Anda di halaman 1dari 22

Makalah Manajemen Stratejik

“MASALAH STRATEGIS DALAM USAHA WIRAUSAHA DAN USAHA


KECIL”

Dibina oleh : Bapak Dr. Yusuf Abdullah., SE., MM

Oleh :

Kelompok 12

1. Salwa Dhiya Ulhaq 203403181


2. Reni Andriani 203403188
3. Azka Nada Ashila 203403502

Kelas : E

Prodi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA, JAWA BARAT

2022

0
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga
selalu tercurah limpahkan kepada jungjungan kita semua yakni kanjeng Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya
hingga akhir zaman. Amiin.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Stratejik, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu
sehingga makalah ini dapat tersusun.

Penulis sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Penulis pun memohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun
ketidakmaksimalan dalam membuat laporan ini.

Tasikmalaya, Agustus 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................5
1.3. Tujuan Pembahasan....................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................6
2.1. Definisi Wirausaha dan Usaha Kecil.........................................6
2.2. Faktor-Faktor di Dalam Usaha Kecil Sukses.............................6
2.3. Strategi Kewirausahaan.............................................................7
2.4. Pengambilan Resiko dan Manajemen Strategis Usaha Kecil....8
2.5. Alasan Tidak Menggunakan Perencanaan Strategis................10
2.6. Contoh Kasus...........................................................................12
BAB 3 SIMPULAN..............................................................................14
3.1. Kesimpulan...............................................................................14
3.2. Saran.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................16

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jumlah UKM (Usaha Kecil Menengah) yang ada di Indonesia saat ini
semakin bertambah banyak, namun jumlah UKM ini ternyata tidak sebanding
dengan tingkat daya saing UKM tersebut, baik secara lokal maupun
internasional. Kalau kita perhatikan, kebanyakan UKM di Indonesia hanya
melakukan proses produksi, berdagang, dan berekonomi, sehingga membuat
daya saing UKM di Indonesia tidak bisa bersaing dengan perusahaan-
perusahaan besar. Berdasarkan informasi yang di dapatkan, ternyata sekitar 70%
UKM yang ada di Indonesia memulai UKM tersebut karena adanya desakan
ekonomi bukan karena mereka memiliki produk yang unik atau keterampilan
pada bidang tertentu. Tentu saja kondisi ini akhirnya membuat sebagian besar
dari UKM di Indonesia tidak memiliki daya saing, dimana kita ketahui bahwa
untuk tetap bertahan dan berkembang di dalam dunia bisnis yang semakin ketat
kita harus memiliki keterampilan, dapat bekerja secara profesional, dan mampu
menciptakan inovasi-inovasi pada bisnis mereka.

Potensi dan kemampuan usaha sangat mempengaruhi manajemen,


apabila masyarakat cukup tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Bahkan masyrakat atau pengusaha dapat mengusulkan peraturan dan
kebijaksanaan kepada pemerintah agar tercipta kesempatan usaha. Lalu masalah
struktur pasar. Perkembangan dan praktek manajemen seringkal, berhadapan
dengan struktur pasar ini. Suatu usaha atau perusahaan tidak bisa maju bukan
karena kelemahan manajemen struktural ini. Tapi masalah ini bisa pula dilihat
dari segi lain. Umpanya kita melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi
struktur pasar. Pola pendapatan masyarakat dan perkembangan pendapatan ke
arah polarisasi baru, mempengaruhi struktur pasar.

Lalu selanjutnya adalah sistem teknologi, Pengetahuan para pengusaha


dalam perkembangan mesin-mesin dan alat-alat ini sangat kurang atau tidak
merata. Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah kerap kali terebut (atau
direbut) pasarannya oleh perusahaan-perusahaan besar asing karena kurang
mengikuti perkembangan teknologi. Penemuan-penemuan teknologi perlu
dilakukan guna mengangkat potensi yang ada. Apabila tidak, maka industri kita
akan dimasuki oleh teknologi asing yang memproduksi barang-barang baru.

3
Sarana dan prasarana manajemen adalah faktor yang perlu diamati secara
tersendiri. Sarana prasarana ini bisa menyangkut bidang produksi, bisa pula
menyangkut bidang manajemen. Kegiatan pemerintah yang aktif untuk
menyediakan prasarana dan sarana pemasaran, akan mempengaruhi pula pola
manajemen industri kecil dan menengah. Sistem perilanan, promosi pemasaran,
adanya pekan raya, dan semacamnya, mempengaruhi orientasi produksi dan
pemasaran dan sarana itu memerlukan perhatian khusus dalam pembinaan
manajemen. Iklim perekonomian adalah lingkungan keenam yang perlu
diperhatikan, sebab faktor ini bisa menghambat atau mendorong pelaksanaan
manajemen usaha. Dalam negara, di mana pemerintah memegang peranan
memimpin, maka iklim peekonomian pada dasarnya diciptakan oleh
kebijaksanaan- kebijaksanaan pemerintah. Iklim usaha bisa meningkatkan dan
kemudian melumpuhkan usaha manajemen yang tadinya menampakkan
suksesnya. Erat hubungannya dengan lingkungan atau perangkat kebijaksanaan
pemerintah maka peraturan-peraturan yang diciptakannya oleh pemerintah untuk
mengatur dunia usaha, juga merupakan dunia yang tersendiri. Soal izin usaha
sangat berpengaruh pada usaha-uasaha kecil. Banyak peraturan-peraturan
pemerintah itu bertujuan untuk membantu dan menguntungkan dunia usaha.
Apabila dunia usaha lebih banyak mengetahui peraturan-peraturan itu, maka
mereka akan bisa mengambil keuntungan dan manfaat dari segi manajemen.

Kerja sama di lingkungan perusahaan dalam pembagian kerja yang serasi


merupakan kunci kemajuan bersama. Termasuk di dalamnya, soal memperbaiki
suasana kerja, merupakan hal yang perlu diperhatikan. Serta pengusaha yang
ingin maju haruslah percaya pada organisasi dan cara kerja yang teratur.
Keenam, kerjasama melalui organisasi di luar perusahaan, merupakan kebutuhan
mutlak dalam situasi yang berkembang cepat itu, juga dalam rangka membentuk
kekuatan di lingkungan usahanya. Ketujuh, disiplin untuk membuat dan
mentaati rencana, merupakan ciri pula pada pengusaha yang ingin maju. Dan
akhirnya, kontrol terhadap orang lain dan diri sendiri merupakan faktor yang
bisa melindungi pengusaha dari kesulitan yang mungkin timbul.

Dengan demikian seorang usahawan dan pengusaha kecil memerlukan


strategi untuk dapat mengembangkan usahanya agar dapat memenangkan
persaingan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik membuat
makalah berjudul Masalah Strategis Dalam Usaha Wirausaha dan Usaha Kecil.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Strategi kewirausahaan apa saja yang dapat diterapkan dalam mengelola
kegiatan usaha?
2. Bagaimana pengambilan resiko dan manajemen strategik usaha kecil?
3. Mengapa perusahaan kecil tidak menggunakan perencanaan strategis secara
efektif?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Untuk mengetahui strategi kewirausahaan apa saja yang dapat diterapkan
dalam mengelola kegiatan usaha.
2. Pengambilan resiko dan manajemen strategik usaha kecil.
3. Alasan perusahaan kecil tidak menggunakan perencanaan strategis secara
efektif.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Wirausaha dan Usaha Kecil


Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995.
Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang
mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan
pembangunan ekonomi pada khususnya. Usaha kecil merupakan kegiatan usaha
yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi
yang luas pada masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas ekonomi pada khususnya.

Pada dasarnya tujuan utama menjalankan usaha kecil sama dengan tujuan
perusahaan besar untuk memperoleh laba dan dan menjaga kelangsungan
pertumbuhan usaha dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan utama
usaha kecil dicapai dengan cara melakukan kegiatan penyediaan barang atau
jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Sedangkan kewirausahaan memiliki banyak pengertian, secara etimologi


kewirausahaan berasal dari kata (ke- : yang memiliki ciri) , (wira : berani) dan
(usaha : pekerjaan, daya upaya, perbuatan), atau dalam bahasa Inggris-nya
adalah enterpreunership. Kata entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor,
pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta
yang menjual hasil ciptaannya.

2.2. Faktor-Faktor Di Dalam Usaha Kecil Sukses


Usaha/bisnis kecil cenderung untuk menjadi lebih fleksibel dibanding
perusahaan yang besar. Mereka dapat menyesuaikan rencana-rencana mereka
sangat dengan cepat perhatian kepada pelanggan dan karyawan, beban tetap
lebih rendah, dan motivasi lebih besar pemilik-pemilik. Lebih pribadi perhatian
kepada pelanggan-pelanggan dan karyawan, pemilik-pemilik bisnis kecil
mempunyai lebih kontak langsung dengan pelanggan-pelanggan mereka dan
puas suatu lebih baik atas apa yang mereka ingin lalu perusahaan sangat besar.
mereka dapat respon dengan cepat untuk berubah kepada mereka menginginkan
dan menawarkan servis. Pelanggan lebih pribadi. perusahaan yang besar
membelanjakan dengan berat di riset pemasaran untuk menyimpan (pelihara
rekening-rekening di mengubah kekurangan pelanggan.

6
Hubungan antara pemilik-pemilik dari perusahaan kecil dan karyawan
mereka lebih mengarahkan dan pribadi dibanding di dalam perusahaan yang
besar. Tenaga kerja dan manajemen di dalam perusahaan yang besar sering kali
dikomunikasikan melalui perwakilan-perwakilan. Di dalam perusahaan kecil,
pemilik-pemilik dan para pekerja berbicara bertatap muka.Usaha/bisnis kecil
sering kali mempunyai beban tetap lebih rendah dibanding perusahaan yang
besar. Sebuah usaha/bisnis kecil tidak mempunyai para pengacara full time dan
akuntan public terdaftar di daftar gaji, perusahaan lebih besar seperti halnya. Ini
memungkinkan perusahaan yang kecil untuk menjual nya produk mahal lebih
rendah dari bahwa dari suatu perusahaan yang besar.

2.3. Strategi Kewirausahaan


Strategi kewirausahaan yang dapat diterapkan dalam mengelola kegiatan usaha :
1. Mencari pasar khusus yang belum tergarap Identifikasikan sebuah pangsa
pasar khusus (niche market) yang kebutuhan utamanya belum terpenuhi oleh
kompetitor. Bangun sebuah spesialisasi yang Anda tahu merupakan
keunggulan dari perusahaan Anda. Ingatlah, bahwa bahkan sebuah
perusahaan besar dan bertaraf internasional pun tak bisa memuaskan semua
orang. Banyak pasar khusus yang seringkali tak tergarap karena dianggap
terlalu kecil.
2. Peka terhadap tren terbaru berani memulai Carilah kebutuhan dan keinginan
terbaru dari para konsumen yang tumbuh dari perubahan tren di segi
kultural, ekonomi, teknologi yang menjadi sinyal kesempatan pasar baru.
Bertindaklah dengan cepat, jangan menunda terlalu lama.
3. Lakukan! Berhenti membuat alasan-alasan. Waktu paling "sempurna" untuk
meluncurkan bisnis takkan pernah bisa diprediksi secara tepat dan pasti.
Jangan biarkan para bakal calon kompetitor mencuri start dari bisnis yang
sebenarnya bisa Anda mulai terlebih dulu. Mulailah bergerak. Ciptakan gol-
gol pendek dan deadline yang membawa Anda lebih dekat untuk membuka
lahan bisnis baru.
4. Hindari kata-kata yang mematahkan semangat Abaikan orang-orang yang
berkata "Itu tak akan berhasil" atau "Tak akan bisa berhasil kalau kamu
melakukannya dengan cara itu". Sesekali, menjauh dari anggapan yang
menurunkan semangat dan aturan baku bisa membantu Anda untuk meraih
kesuksesan. Perhatikan dan pelajari cara para pebisnis yang sukses di bidang
mereka dengan pandangan yang kritis. Pelajari cara mereka bekerja dan
program yang mereka lakukan. Ajukan pertanyaan-pertanyaan "bagaimana
jika" di dalam pikiran Anda.
5. Eksplorasikan kelemahan kompetitor Ambil pandangan kritis terhadap
kompetisi Anda dari perspektif konsumen. Dengarkan baik-baik akan
kebutuhan dan komplain dari konsumen prospektif saat melakukan telepon
sales. Hal ini akan membantu mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan

7
kompetitor. Carilah cara untuk menutup kekurangan dari servis dan produk
Anda sendiri, lalu perbaiki hal tersebut.
6. Isi kekosongan Pusatkan pandangan Anda di area yang lupa ditutupi oleh
kompetitor Anda. Pelajari bagaimana mengantisipasi area baru yang bisa
Anda isi dengan servis atau bisa memposisikan bisnis Anda lebih cepat dari
kompetitor Anda.
7. Tenar dengan dana minim Pikirkan cara bagaimana agar lebih dikenal
dengan dana seminim mungkin. Jangan terlalu menutup diri, jadilah kreatif,
beranikan diri untuk makin dikenal banyak orang (tapi untuk alasan yang
baik). Tukar ide dengan orang-orang terdekat Anda.
8. Percaya kemampuan diri Bangun dan belajar untuk menggunakan kekuatan
intuisi Anda. Dengarkan hati Anda. Akan ada saat-saat Anda harus memilih
bermain aman atau justru bermain nekat untuk menghadapi tantangan bisnis.
Orang-orang sekitar Anda juga memberi masukan yang beragam, sehingga
yang bisa Anda percayai hanyalah diri dan hati Anda.
9. Jangan biarkan kesulitan atau kegagalan mengalahkan Anda Jangan biarkan
batasan yang diciptakan oleh orang lain atau keadaan yang menjepit
membuat Anda lemah. Banyak wirausahawan yang menutup usaha mereka
karena tidak percaya pada diri sendiri. Sebagai wirausahawan, Anda akan
menghadapi masa-masa penuh stres yang akan menguji kepercayaan Anda.
Ingatlah, bahwa alat untuk mengusir kegundahan itu adalah kegigihan dan
daya lenting. Percayalah pada konsep bisnis Anda dan komitmen diri untuk
melihat bisnis ini sukses.
10. Jangan berhenti berinovasi Secara kontinu, carilah cara-cara baru untuk
memperkenalkan produk-produk baru dan servis untuk konsumen langganan
Anda dan pasar baru yang Anda temui. Berpuas diri adalah hal yang bisa
membahayakan perusahaan Anda. Sesuaikan bisnis Anda dengan tren pasar.

2.4. Pengambilan Resiko dan Manajemen Strategis Usaha Kecil


Seorang wirausaha tentu saja harus bisa mengambil sebuah resiko
dengan perhitungan yang sebaik-baiknya. Situasi beresiko merupakan sebuah
situasi dimana seorang wirausaha dihadapi antara dua alternatif atau lebih dan
harus dinilai secara obyektif untuk mendapatkan hasil yang bagus. Situasi ini
mengandung potensi kesuksesan juga kegagalan, tergantung bagaimana cara
menyikapi dalam pengambilan resiko tersebut.

Dalam pengambilan resiko ada beberapa hal yang saling berkaitan,


diantaranya:
 Pengambilan resiko yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
 Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
 Pengetahuan realistik mengenai kemampuan pada diri sendiri.

8
Adapun dalam pengambilan keputusan perlu adanya suatu alternatif yang
harus diambil, yaitu alternatif yang “mengandung resiko” atau “konservatif”
tergantung pada:
 Daya tarik setiap alternatif
 Sejauh mana kesiapan dalam menghadapi kerugian
 Kemungkinan sukses dan gagal yang relatif
 Sejauh mana kemampuan meningkatkan kualitas

Pengambilan resiko dan kreativitas merupakan hal yang saling berkaitan dan
penting bagi para wirausaha. Dengan menjadi kreatif dan memiliki ide-ide yang
baik maka tidak akan terlalu mengalami kesulitan dalam pengambilan resiko.
Pemikiran dari setiap orang tentunya akan berbeda satu sama lain, oleh
karenanya tidak untuk memaksakan orang lain untuk menerima ide yang telah
dibuat. Akan memerlukan waktu bagi seseorang untuk menerima sebuah ide
yang melibatkan masa depan organisasi yang mengandung resiko. Dan tentunya
ide tersebut harus dirundingkan dan dikembangkan dengan melibatkan orang
lain sehingga mendapat sebuah hasil yang baik dalam pengambilan resiko
tersebut.

Pengambilan resiko penuh dengan perhitungan dan merupakan suatu


keterampilan yangdapat ditingkatkan, adapun beberapa penerapan resiko bisnis
diantaranya:
1. Melakukan analisis resiko
Analisis ini meliputi analisis aspek resiko sumber daya manusia, analisis
aspek keuangan, analisis aspek potensi pasar, analisis aspek produk, analisis
aspek bahan baku, analisis aspek pesaing dan analisis aspek pemasaran.
Resiko yang dapat terjadi yaitu adanya biaya produksi yang berlebihan,
utang modal yang besar juga complain dari onsumen yang merasa tidak
puas.
2. Menanggung sendiri kerugian dari resiko bisnis
Bertanggung jawab dan menerima konsekuensi yang mungkin terjadi akibat
salah satu resiko bisnis.
3. Menghindari resiko bisnis
Dalam bisnis skala besar mungkin sikap menghindari resiko seperti ini
dianggap tidak efektif karena akan dianggap tidak berani mengambil
kesempatan untuk berusaha dan mengatasi resiko bahkan bisa saja dianggap
tidak belajar apa pun dari konsep manajemen resiko. Namun, dalam skala
kecil hal ini dapat dilakukan dan dianggap wajar. Dalam UMKM harus teliti
untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran harian, dan harus lebih jeli saat
melakukan wawancara kerja penerimaan pegawai agar tidak mendapatkan
karyawan yang malas dan tidak bertanggungjawab.
4. Mengurangi potensi resiko bisnis

9
Mengurangi bukan berarti peluang untuk munculnya resiko menjadi hilang
seketika, kemungkinan resiko akan tetap ada tapi dampaknya sebisa
mungkin dikurangi agar tidak menimbulkan kerugian yang terjadi.
5. Mengalihkan resiko
Pemilik UMKM sebaiknya mampu untuk mengalihkan pengelolaan resiko
dan kerugian yang mungkin terjadi.

Manajemen Strategis merupakan sebuah proses pengembangan suatu


rencana bisnis untuk menuntun perusahaan dalam mencapai sejumlah target atau
tujuan yang diinginkan.
Proses manajemen strategis terdiri dari:
 Mengembangkan suatu visi dan misi yang jelas
 Mendefinisikan kompetensi inti perusahaan
 Memberikan penilaian pada perusahaan sendiri
 Mencari peluang
 Mengidentifikasi faktor-faktor kunci untuk keberhasilan bisnis
 Menganalisa para pesaing
 Menciptakan tujuan perusahaan
 Memformulasikan piliham-pilihan strategis
 Menjabarkan perencanaan strategis
 Menetapkan suatu pengendalian yang cermat

2.5. Alasan Perusahaan Kecil Tidak Menggunakan Perencanaan Strategis


Secara Efektif
Sejak tahun 1983, pemerintah secara konsisten telah melakukan berbagai
upaya deregulasi sebagai upaya penyesuaian struktural dan restrukturisasi
perekonomian. Namun demikian, banyak yang mensinyalir deregulasi di bidang
perdagangan dan investasi tidak memberi banyak keuntungan bagi perusahaan
kecil dan menengah, bahkan justru perusahaan besar dan konglomeratlah yang
mendapat keuntungan.

Sudut pengamatan luar masalah manajemen industri kecil dan menengah


kita bisa melihat adanya kelompok-kelompok persoalan dengan lingkungannya
sendiri-sendiri yang semuanya membentuk suatu ekosistem.

Dengan demikian seorang usahawan dan pengusaha kecil memerlukan


strategi untuk dapat mengembangkan usahanya agar dapat memenangkan
persaingan.

Berikut Alasan mengapa perusahaan kecil tidak menggunakan perencanaan


strategis secara efektif:

1
1. Tidak cukup waktu, karena telah tersita oleh aktivitas/operasionalsehari-hari
2. Tidak mengenal dengan baik perencanaan strategis
3. Kurang keahlian, dan keengganan mengeluarkan biaya untuk itu
4. Kurangnya rasa percaya diri dan keterbukaan

Disini juga ada beberapa alasan untuk tiada atau buruknya perencanaan strategis
adalah :
1) Struktur penghargaan yang buruk
Ketika sebuah organisasi mencapai kesuksesan, sering kali ia gagal untuk
memberikan penghargaan yang sepantasnya untuk keberhasilan tersebut.
2) Dalam pergulatan untuk bertahan
Sebuah organisasi bisa jadi begitu terpuruk dalam krisis manajemen dan
berjuang keras mengatasinya, sehingga tidak punya waktu untuk menyusun
rencana.
3) Menyia-nyiakan waktu
Beberapa perusahaan melihat perencanaan sebagai penyia-nyiaan waktu
karena tidak ada produk yang dapat dipasarkan diproduksi.
4) Terlampau Mahal
Beberapa organisasi secara kultural tidak senang mengerahkan sumber daya.
5) Kemalasan
Orang mungkin enggan mengerahkan usaha untuk merumuskan rencana.
6) Puas dengan keberhasilan
Terutama ketika sebuah perusahaan berhasil, orang mungkin merasa tidak
perlu membuat rencana karena toh mereka baik-baik saja dengan keadaan
saat itu.
7) Takut gagal
Dengan tidak mengambil tindakan, hanya ada sedikit resiko kegagalan
kecuali bila persoalan yang dihadapi penting dan mendesak.
8) Kepercayaan diri yang berlebih
Dengan semakin banyaknya pengalaman, orang mungkin merasa lebih
bergantung pada rencana yang tidak terlalu formal.
9) Pengalaman buruk masa lalu
Orang bisa jadi memiliki pengalaman yang buruk dengan
perencanaan,terutama jika rencana tersebut bertele-tele.
10) Kepentingan pribadi
Ketika seseorang telah mencapai status, privilege, atau keyakinan diri
melalui penggunaan sistem lama secara efektif, ia dapat melihat suatu
rencana baru sebagai ancaman.
11) Ketakutan akan sesuatu yang belum jelas

1
Orang kadang merasa tidak yakin akan kemampuan mereka untuk belajar
keterampilan-keterampilan baru, akan adaptasi mereka dengan sistem baru,
atau akan kemampuan mereka untuk memainkan peran baru.
12) Perbedaan pendapat
Orang mungkin saja merasa bahwa suatu rencana salah. Mereka mungkin
melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda, atau memiliki aspirasi
mengenai diri mereka sendiri atau oranisasi yang tidak sejalan dengan
rencana tersebut.
13) Kecurigaan
Dimana karyawan tak percaya pada manajemen.

Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah:
kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar,
kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur
terhadap sumber-sumber permodalan, kelemahan di bidang organisasi dan
manajemen sumber daya manusia, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar
pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran, iklim usaha yang kurang
kondusif, karena persaingan yang saling mematikan, pembinaan yang telah
dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian
masyarakat terhadap usaha kecil. Lemahnya kemampuan manajerial dan
sumberdaya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu
menjalankan usahanya dengan baik. Oleh karena itu wirausahawan dan
pengusaha kecil khususnya perlu manajemen strategic untuk mempertahankan
dan memenangkan persaingan yang semakin kompleks.

2.6. Contoh Kasus


Bapak Yanto mengawali usahanya sebagai penjual bakso keliling. Setiap
pagi-pagi sekali dia selalu pergi ke pasar membeli bahan untuk membuat
bakso.Sepulang dari pasar, Bapak Yanto dibantu istri dan anaknya menyiapkan
segala keperluan untuk membuat bakso. Sejak awal berjualan, Bapak Yanto
selalu memilih bahan-bahan yang terbaik untuk menjaga kualitas bakso
jualannya. Setelah bakso dan uba rampenya siap, sekitar jam 4 sore Bapak
Yanto mulai menjajakan baksonya dengan menggunkan gerobak. Ada sekitar 8
kampung yang didatangi Bapak Yanto untuk berjualan bakso bahkan disaat
hujan sekalipun tidak menyurutkan semangat Bapak Yanto untuk tetap
menjajakan baksonya. Bila sedang ramai, jam 9 malam Bapak Yanto sudah bisa
kembali ke rumah. Namun saat sedang sepi, sampai tengah malam baru kembali
ke rumah. Itupun masih dengan dagangan yang masih tersisa. Berbagai
pengalaman pahit maupun manis pernah dialami Bapak Yanto. Mulai dari
dagangan yang diborong orang mabuk tanpa dibayar, dirampas uang hasil
penjualan baksonya, sampai ditabrak metromini. Namun Bapak Yanto tetap
bersemangat berjualan bakso.

1
Lambat laun jumlah pelanggan bakso Bapak Yanto mulai banyak. Bapak
Yanto yang sudah menyisihkan sebagian uang dari sebagian keuntungan
penjualan baksonya sejak 10 tahun yang lalu akhirnya punya uang untuk
menyewa sebuah ruko kecil di pasar kecamatan. Langkah cerdas yang
dilakukan Bapak Yanto seminggu menjelang kepindahanya di tempat jualan
yang menetap, dia membagikan brosur kecil kepada para pelanggannya yang
berisi informasi mengenai dimana dia akan berjualan secara menetap. Hal ini
akan memudahkan para pelanggan untuk menemukan dimana Bapak Yanto
berjualan.

Ternyata keputusan untuk berjualan secara menetap di pasar kecamatan


merupakan keputusan yang tepat. Kurang dari setahun usaha jualan bakso
Bapak Yanto berkembang dengan pesat dan mampu membeli ruko yang selama
ini disewa untuk tempat berjualan bahkan Bapak Yanto juga membeli 3 ruko
disamping ruko yang ditempati sekarang. Sampai akhirnya tepat setahun setelah
berjualan secara menetap, Bapak Yanto juga bisa membuka 3 cabang warung
baksonya di ibukota kabupaten. Sejak saat itu, usaha jualan bakso Bapak Yanto
terus berkembang hingga sampai saat ini telah mempunyai cabang sebanyak 50
warung bakso yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sampai akhirnya saat
ini bisnis jualan bakso telah dilakukan secara franchise mengingat banyaknya
permintaan untuk membuka cabang di beberapa kota lainnya. Dengan
mengembangkan usaha secara franchise, secara otomatis Bapak Yanto harus
mensuplai kebutuhan bakso pada setiap cabang. Hal inilah yang mendorong
Bapak Yanto untuk mendirikan usaha pembuatan bakso. Bila semula produksi
baksonya hanya untuk mencukupi kebutuhan cabang, lambat laun hasil
produksi baksonya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri namun juga
telah mampu menghiasi rak-rak di beberapa supermarket besar tingkat nasional.

Berawal dari berjualan bakso secara keliling yang kemudian meningkat


menjadi berjualan menetap di sebuah ruko sampai akhirnya memiliki
perusahaan yang memproduksi bakso telah mengantarkan kisah sukses Bapak
Yanto untuk menjadi salah satu pengusaha yang berhasil di Indonesia. Berkat
ketekunan, kejujuran, keuletan, serta jiwa pantang menyerah telah
membuktikan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin diraih apabila kita
mau berusaha.

1
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Dalam sebuah usaha tentu saja akan menghadapi berbagai macam


masalah yang akan dihadapi, apalagi usaha kecil yang persaingannya bisa
dibilang sangat ketat dan dengan persediaan yang terbatas. Oleh karenanya,
dibutuhkan strategi kewirausahaan yang terencana dan terstruktur yang dapat
diterapkan dalam mengelola usaha tersebut. Diantaranya dengan mencari pasar
khusus yang belum tergarap atau yang belum terlalu banyak kompetitor di
dalamnya, juga selaku wirausaha tentunya harus peka terhadap tren dan berani
pula melakukan perubahan sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen,
melakukan dengan cepat dan tepat dan hindari kata-kata yang bisa membuat
terpuruk atau patah semangat karena itu akan berdampak bagi kelangsungan
usaha, selalu memperhatikan pesaing dan cari kelemahan mereka, dan tentu saja
percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dan terus berinovasi
mengembangkan usaha yang dijalankan. Dalam sebuah usaha tentunya akan
dihadapi dengan berbagai macam resiko yang akan dihadapi dan tidak bisa
dihindari, dengan memikirkan dan menyikapi dengan baik berbagai resiko yang
dihadapi maka resiko yang terjadi akan teratasi dengan baik juga. Perusahaan
kecil tidak menggunakan perencanaan strategis secara efektif, karena
banyaknya waktu yang tersita oleh kegiatan operasional sehari-hari, perusahaan
tidak terlalu memahami apa itu perencanaan strategis, kurangnya keahlian dan
keengganan untuk mengeluarkan biaya juga kurangnya rasa percaya diri dan
keterbukaan perusahaan.

1
3.2. Saran

Dalam menentukan strategi kewirausahaan yang dapat diterapkan harus


dipikirkan dengan sebaik mungkin dan alangkah baiknya untuk terjun ke
lapangan terlebih dulu untuk melihat para pesaing agar strategi yang telah dibuat
dapat berjalan dengan lancar dan hambatan yang mungkin terjadi dapat teratasi
dengan baik. Pada saat dihadapkan dengan berbagai resiko yang terjadi,
alangkah baiknya untuk memikirkan dan menyikapi hal tersebut dengan sebaik
mungkin dan tetap berhati-hati agar tidak memilih keputusan yang salah yang
dapat menyebabkan kerugian. Sebuah perusahaan sebaiknya menggunakan
perencanaan strategis secara efektif karena itu merupakan hal penting yang
dapat membantu dan melindungi kegiatan operasional perusahaan agar dapat
berjalan dengan baik dan terhindar dari kemungkinan penyimpangan yang
terjadi dalam perusahaan dengan mengesampingkan berbagai alasan yang
negatif mengenai perencanaan strategis untuk kebaikan perusahaan kedepannya.

1
Daftar Pustaka

Andri Helmi. (2014). Isu Strategis Dalam Kewirausahaan Dan Usaha Kecil. (Online).
Tersedia:
https://andrihelmi.com/isu-strategis-dalam-kewirausahaan-dan-usaha-
kecil/campuran/
diakses pada 30 Agustus 2022.

Kompas. (2010). 10 Strategi Sukses Berwirausaha. (Online). Tersedia:


https://nasional.kompas.com/read/2010/04/09/13495117/~Wirausaha~Tip
diakses pada 30 Agustus 2022.

OCBC NISP (2021). 11 Cara Mengembangkan Usaha Kecil Menjadi Besar dengan
Cepat (Online).
Tersedia:https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/06/08/cara-
mengembangkan-usaha
diakses pada 30 Agustus 2022.

Kementrian Investasi. (2017). Upaya Pemerintah Untuk Memajukan UMKM Indonesia.


(Online).
Tersedia:https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/upaya-pemerintah-
untuk-memajukan-umkm- indonesia#:~:text=UMKM%20membantu%20dalam
%20menampung%20banya k,wadah%20bagi%20peningkatan%20kemampuan
%20wiraswasta
diakses pada 30 Agustus 2022.

Taufik Maulana. (2012). PENGAMBILAN RESIKO DAN MANAJEMEN STRATEGIK


USAHA KECIL. (Online). Tersedia:
http://upickbawel.blogspot.com/2012/04/pengambilan-resiko-dan-
manajemen.html
diakses pada 30 Agustus 2022.

Dini Rezeki.. (2021). 5 Strategi Manajemen Risiko Bisnis yang Bisa Diterapkan
UMKM. (Online). Tersedia: https://majoo.id/blog/detail/5-strategi-manajemen-
risiko-bisnis-yang-bisa-diterapkan-umkm

1
diakses pada 30 Agustus 2022.

Study Libid. (2013). Isu-isu Strategis dalam Kewirausahaan dan Usaha Kecil. (Online).
Tersedia: https://studylibid.com/doc/616592/isu-isu-strategis-dalam-
kewirausahaan-dan-usaha-kecil
diakses pada 30 Agustus 2022.

1
1. Di era yang semakin maju dan modern ini, apa yang harus dilakukan oleh
pelaku umkm di era digital saat ini agar mampu bersaing dan bertahan?
(Mima)
Jawaban:
-Pertimbangkan Produk yang Ingin Dijual
Setiap pelaku UMKM harus memiliki sifat yang inovatif dan kreatif ketika
hendak memilih produk yang akan dijual. Kembangkan bisnismu secara berkala
dengan mengikuti tren kekinian yang sedang menjadi perbincangan di media
sosial. Upaya ini merupakan salah satu strategi UMKM yang bisa kamu
terapkan di era digital.
- Tentukan Unique Value Proposition
Unique value proposition atau proposisi nilai unik adalah nilai unik yang
diciptakan oleh perusahaan untuk para target konsumen. Dalam bisnis UMKM,
keberadaan unique value proposition sangat penting karena komponen ini
berfungsi sebagai pernyataan yang menunjukkan alasan kenapa konsumen harus
membeli produk atau menggunakan jasa yang ditawarkan.
Jika unique value proposition yang kamu buat terkesan meyakinkan, konsumen
akan percaya bahwa produk atau jasa kamu memiliki keunggulan tersendiri dan
dapat menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan mereka. Pada akhirnya,
kamu akan mengubah calon konsumen menjadi konsumen sesungguhnya.
- Target Pasar: “Ubah” Calon Konsumen Menjadi Konsumen
Menganalisis target pasar yang cocok dengan bisnis UMKM yang sedang kamu
jalani. Mulailah dengan menentukan siapa target pasar kamu berdasarkan
beberapa segmentasi, misalnya geografi, demografi, dan gaya hidup.
Setelah berhasil menentukan siapa konsumenmu, cari tahu kebutuhan mereka.
Lakukan riset dengan mengikuti bazar, webinar, atau kegiatan lainnya yang
mampu membantu kamu dalam mengetahui kebutuhan konsumen.
- Tingkatkan Performa Pemasaran Online
Poin ini merupakan strategi UMKM yang tidak boleh kamu abaikan. Strategi
UMKM di era digital tentunya tidak akan efektif apabila tidak ada strategi
pemasaran yang optimal, terutama pemasaran secara online atau online
marketing.

1
Bayangkan saja, pasti akan percuma jika produk atau jasa dalam bisnismu bagus
namun tidak dipromosikan dengan baik. Oleh karena itu, pastikan kamu
mempelajari dan menguasai ilmu-ilmu online marketing serta mulai menentukan
strategi pemasaran yang ingin kamu terapkan.

2. Perencanaan strategis apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan kecil


menengah di Indonesia dalam menghadapi atau dapat bersaing dalam pasar
bebas atau perdagangan bebas?
(Husna)
Jawaban:
Perencanaan strategis yang tepat dan cocok untuk dilakukan oleh UKM atau
perusahaan kecil menengah di Indonesia dalam menghadapi tantanganpasar glob
aladalah investasi untuk tumbuh (invest to grow ), dimana
merupakan sebuah strategi pasar yang offensiveuntuk menginvestasikan sumber
daya pemasaran untuk pengembangan pasar atau posisi produk dipasaran. Dala
m menghadapi tantangan global, UKM atau perusahaan kecil
sedang berkembang, seharusnya menganalisis beberapa faktor yangdapat menin
gkatkan keunggulan kompetitif produknya di pasaran, yaitu
ditinjau dari segi diferensiasi produk dan pasar, keunggulan biaya serta
keunggulan pemasaran.
Beberapa faktor utama yang membentuk keunggulan kompetitif dari suatu
bisnis, antara lain :
-
Keunggulan diferensiasi pasar, yang meliputi peningkatan kualitas produk,pelay
anan, dan brand image
-Intensitas persaingan pasar, yang meliputi biaya unit, biaya transaksi
serta pengeluaran pemasaran.
-Akses pasar, yang meliputi pangsa pasar, penghargaan, merek dan distribusi
Dengan memperhatikan faktor-
faktor tersebut, perusahaan dapat bertahan dan secara perlahan akan terus berke
mbang dan dapat memantapkanposisinya dalam persaingan pasar

1
3. Faktor apa sajakah yang dapat membuat sektor umkm kurang mampu
bersaing di pasar modal?
(Sri)
Jawaban:
-Tidak Paham Akuntansi
UMKM sangat awam dengan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Padahal laporan keuangan akan memudahkan UMKM mengakses berbagai
program yang ada, termasuk dalam mengakses pembiayaan dari perbankan dan
lembaga keuangan lainnya.
- Kekurangan Modal Kerja
Masih berkaitan dengan faktor pertama, akibat tidak memiliki pencatatan
keuangan usaha yang baik. Menyebabkan pihak penyedia modal tidak dapat
mengakomodir kebutuhan modal kerja yang diajukan UMKM.
- Tidak Menguasai Pasar
Pada umumnya UMKM melakukan kegiatan usaha belum sampai pada tingkat
mengelola sebagai sebuah bisnis. Mereka hanya menciptakan sebuah kegiatan
yang memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan
kata lain bisa dikatakan, mereka melakukan kegiatan tersebut sebagai mata
pencaharian. Sehingga targetnya hanya agar ada uang belanja sehari-hari.
- Berbiaya Tinggi
Konon salah satu alasan investor asing enggan menanamkan modalnya di negeri
ini disebabkan karena biaya yang harus mereka keluarkan sangat besar. Mulai
dari biaya perizinan sampai realisasi investasi. Semuanya membebani pelaku
usaha.
- Kurang Dukungan
UMKM meskpiun secara kuantitas jumlahnya sangat besar di Indonesia, namun
mereka belum terkonsolidasi dengan kuat. Keberadaan mereka masih terpencar
atau tidak solid. Walaupun UMKM memiliki paguyuban dan organisasi yang
menaungi mereka.

4. Apa yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi isu strategis?


(Zhia)

2
Jawaban:
Dalam mengidentifikasi Isu Strategis Bryson (1995:97) mengemukakan bahwa
ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu :
-Isu Strategis harus dijabarkan secara singkat:
-Harus disertai argumen yang menyatakan bahwa isu tersebut strategis:
-Tingkatan strategis masing-masing isu strategis;
-Konsekwensi dari kegagalan merespon isu strategis.
Pada prinsipnya mengidentifikasi Isu Strategis adalah menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara akurat, jujur, faktual, dan berdasarkan data berkaitan dengan
kondisi lingkungan organisasi (Internal maupun eksternal) yang berdampak
terhadap strategi dan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Kemudian
jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menentukan apakah selanjutnya
pertanyaan tersebut diangkat sebagai Isu Strategis atau tidak. Jika jawabannya
bahwa kondisi sudah sesuai dengan harapan maka pertanayaan tersebut tidak
layak menjadi Isu Strategis.

Anda mungkin juga menyukai