing,
analisis aspek bahan baku/bahan produksi, dan analisis aspek pemasaran.
Risiko bisnis yang mungkin terjadi antara lain, adanya biaya produksi
yang berlebihan, utang modal yang besar, hilangnya kepercayaan dari
penanam modal/investor, sumber daya manusia yang gagap teknologi,
juga komplain dari konsumen yang merasa tidak puas.
8
2. Menanggung Sendiri Kerugian dari Risiko Bisnis
Yang dimaksud menanggung sendiri kerugian di sini adalah berani
bertanggung jawab dan menerima konsekuensi yang mungkin terjadi
akibat salah satu risiko bisnis.
Maksud dari menerima adalah seorang pebisnis, mau tidak mau, bisa
merelakan kerugian tersebut terjadi. Sikap ini diambil bila memang tidak
ada cara lain lagi untuk menghadapinya. Contohnya jika salah melakukan
rekap uang masuk dan keluar atau salah mengirim barang. Atau juga bila
pegawai ada yang melakukan salah menerima order juga salah cetak
desain. Kerugian yang terjadi memang harus diterima.
5. Mengalihkan Risiko
Maksudnya adalah pemilik UMKM sebaiknya mampu mengalihkan
pengelolaan risiko dan kerugian yang mungkin hadir. Kamu sebagai
pemilik usaha bisa mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain
dengan membayar jasa tersebut.
9
Contohnya bila kamu memiliki usaha mandiri barang pecah belah dan
harus mengirimkannya ke tempat yang cukup jauh tapi rutenya kurang
layak, maka kamu bisa menyewa jasa pihak lain. Daripada kamu atau
pegawai yang mengantar, lebih baik kamu memilih untuk mengeluarkan
sejumlah dana guna membayar jasa pengantar yang memiliki asuransi
barang pecah belah. Secara otomatis, risikonya kamu pindahkan ke pihak
jasa pengantar. Oleh karena itu untuk menimalisir risiko tersebut, kamu
bisa menggunakan aplikasi kasir untuk perkembangan bisnis kamu.
D. Sumber-Sumber Resiko
Ketidakpastian merupakan risiko, kondisi ketidakpastian terjadi tentu ada
sumber yang jelas. Manakala mengurai sumber sebagai akar permasalahan, ada
pelbagai sumber risiko yang perlu diamati secara serius.3 (Godfrey, 1996)
1. Risiko yang bersumber dari situasi politik.
Situasi politik suatu negara kerap kali menjadi pemicu utama
terjadinya risiko. Situasi kebijakan yang berubah, opini publik yang
tendensius, legitimasi, sampai kekacauan akibat terorisme, kerusuhan dan
peperangan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan progress suatu
pekerjaan. Risiko akibat politik, sebenarnya tidak terlalu sulit diprediksi
melalui catatan-catatan rekam jejak para kandidat penguasa, para tokoh
masyarakat, tokoh agama, karena mereka akan menjadi pemegang
kebijakan pada level negara atau daerah secara menyeluruh.
2. Risiko yang bersumber dari lingkungan.
Risiko yang bersumber dari lingkungan sangat dekat dengan kegiatan
usaha seperti kebijakan internal dalam perusahaan yang dapat meresahkan
karyawan, misalnya employes turnover. Keadaan yang dapat
mengakibatkan resign bagi karyawan berprestasi merupakan risiko.
Demikian pula pengaruh dampak pencemaran yang mengganggu
kesehatan, dapat menjadi sumber dari luar lingkungan usaha.
3. Risiko yang bersumber dari perencanaan yang tidak tepat.
3
I Putu Sugih Arta.dkk, Manajemen Resiko, Cetakan ke-1 (Bandung : Widina Bhakti Persada ,
2021), hal.5-6
10
Perencanaan keliru, sangat berdampak bagi keberlangsungan usaha.
Bagi perusahaan yang kurang teliti membuat perencanaan cenderung akan
mendulang risiko yang tidak tanggung-tanggung parahnya. Misalnya,
gagal produk yang dapat merusak persepsi konsumen dalam hal
kepercayaan terhadap merk tertentu.
4. Risiko yang bersumber dari masalah ekonomi.
Inflasi dalam suatu negara, sulit untuk diprediksi tepat. Namun
setidaktidaknya, kemampuan menganalisa akan mengurangi risiko yang
terjadi akibat resesi ekonomi.
5. Risiko yang bersumber dari bencana alam.
Bencana merupakan risiko fisik yang kerap kali menjadi masalah
utama, risiko kebakaran, gunung meletus, pandemi sampai kecelakaan diri
merupakan sumber yang berasal dari alam. Perusahaan dihadapkan
kepada masalah besar akibat bencana alam.
E. Jenis-Jenis Resiko
Resiko beragam jenisnya, secara garis besar resiko dikelompokkan ke dalam 2
jenis4, yaitu (Hanafi,2016) :
1. Resiko murni, dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada. Contohnya; kebakaran, kecelakaan, dan semacamnya.
2. Resiko spekulatif, yaitu resiko dimana kita mengharapkan kerugian dan juga
keuntungan. Contohnya; usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita
mengharapkan keuntungan walaupun ada potensi kerugian.
Disamping resiko murni dan spekulatif, resiko juga dibedakan menjadi resiko
statis dan dinamis.
1. Resiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Karakteristik
resiko ini praktis, tidak berubah dari waktu ke waktu. Contoh, resiko
terkena petir merupakan resiko yang muncul dari kondisi alam tertentu.
2. Resiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh,
perubahan kondisi masyarakat, perubahan tekonologi, memunculkan jenis
resiko baru.
4
Eigis Yani Pramularso.dkk, Manajemen Resiko, Cetakan ke-1 (Yogyakarta : Graha Ilmu , 2020),
hal.4
11
F. Biaya-Biaya Yang Ditimbulkan Karena Menanggung Resiko
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko, yaitu5 :
1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan mudah diketahui. Contoh :
kebakaran menghancurkan gedung, konsumen sakit karena mengkonsumsi
produk suatu perusahaan.
2. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri tidak mendapat perhatian. Di lain
pihak, hal ini akan meminta biaya ekonomi dan psikologis. Contoh : sebagian
pengusaha ragu terhadap keberhasilan usahanya, kemudian memilih keputusan
memegang uang tunai (likuiditas) daripada melakukan investasi yang dapat
meningkatkan efisiensi operasi perusahaan. Jika menurunnya permintaan
investasi tidak diimbangi oleh permintaan investasi di sektor lain maka
perekonomian secara keseluruhan juga merosot karena terjadi
ketidakseimbangan pemakaian sumberdaya ekonomi. Akibat lainnya adalah
pekerja yang khawatir menjadi tidak seproduktif jika mereka dalam keadaan
aman perasaannya. Oleh karena itu, biaya yang ditimbulkan oleh
ketidakpastian dapat berupa biaya ekonomi dan psikologis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab timbulnya risiko usaha dapat berasal dari mana saja, baik dari dalam
perusahaan atau internal maupun berasal dari luar perusahaan. Ada beberapa hal
5
Ratna Komala Dewi, Manajemen Resiko Dalam Usaha Tani, Diktat Untuk Mahasiswa
(Universitas Udayana, 2017), hal.24-25
12
yang dapat menyebabkan terjadinya resiko diantaranya : bencana alam, masalah
ekonomi, dan perilaku manusia.
Sistem Manajemen Risiko merupakan suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan/sasaran perusahaan/bisnis. Dalam mengelola risiko
ada 3 bagian utama yang mempengaruhi keberhasilan yaitu Prinsip, Kerangka dan
Proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan dalam
pelaksanaannya.
Sumber-sumber resiko diantaranya: resiko yang bersumber dari situasi politik,
bersumber dari lingkungan,bersumber dari perencanaan yang tidak tepat,
bersumber dari masalah ekonomi, da bersumber dari bencana alam.
Resiko beragam jenisnya, secara garis besar resiko dikelompokkan menjadi 2
jenis, yaitu : resiko murni dan resiko spekulatif. Resiko juga dapat dibedakan
menjadi resiko dinamis dan resiko statis.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko diantaranya : biaya-
biaya dari kerugian yang tidak diharapkan mudah diketahui dan biaya-biaya dari
ketidakpastian.
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang penulis peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempunanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arta, I. Putu Sugih., & dkk. (2021). Manajemen Resiko. Bandung: Widina Bhakti
Persada.
Dewi, Ratna. Komala. (2017). Manajemen Resiko Dalam Usaha Tani. Diktat
Untuk Mahasiswa .
Fariani, Elie. (2020). Modul Manajemen Resiko. LAN RI (Makarti Bhakti
Nagari).
Misra, Isra., & dkk. (2020). Manajemen Resiko : Pendekatan Bisnis Ekonomi
Syariah. Yogyakarta: K-Media.
Pramularso, Eigis. Yani., & dkk. (2020). Manajemen Resiko. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
14