Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia-
Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Makalah ini penulis susun dalam rangka memperdalam pemahaman publik dalam
memahami lingkungan bisnis. Yang mana dalam hal ini, amatlah penting bagi kita untuk
memahami lingkungan bisnis secara baik dan benar. Kemudian, makalah ini dibuat juga
dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen Strategi”.

Penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis
dengan ini menerima setiap saran dan kritik dalam penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Tangerang Selatan, Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan .................................................................................................. 3
A. Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Bisnis Makro ......................................... 3
B. Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro ................................. 4
C. Komponen Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro .................................. 5
D. Segmen Analisis Lingkungan Bisnis Makro ................................................. 6
1. Segmen Demografis .............................................................................. 6
2. Segmen Ekonomi .................................................................................. 8
3. Segmen Politik ...................................................................................... 9
4. Segmen Sosial dan Budaya .................................................................... 9
5. Segmen Hukum ..................................................................................... 10
6. Segmen Teknologi ................................................................................. 10
Bab III Penutup ....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem
perekonomian ke arah perekonomian terbuka antar negara. Perkembangan ekonomi
internasional yang semakin pesat dapat memacu perubahan indikator makro suatu negara.
Perkembangan ini menyebabkan adanya perdagangan internasional. Di dalam
perdagangan internasional terdapat perbedaan mata uang yang digunakan untuk
melakukan transaksi. Perbedaan mata uang ini merupakan salah satu indikator makro
ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan adanya satuan mata uang yang sama
sehingga mata uang kedua negara dapat dikonversikan ke dalam mata uanglain dengan
menggunakan satuan ukuran nilai tukar mata uang yang disebut kurs.

Nilai tukar merupakan harga dari satu mata uang terhadap mata uang lain.
Satuan nilai tukar ini sangat diperlukan dalam melakukan transaksi internasional.
Mengingat Indonesia sudah menganut sistem perekonomian terbuka, yaitu suatu
perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian lain di seluruh dunia
membuat Indonesia tidak terlepas dari hubungan internasional. Nilai tukar suatu negara
merupakan satu indikator untuk melihat baik buruknya perekonomian suatu negara.
Semakin tinggi nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain menunjukkan
bahwa suatu negara tersebut memiliki perekonomian yang lebih baik daripada negara
lain.

Perubahan yang sangat cepat dan dinamis, yang terjadi dalam lingkungan bisnis
secara global telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu
memberikan perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan
perusahaan untuk kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan
dan pencapaian tujuan serta visi dan misi perusahaan. Didasari atas pentingnya
perumusan strategi, proses perumusan strategi sampai dengan penerapan strategi
merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menemukan strategi yang tepat bagi
perusahaan. Rangkaian kegiatan yang diperlukan meliputi analisis lingkungan
perusahaan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Analisis ini
berguna untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat
memperlancar ataupun menghambat perkembangan perusahaan.
1
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi,
berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya terjadi perubahan
pada lingkungan usaha. Barang-barang hasil produksi dalam negeri saat ini sudah harus
langsung berkompetisi dengan produk-produk dari luar negeri, dan perusahaan harus
menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan cepat
usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya daur hidup produk, dan keuntungan yang
didapat pun akan semakin rendah. Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan
perusahaan di dunia semakin bergejolak (turbulent), terutama sejak terjadinya krisis
global dan perubahan pemerintahan berikut gejolak sosial di dalam negeri pada awal
tahun 2009. Apalagi dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk
dan bangkrutnya sebagian perusahaan, menjadikan perhatian terhadap pengaruh dan
dampak faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan menjadi sangat penting.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip dasar analisis lingkungan bisnis makro ?
2. Apa saja pendekatan pendekatan yang digunakan dalam analisis lingkungan bisnis
makro?
3. Apa saja komponen dan Segmen analisis lingkungan bisnis makro ?

C. Tujuan
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang lingkungan bisnis makro

2. Dapat memahami prinsip-prinsip dasar dan pendekatan dalam analisis lingkungan


bisnis makro.
3. Dapat memahami komponen dan segmen analisis lingkungan bisnis makro.

2
Analisis Lingkungan Industry

Industri dalam istilah manajemen strategik adalah kelompok perusahaan –


perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang serupa. Dalam menganalisis
industri, kita juga menganalis sekelompok stakeholder terdekat, seperti pemasok
dan pelanggan. Untuk ini dilakukan dengan model analisis porter. Hampir seluruh
sekolah bisnis/ekonomi di dunia usaha menggunakan prangkat analisis porter.
Karena analisis ini penggunannya meluas dan dianggap sebagai salah satu
perangkat analisis yang dapat diterima penjelasannya.

Ancaman pelaku bisnis baru

Daya tawar
menawar pemasok Intensitas persaingan Ancaman produk
dalam industri subtitusi

Daya tawar menawar pembeli

3
Ditinjau dari sisi perusahaan yang mempertimbangkan akan masuk dalam suatu
industri, semakin kuat ancaman pelaku baru, ancaman produk substitusi daya tawar
pembembeli dan daya tawar pemasok, intensitas persaingan, semakin kurang menarik industri
untuk dimasuki tidak. Begitupula dari satu sisi perusahaan yang sudah ada didalamnya,
mereka akan merasa sulit untuk meraih keuntungan, berkembang, tumbuh. Begitu pula,
semakin terbataslah kesempatan perusahaan – perusahaan tersebut untuk memperoleh
pendapat/ keuntungan yang tinggi. Karena itu, perusahaan harus punya analisis yang baik dan
kemudian yang berdasarkan itu memutuskan dengan bijak bagaimana strategi yang akan
diambil dan diimplementasikannya. Pada saatnya, analisis industri ini bersama analisis
ekternal yang umum, akan digabung dan dibandingkan relative terhadap kekuatan yang ada
pada perusahaan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Hampir tidak ada arsitek - eksekutif dan perencana - manajemen strategik yang tidak
memperhatikan lingkungan bisnis makro. Sejak dasawarsa tujuh puluhan, manajemen
telah memahami betapa pentingnya pengaruh lingkungan makro terhadap kegagalan atau
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Ketika itu, manajemen mulai sadar betapa
lingkungan makro lebih sering berubah dengan tingkat kecepatan dan percepatan
perubahan yang semakin meninggi. Akan tetapi di sisi lain, manajemen juga mengetahui
bahwa melakukan analisis lingkungan makro sama sekali bukan pekerjaan yang mudah.
Bahkan teramat sulit. Hal ini terjadi karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang
khas.
Pertama, lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas (boundlessness). Sekalipun
secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial, dan
kependudukan; akan tetapi detail dari masing-masing lingkungan amat luas, dalam, dan
tanpa batas. Masing-masing memiliki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai
aspek manajemen fungsional. Mustahil ditemukan seseorang yang memiliki pengetahuan
dan kecakapan yang menyeluruh yang dapat memahami keluasan dan kedalaman begitu
banyak aspek. Manajemen perlu menyiapkan waktu, tenaga, dan dana yang cukup jika
mereka dituntut untuk mengamati perubahan lingkungan makro secara komprehensif dan
terus menerus. Sekalipun demikian, belum ada jaminan bagi manajemen mampu
menemukan sebagian dari lingkungan makro yang unik (khas) yang dilihatnya sebagai
faktor penentu utama keberhasilan perusahaan. Sering kali terjadi justru manajemen
terjebak untuk membuat daftar yang begitu panjang dan tidak rnampu menentukan urutan
penting dan intensitas pengaruh rnasing-rnasing faktor. Diseyogiakan manajemen berbuat
yang sebaliknya. Tanpa perlu daftar panjang, akan tetapi mengandung elemen yang
signifikan.
Kedua, lingkungan bisnis makro juga hanya memberikan sinyal yang lemah
(periferal) kepada manajemen (Day dan Schoernaker, 2005, 2006). Sinyal yang diberikan
arnat lemah (weak signals), oleh karena itu sering terlewatkan oleh eksekutif
(kecolongan). Arnat jarang diternukan sinyal perubahan yang transparan. Manajemen
perlu melakukan deteksi sinyal yang berada di pinggiran (scanning the periphery).
Kecenderungan perubahan

5
biasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Kadang kala sinyal yang diberikan
bertolak belakang satu sama lain yang dapat menyulitkan pemilahan. Oleh karena itu, di
samping pengetahuan dan kecakapan, manajemen juga dituntut memiliki intuisi bisnis
yang terlatih, dan terus menerus diasah. Manajemen juga perlu menggali sumber informasi
di luar yang formal dan resmi. Pada banyak negara berkembang, manajemen perlu
membangun jaringan informasi secara informal, yang biasanya berasal dari rekan bisnis,
gosip, humor. Jika perlu manajemen perlu memiliki sumber informasi dari pusat
pengambilan keputusan kebijaksanaan lingkungan makro (insider sources).
Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan bisnis makro juga memiliki sifat tak
dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali manajerial terhadap
besaran dan arab perubahan lingkungan makro. Dalam batas-batas tertentu yang amat
kecil, hanya perusahaan yang amat sangat luar biasa - dalam segala ukuran - kadang kala
memegang kendali lingkungan makro. Akibatnya, manajemen tidak dapat sepenuhnya
bersikap proaktif. Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap proaktif
secara ajek. Cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak hanya sekedar
menunggu. Manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap perubahan
lingkungan makro. Manajemen cenderung hanya menyiapkan antisipasi bisnis. Oleh
karena itu, biasanya pilihan yang paling lazim adalah menyesuaikan (adaptasi) dengan
perubahan lingkungan bisnis. Prinsip bersedia melakukan adaptasi atau memilih mati
(adapt or die) amat populer. Kalaulah ada perusahaan yang mampu melakukan rekayasa
pada lingkungan bisnis makro, biasanya memerlukan biaya yang amat mahal dan juga
membutuhkan waktu tunggu yang relatif lama.

B. Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Tersedia tiga pendekatan pokok yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
lingkungan makro. Pendekatan tidak reguler (irregular approach) pada dasarnya adalah
pendekatan dadakan (ad-hoc). Analisis lingkungan makro hanya dibuat ketika ada
peristiwa tertentu yang diperkirakan mempengaruhi prospek perusahaan. Analisis dibuat
ketika diperlukan. Tidak ada ke-ajeg-an. Bagi industri kesehatan, misalnya, kini
memerlukan analisis tentang persoalan AIDS dan implikasi ekonomis yang
ditimbulkannya terhadap rumah sakit. Bagi industri otomotif di Indonesia, misalnya, kini
perlu mempelajari efek deregulasi ekonomi yang terus dilakukan pemerintah. Juga perlu
mempelajari implikasi GATT (General Agreement on Tariffs and Trade).

6
Pendekatan reguler (regular approach) berusaha secara periodik memperbaharui dan
melengkapi sejumlah variabellingkungan makro. Secara selektif dipilih beberapa variabel
yang dianggap relevan dan signifikan. Pendekatan ini menjadikan perusahaan secara
berkala memperoleh informasi baru pada pokok-pokok persoalan tertentu. Oleh karena
itu, manajemen dapat menyiapkan antisipasi bisnis secara reguler. Bagi industri jasa
keuangan dan industri yang padat modal di Indonesia, misalnya, akan lebih baik jika
memiliki informasi yang selalu diperbaharui tentang struktur utang, harga migas di pasar
internasional, dan kemampuan ekspor non-migas.
Terakhir, pendekatan kontinu (continous approach) berusaha secara ajeg
menganalisis sejumlah banyak variabel dari lingkungan makro, yang digunakan sebagai
masukan penyusunan perencanaan korporat. Bagi manajemen, dengan demikian,
pengumpulan dan analisis data lingkungan makro menjadi hal yang rutin dan terus
menerus. Perusahaan memiliki bank data yang selalu diperbaharui dan siap digunakan
sebagai masukan pengambilan keputusan. Pendekatan ini biasanya diterapkan oleh
perusahaan yang telah memiliki sistem informasi manajemen yang mapan. Perusahaan
yang peka terhadap perubahan lingkungan bisnis, diseyogyakan menerapkan pendekatan
terakhir ini.
Secara sederhana karakteristik ketiga pendekatan tersebut dapat dilihat pada table
berikut :
Pendekatan Analisis

No Karakteristik Tidak Reguler Reguler Kontinyu


1 Ciri Dadakan Periodik Terus menerus
2 Ruang lingkup Peristiwa tertentu Sejumlah variabel Banyak variabel
3 Penyebab Krisis Masalah Perencanaan
4 Orientasi Reaktif Proaktif Proaktif
5 Rentang waktu Retrospektif Retrospektif Sekarang dan yang
akan datang
6 Penanggung jawab Tim yang dibentuk Berbagai staf Unit analisis
pelayanan lingkungan bisnis

C. Komponen Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Dalam melakukan analisis lingkungan bisnis makro, terdapat empat komponen yang
harus dipahami, yaitu :

7
1. Scanning
Usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam lingkungan umum. Melalui
scanning, perusahaan mengidentifikasi sinyal-sinyal awal perusahaan yang mungkin
terjadi dalam lingkungan umum dan mendeteksi setiap perubahan yang sedang
terjadi. Dengan scanning, analis secara khusus berhubungan dengan informasi dan
data yang tidak jelas, tidak lengkap dan tidak berkaitan satu sama lain.
2. Monitoring
Para analis mengamati perubahan lingkungan untuk melihat apakah sebenarnya suatu
kecenderungan sedang berkembang. Sebagai contoh monitoring terhadap perubahan
kurikulum sekolah tinggi. Analis akan menentukan apakah perubahan ini
berpengaruh terhadap pendidikan atau tidak. Jika memang berpengaruh informasi
lainnya dibutuhkan untuk memantau pengaruh perubahan kurikulum terhadap
pendidikan.
3. Forecasting
Analis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat,
sebagai hasil perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan
monitoring. Sebagai contoh analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan
suatu teknologi baru untuk mencapai pasar.
4. Assessing
Melalui scanning,monitoring,dan forecasting analis dapat mengerti lingkungan
umum. Tujuan dari assessment adalah untuk menentukan implikasi dari hasil ketiga
langkah diatas terhadap organisasi.

D. Segmen Analisis Lingkungan Bisnis Makro


1. Segmen Demografis
a. Besar kecilnya populasi
Berhubungan dengan besarnya populasi wilayah industri, struktur usia,
distribusi geografis, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan. Negara yang
memiliki jumlah penduduk yang besar akan menjadi pasar potensial bagi
pemasaran perusahaan. Tetapi seringkali permintaan tidak berjalan seiring
dengan pertumbuhan penduduk, yakni pendapatan perkapita yang menurun
berakibat pada berkurangnya permintaan barang sekunder, barang tahan lama
dan barang mewah. Contohnya dalam negara tertentu, termasuk Amerika Serikat
dan beberapa Negara Eropa, setiap pasangan rata-rata memiliki kurang dari dua

8
anak. Dengan tingkat kelahiran demikian, maka populasi akan menyusut dari
waktu ke

9
waktu (walaupun populasi tersebut hidup lebih lama dari rata-rata).
Berkurangnya populasi dapat mendorong suatu negara untuk meningkatkan
migrasi sehingga tenaga kerjanya cukup.
b. Struktur Usia
Struktur usia penduduk di suatu Negara berbeda dengan Negara lainnya dan
hal itu akan ikut mempengaruhi tingkat konsumsi terhadap barang-barang yang
dijual oleh perusahaan dan industri. Dilihat dari aspek pemasaran, penduduk usia
muda dapat menciptakan permintaan terhadap jenis produk tertentu yang khas
bagi mereka.
Sebagai contoh, segmen penduduk usia tua yang meningkat akan
mendorong permintaan terhadap kebutuhan usia tua dengan memasarkan produk
kursi roda yang dapat dijual secara masal ke panti jompo maupun dijual per unit
Jadi, setiap kelompok memiliki rangkaian kebutuhan produk dan jasa serte
preferensi yang berbeda-beda berdasarkan struktur usia mereka.
c. Distribusi geografis
Perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya akan
berpengaruh terhadap permintaan suatu barang atau jasa. Suatu wilayah yang
dimasuki oleh banyak pendatang akan mempertinggi tingkat pemrintaan
terhadap kebutuhan hidup. Sebaliknya, wilayah yang dihuni oleh sekumpulan
kecil warga, misalnya hanya warga yang berusia tua akan mengurangi tingkat
permintaan akan barang dan jasa.
Sebagai contoh,yang juga mempengaruhi distribusi gegorafis adalah
masyarakat yang hidup dikota besar akan menghadapi peluang terkena stress
lebih cepat dibandingkan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dengan melihat
peluang ini, maka jasa konsultasi psikologi (psikiater) dan jasa hiburan dapat
dikembangkan dengan baik.
d. Komposisi Etnis
Komposisi etnis dalam suatu negara akan selalu mengalami perubahan. Bagi
sebuah perusahaan tantangan yang dihadapi adalah mewaspadai dan selalu
sensitive dalam mencermati perubahan yang terjadi. Perusahaan dapat
mengembangkan dan memasarkan barang dan jasa yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan unik serta kepentingan kelompok etnis yang berbeda.
Sebagai contoh, masyarakat Indonesia yang memiliki orientasi ketimuran
dan keberagaman sumber daya alam, sudah terbiasa dengan pengobatan

10
tradisional

11
yang dari dulu telah diterapkan nenek moyang. Pelaung yang dapat
dikembangkan marketer adalah membuat produk jamu sesuai dengan budaya
ketimuran Indonesia.
e. Distribusi Pendapatan
Dengan memahami bagaimana pola distribusi pendapatan dalam populasi
perusahaan dapat mengetahui besarnya daya beli dan discretionary income
kelompok yang berbeda. Penelitian atas distribusi pendapatan memberikan
gambaran bahwa dengan adanya peningkatan standar hidup, terdapat perbedaan
didalan dan antar negara.
f. Kelompok pendidikan
Kelompok masyarakat pendidikan dapat dibagi menjadi lima kelompok :
buta huruf,tidak lulus SMA, lulus SMA, pendidikan Perguruan Tinggi dan
pendidikan Profesi. Jumlah penduduk yang populasi masyarakatnya
berpendidikan tinggi menimbulkan permintaan terhadap suatu barang, misalnya
permintaan buku yang semakin tinggi. Dengan demikian, negara yang
berkeinginan untuk menjadi competitor kelas dunia harus berinvestasi dalam
penyediaan pendidikan dan pelatihan kerja.
2. Segmen Ekonomi
Sehatnya ekonomi suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri.
Karenanya, para ahli strategi mempelajari lingkungan ekonomi untuk
mengidentifikasi perubahan, kecenderungan dan implikasi strategisnya.
Lingkungan perekonomian adalah arah dan ciri dari perekonomian dimana suatu
perusahaan bersaing atau akan bersaing. Indicator mengenai sehat tidaknya
perekonomian mencakup pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan perkapita,
inflasi, tingkat bunga, deficit atau surplus perdagangan, tingkat simpanan personal
maupun perusahaan dan GDP.

a. Pertumbuhan ekonomi
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkean jika
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari waktu ke waktu
sebelumnya. Hal ini menjadi peluang besar bagi setiap investor atau perusahaan
dalam meraih pasar. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan membentuk
masyarakat memiliki daya beli yang tinggi pula. Pertumbuhan ekonomi juga
mengindikasikan adanya kemudahan dalam menyalurkan dan memperoleh

12
sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan.

13
b. Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah jumlah uang yang dimiliki masyarakat
setempat untuk melakukan transaksi-transaksi ekonomi. Masyarakat yang
memiliki tingkat pendapatan yang tinggi biasanya diikuti dengan semakin
meningkatnya kebutuhan-kebutuhan, yang berarti adanya peluang besar. Setiap
pasar yang dimasuki oleh perusahaan jelas mengharapkan adanya daya beli dari
masyarakat yang dilayaninya. Hal tersebut akan terjadi apabila pendapatan
masyarakat mencukupi untuk memperoleh kebutuhannya.

Adapun aspek yang harus dipertimbangkan dalam komponen ini adalah


ketersediaan kredit, tingkat pendapatan nasional yang dapat dibelanjakan dalam
suatu negara dan tingkat deficit atau surplus anggaran, tingkat simpanan
perusahaan merupakan faktor-faktor lain juga ikut mempengaruhi kemampuan
daya beli masyarakat.

c. Tingkat Inflasi
Merupakan tingkat kenaikan harga barang dan jasa yang berlangsung secara
terus-menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Tingkat inflasi yang tinggi
mempengaruhi kemmapuan masyarakat untuk membeli suatu barang. Bagi
pemasar, kecenderungan adanya kenaikan inflasi ini menjadi tantangan sekaligus
peluang dalam bersaing.

3. Segmen Politik
Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam politik.
lingkungan politik terdiri dari Undang-undang, kebijakan pemerintah, dan tekanan
dari lembaga-lembaga (LSM) yang mempengaruhi dan membatasi berbagai
organisasi dan individu dalam suatu masyarakat.

Segmen ini mencerminkan bagaimana perusahaan dan organisasi lainnya


mencoba untuk mempengaruhi pemerintah, dan bagaimana badan pemerintah
mempengaruhi mereka. Karenanya, perusahaan harus menganalisis dengan cermat
filosofi dan kebijakan yang berhubungan dengan bisnis. Peraturan anti-trust,
peraturan perpajakan, industri yang akan dideregulasi, peraturan pelatihan tenaga

14
kerja dan tingkat komitmen pada lembaga pendidikan merupakan bidang dimana
kebijakan administrasi dapat mempengaruhi operasi dan profitabilitas perusahaan.

4. Segmen Sosial dan Budaya


Segmen ini berhubungan dengan perilaku sosial dan nilai budaya dari
masyarakat yang berbeda. Karena perilaku dan nilai merupakan inti dari suatu
masyarakat, maka

15
perilaku dan nilai tersebut seringkali mendorong perubahan demografi, ekonomi,
politik/hukum, dan teknologi. Perusahaan ditantang untuk menyadari arti perubahan
perilaku dan budaya dalam masyarakat global.

Faktor sosial budaya yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan


nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan
yang berkembang dari pengaruh kultural,ekologi, demografi, agama, pendidikan dan
etnik. Jika sikap sosial berubah maka berubahlah pula permintaan akan berbagai jenis
pakaian,buku, rekreasi dan sebagainya. Salah satu perubahaan sosial yang paling
menonjol dewasa ini adalah masuknya sejumlah besar kaum wanita kedalam pasar
tenaga kerja. Hal in tidak hanya mempengaruhi kebijaksanaan perekrutan dan
kompensasi serta kapabilitas sumber daya dan para penyedia lapangan kerja,
melainkan juga telah menciptakan permintaan akan berbagai produk.

Sebagai contoh, sibuknya wanita didunia kerja akan memberikan peluang bagi
perusahaan lain untuk membuka jasa pusat penitipan anak, alat rumah tangga yang
praktis dan makanan yang praktis.

5. Segmen Hukum
Lemahnya pranata hukum menimbulkan ketidak jelasan dan ketidakpastian
usaha. Akan tetapi disaat yang sama, lemahnya pranata hukum juga membuka
peluang bagi pengusaha untuk menerapkan semua jenis strategi bisnis tanpa perlu
mengindahkan etika bisnis. Mereka dapat dengan leluasa menerapkan startegi
integrasi kedepan dan kebelakang. Yang paling lazim misalnya banyak pengusaha
kemudian mendirikan lembaga perbankan sendiri dalam rangka memperoleh dana
dengan mudah dan murah. Integrasi kedepan, misalnya dilakukan atas pertimbangan
untuk mengurangi beban pajak, karena adanya perbedaan tarif pajak antar industri.

Lemahnya pranata hukum ekonomi justru akan memberikan efek yang


merugikan di satu sisi dan menguntungkan disisi lain, sebagai contoh hubungan baik
antara eksekutif pemerintah dengan perusahaan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan hukum dan pelaksanaannya. Akibatnya, banyak ditemukan barang yang
tidak memenuhi standard dan kadaluarsa dipasar bahkan pencemaran lingkungan
sebagai akibat operasi industri tertentu sering ditemukan.
16
6. Segmen Teknologi
Perubahan teknologi adalah salah satu forces penting yang mempengaruhi
kinerja dan posisi daya saing perusahaan. Oleh sebab itu inovasi dan perubahan
teknologi yang pada mulanya dilakukan oleh perusahaan (technologi leader) ,
apabila berhasil

17
aakan dapat merubah langkah persaingan karena akan terjadi dinamika kompetisi,
berupa aksi dan reaksi antar pelaku bisnis (competitive dynamis).

Contohnya disposable diapers dalam bidang tekstil kesehatan (non-women


medical textille), electronik fuel injection untuk otomotif dan personel computers,
disamping inovasi yang terjadi difasilitasi oleh teknologi,yakni penemuan dan
pengembangan produk baru melalui kegiatan. Kemampuan mempertahankan
keunikan yang dimiliki perusahaan yang agresif dalam teknologi mengandung
implikasi yaitu perusaan harus secara terus menerus mengati apa yang dilakukan oleh
pesaing dan tidak boleh mengisolasi diri namun sebaliknya bereorientasi “outward
dan sekaligus inward.

18
BAB III
PENUTUP

Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan umum
(elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industry dan perusahaan- perusahaan di
dalamnya) dan lingkungan industry (faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok,
pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan yang mempengaruhi perusahaan dan
tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi pengertian perusahaan akan lingkungan
eksternal adalah analisis pesaing. Analisis lingkungan sering kali harus mengasumsikan
lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal
mencangkup empat langkah yang pertama scanning, monitoring, forecasting dan assessing.
Analisis lingkungan ini akan menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.

Lingkungan umum, Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat


mempengaruhi suatu industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen- elemen ini
dikelompokkan ke dalam segmen lingkungan yang terdiri dari segmen- segmen ekonomi,
sosial, teknologi, politik atau hukum, demografi. Perusahaan tidak dapat mengendalikan
elemen-elemen ini secara langsung, karena tantangan strategisnya adalah untuk mengerti
setiap segemen dan implikasi masing-masing, sehingga strategi yang tepat dapat dirumuskan
dan diterapkan.

Lingkungan Industri, Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok,


pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang mempengaruhi suatu
perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara keseluruhan, interaksi antara
lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai. Tantangannya adalah untuk
menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan dapat mempengaruhi factor-faktor
tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas.
Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk

Dalam gambaran global yang berubah dengan cepat, perusahaan harus mengamati enam
kekuatan utama: demografi, ekonomi, sosial-budaya, alam, teknologi, dan politik-hukum.
Pemasar harus memperhatikan interaksi mereka, karena hal ini akan menimbulkan peluang
dan ancaman baru.

19
Pertumbuhan populasi yang eksplosif memberi implikasi besar pada bisnis serta daya beli
yang tersedia dalam ekonomi tergantung pada tingkat penghasilan, harga, tabungan, utang,
dan ketersediaan kredit saat ini. Salah satu paling dramatis yang membentuk kehidupan
manusia adalah teknologi. Inti kapitalisme pasar yang dinamis dan menoleransi penghancuran
kreatif dari teknologi sebagai harga sebuah kemajuan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane.2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Hitt, Michael A, dkk. 1999, Strategic Management : Competitiveness and Globalization :


Consepts and Cases, Edisi Ketiga, South-Western College Publishing, Ohio.

Suwarsono. 2014, Manajemen Strategik, Edisi 2, Universitas Terbuka, Tangerang.

Tondan, Ramlan Bone. (2014). Makalah Manajemen Tentang Analisis Lingkungan Bisnis.
Website : https://ramlanbone.wordpress.com/2014/12/31/makalah-manajemen-tentang-
analisis-lingkungan-bisnis/

Frog, Gaming. (2015). Makalah Analisis Lingkungan Makro. Website :


http://sikodokpesek.blogspot.com/2015/11/makalah-analisis-lingkungan-makro.html

21

Anda mungkin juga menyukai