PENGANTAR BISNIS
KEPEMILIKAN BISNIS
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Kusjainah, MM
DISUSUN OLEH:
(5190111127)
S1 AKUNTANSI C
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah swt,yang mana kami dapat
menyeesaikan makaah pengantar bisnis bab IV tentang “Memahami Kewirausahaan, Bisnis Baru
dan Kepemiikan Bisnis Baru”
Makalah ini digunakan mahasiswa semester I program study Akuntansi Fakultas Bisnis,
Psikologi dan Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta yang dimaksudkan untuk
mempermudah mahasiswa dalam pemahaman materi kuliah tersebut.
Mudah mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar pada
para mahasiswa/i.
Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan kritik yang datang dari para mahasiswa dan
dsen untuk perbaikam pada peride mendatang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................7
2.2 KEWIRAUSAHAAN..........................................................................................................9
2.3.4 Waralaba................................................................................................................12
2.5.2 Persekutuan............................................................................................................18
2.5.3 Koperasi.................................................................................................................21
2.6 PERUSAHAAN.................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikan ke
bentuk yang lain akan memicu berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para
pemilk.Oleh karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Tidak ada
bentuk kepemilikan yang “terbaik”. Bentuk kepemilikan yang terbaik untuk seorang
wirausahawanmungkin samasekali tidak sesuai untuk wirausahawan lainnya. Memilih bentuk
kepemilikan yang “benar” berarti para wirausahawan harus memahami berbagai karakteristik
dari tiap bentuk tersebut dan seberapa jauh karakteristik tersebut sesuai untuk usaha mereka dan
kondisi personalmereka. Hanya dengan cara itu seorang wirausahawan dapat membuat
keputusan yang bijakmengenai suatu kepemilikan. Makalah ini membahas tentang
kewirausahaan dan kepemilikanusaha yang erat kaitannya dengan perekonomian secara nasional.
1.2 Perumusan Masalah
1. Hal- hal apa saja yang dibutuhkan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya?
1.3 Tujuan
Mendefinisikan bisnis kecil, membahas arti penting bisnis ini bagi perekonomian, dan
menjelaskan tipe bisnis kecil yang paling mungkin berhasil.
Menggambarkan rencana bisnis dan keputusan awal yang diambil oleh bisnis kecil serta
mengidentifikasi sumber bantuan keuangan yang tersedia untuk perusahaan tersebut.
Menjelaskan isu dasar yang tercakup dalam penciptaan dan pengelolaan perusahaan serta
mengidentifikasikan tren dan isu-isu terkini dalam kepemilikan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Bisnis kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak
mendominasi pasar. Departemen Perdagangan Amerika Serikat menganggap suatu bisnis “kecil”
apabila karyawannya kurang dari 500 orang. Sedangkan Small Business Administration (SBA)
menganggap perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 1500 orang adalah perusahaan
“kecil”. Definisi SBA didasarkan pada dua faktor, yaitu jumlah karyawan dan penjualan tahunan
total.
Pertumbuhan pekerjaan relatif di antara berbagai ukuran bisnis sulit untuk ditentukan.
Intinya, bila bisnis kecil yang sukses dengan cepat menambah karyawan, bisnis tersebut bisa
langsung berhenti disebut sebagai perusahaan kecil.
Bisnis kecil merupakan sumber daya penting dari lowongan pekerjaan baru. Belakangan
ini, bisnis kecil membentuk 38 persen dari semua lowongan pekerjaan baru di sektor IT.
Walaupun perusahaan-perusahaan kecil sering merekrut pada tingkat yang lebih cepat, mereka
mungkin memangkas karyawan pada tingkat yang jauh lebih tinggi pula. Merekalah yang
pertama merekrut pada saat ekonomi pulih, tetapi perusahaan-perusahaan besarlah yang terakhir
memberhentikan pekerja selama masa ekonomi merosot.
2. Inovasi
Inovasi besar lebih mungkin muncul dari bisnis-bisnis kecil (atau individu-individu)
daripada bisnis besar. Selain itu, inovasi tidak selalu merupakan produk baru.
Bisnis-bisnis kecil lebih umum ditemui pada beberapa industri dibandingkan dengan
industri lainnya. Kelompok utama industri bisnis kecil adalah jasa, eceran, konstruksi, finansial
dan asuransi, grosir, transportasi, dan perakitan. Masing-masing industri membutuhkan
karyawan, uang, bahan baku, dan mesin dalam jumlah yang berbeda-beda, tetapi sebagai satu
kaidah umum, semakin banyak sumber daya yang dibutuhkan suatu industri, semakin sulit untuk
memulai suatu bisnis dan semakin kecil kemungkinan industri tersebut didominasi bisnis kecil.
“Kecil” merupakan ukuran yang sangat relatif, kriterianya (jumlah karyawan dan penjualan
tahunan total berbeda antar industri dan sering kali baru berarti bial dibandingkan dengan bisnis
yang benar-benar besar:
1. Jasa
Bisnis jasa merupakan segmen yang paling cepat berkembang di antara semua usaha bisnis
kecil. Misalnya, sebuah pengecer menjual produk yang yangdibuat oleh perusahaan lain
secara langsung kepada konsumen.
2. Konstruksi
Sekitar 10 persen orang terlibat dalam bidang konstruksi. Karena kebanyakan pekerjaan
konstruksi merupakan proyek-proyek lokal yang berukuran kecil, perusahaan konstruksi lokal
seringkali cocok sebagai kontraktor.
Perusahaan asuransi dan keuangan juga menghasilkan 10 persen dalam bisnis kecil.
Kebanyakan bisnis ini merupakan afiliasi dari/atau agen bagi perusahaan nasional yang lebih
besar.
4. Grosir (wholesaling)
Bisnis grosir (wholesale business) membeli produk dari produsan dan kemudian menjualnya
ke pengecer. Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam
kuantitas dan lokasi yang cocok bagi para pengecer. Dengan demikian, untuk suatu volume
bisnis tertentu, mereka membutuhkan lebih sedikit karyawan dibandingkan produsen,
pengecer, atau penyedia jasa.
Beberapa perusahaan kecil sektar 5 persen bergerak dibidang transportasi dan bisnis yang
terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu meliputi perusahaan taksi, operator
pariwisata, dan lain-lain. Sekitar 5 persen pula bergerak dibidang perakitan. Memang
terkadang pabrik kecil mengungguli pabrik besar dalam industri inovatif seperti industri
elektronik, mainan anak-anak, dan piranti perangkat lunak.
2.2 KEWIRAUSAHAAN
Yang membedakan kepemilikan bisnis kecil dengan kewirausahaan adalah adanya visi,
aspirasi, dan strategi. Pemilik bisnis kecil tidak punya rencana untuk pertumbuhan yang hebat
dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman. Sedangkan wirausahawan termotivasi
untuk tumbuh berekspansi dan membangun, yang artinya ia siap menanggung resiko.
Perbedaan antara kewirausahaan dengan bisnis sangat begitu mendasar. Pada umumnya
kewirausahawan memiiki badan hukum yang jelas, sedangkan bisnis kecil jarang yang
memiliki badan hukum yang jelas. Selain itu, bisnis kecil sangat bergantung pada lingkungan
pasar. Dari sistem managerialnya pun berbeda, sistem managerial kewirausahawan lebih baik
dibandingkan sistem bisnis kecil. Kewirausahawan lebih meningkatkan hasil dari suatu
produknya, sedangkan bisnis kecil lebih meningkatkan laba yang akan didapatkan.
Perbedaan antara kewirausahawan dan bisnis terletak pada visi dan misi serta strategi
untuk perkembangan usahanya. Pada wiraswasta adanya visi, misi dan strategi dalam
melanjutkan dan mengembangkan usahanya, tetapi dalam bisnis kecil yang menjadi prioritas
adalah tercapainya laba sebesar-besarnya
Wirausahawan di masa lalu dicirikan sebagai “sang bos” (pria yang percaya diri dan yang
membuat keputusan spontan dari belakang meja kerjanya). Sebaliknya, wirausahawan masa
kini justru lebih dilihat sebagai pemimpin yang berpikiran terbuka, yang bergantung pada
jaringan kerja, rencana bisnis, dan konsensus. Wirausahawan masa kini tidaklah selalu pria,
wanita juga memiliki peluang yang sama. Wirausahawan di masa lalu dan masa kini juga
mempunyai perspektif yang berbeda mengenai bagaimana mereka berhasil, perana
otomatisasi dalam bisnis, dan pentingnya pengalaman versus pengetahuan bisnis.
Dalam kewirausahaan terdapat risiko. Menanggung risiko hampir selalu menjadi elemen
inti kewirausahaan. Akan tetapi, menariknya, banyak wirausahawan sukses jarang melihat apa
yang mereka lakukan itu berbahaya. Sementara yang lain melihat berbagai kemungkinan
kegagalan dan menolak mempertaruhkan segalanya pada bisnis baru, sebagian wirausahawan
justru bergairah mengenai gagasan mereka dan mereka merasa yakin mengenai rencana
mereka yang dianggap sedikit beresiko atau tidak mungkin gagal.
2.3 MEMULAI DAN MENGOPERASIKAN BISNIS KECIL
Internet mengubah hampir semua peraturan atau kaidah memulai dan mengoperasikan
bisnis kecil. Memulai bisnis menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dulu, lebih banyak
peluang saat ini dibandingkan yang pernah ada dalam sejarah, serta kemampuan untuk
mengumpulkan dan menerima informasi sedang mencapai puncaknya.
Walaupun demikian, calon wirausahawan harus tetap membuat keputusan yang tepat saat
memulainya. Mereka harus memutuskan dengan tepat cara masuk ke dalam suatu bisnis.
Selain itu, calon wirausahawan harus tahu cara mencari sumber daya keuangan yang tepat
serta memutuskan kapan mendengarkan saran para ahli keuangan.
Rencana bisnis merupakan dokumen yang dibuat oleh wirausahawan yang merangkum
strategi bisnis untuk usulan perusahaan baru dan cara strategi tersebit diimplementasikan.
Hal ini dibutuhkan untuk menentukan strategi produksi dan pemasaran, unsur-unsur
hukum dan organisasi, serta akuntansi dan keuangan.
Ramalan penjualan adalah salah satu unsur penting rencana bisnis. Tanpa itu, tidak
seorang pun dapat memperkirakan ukuran pabrik, toko, atau kantor yag diperluka
atau memutuskan berapa banyak persediaan yang harus ada dan berapa banyak
karyawan yang harus dipekerjakan.
3. Perencanaan Keuangan
Memulai bisnisdari awal beresiko lenih besar daripada membeli bisnis yang sudah
ada. Pendiri bisnis-bisnis baru hanya dapat membat perkiraan dan proyeksi
mengenai prospek mereka. Keberhasilan atau kegagalan karenanya akan sangat
bergantung pada kemampuan mengidentifkasi peluang suatu bisnis.
Sumber modal dapat berasal dari sumber modal internal dan eksternal. Modal yang
berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri
di dalam perusahaan. Sedangkan sumber eksternal adalah sumber modal yang berasal dari
luar perusahaan, yaitu berasal pinjaman bank, investor, dan pihak lainnya.
2.3.4 Waralaba
Memberikan manfaat jaringan bisnis yang luas bagi pemiliki usaha kecil.
Kita tidak terlalu membutuhkan pengalaman bisnis yang memadai untuk
menjalankan sebuah bisnis waralaba. Penjual waralaba akan memberikan
pelatihan yang kita butuhkan dalam menjalankan bisnis tersebut.
Pelaku bisnis waralaba memiliki peluang sukses yang lebih cepat dari pada
pelaku bisnis yang memulai usaha sendiri dari nol..
Perjanjian waralaba akan mendikte dan mengatur cara dan langkah anda
dalam menjalankan bisnis, tidak akan ada banyak ruang untuk meningkatkan
kreativitas anda dalam bisnis tersebut.
Kehadiran E-Commerce
E-Commerce secara umum dapat diartikan sebagai transaksi jual beli secara
elektronik melalui media internet. Wirausahawan yang cerdik telah mampu
menciptakan dan memperluas bisnis-bisnis secara lebih cepat dan lebih mudah
dibanding dulu.
Ribuan bisnis baru dimulai setiap tahunnya termasuk perusahaan milik perempuan
yang jumlahnya semakin meningkat serta bisnis baru yang diluncurkan oleh orang
afros Amerika, hispanik dan anggota kelompok minoritas lainnya. Jumlah
perusahaan yang dimiliki kaum wanita dan minoritas dan tumbuh dengan cepat
sebanding dengan bisnis Amerika Serikat secara keseluruhan. Orang-orang yang
memulai perusahaan-perusahaan ini melihat kepemilikan operasi bisnis kecil sebagai
alternatif yang menarik dan menguntungkan di bandingkan bekerja untuk orang lain
Peluang global
Peluang global selalu terbuka bagi semua pelaku usaha tak terkecuali dipasar ekspor
yang penting mesti kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan pasar. Pelaku
bisnis yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh setiap terubahan tantangan
bisnis meski tantangan yang datang semakin berat.
Minimnya tingkat kegagalan yang dialami oleh bisnis-bisnis kecil dalam tahun-tahun
belakangan ini menarik perhatian orang-orang yang ingin berwirausaha. Kurang dari
setengah dari semua bisnis baru bertahan lebih dari 18 bulan dan hanya satu dari lima
bertahan 10 tahun. Akan tetapi sekarang bisnis-bisnis baru mempunyai peluang yang
lebih besar untuk dapat bertahan
Calon wirausahawan banyak ditemui memiliki pola pikir tentang keberhasilan hanya
melalui penggunaan logika saja, terlalu yakin dengan keahlian manajerial yang
dimilikinya juga dapat menyebabkan kegagalan. Makanya kita perlu belajar tentang
manajerial kepada orang yang sudah ahli dalam bidangnya. Para calon wirausahawan
terkadang juga berfikir bahwa mereka dapat sukses hanya apabila dia kerja keras,
padahal kerja keras saja tidaklah cukup untuk suskes. Apabila manajer tidak tahu
cara membuat keputusan dasar bisnis atau memahami konsep dan prinsip dasar
manajemen, maka kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam jangka panjang.
Sebab kegagalan bisnis kecil yang ketiga adalah sistem kontrol yang lemah. Sistem
kontrol yang efektif berguna untuk membantu agar bisnis yang dijalani dapat tetap
bertahan dan sistem ini juga berguna untuk membantu manajer mengatasi masalah-
masalah yang mungkin timbul, dengan kata lain mencegah terjadinya masalah yang
dapat membahayakan bisnis kecilnya. Jika sistem kontrol yang lemah, manajer
mungkin tidak mengetahui adanya masalah-masalah yang berpotensi menggagalkan
bisnisnya.
Kurangnya modal
Kegagalan bisnis kecil bisa juga disebabkan oleh kurangnya modal. Beberapa
wirausahawan sangat optimis untuk mendapatkan laba sehingga bisa bali modal.
Akan tetapi sebagian besar kasus diperlukan waktu yang lama bahkan sampai
berbulan-bulan untuk bisa mendapatkan laba yang diharapkan. Nah, jika laba belum
didapatkan, maka kita tetap membutuhkan modal untuk membayar para
karyawannya. Banyak para ahli mengatakan bahwa suatu bisnis haruslah memiliki
modal yang cukup, agar bisnisnya dapat beropersai setidaknya 6 bulan dengan laba
yang pas-pasan. Beberapa diantaranya bahkan mengatakan harus memiliki modal
yang bisa menjamin selama satu tahun.
Kebalikan dari kegegalan adalah keberhasilan, nah bisnis kecil yang berhasil ini
memiliki beberapa faktor yang mendukungnya. Sama juga seperti kegagalan, ada 4 faktor
dasar yang dapat dikatakan sebagai dasar keberhasilan suatu bisnis kecil.
Para pemilik bisnis kecil harus berkomitmen dalam mencapai keberhasilan dan rela
menghabiskan waktu (focus) dan usaha sebanyak mungkin, kerja keras dan pantang
menyerah untuk dapat mewujudkannya.
Mengetahui peluang pasar atau kebutuhan dari para konsumen menjadi salah satu
kunci keberhasilan bisnis kecil. Ketika ada peluang yang baik, dan berhasil
memanfaatkannya maka kemungkinan untuk suksesnya besar.
Kompetensi manajerial
Para pemilik bisnis kecil yang berhasil mungkin mendapatkan kompetensi melalui
pelatihan atau pengalaman, atau dengan belajar dari keahlian orang lain. Hanya
sedikit wirausahawan berhasil yang dapat sukses sendiri atau langsung berhasil
setelah lulus sekolah. Sebagian besar bekerja dulu di perusahaan besar atau bersekutu
dengan teman-teman lain lain agar dapat memiliki lebih banyak keahlian dalam suatu
bisnis baru.
Keburuntungan
Walaupun dengan cara yang sama, bisnis yang sama, teknik yang sama dengan bisnis
kecil yang sudah sukses sekalipun belum tentu membuat bisnis tersebut bisa sukses.
Karena adanya faktor keberuntungan, inilah faktor yang tidak bisa kita duga-duga.
Tapi faktor ini memang ada di dalam diri setiap orang.
2.5 Kepemilikan Bisnis Nonkorporasi
korporasi adalah badan usaha berbadan hukum dan juga yang tidak berbadan hukum. Berbadan
hukum contohnya Perseroan Terbatas (PT), yayasan dan koperasi. Non-badan hukum contohnya
persekutuan perdata, firma (Fa) dan CV.
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang dimiliki oleh 1 orang saja. Sehingga
pemilik perusahaan ini mempunyai tanggung jawab sekaligus kuasa tak terbatas atas
perusahaan beserta aset-asetnya. Karena ialah yang memiliki, mengelola, sekaligus
memimpin perusahaan tersebut. Semua risiko yang terjadi pada perusahaan, ia yang
menanggungnya.
5. Syarat pendirian yang mudah dan sederhana dibanding bentuk bisnis yang lain
kekurangan
Seluruh aset pribadi turut menjadi jaminan atas utang-utang perusahaan karena
tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas
Sumber dana perusahaan terbatas karena sangat tergantung pada kemampung sang
pemilik perusahaan untuk mencari sumber-sumber dana
Kelangsungan perusahaan kurang terjamin, karena operasional perusahaan akan
berhenti ketika (misal) pemilik perusahaan meninggal atau terjerat kasus hukum
2.5.2 Persekutuan
Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama
mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan
perseorangan, setiap sekutu memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.
Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
1. Tambahan pendanaan yang dapat diberikan oleh sekutu. Oleh karena itu tersedia
banyak uang yang dapat digunakan untuk mendanai operasi bisnis.
2. Pembagian kerugian. Setiap kerugian bisnis yang dialami oleh persketuan akan
ditanggung oleh seluruh sekutu. Setiap pemilik akan menyerap bagian kerugiannya
saja.
3. Lebih banyak spesialisasi. Dengan perhatian mereka pada masing masing spesialisasi
yang dimilikinya dan dapat melayani berbagai macam pelanggan.
2. Kewajiban yang tidak terbatas. Para sekutu menjadi subjek dari kewajiban yang tidak
terbatas.
Secara umum persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari
dua atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan
tujuan memperoleh laba, persekutuan dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1. Persekutuan Firma
Firma adalah bisnis yang terjalin atas persekutuan 2 orang atau lebih dengan
menggunakan nama bersama dalam menjalankan usaha. Tanggung jawab dari setiap
anggota firma tidak terbatas, dengan pembagian keuntungan atau pun pertanggungan
kerugian yang sama oleh masing-masing anggota.
Seorang anggota tidak boleh memasukkan seseorang untuk menjadi anggota firma
tanpa persetujuan dari seluruh anggota yang lain
Tidak ada pemisahan harta pribadi dengan harta perusahaan karena tanggung
jawab anggota yang tidak terbatas. Sehingga harta pribadi pun menjadi jaminan
atas utang-utang firma
Anggota yang tidak menyetorkan dana sebagai modal namun berperan dalam
usaha dan tenaga, maka ia akan mendapatkan bagian keuntungan maupun
kerugian yang sama dengan anggota yang menyetor modal dana terkecil
Pengelolaan manajemen yang lebih baik karena terdapat pembagian kerja pada
anggota yang banyak
Syarat pendirian firma yang relatif mudah karena tidak perlu akta pendirian usaha
Memiliki banyak sumber dana atau modal bagi perusahaan sehingga jika
mengajukan kredit akan mudah disebabkan kemampuan keuangan yang cukup
besar dari banyak anggota
Kelemahan firma adalah :
2. Perseroan Komanditer
Anggota perseroan ini disebut sebagai sekutu, yang terbagi menjadi 2 yaitu :
Kemampuan manajemen bisa lebih baik dan besar karena adanya anggota yang
banyak
2.5.3 Koperasi
Koperasi adalah bentuk bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang
bekerja sama dengan asas kekeluargaan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota. Prinsip koperasi terdiri dari :
Pembagian SHU secara adil sesuai dengan besar jasa masing-masing anggota
Koperasi Produksi
Koperasi Konsumsi
Koperasi Usaha
2.6 PERUSAHAAN
Perusahaan adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai entitas yang terpisah
dari pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri. Kegiatan
yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:
Keuntungan Perusahaan
Kerugian Perusahaan
2. Biaya awal. Karena dalam pendiriannya, perusahaan diatur secara ketat dan harus
memenuhi persyaratan legal yang sangat rumit dari negara bagian tempat akta
pendirian perusahaan dikeluarkan.
3. Kerugian terbesar adalah perusahaan pajak ganda, dimana pajak dikenakan pada laba
pendapatan perusahaan dan laba pendapatan para investor
Yaitu peranan para badan pengendali dalam pembuatan keputusan perusahaan. Para
badan pengendali ini terdiri atas :
2. Saham Biasa ( Common Stock ), yaitu saham yang menjamin adanya hak
memberikansuara ( voting ) pada perusahaan tetapi memiliki klaim
terakhir atas kekayaan perusahaan.
2. Dewan Direksi, yaitu suatu kelompok individu yang dipilih oleh para pemegang
sahamuntuk mengawasi manajemen perusahaan. Mereka secara legal
bertanggung jawab atas segalatindakan perusahaan. Mulai dari laporan tahunan
kepada para pemegang saham, penetapankebijakan atas dividen, pengeluaran
utama, serta gaji dan tunjangan para eksekutif.
Aliansi Strategis, adalah dimana dua atau lebih organisasi bekerja sama dalam proyekdemi
keuntungan timbal balik. Dan apabila para sekutu berbagi kepemilikan ( patungan )
perusahaan, hal itu disebut Usaha Patungan ( Joint Venture )
Biasanya disebut ESOP ( Employee Stock Ownership Plan ) Dalam hal ini,
karyawandimungkinkan untuk dapat memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang cukup
besar melaluidana perwalian yang yang didirikan atas nama para karyawan.
Kepemilikan Institusional
Yaitu investor besar, seperti usaha dana yayasan dan dana pensiun, yang membeli saham
perusahaan dalam jumlah besar.
Divestur adalah strategi dimana suatu perusahaan menjual atau lebih unit
bisnisnya.Biasanya dikarenakan perusahaan tersebut perlu lebih berfokus pada bisnis
intinya, lalukemudian menjual bisnis-bisnis yang tidak terkait dan/atau kurang bagus
kinerjanya. Dan apabila perusahaan dapat menjual sebagian dari dirinya sebagai modal,
strategi ini dikenal sebagai Spin-Off.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnis (baik bisnis baru, maupun bisnis yang sudah ada), ada
beberapa hal yang perlu diperhitungkan dan diidentifikasi, serta direncanakan, agar
dapatmeminimalisir kegagalan dalam berbisnis. Memang resiko kegagalan selalu ada,
namunhal itu bisa ditekan apabila kita memperhatikan langkah-langkah detail dalam
berbisnis.
mendunia sebagai motivasi dalam berbisnis, dan menimbulkan pertanyaan, “Apa yang
membuat bisnis itu berhasil?”. Kemudian melihat kegagalan suatu bisnis (besar maupun
kecil) sebagai acuan koreksi atau evaluasi, dan menimbulkan pertanyaan, “Apa yang
membuat mereka gagal ?”.
Perencanaan matang dalam pembuatan konsep suatu bisnis sangat dibutuhkanagar suatu
bisnis tidak berjalan apa adanya. Dan keberhasilan maupun kegagalan suatu bisnis sangat
bergantung pada kemampuan pelaku bisnis megidentifikasi peluang- peluang yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga :
Jakarta.