Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmatNya,
kami dapat menyelesaikan segala rangkaian proses pembuatan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk sebuah kepentingan pembelajaran mata kuliah. Atas adanya makalah ini, kami
mengharapkan pembaca dapat memahami terkait bagaimana peran auditor internal mengatasi
adanya risiko-risiko yang telah maupun berpotensi terjadi. Di dalam makalah ini terdapat
beberapa tantangan dan halangan yang berdatangan, namun hal tersebut sama sekali tidak
membuat kami menyerah dalam menulis. Segala tantangan tersebut kami hadapi dengan
sikap sabar serta teliti. Kami sangat mengharapkan atas adanya makalah ini secara pasti dapat
menambah wawasan ilmu kepada pembaca, terutama mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
celah-celah kesalahan. Maka dari itu, kepada dosen pengajar mata kuliah Akuntansi
Manajerial ibu Acynthia Ayu Wilasitha, S.E., M.S.A., Ak., CA., MCE. dan Drs. Ec. Munari.,
MM., CAPM., CIBA, kami meminta saran dan masukkan demi perbaikan pembuatan
makalah kelompok kami di masa yang akan datang. Begitu pula kepada para pembaca, kami
turut mengharapkan kritik dan saran terkait makalah ini.

Surabaya, 14 Februari 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan efisiensi operasional suatu entitas, diperlukan peran penting
yang efektif dan efisien dari tim pengendalian internal yaitu Audit Internal. Setiap entitas
pasti memiliki keterbatasan dalam memperoleh sumber daya, sehingga harus
memanfaatkannya dengan baik untuk mencapai tujuannya. Auditor internal harus memeriksa
dan mengamati aktivitas berisiko tinggi, dimana auditor akan mengidentifikasi risiko yang
dihadapi oleh perusahaan. Dengan melakukan audit internal berbasis risiko, diharapkan
auditor internal mampu mengatasi kelemahan yang dihadapi terkait dengan perencanaan audit
tahunan dan pelaksanaan audit yang efektif. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang
proses, teknik, dan tahapan audit akan memberikan dampak positif bagi perusahaan,
khususnya dalam mengurangi risiko yang akan dihadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan AIBR?
2. Bagaimana perkembangan AIBR?
3. Apa saja keuntungan dan keunggulan AIBR?
4. Bagaimana AIBR diimplementasikan?
5. Apa saja jenis risiko bisnis?

C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari AIBR
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan AIBR yang bersifat dinamis
3. Untuk mengetahui keuntungan serta keunggulan AIBR
4. Untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian AIBR
5. Untuk mengetahui jenis-jenis risiko bisnis

D. Manfaat
1. Dapat memberikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan AIBR
2. Dapat memberikan rangkaian perkembangan AIBR
3. Dapat memahami apa saja keuntungan dan keunggulan AIBR
4. Dapat memberikan pemahaman mengenai implementasi AIBR
5. Dapat memberikan pemahaman jenis-jenis risiko bisnis
ROSITA:
Dengan demikian, audit internal dapat memberikan keyakinan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris mengenai tiga hal sebagai berikut:
1. Proses manajemen risiko, baik desain atau rancangannya maupun implementasi dari
rancangan tersebut.
2. Pengelolaan risiko risiko yang dianggap "kunci, termasuk efektifnya pengendalian
dan tanggapan lain terhadap pengendalian tersebut.
3. Pelaporan dan pengelompokan risiko secara lengkap, akurat, dan tepat.

IMPLEMENTASI AIBR
Tahap 1. Menilai Risk Maturity
Auditor harus memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana dewan dan manajemen
menentukan, menilai, mengelola dan memantau risiko.
Outputnya adalah dokumen yang menggambarkan dan menjelaskan strategi audit internal
secara menyeluruh.

Tahap 2. Perencanaan Audit Berkala


Menentukan asurans dan konsulting, dengan mengidentifikasi dan memberi prioritas kepada
hal- hal di mana dewan membutuhkan asurans, setahun sekali dan dilakukan secara berkala.
Outputnya adalah dokumen berisi rencana audit.

Tahap 3. Melaksanakan Audit


Pelaksanaan tugas sesuai dengan yang direncanakan.

LIMA JENIS RISIKO BISNIS SECARA UMUM


Setiap bisnis tentunya memiliki suatu risiko yang ada maupun berpotensi hadir. Risiko dapat
dikatakan suatu bentuk tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh pihak-pihak yang
memiliki kaitan. Risiko mungkin sangat susah untuk dihapuskan. Maka dari itu risiko perlu
diminimalisir. Berikut dihadirkan lima risiko yang secara umum dijumpai para pelaku bisnis,
antara lain:
1. Strategic risk (Risiko Strategis)
Kesuksesan suatu bisnis salah satunya disebabkan oleh perencanaan bisnis secara
komprehensif. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa risiko tidak dapat
dihilangkan, namun dapat diminimalisir. Suatu keadaan terkadang tidak sesuai dengan
apa yang sudah diperkirakan, sama halnya dengan risiko ini. Sebagian besar jenis
risiko ini disebabkan oleh perubahan-perubahan ekternal yang tidak terduga
sebelumnya, seperti: (1) perubahan teknologi (2) adanya pesaing baru (3) bergesernya
prefensi dan permintaan pelanggan (4) kenaikan harga bahan secara drastis.
Secara artian risiko ini merupakan risiko yang dapat menyebabkan pelaksanaan
perusahaan kurang efektif, sebab strategis umumnya bersifat mendasar, berhubungan,
dan berkelanjutan terhadap tujuan bisnis.
2. Compliance risk (Risiko Kepatuhan)
Risiko ini dapat berpengaruh pada masa keberlanjutan bisnis. Risiko ini termasuk
risiko yang sulit dinilai karena membutuhkan kesesuaian antara hukum
undang-undang dan pelaksanaan bisnis. Menariknya, semakin meluasnya ukuran
bisnis akan semakin membesar pula risikonya.
3. Operational risk (Risiko Operasional)
Selain risiko yang disebabkan oleh pengaruh eksternal terdapat pula risiko yang
dipengaruhi oleh faktor internal. Bisnis juga bisa menjadi sumber utama pencipta
risiko dalam bisnis itu sendiri. Risiko ini merupakan risiko yang ditimbulkan atas
adanya pelaksanaan kinerja bisnis yang bersifat tidak terduga. Contohnya ialah: (1)
Adanya kegagalan teknis (2) Mogoknya para pekerja (3) Rusaknya mesin
pemrosesan.
4. Financial risk (Risiko Keuangan)
Risiko ini berkaitan erat dengan aktivitas cash flow. Risiko ini dapat disebabkan oleh
faktor internal maupun eksternal. Biaya dan pendapatan merupakan komponen
keuangan yang paling terdampak akan risiko ini. Contoh risiko ini, antara lain: (1)
utang perusahaan membengkak dan mendekati tanggal jatuh tempo, sehingga
perusahaan akan kesulitan mengatasi hal tersebut (2) piutang yang diberikan kepada
pihak eksternal sulit ditagih, sehingga meningkatnya penghapusan piutang (3) bunga
mengalami kenaikan yang disebabkan oleh faktor tertentu.
5. Reputational risk (Risiko Reputasi)
Reputasi bisnis merupakan aset segala-galanya bagi para pelaksana bisnis. Risiko ini
akan berdampak pada tujuan strategis perusahaan. Contoh dari risiko ini adalah
adanya penyelewengan terhadap hak karyawan, seperti perusahaan tidak memberikan
kesesuaian gaji para karyawan yang membuat karyawan menuntut pemenuhan atas
haknya tersebut, hal ini akan menyebabkan perusahaan kehilangan reputasi baiknya.
Contoh dampak yang timbul akibat adanya hal yang menyebabkan hilangnya reputasi
perusahaan, antara lain: (1) Pendapatan perusahaan mengalami penurunan (2)
Hilangnya kepercayaan publik terhadap perusahaan (3) Kekurangan karyawan sebab
adanya karyawan yang mengundurkan diri dan perusahaan akan mengalami kesulitan
untuk merekrut karyawan baru (4) Pencabutan kontrak sponsorship dan hubungan
berelasi lainnya.

20 RESIKO BISNIS MENURUT SPACEY


1. Competitive Risk (Risiko Persaingan)
Risiko yang berhubungan dengan pihak pesaing bisnis, dimana resiko tersebut
menghalangi tercapainya suatu tujuan
2. Economic Risk (Risiko Perekonomian)
Risiko dimana kondisi perekonomian mempengaruhi peningkatan biaya usaha aau
penurunan tingkat penjualan
3. Operational Risk (Risiko Operasional)
Potensi kegagalan dalam operasi sehari-hari
4. Legal Risk (Risiko Hukum)
Perubahan hukum yang dapat menyebabkan timbulnya biaya, kerugian ataupun sengketa
hukum
5. Compliance Risk (Risiko Kepatuhan)
Resiko yang berkaitan dengan kepatuhan hukum yang dijalankan perusahaan
6. Strategy Risk (Risiko Strategi)
Resiko yang berkaitan dengan strategi tertentu
7. Reputational Risk (Risiko Reputasi)
Adanya kerugian karena menurunnya reputasi perusahaan akibat praktik-praktik yang
tidak sehat dan kecelakaan yang dipersepsikan kurang tepat (hilangnya kepercayaan)
8. Program Risk (Resiko Program)
Resiko yang berhubungan dengan suatu program bisnis tertentu
9. Project Risk (Resiko Proyek)
Resiko yang berhubungan dengan suatu proyek
10. Innovation Risk (Risiko Penemuan)
Resiko yang ada dalam bidang penemuan, seperti riset temuan produk baru.
11. Country Risk (Risiko Negara)
Paparan atau exposure terhadap kondisi-kondisi di negara-negara dimana perusahaan
beroperasi. misalnya terjadinya peristiwa politik atau peristiwa ekonomi di negara yang
bersangkutan.
12. Quality Risk (Risiko Mutu)
Potensi atau kemungkinan perusahaan gagal memenuhi mutu yang diharapkan pelanggan
atas produk, jasa, atau praktik bisnisnya.
13. Credit Risk (Risiko Utang)
Risiko pelanggan atau pihak lain tidak bisa membayar utangnya. Untuk kebanyakan
bisnis, risiko ini umumnya berhubungan dengan tidak dapat dibayarkan piutang dagang.
Dalam dunia perbankan, risiko ini berhubungan dengan pinjaman yang diberikan bank.
14. Exchange Rate Risk (Risiko Valuta Asing)
Risiko perubahan kurs valuta asing yang bisa berdampak terhadap nilai-nilai transaksi,
aset, dan kewajiban. Risiko ini banyak dihadapi bisnis global dengan paparan nilai tukar
valuta asing (exchange rate exposure).
15. Interest Rate Risk (Risiko Tingkat Bunga)
Risiko perubahan tingkat bunga bisa berdampak negatif buat perusahaan. Tingkat bunga
yang terus meningkat, akan meningkatkan biaya modal (cost of capital) yang
mempengaruhi business model dan tingkat keuntungan.
16. Taxation Risk (Risiko Perpajakan)
Potensi akan adanya undang-undang pajak yang baru atau tafsirnya (interpretations)
yang akan menaikkan pajak-pajak. Dalam hal tertentu, undang-undang dan peraturan
pajak menghancurkan atau sekurangnya berdampak negatif terhadap business model
suatu jenis usaha (industri).
17. Process Risk (Risiko Proses)
Risiko yang terkait dengan proses tertentu. Risiko ini sering menjadi perhatian utama
dalam manajemen risiko, karena proses dalam bisnis inti (core business processes) dapat
menekan biaya dan meningkatkan pendapatan.
18. Resource Risk (Risiko Sumber Daya)
Kemungkinan gagal mencapai sasaran bisnis karena kurangnya sumber daya, seperti
dana atau tenaga kerja terampil.
19. Political Risk (Risiko Politik)
Potensi untuk peristiwa-peristiwa politik yang berdampak negatif terhadap perusahaan.
20. Seasonal Risk (Risiko Musiman)
Perusahaan yang mempunyai pendapatan yang terkonsentrasi pada suatu musim, berisiko
terhadap turunnya permintaan di luar musim yang dilayani.

Anda mungkin juga menyukai