Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

TENTANG PENGELOLAAN RISIKO PADA PT MAKMUR JAYA

Disusun Oleh:

RIALDI SUPRIYATNA

(1605160265)

5 E MANAJEMEN PAGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta
shalawat dan salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh guru pada mata kuliah “MANAJEMEN RISIKO”

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi
pembaca lain pada umumnya.

Medan Januari 2019

Penyusun

[i]
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................ i

Daftar isi.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang........................................................................................ 1

B.Rumusan Masalah.................................................................................... 1

C.Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Risiko Produksi/Operasi........................................................ 2

B. Contoh Kasus......................................................................................... 3

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan............................................................................................ 5

B.Saran..................................................................................................... 5

[ii]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis
perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya
kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi
perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko
dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga
perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya.

Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari
cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian.
Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan
merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan harapan penjualanya dapat
meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah adanya promosi
besar-besaran tersebut dapat meningkat sebanyak 20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya
dapat meningkat 10%. Ini merupakan salah satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia
bisnis. Risiko dalam bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis
kemungkinan kerugian potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari
cara untuk menanggulanginya. Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko.
Risiko, bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan
adalah beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama
perusahaan yang tidak melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak
dilakukan. Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan
timbul nantinya.

Kondisi terjadinya risiko operasional (operasional risk) sangat dipengaruhi oleh bagus
dan rendahnya kematangan manajemen yang dimiliki oleh manajer suatu perusahaan.
Seorang manajer dalam mengambil setiap keputusan harus selalu memikirkan dampak yang
akan timbul baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Seperti jika ingjin
menaikkan jumlah produksi atau menambah karyawan baru. Jika jumlah produksi
ditingkatkan apakah persediaan bahan baku di gudang dan di pasaran tersedia dalam jumlah
yang mencukupi, serta apakah bahan baku yang dimiliki memeiliki kualitas yang sama untuk
masa produksi secara jangka panjang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengelolaan Risiko Produksi/Operasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana Pengelolaan Risiko Produksi/Operasi

[1]
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Risiko Produksi/Operasi

Risiko operational merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal
perusahaan, dimana risiko tersebut terjadi disebabkan oleh lamanya sistem kontrol
manajemen (management controlsystem). Yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan.
Misalnya risiko operational adalah risiko pada komputer karena telah terserang virus,
kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan kerja, kesalahan dalam pencatatan pembelian
barang dan tidak adanya kesepakatan bahwa barang yan dibeli dapat ditukar kembali dan
sebagainya.

Risiko operasonal dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun


tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.
Risiko ini merupakan risiko yang melekat (inherent) pada setiap aktivitas fungsional Bank,
seperti kegiatan perkreditan (penyediaan dana), tresuri dan investasi, operasional dan jasa,
pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan
sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia.Risiko operasional
bukanlah hal baru walaupun disadari merupakan risiko yang paling akhir terdefinisikan
dalam Basel II.

Definisi “Operational Risk” seperti digariskan dalam Bassel II Capital Accord


mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang terjadi sebagai akibat
inadequate atau failed internal processis, people dan systems atau sebagai akibat dari
eksternal events. Meskipun memasukkan unsur legal risk kedalamnya, Bassel II itu tidak
memuat bussines, strategic, dan reputation risk sebagai bagian dari operational risk tersebut.

Definisi risiko operasional dalam Basel II adalah termasuk risiko hukum, namun tidak
mencakup risiko bisnis, strategis dan reputasi.Menurut (Mamduh:2009) risiko operational
merupakan tipe risiko yang paling tua, tetapi yan paling sedikit dipahami dibandingkan
dengan tipe risiko lainnya. (misalkan risiko pasar ataupun risiko tingkat bunga). Perusahaan
sudah mengenali risiko operational meskipun dengan nama yang berbeda. Sebagai contoh
perusahana selalu berusaha memperbaiki sistem, prosedur, atau proses bisnis melalui
manajemen kualitas, perusahaan memberikan training kepada karyawannya agar mereka
semakin terlatih dan semakin sedikit membuat kesalahan. Dalam konteks manajemen risiko,
upaya terseut dipandag sebagai upaya untuk mengelola atau menurunkan risiko operational.

Untuk mengatasi risiko operasional suatu perusahaan harus membuat analisa yang
mencakup:

a. Menghitung dan memetakan bentuk risiko yang sedang dan akan dihadapi.
b. Memperhitungkan berapa biaya yang harus dialokasikan menyangkut pengelolaan
risiko.
c. Memutuskan pembentukan mekanisme seperti apa yang layak diterapkan untuk
mengelola risiko.

[2]
d. Memutuskan darimana sumber dana yang dapat dialokasikan untuk mrendukung
penyelesaian operational risk ini.

Pemahaman risiko operasional telah kita bahas di atas secara dalam maka baiknya kita
juga mengetahui pengertian dari modal kerja (working capital). Modal kerja merupakan dana
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas operasional setiap harinya,
seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar gaji pegawai, upah buruh,
membayar listrik, membayar tagihan telepon, biaya kebersihan, dan berbagai pengeluaran
lainnya. Dimana setiap pengeluaran yang dilakukan tersebut dicatat dan dibukukan secara
terperinci.

Adapun tujuan pembuatan pembukuan tersebut adalah:

a. Dapat dijadikan sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pimpinan


perusahaan.
b. Dapat dijadikan sebagai alat prediksi dalam memperkirakan berbagai kebutuhan
perusahaan terutama untuk jangka panjang.
c. Sebagai pedoman bagai berbagai pihak yang berkepentingan untuk melihat
kondisi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Seperti para mahasiswa
yang sedang melakukan KP (kerja praktek) dan para peneliti lainnya.
d. Sebagai salah satu bahan rekomendasi dalam pengambilan keputusan bagi
seorang investor.

B. Contoh kasus

PT. Makmur Jaya adalah sebuah perusahaan angkutan bus yang beroperasi untuk
wilayah Surabaya, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan Bogor. Menginginkan perusahaan
yang dimilikinya semakin sukses, maka salah satu permasalahnya ia mengharapkan kepada
para manajer yang di lapangan beserta dengan para karyawan lainnya untuk menjaga
pelayanan (service) dan sebagainya agar para penumpang merasa bahagia dan selamat
sampai di tujuan. Sebagai mana bunyi motto perusahaan yaitu, “Memberikan Pelayanan
Prima dengan Kepuasan yang Prima”.

Perusahaan PT. Makmur Jaya selama ini dianggap oleh masyarakat pengguna jasa
angkutan sebagai salah satu perusahaan yang memiliki citra baik dan dapat dipercaya.
Sementara harga tiket adalah sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah.

Selama ini perusahaan angkutan PT. Makmur Jaya mendapat berbagai informasi
yang terjadi, dan mereka berusaha untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan yang
terjadi. Adapun bentuk permasalahan tersebut adalah:

1. Di lapangan sering sekali para supir dan kondektur bus menaikkan penumpang
yang ada di jalan dengan tidak membayar tiket, dan uang penumpang tersebut
sering masuk ke kantong supir dan kondektur bus. Karena para supir beralasan

[3]
bahwa pendapatan mereka kecil dan perbuatan itu mereka anggap sebagai
bentuk pendapatan tambahan supir.

2. Permasalahan lain yang dihadapi oleh manajemen PT. Makmu Jaya adalah
petugas tiket kadang kala bekerjasama dengan supir untuk memasukkan
keluarga, kerabat dekatnya, serta temannya agar dapat ikut dengan tidak
membayar atau hanya membayar setengahnya. Padahal perusahaan PT.
Makmur Jaya tidak membenarkan ketentuan itu, bagi perusahaan siapa saja
yang ingin naik semuanya harus membayar sama dengan para penumpang
lainnya. Sehingga jumlah laporan kursi yang terpakai dan pemasukan finansial
dari hasil penjualan tiket tidak sesuai dengan yang dilaporkan.

3. Kondisi naiknya penumpang yang melebihi kapasitas juga sering terjadi, yaitu
dimana para penumpang yang dinaikkan di tengah jalan atau naik dengan tidak
membeli tiket namun membayar hanya kepada supir saja, telah menyebabkan
terjadinya kondisi kelebihan muatan. Kondisi kelebihan muatan bisa
berdampak pada tingkat kecelakaan yang tinggi yang munggkin saja bisa
terjadi.

4. Permasalahan lain yang juga ikut memperumit keadaan adalah timbulnya


pungil liar dilapangan, baik oleh petugas yang tidak bermoral, calo tiket, dan
preman yang ada di terminal bus.

[4]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal
perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem control manajemen
(management control system) yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Bentuk-bentuk
Risiko Operasional yaitu : Risiko pada komputer, kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan
kerja, kesalahan dalam pembukuan secara manual, kesalahan pembelian barang dan tidak ada
kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat ditukar kembali, pegawai outsourcing, dan
globalisasi konsep danproduk. Pengukuran Risiko Operasional dengan mengggunakan dua
klasifikasi berikut ini : Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko, dan Tingkat keseriusan
kerugian atau impactdari risiko tersebut.

Untuk mengatasi risiko operasional suatu perusahaan harus membuat analisa yang
mencakup, yaitu : Menghitung dan memetakan bentuk risiko yang sedang dan akan dihadapi,
Memperhitungkan berapa biaya yang harus dialokasikan menyangkut pengelolaan risiko,
Memutuskan pembentukan mekanisme seperti apa yang layak diterapkan untuk mengelola
risiko, dan Memutuskan darimana sumber dana yang dapat dialokasikan untuk mrendukung
penyelesaian operational risk ini.

Modal kerja merupakan dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai
aktivitas operasional setiap harinya, seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai,
membayar gaji pegawai, upah buruh, membayar listrik, membayar tagihan telepon, biaya
kebersihan, dan berbagai pengeluaran lainnya.

B. Saran

Saran dari penulis untuk pembaca sekalian adalah sebelum kita masuk kedalam dunia
kerja alangkah baiknya untuk mempelajari atau memahami risiko yang akan terjadi misalnya
dibidang operasional, sehingga perusahaan atau tempat kita bekerja dapat mengurangi
terjadinya kecelakan kerja, dan untuk perusahaan sebaiknya di adakan pelatihan kerja yang
lebih matang agar kecelakan kerja dapat dihindari.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis
mengharapkan kritikan atau saran yang bersifat membangun.

[5]

Anda mungkin juga menyukai