OLEH :
Mukhdaziyad 02220190010
Ainun Salsabilah Putri 02220190031
Dian Febrianti Anas 02220190247
Putri Amelia B 02220190275
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada baginda Muhammad SAW., berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelsaikan
makalah ini yang berjudul “Analisis Strategik Pengkajian Lingkugan ”.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin di dalam mengerjakan makalah ini, namun
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan kami.
Kami sangat berharap materi yang kami sampaikan dapat bermaanfaat untuk semua
mahasiswa khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen, kami juga menerima
kritik dan dan masukan guna terciptanya kesempurnaan dari makalah ini, dan bila ada salah
dan kekeliruan kami mohon maaf, akhir kata kami ucapakan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Salah satu proses dalam konsep manajemen adalah menyusun faktor penentu
keberhasilan yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi kondisi,
situasi, keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam maupun
dari luar suatu organisasi atau unit satuan wilayah baik pada level Negara, provinsi,
kabupaten, dan kota. Lingkungan internal dan eksternal mempunyai dampak pada
kehidupan dan kinerja seluruh komponen yang terlibat pada pembangunan, mencakup
kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan eksternal.
Analisis lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya
dengan visi dan misi organisasi untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan.
B.Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang faktor faktor lingkungan eksternal dan internal ?
2. Menejelaskan tentang 5 kekuatan porter dalam menganalisis lingkungan industrinya?
3. Apa itu analisis lingkungan pesaing?
4. Menjelaskan tentang lingkungan internal dan keunggulan bersaing analisis rantai nilai
dalam perusahaan?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor faktor lingkungan eksternal dan internal
2. Untuk mengetahui tentang kekuatan porter dalam menganalisis lingkungan industrinya.
3. Untuk mengetahui analisis lingkungan pesaing dan tipenya.
4. Untuk mengetahui tentang lingkungan internal dan keunggulan bersaing analisis rantai
nilai dalam perusahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lingkungan internal
Adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organissasi yang menyusun faktor-
faktor yang memiliki ruang lingkup luas. Lingkungan ini hanya memeiliki sedikit
implikasi langsing bagi pengaturan suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah :
1. Faktor Ekonomi ;
Akan banyak berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk dan besarnya
biaya yang di keluarkan untuk menghasilkan produk perusahaan. Kondisi perusahaan,
pengaruh iklim dan lingkungan sosial dapat membantu / memperlambat pencapaian
tujuan perusahaan .
a. Kondisi perekonomian. Tingkat kejelian mengamati kondisi perekonomian saat ini
dan keakurasian dlm pemperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
keuntungan dan kesuksesan perancangan strategi perusahaan. Faktor kondisi
perekonomian mencangkup :
Tahap-tahap yang terjadi dalam siklus bisnis seperti despresi,resesi,recovery, dan tahap
kemakmuran.
3
b. Laju inflasi dan deflasi untuk komoditas2 tertentu yang mempunyai nilai strategic.
Pengaruh inflasi akan sangat terasa bagi perusahaan khusus nya dalam penentuan harga
dan tingkat upah karyawan.
c. Kebijakan fiscal dan moneter yang berlaku khususnya akan sangat berpengaruh
terhadap penentuan besarnya suku bunga dan besarnya tingkat pajak yang harus di bayarkan
oleh perusahaan.
d. Informasi tentang neraca pembayaran dan volume neraca perdagangan antar Negara
e. Kondisi alam ; Perubahan kondisi alam sulit di perkirakan sebelumnya .namun
kondisi alam tdk dpt diabaikan begitu saja dlm perencanaaan strategi bisnis.
2. Faktor social
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan,
nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan di
mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi
kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis.Beberapa contoh bagaimana faktor
sosial-ekonomi dapat menimbulkan kesesatan dan ancaman bagi perusahaan seperti ;
a. keberhasilan program keluarga berencana dalam mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia sangat berpengaruh terhadap pola kebiasaan perilaku
masyarakat. Pemahaan atas norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera dalam
banyak hal telah menggantikan konsepsi tentang banyak anak banyak rejeki.
b. keberhasilan laju pertumbuhan penduduk berpengaruh positif terhadap tingkat
pendidikan formal yang mampu di selesaikan oleh masyarakat, pengaruh terbesar
dari meningkatnya angka melek huruf pd masyarakat adalah munculnya sikap dan
pandangan baru masyarakat tentang jangka waktu kerja dan pada akhirnya tentang kualitas
hidup yang diharapkan dari bekerja.
4. Faktor teknologi
Adanya perubahan teknologi dapat mendorong munculnya kesempatan bisnis dan
perbaikan upaya pencapaian tujuan organisasi . tapi dapat juga ancaman bagi
kelangsungan produk yang sudah ada. Beberapa produk teknologi dapat di pergunakan
sebagai pendobrak yang mampu menciptakan kesempatan sekaligus ancaman
terhadap kegiatan bisnis antara lain : computer,transitor, perkembangan teknik genetika
tanaman dan pendayagunaan tenaga surya. Oleh karena itu perubahan teknologi sudah
tentu berpengaruh terhadap siklus kehidupan produk . Ketetapan dan penilaian siklus
kehidupan produk pada gilirannya dapat menenentukan timing yang tepat untuk
meluncurkan produk baru atau modifikasi produk yang ada. Dalam kasus ini maka
pengamatan lingkungan atau di kenal environmental scanning sangat di perlukan untuk tetap
mempertahankan produk di pasar. Perubahan teknologi juga akan berpengaruh pada
pilihan metode distribusi dan kemampuan tenaga penjual yang di butuhkan untuk melayani
segmen pasar yang di pilih . Tingkat kecepatan atau keterlambatan dalam
mengantisipasi perubahan teknologi dalam banyak hal adalah merupakan fungsi dari
kreativitas sumberdaya mansia, tingkat reseptif perusahaan dalam industri dan
ketersediaan sumber dana untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan serta
operasional.
1. Model Lima Kekuatan Porter diperkenalkan oleh Michael Porter (1980) dan telah
dimodifikasi dan disebarkan ke lainnya.
2. Model lima kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang
digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri.
3. Menurut Porter (1980), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai
kombinasi atas lima kekuatan yaitu yaitu persaingan di antara perusahaan sejenis,
kemungkinan masuknya pendatang baru, potensi pengembangan produk substitusi,
kekuatan tawar-menawar pembeli serta kekuatan tawar-menawar pemasok. Kelima
kekuatan persaingan ini menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam
industri, dan kekuatan yang paling besar akan menentukan perumusan strategi. Porter
dalam (David, 2011) melihat hakikat suatu industri sebagai kombinasi atas lima
kekuatan:
o Menurut Porter, faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama
inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan. Misalnya, dalam industri
minuman, Coca-Cola bersaing dengan Pepsi, Teh Botol Sosro, dan limun.
Dalam industri telepon seluler, Nokia bersaing dengan Samsung, Sony,
Motorola.
o Pertanyaannya, seberapa sengit tingkat persaingan dalam suatu industri?
Apakah bersifat “saling mematikan” ataukah “sopan”? Semakin tinggi tingkat
persaingan antar perusahaan mengindikasikan semakin tinggi pula
profitabilitas industri, namun profitabilitas perusahaan mungkin menurun.
o Pertumbuhan industri
o Biaya tetap dan biaya penyimpanan
o Diferensiasi produk
o Identitas merek
o Biaya pengalihan ke barang lain
o Konsentrasi dan keseimbangan
o Informasi yang kompleks
o Keberagaman pesaing
o Halangan keluar
Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka
memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan
pesaing.
Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti
menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa,
memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
2. Pendatang Baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, intensitas
persaingan antarperusahaan meningkat.
Akan tetapi, hambatan untuk masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala
ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus,
kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek,
besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan
pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang
kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi
kejenuhan pasar.
o Sebuah perusahaan tertarik untuk terjun ke dalam suatu industri bila industri
tersebut menawarkan keuntungan (return) yang tinggi. Masuknya lion air
dalam industry maskapai penerbangan Indonesia telah mengguncang dominasi
Garuda Indonesia Airways, sekaligus jugan mengundang pendatang baru –
Adam Air, Batavia Air, Air Asia- untuk memasuki industry sana.
o Secara makro datangnya pemain baru akan membuat persaingan menjadi lebih
ketat dan akhirnya berujung pada turunnya laba yang diterima bagi semua
perusahaan. Dalam kasus industry rokok Indonesia, jumlah perusahaan rokok
sebanyak 191 pada tahun 1996, selama krisis ekonomi meninngkat menjadi
206 .
Beberapa factor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya rintangan memasuki suatu
industry adalah :
o Skala ekonomi
o Difresiensi produk
6
o Persyaratan modal
o Biaya peralihan pemasok
o Akses ke saluran distribusi
o Kebijakan pemerintah
Pada banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk substitusi
dalam industri yang berbeda.
Keberadaan produk substitusi menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan
sebelum konsumen beralih ke produk substitusi.
Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan
menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen
untuk beralih ke produk lain menurun, cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif
produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk
tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan
penetrasi pasar.
o Barang subtitusi merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk
sejenis. Misalnya kartu American Express dapat digantikan oleh traveller’s
cheque, chequebooks, dan kartu kredit.
Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling
memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru,
pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian
memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat
menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan
dari pemasok.
Penyedia input mempunyai daya tawar yang tinggi bila perusahaan tersebut menjadi satu-
satunya penyedia bahan baki bagi perusahaan lain yang membutuhkan inputnya.
Artinya, penyedia input memonopoli harga maupun kuantitas barang. Berikut ini adalah
beberapa factor yang mempengaruhi kuat tidaknya kekuatan daya tawar penyedia input
(pemasok) :
7
o Kemampuan Inti
o Kemampuan Untuk Tumbuh
o Kemampuan Cepat Tanggap
o Kemampuan Merespon Perubahan
o Daya Tahan
Melihat peluang bisnis dan prospek kedepan yang menggiurkan, tak jarang membuat banyak
pelaku usaha juga ingin ikut terjun menikmati dan menjalankan bisnis di industri yang sama (
pesaing ). Persaingan dapat terjadi antara pelaku usaha yang baru maupun yang sudah
berjalan. Untuk itu dibutuhkan beberapa analisa cara dan sistem kerja pesaing sebelum terjun
menjalankan usaha. Agar tidak kalah dari para pesaingnya, maka perlu direncanakan strategi
yang matang untuk dapat tetap bertahan dalam bisnis yang dijalankan.
Menurut David (2015:59), pesaing adalah perusahaan yang menawarkan produk dan jasa
sejenis di pasar yang sama. Untuk itu, analisis pesaing merupakan cara untuk
mengidentifikasi ancaman dan peluang yang ada dari para pesaing. Selain itu juga untuk
mempelajari strategi dan permasalahan yang terjadi secara umum agar kelemahan dan
kekuatan pesaing dapat teridentifikasi. Analisis pesaing juga befungsi untuk mengevaluasi
persaingan yang terjadi saat ini maupun memprediksi persaingan yang akan terjadi
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melihat peluang bisnis dan prospek kedepan yang menggiurkan, tak jarang membuat banyak
pelaku usaha juga ingin ikut terjun menikmati dan menjalankan bisnis di industri yang sama (
pesaing ). Persaingan dapat terjadi antara pelaku usaha yang baru maupun yang sudah
berjalan. Untuk itu dibutuhkan beberapa analisa cara dan sistem kerja pesaing sebelum terjun
menjalankan usaha. Agar tidak kalah dari para pesaingnya, maka perlu direncanakan strategi
yang matang untuk dapat tetap bertahan dalam bisnis yang dijalankan.
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam
makalah kami ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap
pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya.