Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

KEWIRAUSAHAAN, BISNIS BARU DAN

KEPEMILIKAN BISNIS

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Kusjainah, MM

DISUSUN OLEH:

Indah Kumala Sari

(5190111127)

S1 AKUNTANSI C

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

FAKULTAS BISNIS, PSIKOLOGI, DAN KOMUNIKASI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah swt,yang mana kami dapat
menyeesaikan makaah pengantar bisnis bab IV tentang “Memahami Kewirausahaan, Bisnis Baru
dan Kepemiikan Bisnis Baru”
Makalah ini digunakan mahasiswa semester I program study Akuntansi Fakultas Bisnis,
Psikologi dan Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta yang dimaksudkan untuk
mempermudah mahasiswa dalam pemahaman materi kuliah tersebut.

Mudah mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar pada
para mahasiswa/i.

Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan kritik yang datang dari para mahasiswa dan
dsen untuk perbaikam pada peride mendatang

Yogyakarta, 10 oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................6

1.3 Tujuan..................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................7

2.1 BISNIS KECIL....................................................................................................................7

2.1.1 Pentingnya Bisnis Kecil dalam Perekonomian AS..................................................7

2.1.2 Bentuk-bentuk Bisnis Kecil yang populer...............................................................8

2.2 KEWIRAUSAHAAN..........................................................................................................9

2.2.1 Perbedaan Antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil................................................9

2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan.................................................................................10

2.3 MEMULAI DAN MENGOPERASIKAN BISNIS KECIL..............................................11

2.3.1 Menyusun Rencana Bisnis.....................................................................................11

2.3.2 Memulai Bisnis Kecil............................................................................................11

2.3.3 Membiayai Bisnis Kecil.........................................................................................12

2.3.4 Waralaba................................................................................................................12

2.4 KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN BISNIS KECIL...............................................13

2.4.1 Tren Dalam Memulai Bisnis Kecil........................................................................13

2.4.2 Alasan-alasan Kegagalan.......................................................................................14


2.4.3 Alasan-alasan Keberhasilan...................................................................................16

2.5 KEPEMILIKAN BISNIS NON PERUSAHAAN.............................................................17

2.5.1 Usaha Perseorangan...............................................................................................17

2.5.2 Persekutuan............................................................................................................18

2.5.3 Koperasi.................................................................................................................21

2.6 PERUSAHAAN.................................................................................................................22

2.6.1 Jenis Perusahaan....................................................................................................23

2.6.2 Mengelola Perusahaan...........................................................................................24

BAB III PENUTUP.............................................................................................................25

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat


pesat.Keberadaaan wirausaha merupakan faktor yang mendorong kemajuan ekonomi.
Diperlukansinergi antara pemerintah dan wirausahawan untuk menciptakan iklim bisnis yang
mampumenopang perekonomian.

Ketika seorang wirausahawan sudah memutuskan untuk meluncurkan usahanya,


salahsatu dari beberapa masalah awal yang dihadapinya adalah memilih bentuk kepemilikan.
Seringkali para wirausahawan tidak cukup banyak meluangkan waktu dan usaha untuk
mengevaluasidampak dari berbagai jenis bentuk kepemilikan atas diri mereka dan usahanya.
Mereka hanyamemilih begitu saja salah satu bentuk kepemilikan berdasarkan kebiasaan atau
memiliki bentuk bentuk yang paling banyak digunakan dalam waktu tersebut. Memilih suatu
bentuk kepemilikanadalah hal yang penting karena ini adalah keputusan yang memiliki pengaruh
jangka panjang bagi seorang wirausahawan maupun usahanya. Walaupun keputusan tersebut
dapat diubah,mengubah suatu bentuk kepemilikan menjadi bentuk kepemilikan yang lain dapat
menjadi halyang meyulitkan, memakan waktu, rumit, serta mahal.

Dalam banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikan ke
bentuk yang lain akan memicu berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para
pemilk.Oleh karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Tidak ada
bentuk kepemilikan yang “terbaik”. Bentuk kepemilikan yang terbaik untuk seorang
wirausahawanmungkin samasekali tidak sesuai untuk wirausahawan lainnya. Memilih bentuk
kepemilikan yang “benar” berarti para wirausahawan harus memahami berbagai karakteristik
dari tiap bentuk tersebut dan seberapa jauh karakteristik tersebut sesuai untuk usaha mereka dan
kondisi personalmereka. Hanya dengan cara itu seorang wirausahawan dapat membuat
keputusan yang bijakmengenai suatu kepemilikan. Makalah ini membahas tentang
kewirausahaan dan kepemilikanusaha yang erat kaitannya dengan perekonomian secara nasional.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas diketahui rumusan masalahnya yaitu:

1. Hal- hal apa saja yang dibutuhkan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya?

2. Bagaimana cara mengembangkan wirausaha?

3. Bagaimana pengaruh wirausaha bagi perekonomian suatu negara?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembelajaran ini adalah:

 Mendefinisikan bisnis kecil, membahas arti penting bisnis ini bagi perekonomian, dan
menjelaskan tipe bisnis kecil yang paling mungkin berhasil.

 Menjelaskan kewirausahaan dan menjabarkan beberapa karakteristik kunci kepribadian


wirausahawan dan kegiatan kewirausahaan.

 Menggambarkan rencana bisnis dan keputusan awal yang diambil oleh bisnis kecil serta
mengidentifikasi sumber bantuan keuangan yang tersedia untuk perusahaan tersebut.

 Menjelaskan beberapa alasan utama terjadi pertambahan bisnis baru dan


mengidentifikasikan alasan utama keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis kecil.

 Menjelaskan kepemilikan tunggal dan kemitraan serta membahas keuntungan dan


kerugian masing-masingnya

 Menggambarkan perusahaan, membahas keuntungan dan kerugianya serta


mengidentifikasikan berbagai jenis kegitan

 Menjelaskan isu dasar yang tercakup dalam penciptaan dan pengelolaan perusahaan serta
mengidentifikasikan tren dan isu-isu terkini dalam kepemilikan perusahaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BISNIS KECIL

Bisnis kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak
mendominasi pasar. Departemen Perdagangan Amerika Serikat menganggap suatu bisnis “kecil”
apabila karyawannya kurang dari 500 orang. Sedangkan Small Business Administration (SBA)
menganggap perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 1500 orang adalah perusahaan
“kecil”. Definisi SBA didasarkan pada dua faktor, yaitu jumlah karyawan dan penjualan tahunan
total.

2.1.1 Pentingnya Bisnis Kecil dalam Perekonomian Amerika Serikat

1. Penciptaan lapangan kerja

Pertumbuhan pekerjaan relatif di antara berbagai ukuran bisnis sulit untuk ditentukan.
Intinya, bila bisnis kecil yang sukses dengan cepat menambah karyawan, bisnis tersebut bisa
langsung berhenti disebut sebagai perusahaan kecil.

Bisnis kecil merupakan sumber daya penting dari lowongan pekerjaan baru. Belakangan
ini, bisnis kecil membentuk 38 persen dari semua lowongan pekerjaan baru di sektor IT.
Walaupun perusahaan-perusahaan kecil sering merekrut pada tingkat yang lebih cepat, mereka
mungkin memangkas karyawan pada tingkat yang jauh lebih tinggi pula. Merekalah yang
pertama merekrut pada saat ekonomi pulih, tetapi perusahaan-perusahaan besarlah yang terakhir
memberhentikan pekerja selama masa ekonomi merosot.

2. Inovasi

Inovasi besar lebih mungkin muncul dari bisnis-bisnis kecil (atau individu-individu)
daripada bisnis besar. Selain itu, inovasi tidak selalu merupakan produk baru.

4. Pentingnya bagi bisnis-bisnis besar


Hampir semua produk yang dibuat oleh produsen besar dijual ke konsumen melalui bisnis-
bisnis kecil. Selain itu, bisnis-bisnis kecil menyediakan banyak layanan jasa dan bahan-bahan
baku yang dibutuhkan oleh bisnis besar.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Bisnis Kecil yang Populer

Bisnis-bisnis kecil lebih umum ditemui pada beberapa industri dibandingkan dengan
industri lainnya. Kelompok utama industri bisnis kecil adalah jasa, eceran, konstruksi, finansial
dan asuransi, grosir, transportasi, dan perakitan. Masing-masing industri membutuhkan
karyawan, uang, bahan baku, dan mesin dalam jumlah yang berbeda-beda, tetapi sebagai satu
kaidah umum, semakin banyak sumber daya yang dibutuhkan suatu industri, semakin sulit untuk
memulai suatu bisnis dan semakin kecil kemungkinan industri tersebut didominasi bisnis kecil.
“Kecil” merupakan ukuran yang sangat relatif, kriterianya (jumlah karyawan dan penjualan
tahunan total berbeda antar industri dan sering kali baru berarti bial dibandingkan dengan bisnis
yang benar-benar besar:

1. Jasa

Bisnis jasa merupakan segmen yang paling cepat berkembang di antara semua usaha bisnis
kecil. Misalnya, sebuah pengecer menjual produk yang yangdibuat oleh perusahaan lain
secara langsung kepada konsumen.

2. Konstruksi

Sekitar 10 persen orang terlibat dalam bidang konstruksi. Karena kebanyakan pekerjaan
konstruksi merupakan proyek-proyek lokal yang berukuran kecil, perusahaan konstruksi lokal
seringkali cocok sebagai kontraktor.

3. Keuangan dan asuransi

Perusahaan asuransi dan keuangan juga menghasilkan 10 persen dalam bisnis kecil.
Kebanyakan bisnis ini merupakan afiliasi dari/atau agen bagi perusahaan nasional yang lebih
besar.

4. Grosir (wholesaling)
Bisnis grosir (wholesale business) membeli produk dari produsan dan kemudian menjualnya
ke pengecer. Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam
kuantitas dan lokasi yang cocok bagi para pengecer. Dengan demikian, untuk suatu volume
bisnis tertentu, mereka membutuhkan lebih sedikit karyawan dibandingkan produsen,
pengecer, atau penyedia jasa.

5. Transportasi dan perakitan

Beberapa perusahaan kecil sektar 5 persen bergerak dibidang transportasi dan bisnis yang
terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu meliputi perusahaan taksi, operator
pariwisata, dan lain-lain. Sekitar 5 persen pula bergerak dibidang perakitan. Memang
terkadang pabrik kecil mengungguli pabrik besar dalam industri inovatif seperti industri
elektronik, mainan anak-anak, dan piranti perangkat lunak.

2.2 KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan


pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan
dirinya sebagai wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas
bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati. Seseorang mungkin hanya menjadi
pemilik bisnis kecil, hanya menjadi wirausahawan, atau pemilik bisnis kecil sekaligus
wirausahawan. Lalu, apa perbedaan Bisnis Kecil dengan Kewirausahaan?

Yang membedakan kepemilikan bisnis kecil dengan kewirausahaan adalah adanya visi,
aspirasi, dan strategi. Pemilik bisnis kecil tidak punya rencana untuk pertumbuhan yang hebat
dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman. Sedangkan wirausahawan termotivasi
untuk tumbuh berekspansi dan membangun, yang artinya ia siap menanggung resiko.

2.2.1 Perbedaan antara Kewirausahaan dan Bisnis kecil

Wirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan


pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.

Perbedaan antara kewirausahaan dengan bisnis sangat begitu mendasar. Pada umumnya
kewirausahawan memiiki badan hukum yang jelas, sedangkan bisnis kecil jarang yang
memiliki badan hukum yang jelas. Selain itu, bisnis kecil sangat bergantung pada lingkungan
pasar. Dari sistem managerialnya pun berbeda, sistem managerial kewirausahawan lebih baik
dibandingkan sistem bisnis kecil. Kewirausahawan lebih meningkatkan hasil dari suatu
produknya, sedangkan bisnis kecil lebih meningkatkan laba yang akan didapatkan.

Perbedaan antara kewirausahawan dan bisnis terletak pada visi dan misi serta strategi
untuk perkembangan usahanya. Pada wiraswasta adanya visi, misi dan strategi dalam
melanjutkan dan mengembangkan usahanya, tetapi dalam bisnis kecil yang menjadi prioritas
adalah tercapainya laba sebesar-besarnya

2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan

Banyak wirausahawan sukses mempunyai serangkaian karakteristik yang membedakan


mereka dari pemilik bisnis kecil lainnya. Contohnya, sifat banyak akal dan kepedulian
terhadap hubungan pelanggan yang baik, bahkan seringkali bersifat pribadi. Banyak
wirausahawan sukses juga memiliki hasrat kuat untuk menjadi bos bagi diri sendiri.

Wirausahawan di masa lalu dicirikan sebagai “sang bos” (pria yang percaya diri dan yang
membuat keputusan spontan dari belakang meja kerjanya). Sebaliknya, wirausahawan masa
kini justru lebih dilihat sebagai pemimpin yang berpikiran terbuka, yang bergantung pada
jaringan kerja, rencana bisnis, dan konsensus. Wirausahawan masa kini tidaklah selalu pria,
wanita juga memiliki peluang yang sama. Wirausahawan di masa lalu dan masa kini juga
mempunyai perspektif yang berbeda mengenai bagaimana mereka berhasil, perana
otomatisasi dalam bisnis, dan pentingnya pengalaman versus pengetahuan bisnis.

Dalam kewirausahaan terdapat risiko. Menanggung risiko hampir selalu menjadi elemen
inti kewirausahaan. Akan tetapi, menariknya, banyak wirausahawan sukses jarang melihat apa
yang mereka lakukan itu berbahaya. Sementara yang lain melihat berbagai kemungkinan
kegagalan dan menolak mempertaruhkan segalanya pada bisnis baru, sebagian wirausahawan
justru bergairah mengenai gagasan mereka dan mereka merasa yakin mengenai rencana
mereka yang dianggap sedikit beresiko atau tidak mungkin gagal.
2.3 MEMULAI DAN MENGOPERASIKAN BISNIS KECIL

Internet mengubah hampir semua peraturan atau kaidah memulai dan mengoperasikan
bisnis kecil. Memulai bisnis menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dulu, lebih banyak
peluang saat ini dibandingkan yang pernah ada dalam sejarah, serta kemampuan untuk
mengumpulkan dan menerima informasi sedang mencapai puncaknya.

Walaupun demikian, calon wirausahawan harus tetap membuat keputusan yang tepat saat
memulainya. Mereka harus memutuskan dengan tepat cara masuk ke dalam suatu bisnis.
Selain itu, calon wirausahawan harus tahu cara mencari sumber daya keuangan yang tepat
serta memutuskan kapan mendengarkan saran para ahli keuangan.

2.3.1. Menyusun Rencana Bisnis

Rencana bisnis merupakan dokumen yang dibuat oleh wirausahawan yang merangkum
strategi bisnis untuk usulan perusahaan baru dan cara strategi tersebit diimplementasikan.

1. Menetapkan tujuan sasaran.

 Hal ini dibutuhkan untuk menentukan strategi produksi dan pemasaran, unsur-unsur
hukum dan organisasi, serta akuntansi dan keuangan.

2. Peramalan Penjualan (Sales Forecasting).

 Ramalan penjualan adalah salah satu unsur penting rencana bisnis. Tanpa itu, tidak
seorang pun dapat memperkirakan ukuran pabrik, toko, atau kantor yag diperluka
atau memutuskan berapa banyak persediaan yang harus ada dan berapa banyak
karyawan yang harus dipekerjakan.

3. Perencanaan Keuangan

 Rencana keuangan umumnya mencakup anggaran tunai, laporan pendapatan, neraca,


breakeven point. Yang paling penting adalah anggaran kas, yang menunjukkan
berapa banyak uang yang dibutuhkan sebelum membuka bisnis dan berapa yang
diperlukan untuk menjaga bisnis tetap berjalan sebelum mendapatkan laba.

2.3.2 Memulai Bisnis Kecil

1. Membeli yang sudah ada


 Selanjutnya, wirausahawan harus memutuskan apakah akan membeli suatu bisnis
yang sudah ada atau memulai dari awal. Bisnis yang sudah ada telah membuktikan
kemampuannya menarik pelanggan dan menghasilkan laba. Bisnis tersebut juga
sudah menjalin hubungan dengan berbagai pihak yang meminjamkan uang, para
pemasok, dan pihak berkepentingan lainnya. Selain itu, track record yang sudah
ada memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diharapkan secara lebih
jelas oleh para calon pembeli dibandingkan dengan perkiraan prospek bisnis baru
manapun.

2. Memulai dari awal

 Memulai bisnisdari awal beresiko lenih besar daripada membeli bisnis yang sudah
ada. Pendiri bisnis-bisnis baru hanya dapat membat perkiraan dan proyeksi
mengenai prospek mereka. Keberhasilan atau kegagalan karenanya akan sangat
bergantung pada kemampuan mengidentifkasi peluang suatu bisnis.

2.3.3 Membiayai Bisnis Kecil

Sumber modal dapat berasal dari sumber modal internal dan eksternal. Modal yang
berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri
di dalam perusahaan. Sedangkan sumber eksternal adalah sumber modal yang berasal dari
luar perusahaan, yaitu berasal pinjaman bank, investor, dan pihak lainnya.

2.3.4 Waralaba

waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak


memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI)
atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Keuntungan berbisnis waralaba:

 Memberikan manfaat jaringan bisnis yang luas bagi pemiliki usaha kecil.
 Kita tidak terlalu membutuhkan pengalaman bisnis yang memadai untuk
menjalankan sebuah bisnis waralaba. Penjual waralaba akan memberikan
pelatihan yang kita butuhkan dalam menjalankan bisnis tersebut.

 Pelaku bisnis waralaba memiliki peluang sukses yang lebih cepat dari pada
pelaku bisnis yang memulai usaha sendiri dari nol..

Kerugian berbisnis waralaba:

 Membeli waralaba berarti membuat perjanjian formal dengan pemilik


waralaba anda, perjanjian tersebut baik secara hukum maupun tata kelola
finansial.

 Perjanjian waralaba akan mendikte dan mengatur cara dan langkah anda
dalam menjalankan bisnis, tidak akan ada banyak ruang untuk meningkatkan
kreativitas anda dalam bisnis tersebut.

 Penjual waralaba biasanya akan memberikan batasan-batasan tentang dimana


saja anda boleh menjual produk-produknya, jenis produk apa saja yang boleh
anda jual, dan pemasok mana saja yang boleh anda gunakan.

2.4 KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN BISNIS KECIL

Meskipun beberapa pemilik bisnis mengembangkan bisnisnya bahkan mendunia, tidak


sedikit pemilik bisnis dan wirausaha yang mengalami kegagalan. Berikut akan dijeaskan
beberapa alasan keberhasilan dan kegagalan suatu bisnis.

2.4.1 Tren dalam memulai bisnis kecil

 Kehadiran E-Commerce

E-Commerce secara umum dapat diartikan sebagai transaksi jual beli secara
elektronik melalui media internet. Wirausahawan yang cerdik telah mampu
menciptakan dan memperluas bisnis-bisnis secara lebih cepat dan lebih mudah
dibanding dulu.

 Peralihan dari bisnis besar


Saat ini semakin banyak rang yang berarsal dari suatu bisnis besar malah
meninggalkan bisnis tersebut. Bukan karena ketidak cocokan dengan sistem
operasional bisnisnya, namun para mantan pekerja tersebut menginginkan
perkembangan yang lebih dengancara membuka usaha atau bisnis sendiri. Dimana
hal ini didasari dengan gagasan baru yang ingin dikembangkan.

 Peluang bagi kaum minoritas dan perempuan

Ribuan bisnis baru dimulai setiap tahunnya termasuk perusahaan milik perempuan
yang jumlahnya semakin meningkat serta bisnis baru yang diluncurkan oleh orang
afros Amerika, hispanik dan anggota kelompok minoritas lainnya. Jumlah
perusahaan yang dimiliki kaum wanita dan minoritas dan tumbuh dengan cepat
sebanding dengan bisnis Amerika Serikat secara keseluruhan. Orang-orang yang
memulai perusahaan-perusahaan ini melihat kepemilikan operasi bisnis kecil sebagai
alternatif yang menarik dan menguntungkan di bandingkan bekerja untuk orang lain

 Peluang global

Peluang global selalu terbuka bagi semua pelaku usaha tak terkecuali dipasar ekspor
yang penting mesti kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan pasar. Pelaku
bisnis yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh setiap terubahan tantangan
bisnis meski tantangan yang datang semakin berat.

 Tingkat keberhasilan yang lebih baik

Minimnya tingkat kegagalan yang dialami oleh bisnis-bisnis kecil dalam tahun-tahun
belakangan ini menarik perhatian orang-orang yang ingin berwirausaha. Kurang dari
setengah dari semua bisnis baru bertahan lebih dari 18 bulan dan hanya satu dari lima
bertahan 10 tahun. Akan tetapi sekarang bisnis-bisnis baru mempunyai peluang yang
lebih besar untuk dapat bertahan

2.4.2 Alasan-alasan kegagalan

 Manajerial yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman.

Calon wirausahawan banyak ditemui memiliki pola pikir tentang keberhasilan hanya
melalui penggunaan logika saja, terlalu yakin dengan keahlian manajerial yang
dimilikinya juga dapat menyebabkan kegagalan. Makanya kita perlu belajar tentang
manajerial kepada orang yang sudah ahli dalam bidangnya. Para calon wirausahawan
terkadang juga berfikir bahwa mereka dapat sukses hanya apabila dia kerja keras,
padahal kerja keras saja tidaklah cukup untuk suskes. Apabila manajer tidak tahu
cara membuat keputusan dasar bisnis atau memahami konsep dan prinsip dasar
manajemen, maka kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam jangka panjang.

 Kurang memberi perhatian

Sebab kegagalan berikutnya adalah kurangnya memberi perhatian. Kurang memberi


perhatian dapat dikatakan wirausahawan tersebut tidak fokus menjalankan bisnis
kecil yang dilakoninya. Walaupun hanya dibilang bisnis kecil, tapi untuk sukses
harus dibutuhkan totalitas dan membutuhkan komitmen waktu yang sangat tinggi.
Para wirausahawan yang tidak fokus dan totalitas, akan sulit bertahan pada bisnis
kecilnya.

 Sistem kontrol yang lemah

Sebab kegagalan bisnis kecil yang ketiga adalah sistem kontrol yang lemah. Sistem
kontrol yang efektif berguna untuk membantu agar bisnis yang dijalani dapat tetap
bertahan dan sistem ini juga berguna untuk membantu manajer mengatasi masalah-
masalah yang mungkin timbul, dengan kata lain mencegah terjadinya masalah yang
dapat membahayakan bisnis kecilnya. Jika sistem kontrol yang lemah, manajer
mungkin tidak mengetahui adanya masalah-masalah yang berpotensi menggagalkan
bisnisnya.

 Kurangnya modal

Kegagalan bisnis kecil bisa juga disebabkan oleh kurangnya modal. Beberapa
wirausahawan sangat optimis untuk mendapatkan laba sehingga bisa bali modal.
Akan tetapi sebagian besar kasus diperlukan waktu yang lama bahkan sampai
berbulan-bulan untuk bisa mendapatkan laba yang diharapkan. Nah, jika laba belum
didapatkan, maka kita tetap membutuhkan modal untuk membayar para
karyawannya. Banyak para ahli mengatakan bahwa suatu bisnis haruslah memiliki
modal yang cukup, agar bisnisnya dapat beropersai setidaknya 6 bulan dengan laba
yang pas-pasan. Beberapa diantaranya bahkan mengatakan harus memiliki modal
yang bisa menjamin selama satu tahun.

2.4.3 Alasan-alasan Keberhasilan

Kebalikan dari kegegalan adalah keberhasilan, nah bisnis kecil yang berhasil ini
memiliki beberapa faktor yang mendukungnya. Sama juga seperti kegagalan, ada 4 faktor
dasar yang dapat dikatakan sebagai dasar keberhasilan suatu bisnis kecil.

 Kerja keras, dorongan dan dedikasi.

Para pemilik bisnis kecil harus berkomitmen dalam mencapai keberhasilan dan rela
menghabiskan waktu (focus) dan usaha sebanyak mungkin, kerja keras dan pantang
menyerah untuk dapat mewujudkannya.

 Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan

Mengetahui peluang pasar atau kebutuhan dari para konsumen menjadi salah satu
kunci keberhasilan bisnis kecil. Ketika ada peluang yang baik, dan berhasil
memanfaatkannya maka kemungkinan untuk suksesnya besar.

 Kompetensi manajerial

Para pemilik bisnis kecil yang berhasil mungkin mendapatkan kompetensi melalui
pelatihan atau pengalaman, atau dengan belajar dari keahlian orang lain. Hanya
sedikit wirausahawan berhasil yang dapat sukses sendiri atau langsung berhasil
setelah lulus sekolah. Sebagian besar bekerja dulu di perusahaan besar atau bersekutu
dengan teman-teman lain lain agar dapat memiliki lebih banyak keahlian dalam suatu
bisnis baru.

 Keburuntungan

Walaupun dengan cara yang sama, bisnis yang sama, teknik yang sama dengan bisnis
kecil yang sudah sukses sekalipun belum tentu membuat bisnis tersebut bisa sukses.
Karena adanya faktor keberuntungan, inilah faktor yang tidak bisa kita duga-duga.
Tapi faktor ini memang ada di dalam diri setiap orang.
2.5 Kepemilikan Bisnis Nonkorporasi

korporasi adalah badan usaha berbadan hukum dan juga yang tidak berbadan hukum. Berbadan
hukum contohnya Perseroan Terbatas (PT), yayasan dan koperasi. Non-badan hukum contohnya
persekutuan perdata, firma (Fa) dan CV.

2.5.1 Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang dimiliki oleh 1 orang saja. Sehingga
pemilik perusahaan ini mempunyai tanggung jawab sekaligus kuasa tak terbatas atas
perusahaan beserta aset-asetnya. Karena ialah yang memiliki, mengelola, sekaligus
memimpin perusahaan tersebut. Semua risiko yang terjadi pada perusahaan, ia yang
menanggungnya.

 Keuntungan dari bentuk bisnis ini antara lain :

1. Pemilik memiliki kekuasaan penuh untuk mengambil keputusan yang berkaitan


dengan perusahaan, sehingga keputusan dapat segera dilaksanakan tanpa ada
hambatan perbedaan pendapat atau semacamnya.

2. Semua keuntungan perusahaan menjadi miliki ia pribadi sepenuhnya.

3. Pemilik lebih giat dan bekerja keras dalam menjalankan bisnis

4. Terjaminnya rahasia perusahaan

5. Syarat pendirian yang mudah dan sederhana dibanding bentuk bisnis yang lain

 kekurangan

 Seluruh aset pribadi turut menjadi jaminan atas utang-utang perusahaan karena
tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas

 Pengelolaan manajemen cenderung rumit dan kompleks karena semua kegiatan


manajemen hanya dilaksanakan oleh 1 orang pemilik perusahaan saja

 Sumber dana perusahaan terbatas karena sangat tergantung pada kemampung sang
pemilik perusahaan untuk mencari sumber-sumber dana
 Kelangsungan perusahaan kurang terjamin, karena operasional perusahaan akan
berhenti ketika (misal) pemilik perusahaan meninggal atau terjerat kasus hukum

2.5.2 Persekutuan

Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama
mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan
perseorangan, setiap sekutu memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.
Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.

 keuntungan persekutuan meliputi :

1. Tambahan pendanaan yang dapat diberikan oleh sekutu. Oleh karena itu tersedia
banyak uang yang dapat digunakan untuk mendanai operasi bisnis.

2. Pembagian kerugian. Setiap kerugian bisnis yang dialami oleh persketuan akan
ditanggung oleh seluruh sekutu. Setiap pemilik akan menyerap bagian kerugiannya
saja.

3. Lebih banyak spesialisasi. Dengan perhatian mereka pada masing masing spesialisasi
yang dimilikinya dan dapat melayani berbagai macam pelanggan.

 Kerugian persekutuan meliputi :

1. Pembagian pengendalian. Pengambilan keputusan dalam suatu persekutuan harus


dibagi.

2. Kewajiban yang tidak terbatas. Para sekutu menjadi subjek dari kewajiban yang tidak
terbatas.

3. Pembagian keuntungan. Setiap keuntungan yang dihasilkan oleh persekutuan harus


dibagi di antara semua sekutu.

 Alternatif persekutuan umum

Secara umum persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari
dua atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan
tujuan memperoleh laba, persekutuan dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1. Persekutuan Firma

Firma adalah bisnis yang terjalin atas persekutuan 2 orang atau lebih dengan
menggunakan nama bersama dalam menjalankan usaha. Tanggung jawab dari setiap
anggota firma tidak terbatas, dengan pembagian keuntungan atau pun pertanggungan
kerugian yang sama oleh masing-masing anggota.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 16 mengatur tentang ketentuan


terkait dengan firma, yang diperkuat melalui Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
pasal 16 dan 18 dengan inti yang menyebutkan hal-hal sebagai berikut :

 Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin

 Seorang anggota tidak boleh memasukkan seseorang untuk menjadi anggota firma
tanpa persetujuan dari seluruh anggota yang lain

 Keanggotaan tidak bisa dipindahtangankan pada pihak lain selama anggota


tersebut masih hidup

 Tidak ada pemisahan harta pribadi dengan harta perusahaan karena tanggung
jawab anggota yang tidak terbatas. Sehingga harta pribadi pun menjadi jaminan
atas utang-utang firma

 Anggota yang tidak menyetorkan dana sebagai modal namun berperan dalam
usaha dan tenaga, maka ia akan mendapatkan bagian keuntungan maupun
kerugian yang sama dengan anggota yang menyetor modal dana terkecil

Keuntungan firma yaitu :

 Pengelolaan manajemen yang lebih baik karena terdapat pembagian kerja pada
anggota yang banyak

 Syarat pendirian firma yang relatif mudah karena tidak perlu akta pendirian usaha

 Memiliki banyak sumber dana atau modal bagi perusahaan sehingga jika
mengajukan kredit akan mudah disebabkan kemampuan keuangan yang cukup
besar dari banyak anggota
Kelemahan firma adalah :

 Harta pribadi menjadi jaminan atas utang perusahaan

 Kerugian yang disebabkan oleh 1 orang anggota harus ditanggung bersama


anggota firma yang lain

 Kelangsungan usaha kurang terjamin karena apabila seorang anggota


mengundurkan diri dari perjanjian usaha bersama, otomatis firma akan bubar

2. Perseroan Komanditer

CV adalah kepanjangan dari commaditaire vennotschap dalam bahasa Belanda. CV


merupakan persekutuan bisnis yang didirikan oleh 2 orang atau lebih yang
menyerahkan sekaligus memercayakan uangnya untuk kemudian digunakan sebagai
modal CV. Perseroan ini bisa dianggap sebagai perluasan dari bentuk perusahaan
perseorangan

Anggota perseroan ini disebut sebagai sekutu, yang terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Sekutu komplementer, ialah anggota yang bersedia menjadi pengelola manajemen


perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan menjadikan harta pribadi
sebagai jaminan perusahaan

2. Sekutu komanditer, ialah anggota yang menyetorkan uangnya sebagai modal CV


dengan tanggung jawab terbatas sesuai dengan jumlah harta yang disetor pada
perusahaan.

Kelebihan dari bentuk CV ini antara lain :

 Syarat dan cara pendirian yang relatif mudah

 Kemampuan manajemen bisa lebih baik dan besar karena adanya anggota yang
banyak

 Besarnya kesempatan untuk berkembang dalam usaha

 Mudah mendapatkan sumber dana


 Perolehan modal yang lebih besar dari anggota yang banyak

Kekurangan sebagai berikut :

 Sulit menarik ekmbali dana modal terutama pada sekutu komplementer

 Tanggung jawab tidak terbatas pada sekutu komplementer

 Kelangsungan usaha tidak terjamin karena jika sekutu komplementer meninggal


atau terjerat hukum maka CV bisa bubar, kecuali sekutu komanditer bersedia
menjadi sekutu komplementer untuk menggantikan tanggung jawab.

2.5.3 Koperasi

Koperasi adalah bentuk bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang
bekerja sama dengan asas kekeluargaan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota. Prinsip koperasi terdiri dari :

 Keanggotaan bersifat sukarela

 Pengelolaan usaha secara demokrasi

 Pembagian SHU secara adil sesuai dengan besar jasa masing-masing anggota

 Pemberian balas jasa terbatas sesuai modal yang disetor

Ciri-ciri koperasi antara lain :

 Mendahulukan kepentingan anggotanya

 Anggota bebas keluar-masuk keanggotaan

 Tujuan usaha untuk kesejahteraan anggotanya

 Didirikan secara tertulis melalui akta pendirian dari notaris

 Tanggung jawab usaha ada pada pengurus koperasi

 Kekuasaan tertinggi terletak pada rapat anggota

Macam koperasi ada 4, yaitu :


 Koperasi Simpan Pinjam

 Koperasi Produksi

 Koperasi Konsumsi

 Koperasi Usaha

2.6 PERUSAHAAN

Perusahaan adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai entitas yang terpisah
dari pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri. Kegiatan
yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:

 Menuntut dan dituntut

 Membeli, menahan dan menjual properti miliknya

 Membuat dan menjual produk kepada konsumen

 Melakukan kejahatan dan diadii serta dihukum atas kejahatan tersebut

Keuntungan Perusahaan

1. Keuntungan terbesar dalam perusahaan adalah tanggung jawab terbatas

2. Kontinuitas berdirinya perusahaan

3. Kontinuitas manajerial oleh management profesional

4. Pengadaan uang yang tak terbatas

Kerugian Perusahaan

1. Karena modalnya perpindahan kepemilikan saham, hal ini menyulitkan kehidupan


para manajernya

2. Biaya awal. Karena dalam pendiriannya, perusahaan diatur secara ketat dan harus
memenuhi persyaratan legal yang sangat rumit dari negara bagian tempat akta
pendirian perusahaan dikeluarkan.
3. Kerugian terbesar adalah perusahaan pajak ganda, dimana pajak dikenakan pada laba
pendapatan perusahaan dan laba pendapatan para investor

2.6.1 Jenis Perusahaan

Berikut jenis-jenis erusahaan beserta ciri dan contohnya :

jenis ciri contoh

Tertutup (Closely Saham dimiliki hanya Blue Cross / Blue


HeldCorporation) /Pribadi olehsedikit orang.Dikenai pajak Shield,Mastercard,
(Private Corporation perusahaan. Primestar

Terbuka (Publicly Saham dimiliki Dell Computer,


HeldCorporation) /Publik banyakinvestor.Dikenai pajak Starbucks,Texas Instrument
(Public Corporation) perusahaan.

S Corporation Dikelola seperti Minglewood


perusahaantertutup.Terkena Associates,Entech Pest
peraturan tambahan.Dikenai Systems,Frontier Bank
pajak persekutuan

Limited LiabilityCorporation Dikelola seperti Pacific


(LLC) perusahaanterbuka.Terkena NorthwestAssociates,
peraturan tambahan. Dikenai Global GroundSupport, Ritz
pajak persekutuan Carlton

Profesional Dikelola seperti Norman Hui, DDS


persekutuan.Dikenai pajak &Associates, B &
persekutuan.Tanggung jawab HEngineering,
bisnis yangterbatas.Tanggung Anderson,McCoy & Orta
jawab profesionalyang tidak
terbatas

Multinasional/Transnasional Melintas batas- Toyota, Nestle,


batasnasional.Terkena pertaturan GeneralElectric
dalam berbagai negara yang
berbeda

2.6.2 Mengelola Perusahaan

 Pemerintahan Perusahaan ( Corporate Governance )

Yaitu peranan para badan pengendali dalam pembuatan keputusan perusahaan. Para
badan pengendali ini terdiri atas :

1. Pemegang Saham ( Stockholders / Shareholders ), yaitu pemilik perusahaan


yangsesungguhnya / investor yang membeli saham kepemilikan. Perusahaan
menjual saham kepada para investor yang kemudian menjadi pemegang saham.
Laba didistribusikan ke para pemegangsaham dalam bentuk dividen. Ada dua
bentuk saham, yaitu :

1. Saham Preferen, yaitu saham yang menjamin dividen tetap bagi


pemegangnya danmemiliki prioritas klaim atas kekayaan perusahaan tetapi
tidak memiliki hak memberikan suaradalam perusahaan.

2. Saham Biasa ( Common Stock ), yaitu saham yang menjamin adanya hak
memberikansuara ( voting ) pada perusahaan tetapi memiliki klaim
terakhir atas kekayaan perusahaan.

2. Dewan Direksi, yaitu suatu kelompok individu yang dipilih oleh para pemegang
sahamuntuk mengawasi manajemen perusahaan. Mereka secara legal
bertanggung jawab atas segalatindakan perusahaan. Mulai dari laporan tahunan
kepada para pemegang saham, penetapankebijakan atas dividen, pengeluaran
utama, serta gaji dan tunjangan para eksekutif.

3. Officer Perusahaan, yaitu manajer puncak yang dipekerjakan oleh dewan


direksi untukmenjalankan perusahaan sehari-hari. Biasanya dikepalai oleh Chief
Executive Officer (CEO), yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan kinerja
perusahaan. Officer lain biasanya meliputiseorang presiden, yang berwenang
terhadap manajemen intern, dan wakil presiden yangmengatur bermacam-
macam bidang fungsional seperti pemasaran atau operasional.

2.6.3 Persoalan Khusus dalam Kepemilikan Perusahaan

 Usaha Patungan dan Aliansi Strategis

Aliansi Strategis, adalah dimana dua atau lebih organisasi bekerja sama dalam proyekdemi
keuntungan timbal balik. Dan apabila para sekutu berbagi kepemilikan ( patungan )
perusahaan, hal itu disebut Usaha Patungan ( Joint Venture )

 Rencana Kepemilikan Saham Karyawan

Biasanya disebut ESOP ( Employee Stock Ownership Plan ) Dalam hal ini,
karyawandimungkinkan untuk dapat memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang cukup
besar melaluidana perwalian yang yang didirikan atas nama para karyawan.

 Kepemilikan Institusional

Yaitu investor besar, seperti usaha dana yayasan dan dana pensiun, yang membeli saham
perusahaan dalam jumlah besar.

 Merger dan Akuisisi ( M & A )

Merger, terjadi apabila dua perusahaan bergabung untuk menciptakan perusahaan


baru.Biasanya dua perusahaan ini mempunyai ukuran yang sama, meskipun salah satu
perusahaanmemiliki kontrol lebih besar. Sedangkan Akuisisi, terjadi apabila sebuah
perusahaan membeli perusahaan lain sepenuhnya dan membentuk perusahaan baru.
Keduanya memungkinkan perusahaan meningkatkan lini produk, memperluas operasi, go
internasional, dan menciptakan perusahaan baru.

 Divestur dan Spin-Off

Divestur adalah strategi dimana suatu perusahaan menjual atau lebih unit
bisnisnya.Biasanya dikarenakan perusahaan tersebut perlu lebih berfokus pada bisnis
intinya, lalukemudian menjual bisnis-bisnis yang tidak terkait dan/atau kurang bagus
kinerjanya. Dan apabila perusahaan dapat menjual sebagian dari dirinya sebagai modal,
strategi ini dikenal sebagai Spin-Off.
BAB III

PENUTUP

Demikian makalah Bisnis Pengantar tentang “Memahami Kewirausahaan danKepemilikan


Bisnis Baru” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dankurang lebih dalam
penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.

1.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan bisnis (baik bisnis baru, maupun bisnis yang sudah ada), ada
beberapa hal yang perlu diperhitungkan dan diidentifikasi, serta direncanakan, agar
dapatmeminimalisir kegagalan dalam berbisnis. Memang resiko kegagalan selalu ada,
namunhal itu bisa ditekan apabila kita memperhatikan langkah-langkah detail dalam
berbisnis.

Kita bisa melihat keberhasilan perusahaan-perusahaan besar yang namanya sudah

mendunia sebagai motivasi dalam berbisnis, dan menimbulkan pertanyaan, “Apa yang

membuat bisnis itu berhasil?”. Kemudian melihat kegagalan suatu bisnis (besar maupun
kecil) sebagai acuan koreksi atau evaluasi, dan menimbulkan pertanyaan, “Apa yang
membuat mereka gagal ?”.

Perencanaan matang dalam pembuatan konsep suatu bisnis sangat dibutuhkanagar suatu
bisnis tidak berjalan apa adanya. Dan keberhasilan maupun kegagalan suatu bisnis sangat
bergantung pada kemampuan pelaku bisnis megidentifikasi peluang- peluang yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

 Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga :
Jakarta.

 Louis E. Boone dan David L. Kurtz, 2006, Contemporary business, edisi 11


(diterjemahkanoleh : Ali Akbar Yulianto dan Krista), Salemba Empat, Jakarta.

 William G. Nickels, James M. Mchugh, Susan M. Mchugh. 2008. Understanding


Business.McGraw-Hill. 1221 Avenue of the Americas, NY, 10020

Anda mungkin juga menyukai