Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANALISIS LINGKUNGAN BISNIS MAKRO

Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Manajemen Strategik

Oleh

RINAROSALIA
030066213.

Jurusan
Manajemen
Fakultas Ekonomi &
Bisnis
UPBJJ-Universitas
Terbuka Jakarta

2018
i
KATA PENGANTAR

 
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam senantiasa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad
SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nya penulis dapat merasakan
kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Makalah ini kami susun dalam rangka memperdalam pemahaman publik dalam
memahami lingkungan bisnis. Yang mana dalam hal ini, amatlah penting bagi
kita untuk memahami lingkungan bisnis secara baik dan benar. Kemudian,
makalah ini dibuat juga dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah
“Manajemen Strategik”. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan makalah ini, bahwasannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun tetap penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 19 April 2019

Penulis
Kata Pengantar

Cover ...................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................... ii

BabI
Pendahuluan ............................................................................... 1
A.Latar BelakangMasalah............................................................ 1
B.Rumusan Masalah.................................................................... 1
C.Tujuan...................................................................................... 1

BabII
Pembahasan..................................................................................... 3
A.Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Bisnis Makro ......................................... 3
B.Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro ................................. 4
C.Komponen Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro .................................. 5

D.Segmen Analisis Lingkungan Bisnis Makro ................................................... 6

1.Segmen Demografis............................................................... 6
2.Segmen Ekonomi................................................................... 9
3.SegmenPolitik ...................................................................... 9
4.Segmen Sosial dan Budaya .................................................................... 9
5.Segmen Hukum ..................................................................................... 10
6.Segmen Teknologi ................................................................................. 10

BabIII
Penutup ....................................................................................... 12
DaftarPustaka................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis diperlukan suatu strategi
yang tepat guna memenangkan persaingan tersebut. Strategi di tingkat
operasional akan memegang kendali utama terlaksananya tujuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada lingkungan
merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan diterapkan guna
menghadapi persaingan

 Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah secara
otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian dan
tanggapan terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk
kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan
pencapaian tujuan  perusahaan. Didasari atas pentingnya perumusan strategi,
proses perumusan strategi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk
menemukan strategi yang tepat bagi  perusahaan. Rangkaian kegiatan yang
diperlukan meliputi analisis lingkungan perusahaan,  baik lingkungan internal
maupun lingkungan ekstrnal. Analisis ini berguna untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat memperlancar ataupun
menghambat perkembangan perusahaan.
 
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan
teknologi,  berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya
terjadi perubahan  pada lingkungan usaha. Barang-barang hasil produksi dalam
negeri saat ini sudah harus langsung berkompetisi dengan produk-produk dari
luar negeri, dan perusahaan harus menerima kenyataan bahwa pesatnya
perkembangan teknologi mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi,
semakin singkatnya daur hidup produk, dan keuntungan yang didapat pun akan
semakin rendah. Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan  perusahaan
di dunia semakin bergejolak (turbulent), terutama sejak terjadinya krisis global
dan perubahan pemerintahan berikut gejolak sosial di dalam negeri pada awal
tahun 2009. Apalagi dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang
memburuk dan  bangkrutnya sebagian perusahaan, menjadikan perhatian
terhadap pengaruh dan dampak faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan
menjadi sangat penting.
B.Rumusan Masalah
1.Apa saja prinsip dasar analisis lingkungan bisnis makro ?
2.Apa saja pendekatan pendekatan yang digunakan dalam analisis lingkungan
bisnis makro? 3.Apa saja komponen dan Segmen analisis lingkungan bisnis
makro ?
1

C.Tujuan
1.Menambah ilmu pengetahuan tentang lingkungan bisnis makro
2.Dapat memahami prinsip-prinsip dasar dan pendekatan dalam analisis
lingkungan  bisnis makro.
3.Dapat memahami komponen dan segmen analisis lingkungan bisnis makro.
 

BAB II
PEMBAHASAN

A.Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Hampir tidak ada arsitek - eksekutif dan perencana - manajemen strategik yang
tidak memperhatikan lingkungan bisnis makro. Sejak dasawarsa tujuh puluhan,
manajemen telah memahami betapa pentingnya pengaruh lingkungan makro
terhadap kegagalan atau keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Ketika itu,
manajemen mulai sadar betapa lingkungan makro lebih sering  berubah dengan
tingkat kecepatan dan percepatan  perubahan yang semakin meninggi. Akan
tetapi di sisi lain, manajemen juga mengetahui  bahwa melakukan analisis
lingkungan makro sama sekali bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan teramat
sulit. Hal ini terjadi karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang khas.
Pertama, lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas
(boundlessness).
Sekalipun secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik,
hukum, sosial, dan kependudukan; akan tetapi detail dari masing-masing
lingkungan amat luas, dalam, dan tanpa batas. Masing-masing memiliki
intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai aspek manajemen
fungsional. Mustahil ditemukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan
kecakapan yang menyeluruh yang dapat memahami keluasan dan kedalaman
begitu  banyak aspek. Manajemen perlu menyiapkan waktu, tenaga, dan dana
yang cukup jika mereka dituntut untuk mengamati perubahan lingkungan makro
secara komprehensif dan terus menerus. Sekalipun demikian, belum ada
jaminan bagi manajemen mampu menemukan sebagian dari lingkungan makro
yang unik (khas) yang dilihatnya sebagai faktor penentu utama keberhasilan
perusahaan. Sering kali terjadi justru manajemen terjebak untuk membuat daftar
yang begitu panjang dan tidak rnampu menentukan urutan  penting dan
intensitas pengaruh rnasing-rnasing faktor. Diseyogiakan manajemen berbuat
yang sebaliknya. Tanpa perlu daftar panjang, akan tetapi mengandung elemen
yang signifikan. Kedua, lingkungan bisnis makro juga hanya memberikan sinyal
yang lemah (periferal) kepada manajemen (Day dan Schoernaker, 2005, 2006).
2.
Sinyal yang diberikan arnat lemah(weak signals),
oleh karena itu sering terlewatkan oleh eksekutif (kecolongan). Arnat  jarang
diternukan sinyal perubahan yang transparan. Manajemen perlu melakukan
deteksi sinyal yang berada di pinggiran (scanning the periphery).
Kecenderungan perubahan
biasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Kadang kala sinyal yang
diberikan  bertolak belakang satu sama lain yang dapat menyulitkan  pemilahan.
Oleh karena itu, di samping  pengetahuan dan kecakapan, manajemen juga
dituntut memiliki intuisi bisnis yang terlatih, dan terus menerus diasah.
Manajemen juga perlu menggali sumber informasi di luar yang formal dan
resmi. Pada banyak negara berkembang, manajemen perlu membangun jaringan
informasi secara informal, yang biasanya berasal darirekan bisnis, gosip, humor.
Jika perlu manajemen perlu memiliki sumber informasi dari pusat  pengambilan
keputusan kebijaksanaan lingkungan makro
(insider sources).
Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan bisnis makro juga memiliki
sifat tak dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali
manajerial terhadap  besaran dan arab perubahan lingkungan makro. Dalam
batas-batas tertentu yang amat kecil, hanya perusahaan yang amat sangat luar
biasa - dalam segala ukuran - kadang kala memegang kendali lingkungan
makro. Akibatnya, manajemen tidak dapat sepenuhnya  bersikap proaktif.
Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap proaktif secara
ajek. Cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak hanya sekedar
menunggu. Manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap
perubahan lingkungan makro. Manajemen cenderung hanya menyiapkan
antisipasi bisnis. Oleh karena itu, biasanya pilihan yang paling lazim adalah
menyesuaikan (adaptasi) dengan  perubahan lingkungan bisnis. Prinsip bersedia
melakukan adaptasi atau memilih mati
(adapt or die)
amat populer. Kalaulah ada perusahaan yang mampu melakukan rekayasa  pada
lingkungan bisnis makro, biasanya memerlukan biaya yang amat mahal dan
juga membutuhkan waktu tunggu yang relatif lama.
B.Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro
Tersedia tiga pendekatan pokok yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
lingkungan makro. Pendekatan tidak reguler
(irregular approach)
 pada dasarnya adalah  pendekatan dadakan
(ad-hoc).
Analisis lingkunganmakro hanya dibuat ketika ada peristiwa tertentu yang
diperkirakan mempengaruhi prospek perusahaan. Analisis dibuat ketika
diperlukan. Tidak ada ke-ajeg-an. Bagi industri kesehatan, misalnya, kini
memerlukan analisis tentang persoalan AIDS dan implikasi ekonomis yang
ditimbulkannya terhadap rumah sakit. Bagi industri otomotif di Indonesia,
misalnya, kini perlu mempelajari efek deregulasi ekonomi yang terus dilakukan
pemerintah. Juga perlu mempelajari implikasi GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade).

 
5 Pendekatan reguler
(regular approach)
 berusaha secara  periodik memperbaharui dan melengkapi sejumlah
variabellingkungan makro. Secara selektif dipilih beberapa variabel yang
dianggap relevan dan signifikan. Pendekatan ini menjadikan perusahaan secara
berkala memperoleh informasi baru pada pokok-pokok persoalan tertentu. Oleh
karena itu, manajemen dapat menyiapkan antisipasi bisnis secara reguler. Bagi
industri jasa keuangan dan industri yang padat modal di Indonesia, misalnya,
akan lebih baik jika memiliki informasi yang selalu diperbaharui tentang
struktur utang, harga migas di pasar internasional, dan kemampuan ekspor non-
migas. Terakhir, pendekatan kontinu
(continous approach)
 berusaha secara ajeg menganalisis sejumlah banyak variabel dari lingkungan
makro, yang digunakan sebagai masukan  penyusunan perencanaan korporat.
Bagi manajemen, dengan demikian, pengumpulan dan analisis data lingkungan
makro menjadi hal yang rutin dan terus menerus. Perusahaan memiliki bank
data yang selalu diperbaharui dan siap digunakan sebagai masukan
pengambilan keputusan. Pendekatan ini biasanya diterapkan oleh perusahaan
yang telah memiliki sistem informasi manajemen yang mapan. Perusahaan yang
peka terhadap  perubahan lingkungan bisnis, diseyogyakan menerapkan
pendekatan terakhir ini. Secara sederhana karakteristik ketiga pendekatan
tersebut dapat dilihat pada table  berikut :

C.Komponen Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Dalam melakukan analisis lingkungan bisnis makro, terdapat empat komponen
yang harus dipahami, yaitu :
1. Scanning
Usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam lingkungan umum. Melalui
scanning perusahaan mengidentifikasi sinyal-sinyal awal perusahaan yang
mungkin terjadi dalam lingkungan umum dan mendeteksi setiap perubahan
yang sedang terjadi. Dengan
scanning analis secara khusus berhubungan dengan informasi dan data yang
tidak jelas, tidak lengkap dan tidak berkaitan satu sama lain.
 
2.  Monitoring
 Para analis mengamati perubahan lingkungan untuk melihat apakah sebenarnya
suatu kecenderungan sedang berkembang. Sebagai contoh monitoring terhadap
perubahan kurikulum sekolah tinggi. Analis akan menentukan apakah
perubahan ini berpengaruh terhadap pendidikan atau tidak. Jika memang
berpengaruh informasi lainnya dibutuhkan untuk memantau pengaruh
perubahan kurikulum terhadap pendidikan.
 
3. Forecasting
Analis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa
cepat, sebagai hasil perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui
scanning dan
Monitoring Sebagai contoh analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan
suatu teknologi baru untuk mencapai pasar.

4.Assessing
 Melalui scanning,
monitoring
,dan
 forecasting
 analis dapat mengerti lingkungan umum. Tujuan dari assessment adalah untuk
menentukan implikasi dari hasil ketiga langkah diatas terhadap organisasi.

D.Segmen Analisis Lingkungan Bisnis Makro


 
1. Segmen Demografis
a.Besar kecilnya populasi Berhubungan dengan besarnya populasi wilayah
industri, struktur usia, distribusi geografis, komposisi etnis, dan distribusi
pendapatan. Negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar akan menjadi
pasar potensial bagi  pemasaran perusahaan. Tetapi seringkali permintaan tidak
berjalan seiring dengan  pertumbuhan penduduk, yakni pendapatan perkapita
yang menurun berakibat  pada berkurangnya permintaan barang sekunder,
barang tahan lama dan barang mewah. Contohnya dalam negara tertentu,
termasuk Amerika Serikat dan  beberapa Negara Eropa, setiap pasangan rata-
rata memiliki kurang dari dua anak. Dengan tingkat kelahiran demikian, maka
populasi akan menyusut dari waktu ke
waktu (walaupun populasi tersebut hidup lebih lama dari rata-rata).
Berkurangnya  populasi dapat mendorong suatu negara untuk meningkatkan
migrasi sehingga tenaga kerjanya cukup.

b.Struktur Usia
Struktur usia penduduk di suatu Negara berbeda dengan Negara lainnya dan hal
itu akan ikut mempengaruhi tingkat konsumsi terhadap barang-barang yang
dijual oleh perusahaan dan industri. Dilihat dari aspek pemasaran, penduduk
usia muda dapat menciptakan permintaan terhadap jenis produk tertentu yang
khas  bagi mereka. Sebagai contoh, segmen penduduk usia tua yang meningkat
akan mendorong  permintaan terhadap kebutuhan usia tua dengan memasarkan
produk kursi roda yang dapat dijual secara masal ke panti jompo maupun dijual
per unit Jadi, setiap kelompok memiliki rangkaian kebutuhan produk dan jasa
serte preferensi yang  berbeda-beda berdasarkan struktur usia mereka.
 
c. Distribusi geografis Perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah
lainnya akan  berpengaruh terhadap permintaan suatu barang atau jasa. Suatu
wilayah yang dimasuki oleh banyak pendatang akan mempertinggi tingkat
pemrintaan terhadap kebutuhan hidup. Sebaliknya, wilayah yang dihuni oleh
sekumpulan kecil warga, misalnya hanya warga yang berusia tua akan
mengurangi tingkat permintaan akan  barang dan jasa. Sebagai contoh,yang juga
mempengaruhi distribusi gegorafis adalah masyarakat yang hidup dikota besar
akan menghadapi peluang terkena stress lebih cepat dibandingkan masyarakat
yang tinggal di pedesaan. Dengan melihat  peluang ini, maka jasa konsultasi
psikologi (psikiater) dan jasa hiburan dapat dikembangkan dengan baik.
 
d.Komposisi Etnis Komposisi etnis dalam suatu negara akan selalu mengalami
perubahan. Bagi sebuah perusahaan tantangan yang dihadapi adalah
mewaspadai dan selalu sensitive dalam mencermati perubahan yang terjadi.
Perusahaan dapat mengembangkan dan memasarkan barang dan jasa yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan unik serta kepentingan kelompok
etnis yang berbeda. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia yang memiliki
orientasi ketimuran dan keberagaman sumber daya alam, sudah terbiasa dengan
pengobatan tradisional
 
8 yang dari dulu telah diterapkan nenek moyang. Pelaung yang dapat
dikembangkan marketer adalah membuat produk jamu sesuai dengan budaya
ketimuran Indonesia. e.
 
Distribusi Pendapatan Dengan memahami bagaimana pola distribusi pendapatan
dalam populasi  perusahaan dapat mengetahui besarnya daya beli dan
discretionary income
 kelompok yang berbeda. Penelitian atas distribusi pendapatan memberikan
gambaran bahwa dengan adanya peningkatan standar hidup, terdapat perbedaan
didalan dan antar negara. f.
 
Kelompok pendidikan Kelompok masyarakat pendidikan dapat dibagi menjadi
lima kelompok : buta huruf,tidak lulus SMA, lulus SMA, pendidikan Perguruan
Tinggi dan pendidikan Profesi. Jumlah penduduk yang populasi masyarakatnya
berpendidikan tinggi menimbulkan permintaan terhadap suatu barang, misalnya
permintaan buku yang semakin tinggi. Dengan demikian, negara yang
berkeinginan untuk menjadi competitor kelas dunia harus berinvestasi dalam
penyediaan pendidikan dan  pelatihan kerja.

2.Segmen Ekonomi
Sehatnya ekonomi suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri.
Karenanya, para ahli strategi mempelajari lingkungan ekonomi untuk
mengidentifikasi  perubahan, kecenderungan dan implikasi strategisnya.
Lingkungan perekonomian adalah arah dan ciri dari perekonomian dimana
suatu  perusahaan bersaing atau akan bersaing. Indicator mengenai sehat
tidaknya  perekonomian mencakup pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan
perkapita, inflasi, tingkat bunga, deficit atau surplus perdagangan, tingkat
simpanan personal maupun  perusahaan dan GDP a.
 
Pertumbuhan ekonomi Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan
atau perkean jika tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari waktu
ke waktu sebelumnya. Hal ini menjadi peluang besar bagi setiap investor atau
perusahaan dalam meraih pasar. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan
membentuk masyarakat memiliki daya beli yang tinggi pula. Pertumbuhan
ekonomi juga mengindikasikan adanya kemudahan dalam menyalurkan dan
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan.

 
10  perilaku dan nilai tersebut seringkali mendorong perubahan demografi,
ekonomi,  politik/hukum, dan teknologi. Perusahaan ditantang untuk menyadari
arti perubahan  perilaku dan budaya dalam masyarakat global. Faktor sosial
budaya yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan nilai, sikap,
opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan yang
berkembang dari pengaruh kultural,ekologi, demografi, agama, pendidikan dan
etnik. Jika sikap sosial berubah maka berubahlah pula permintaan akan berbagai
jenis  pakaian,buku, rekreasi dan sebagainya. Salah satu perubahaan sosial yang
paling menonjol dewasa ini adalah masuknya sejumlah besar kaum wanita
kedalam pasar tenaga kerja. Hal in tidak hanya mempengaruhi kebijaksanaan
perekrutan dan kompensasi serta kapabilitas sumber daya dan para penyedia
lapangan kerja, melainkan juga telah menciptakan permintaan akan berbagai
produk. Sebagai contoh, sibuknya wanita didunia kerja akan memberikan
peluang bagi  perusahaan lain untuk membuka jasa pusat penitipan anak, alat
rumah tangga yang  praktis dan makanan yang praktis.

5.Segmen Hukum
Lemahnya pranata hukum menimbulkan ketidak jelasan dan ketidakpastian
usaha. Akan tetapi disaat yang sama, lemahnya pranata hukum juga membuka
peluang bagi  pengusaha untuk menerapkan semua jenis strategi bisnis tanpa
perlu mengindahkan etika bisnis. Mereka dapat dengan leluasa menerapkan
startegi integrasi kedepan dan kebelakang. Yang paling lazim misalnya banyak
pengusaha kemudian mendirikan lembaga perbankan sendiri dalam rangka
memperoleh dana dengan mudah dan murah. Integrasi kedepan, misalnya
dilakukan atas pertimbangan untuk mengurangi beban  pajak, karena adanya
perbedaan tarif pajak antar industri. Lemahnya pranata hukum ekonomi justru
akan memberikan efek yang merugikan di satu sisi dan menguntungkan disisi
lain, sebagai contoh hubungan baik antara eksekutif pemerintah dengan
perusahaan mempengaruhi proses pengambilan keputusan hukum dan
pelaksanaannya. Akibatnya, banyak ditemukan barang yang tidak memenuhi
standard dan kadaluarsa dipasar bahkan pencemaran lingkungan sebagai akibat
operasi industri tertentu sering ditemukan.

6.Segmen Teknologi
Perubahan teknologi adalah salah satu
 forces
 penting yang mempengaruhi kinerja dan posisi daya saing perusahaan. Oleh
sebab itu inovasi dan perubahan teknologi yang pada mulanya dilakukan oleh
perusahaan
(technologi leader)
, apabila berhasil
 
11 aakan dapat merubah langkah persaingan karena akan terjadi dinamika
kompetisi,  berupa aksi dan reaksi antar pelaku bisnis
(competitive dynamis)
. Contohnya disposable diapers dalam bidang tekstil kesehatan (non-women
medical textille),
electronik fuel injection
 untuk otomotif dan personel computers, disamping inovasi yang terjadi
difasilitasi oleh teknologi,yakni penemuan dan  pengembangan produk baru
melalui kegiatan. Kemampuan mempertahankan keunikan yang dimiliki
perusahaan yang agresif dalam teknologi mengandung implikasi yaitu perusaan
harus secara terus menerus mengati apa yang dilakukan oleh  pesaing dan tidak
boleh mengisolasi diri namun sebaliknya bereorientasi “outward dan sekaligus
inward.
12
BAB III

PENUTUP
 
Dalam gambaran global yang berubah dengan cepat, perusahaan harus
mengamati enam kekuatan utama: demografi, ekonomi, sosial-budaya, alam,
teknologi, dan politik-hukum. Pemasar harus memperhatikan interaksi mereka,
karena hal ini akan menimbulkan peluang dan ancaman baru.
 
Pertumbuhan populasi yang eksplosif memberi implikasi besar pada bisnis serta
daya beli yang tersedia dalam ekonomi tergantung pada tingkat penghasilan,
harga, tabungan, utang, dan ketersediaan kredit saat ini.
 
Salah satu paling dramatis yang membentuk kehidupan manusia adalah
teknologi. Inti kapitalisme pasar yang dinamis dan menoleransi penghancuran
kreatif dari teknologi sebagai harga sebuah kemajuan.

13

Anda mungkin juga menyukai