Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“TOKOH KEWIRAUSAAN DI BIDANG PERTANIAN”

Oleh:
TRI AYU LESTARI
D1E121049
PPT-A

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kewirausahaan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh nilai mata kulaih Kewirausahaan. Penulis sadar
sepenuhnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan, tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan begitu pula halnya dengan laporan ini. Masih banyak kekurangan
walaupun penulis telah berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut, untuk itu
penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun guna
meminimalkan kesalahan dan kekurangan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa msakalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi perbaikan makalah ini.

Kendari, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................
Kata Pengantar ...................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah..............................................................................6
1.3. Tujuan dan Kegunaan...........................................................................7
II. PEMBAHASAN.........................................................................................8
2.1. Pengertian Kewirausahaan....................................................................8
2.2. Profil Tokoh Yang Sukses ...................................................................9
2.3. Proses Perjalanan .................................................................................10
III. PENUTUP......................................................................................................15
3.1. Kesimpulan...........................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangakan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber
acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon
(1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-
employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu
dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian.
Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan
kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi
sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada
saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter
Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Dalam aspek lain keberanian membentuk kewirausahaan didorong oleh guru
sekolah, sekolah yang memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis

1
dan menarik dapat membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha, seperti yang
terjadi pada alumni MIT. Harvard University dan perguruan tinggi lainnya.
Pendidikan formal dan pengalaman bisnis kecil – kecilan yang dimiliki oleh
seorang dapat menjadi potensi utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia
wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan
yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat
terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan
karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan
pengawasan.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa mutu wirausaha belum bisa dikatakan hebat, 3 sehingga
persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak
bagi suksesnya pembangunan.
Sekarang ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis
yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Diawali oleh anak – anak pejabat,
para sarjana dan diploma lulusan perguruan tinggi, sudah mulai terjun ke
pekerjaan bidang bisnis. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang
profesi orang tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan pandangannya ke
bidang bisnis. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan diantara pencari kerja
yang mulai ketat. Lowongan mulai terasa sempit.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sesungguhnya memiliki nilai strategis
di dalam perekonomian Indonesia. Sektor UKM telah memberikan bukti, di
tengah krisis ekonomi melanda pada tahun 1997 bahkan sampai sekarang, UKM
mampu bertahan. Bahkan, ketika BBM melejit pun UKM walaupun ikut terpukul
mampu menghadapi realitas perubahan iklim perekonomian.
Ini disebabkan, UKM sesungguhnya merupakan sektor ekonomi yang
memiliki efisiensi tinggi dibandingkan usaha dalam skala besar. UKM yang lebih
banyak dikelola dan menjadi milik keluarga, memiliki flesibilitas tinggi dalam

2
menghadapi perubahan pasar. Bandingkan dengan sektor usaha berskala besar
yang memiliki dilingkupi banyak faktor pada saat sebuah keputusan perusahaan
akan diambil. Disamping itu, usaha skala besar biasanya sangat tergantung kepada
kemajuan teknologi yang dimiliki pula.Risiko pada usaha skala besar pun lebih
tinggi dibandingkan UKM. 4
Selain itu, penyelesaian manajemen pada usaha skala besar tentu lebih rumit
dibandingkan UKM. Sebagai contoh penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) yang menelan dana dalam jumlah triliun rupiah dipastikan
sangat rumit. Lebih kompleks lagi, karena pemberian BLBI sarat dengan
kongkalikong antara bank dan pemilik usaha. Akibatnya, ketika dilakukan audit
terhadap aset yang dimiliki, jauh lebih rendah dibandingkan nilai dana yang
diperoleh. Itulah sebabnya, mengapa dana BLBI yang sudah diterima para
konglomerat Indonesia itu sangat sulit diselesaikan.
Pemerintah sendiri mengalami dilema, karena tindakan tegas atau
pengenaan sanksi pidana tidak menjadi solusi, jika berkeinginan dana yang sudah
diberikan bisa ditarik kembali.Penanganan persoalan usaha skala besar, seperti
Salim Group, Syamsul Nursalim, dan sejumlah pengusaha besar lainnya, terbukti
membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan, dalam kasus Syamsul Nursalim,
Kejaksaan Agung harus membayar mahal akibat tindakan aparatnya yang culas.
Coba kita membandingkan usaha skala besar dan UKM dari sisi
permodalan. Rata-rata UKM paling tinggi membutuhkan dana untuk melakukan
produksi tidak mencapai Rp 1 miliar. Bandingkan dengan BLBI yang diterima
para konglomerat yang mencapai ratusan triliun rupiah tersebut? Sebut saja kalau
setiap UKM bisa dibangun dengan dana sebesar Rp 50 juta, berapa ribu
pengusaha baru yang bisa dibangun oleh pemerintah? Belum lagi kalau kita
menghitung jumlah tenaga kerja yang bisa diserap? Selain itu, UKM lebih
memiliki hubungan langsung dengan banyak lapisan masyarakat di 5 daerah,
sehingga manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
Sedangkan, usaha skala besar keuntungan yang diperoleh lebih banyak
dinikmati oleh para pemilik usaha tersebut. Pemerintah pada saat ini memang
tengah mendorong pertumbuhan UKM di Indonesia. Sebagai regulator,

3
pemerintah harus mampu memberikan gambaran peluang usaha yang memiliki
prospek tinggi pada masa datang. Yang tidak kalah penting, pemerintah juga
harus mendorong dunia perbankan untuk lebih memberi kesempatan kepada para
pelaku UKM untuk mengakses ketersediaan pinjaman.
Pada sisi lain, kelemahan manajemen keuangan dan marketing dari UKM
bisa ditutup dengan menggandeng perguruan tinggi, khususnya jurusan-jurusan
yang bisa mendukung perbaikan manajemen setiap UKM. Langkah-langkah
tersebut sesungguhnya tidak sulit diimplementasikan. Yang terpenting adalah ada
kemauan politik pemerintah untuk membangun UKM dan menjadikannya sebagai
basis perekonomian nasional. Dalam kerangka penghematan devisa Negara, UKM
bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri.
Artinya, UKM bisa bermanfaat lebih besar untuk memproduksi kebutuhan
konsumsi dalam negeri daripada harus menggunakan hasil industri asing, seperti
dari RRC, Jepang, Taiwan, Malaysia, Eropa dan Amerika Serikat. Pemakaian
produk lokal juga bermanfaat untuk membangun nasionalisme di kalangan
masyarakat. Kondisi demikian tentu saja harus didorong oleh pemerintah. Sebagai
regulator, dinamisator, pemerintah juga harus kreatif 6 dalam membangun
semangat enterpreunership di kalangan masyarakat. Sebab, masyarakat memang
tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Namun demikian UKM memiliki beberapa
kelamahan terkait dengan stuktural, dimana dalam proses pengelolaannya masih
sederhana sehingga masih kesulitan untuk memenuhi atau mencukupi kebutuhan
permodalan dan akses untuk pemasaran produk. Kondisi ini terjadi karena juga
yang menjadi kelemahan UKM yaitu adanya kelemahan kultural terkait dengan
proses pengelolaan yang dilakukan oleh pemilik usaha.
Di Malang ada berbagai jenis usaha, salah satunya adalah industri sepatu.
Industri sepatu ini membuat sendiri produknya kemudian disalurkan kepada
pedagang lalu kemudian sampai pada tangan konsumen atau konsumen bisa
langsung membeli di tempat produksi langsung. Ada berbagai macam alasan sang
pemilik mendirikan usaha tersebut. Ada beberapa faktor pemicu bisnis dilihat dari
berbagai segi, yaitu personal, lingkungan (environment), sosiologi (sociological).
Faktor – faktor inilah yang memicu orang mengapa mereka ingin berwirausaha

4
(Alma, 2011). Industri sepatu dan sandal memiliki peran yang penting terkait
dengan pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu masuk dalam kebutuhan sandang.
Namun demikian kondisi yang terjadi sekarang ini masyarakat tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan sandang, namun demikian upaya untuk mengukuti fashion
yang terjadi menjadi pilihan bagi masyarakat dalam keputusan pembelian produk.
Faktor personal ini berkaitan dengan individu itu sendiri. Yang dimasudkan
individu dalam hal ini adalah pengusaha atau pemilik usaha. Sehingga faktor 7
personal ini berkaitan dengan dorongan atau paksaan yang terjadi dalam individu
itu sendiri. Faktor lingkungan ini berkaitan dengan lingkungan dari individu
(pengusaha atau pemilik usaha). Misalnya persaingan, sumber daya, dan lain –
lain. Faktor sosiologi ini berkaitan dengan hubungan sosial individu (pengusaha
atau pemilik usaha). Misalnya hubungan atau relasi dengan orang lain, tim untuk
bekerjasama, bantuan dari keluarga, dan lain – lain.
Keberhasilan usaha pada industri sepatu pada umumnya ditandai dengan
kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa
yang akan datang. Dalam konteks industri atau usaha sepatu sebagai organisasi
ekonomi, maka keberhasilan usaha pada penelitian ini adalah yang dikemukakan
oleh Bienayme dalam Novari (2002), keberhasilan usaha diartikan sebagai suatu
proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan, baik itu dalam
perkembangan perusahaan, pertumbuhan jumlah karyawan, peningkatan omzet
penjualan dan lain – lain. Pengelolaan tenaga kerja yang baik mendukung
kelangsungan hidup perusahaan atau usaha, karena ketersediaan tenaga yang
kompeten dan efisien akan menguntungkan bagi perusahaan atau usaha.
Tenaga kerja yang kompeten akan memiliki produktivitas yang tinggi
sehingga berakibat pada meningkatnya pendapatan yang diperoleh perusahaan
atau usaha. Produktivitas yang tinggi akan berdampak langsung terhadap output
produksi yang tinggi pula. Sehingga dengan output produksi yang tinggi tersebut
akan meningkatkan pendapatan. Pentingnya melakukan penelitian faktor pemicu
bisnis dan keberhasilan usaha pada industri sepatu di Malang, dikarenakan peneliti
ingin mengetahui 8 sejauh mana keberhasilan usaha pada industri ini jika dilihat
dari beberapa indikator keberhasilan usaha yaitu peningkatan output produksi,

5
dari hasil wawancara peneliti dengan pengusaha industri sepatu Sagga bahwa
hasil output produksi sepatu mulai mengalami peningkatan dari waktu ke waktu,
karena adanya target penjualan dari pengusaha industri sepatu Sagga tersebut. Jika
dilihat dari segi peningkatan karyawannya ada peningkatan jumlah karyawan dari
beberapa tahun terakhir meskipun hanya satu atau dua orang saja.
Sedangkan faktor pemicu bisnis pada seorang pengusaha akan menentukan
keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha. Dari hasil
wawancara yang peneliti lakukan ada beberaba faktor yang memicu atau
mendorong atau memaksa seseorang untuk berwirausaha atau menjalankan usaha.
Salah satunya adalah karena faktor personal. Pada pemilik industri sepatu dia
berani untuk menanggung resiko dan memiliki komitmen atau minat yang tinggi
terhadap bisnis. Pemilik industri sepatu ini pernah mengalami kegagalan, namun
karena memiliki komitmen atau minat yang tinggi pada bsnis pemilik industri
sepatu ini membuka kembali bisnisnya dan saat ini usaha yang dijalankan selama
dua tahun terakhir ini mengalami perkembangan.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas padal beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang di maksud dengan kewirausahaan ini?
2. Siapa tokoh yang sukses di bidang kewirausahaan khususnya di bidang
pertanian?
3. Bagaimana perjalanan wirausahawan tersebut hingga menjadi sukses?

6
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui arti dan
makna dari kewirausahaan, dan dapat termotivasi dari tokoh yang sukses dalam
kewirausahaan khususnya di bidang pertanian.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan


Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak
agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi
(asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang
yang pandai atauberbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru,menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya. Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi
dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan
bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalamrangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan


sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.Sedangkan kewirausahaan
menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam
melaksanakan usaha/kegiatan. Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada
di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja,
material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang
lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan padaorang yang membawa
perubahan, inovasi, dan aturan baru. Kewirausahaan dalam arti proses yang
dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses mengkreasikan dengan
menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang

8
tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resikosocial, dan akan
menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasanserta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki olehseorang
wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang
diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha
ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam
kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang
mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah
independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk
derajat kesuksesan usahanya.
2.2 Profil Tokoh Yang Sukses Dalam Kewirausahaan Di Bidang Pertanian

Nama : Muh. Dzakwan Dzakir M.


Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 21 Mei 2002
Alamat : BTN. Andi Tonro Permai, Blok B9, No. 16.
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Lajang
Hobi : Bersepeda
Mimpi : Menjadi Milarder Diusia Muda

9
2.3 Proses Perjalanan

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah
seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan
peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam
banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan
celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga
yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu
orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh
harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap
hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.
Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih
9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lloyd di kota Amsterdam dan juga di
Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan
hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta
2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli
sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan.
Setelah beberapa lama tinggal
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah
menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya.
Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan
mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob
beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100,-. la pun
sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan
depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul
inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia
mendapat ilham, ayam saja berjuang untuk hidup, tentu manusiapun juga bisa
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa
kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak

10
langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan
istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap
orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing
sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan.
Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan.
Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal
super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan
kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis,
khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi
orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para
petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi
kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. la dan istrinya sering
jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan,
komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak
harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan
dari apa yang telah la lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir
untuk membuat rencana sehingga la tidak segera melangkah. "Yang paling
penting tindakan," kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung
terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya.
Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu,
kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan professional
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak
serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan

11
kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-
baiknya.Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua
anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama,
semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan
pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg,
Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri.
Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA
Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan
pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg,
Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri.
Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA
Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan. Satu ia jual untuk membeli
sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi,
masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob
sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi
berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. "Hati saya ikut hancur," kata
Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan.
Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai
sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras,
"Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari
kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: la berhasil
menjadi pemilik tunggal dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik.
Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah
"warung" shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985
menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton
daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar. "Saya

12
hidup dari fantasi," kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua
anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp
1.000 per kilogram. "Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga
segitu," kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar
bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-
habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang
berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat
yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

5 Karakter sukses menurut Bob Sadino adalah:

1. Memiliki kemauan yang Keras

Calon wirausahawan harus memiliki kemauan yang keras untuk menghadapi


kendala terutama di awal-awal berdirinya bisnis atau usaha. Kemauan yang keras
dapat dijadikan modal saat merintis sebuah usaha.

2. Bertekad Kuat

Taati rencana aksi (action plan) yang telah dibuat. Calon wirausahaan harus
memiliki komitmen dan tekad yang kuat untuk konsisten menjalankan bisnisnya.

3. Berani Mengambil Risiko

Berani mengambil risiko adalah jalan untuk maju. Tidak berani jalan maju artinya
bisnis akan diam ditempat.

4. Tahan Banting dan Tidak Cengeng

Calon wirausahaan sebaiknya tidak larut dalam kesedihan jika bisnisnya sedang
mengalami masalah. Calon wirausaha harus mencari solusi dari permasalahan
permasalahaan dan memiliki keyakinan kuat masalah yang menimpa bisnisnya
akan berlalu..

13
5. Ikhlas dan Selalu Bersyukur
Sikap ikhlas dan syukur dapat membuat seorang pebisnis memaknai setiap hasil
yang didapat dari bisnisnya, sekecil apapun profit usaha yang ia peroleh.

14
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti: pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak
agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.
Dalam menjalankan kewirausahaan kita harus bersunggung-sungguh,
terkadang dalam melaksanakan sesuatu akan ada jatuh bangun yang di rasakan,
selagi kita semangat dan pantang menyerah, maka kesuksesan anak datang dengan
sendirinya.

15

Anda mungkin juga menyukai