Anda di halaman 1dari 16

BISNIS BARU DAN KEPEMILIKAN BISNIS

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Kewirausahaan”

Dosen Pengampu
Mulyana Saleh, S.E., M.Pd.

Disusun oleh :

Nur Islamiyati (19.02.021)

Septiana Media Wati (19.02.027)

Vita Izzati Hakim (19.02.032)

PROGRAM STUDI MUAMALAH

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH HUSNUL KHOTIMAH

KUNINGAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kami kemudahan dan kelancaran.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad saw yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak
yang telah mendukung penyusun dalam menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah Kewirausahaan dengan judul “Bisnis baru dan kepemilikan bisnis”
Kami selaku penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi
pembaca sekalian. Mohon maaf atas segala kekurangan, hal itu tentu berasal dari kami selaku
penyusun. Dan apabila terdapat kebaikan, hal itu tentunya datang dari Allah Swt.

Kuningan, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... ii


Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A. Kriteria dan Peran Usaha Kecil dalam Perekonomian .............................. 2
B. Memulai dan Menjalankan Bisnis Kecil ................................................... 2
C. Tren, Keberhasilan, dan Kegagalan Usaha Baru ...................................... 4
D. Bentuk Kepemilikan Bisnis ...................................................................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wirausaha memiliki peran yang besar dalam perekonomian nasional karena dapat
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengkombinasikan
faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian), serta meningkatkan
produktivitas.
Dalam membangun usaha itu sendiri memang tidaklah mudah karena membutuhkan
kematangan dalam proses perencanaannya dan juga ketakutan-ketakutan akan kegagalan
seringkali menyebabkan seseorang ragu-ragu untuk membangun usaha/bisnis sendiri. Namun
selagi kita yakin, percaya pada diri sendiri dan mampu bekerja keras, pastilah usaha tersebut
akan berhasil.
Setiap individu harus berusaha untuk menjadi produktif. Berwirausaha tidak harus
langsung serta merta menjalankan usaha/bisnis yang besar. Bisa dimulai dengan usaha-usaha
dengan skala kecil, karena meskipun kecil sudah terbukti mampu mendorong kemajuan
ekonomi negara. Keberadaannya sangat bermanfaat dalam hal pendistribusian pendapatan
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kriteria dan peran usaha kecil dalam perekonomian?
2. Bagaimana memulai dan menjalankan bisnis kecil?
3. Bagaimana tren, keberhasilan, dan kegagalan usaha baru?
4. Bagaimana bentuk kepemilikan bisnis?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kriteria dan peran usaha kecil dalam perekonomian.
2. Untuk mengetahui cara memulai dan menjalankan bisnis kecil.
3. Untuk mengetahui tren, keberhasilan, dan kegagalan usaha baru.
4. Untuk mengetahui bentuk kepemilikan bisnis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kriteria dan Peran Usaha Kecil dalam Perekonomian


Usaha mikro atau kecil, dan menengah (UMKM) menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2008 tentang UMKM disebutkan bahwa UMKM adalah perusahaan kecil yang
dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau yang dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan
jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. Tujuannya adalah untuk memperluas lapangan
pekerjaan serta memberi pelayanan ekonomi kepada masyarakat luas.
Meskipun dalam skala kecil, UMKM sudah terbukti mampu mendorong kemajuan
ekonomi negara. Keberadaannya sangat bermanfaat dalam hal pendistribusian pendapatan
masyarakat. Dengan adanya UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja dalam skala yang
besar (mengingat jumlah penduduk Indonesia yang banyak) sehingga hal ini dapat
mengurangi tingkat pengangguran. Saat ini banyak masyarakat yang menjalankan bisnis ini
karena keunggulan yang ada jarang didapatkan pada skala bisnis yang lebih besar. Salah satu
keunggulan yang utama adalah kemudahan dalam mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi baru dan inovasi dalam bisnis. Adopsi teknologi terbaru menjadi lebih mudah
dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing bisnis UMKM karena tidak
memiliki birokrasi yang rumit dan struktur organisasi masih relatif ramping sehingga
koordinasi dan komunikasi antar manajerial cenderung untuk mudah dilakukan. Selain
kemudahan aplikasi teknologi, keunggulan lainnya adalah dalam hal menjaga hubungan baik
antar karyawan, hal ini dikarenakan secara jumlah karyawan masih lebih kecil.
Secara umum, terdapat tiga peran UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi:
1. Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM berperan dalam
pemerataan tingkat perekonomian rakyat karena berada di berbagai tempat. UMKM
bahkan menjangkau daerah yang pelosok sehingga masyarakat tidak perlu ke kota
untuk memperoleh penghidupan yang layak.
2. Sarana mengentaskan kemiskinan UMKM berperan untuk mengentaskan masyarakat
dari kemiskinan sebab angka penyerapan tenaga kerja terhitung tinggi.
3. Sarana pemasukan devisa bagi negara UMKM menyumbang devisa bagi negara sebab
pasarnya tidak hanya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar negeri.
B. Memulai dan Menjalankan Bisnis Kecil

2
Ada banyak orang yang ingin menjadi pengusaha tapi sedikit sekali yang berani untuk
memulai. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya ketakutan untuk memulai usaha baru seperti
ketakutan akan kegagalan, kerugian dan lain sebagainya.
Adapun untuk mencegah ketakutan-ketakutan tersebut, hal-hal yang harus
diperhatikan dalam membangun usaha adalah;
1. Memastikan Ide
Cara memulai usaha dari kecil yang pertama adalah memastikan bahwa ide yang
dimiliki bukan sekedar inovasi dari produk-produk yang sudah ada melainkan memiliki
kejelasan dan benar-benar dipahami. Jangan sampai menghabiskan waktu untuk memulai
usaha yang sama sekali belum dikuasai bahkan dari ide dasarnya. Penting juga
mempertanyakan pada diri sendiri mengenai :
 Kenapa kamu ingin menjadi pengusaha dan memiliki usaha sendiri?
 Kenapa kamu ingin membangun usaha sendiri? apakah kemudian bisnis yang kamu
bangun akan tetap kecil atau bisa menjadi besar? siapkah kamu dengan segala risiko
yang terjadi dalam usaha kamu?
Memastikan ide sama dengan menanyakan kembali kesanggupan diri sendiri, sebab
tidak ada usaha yang besar dan sukses dibangun dalam sekejap. Semua butuh usaha dan
keyakinan.
2. Melakukan Riset Sebelum Memulai Usaha
Setelah mempunyai ide dan berhasil meyakinkan diri sendiri, cara memulai usaha
kecil berikutnya adalah melakukan riset sebelum memulai usaha. Mulai dari barang-barang
apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen, mencari tahu pesaing, perhatikan harga barang
melalui pertimbangan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang ingin didapat.
3. Menerima Segala Masukkan
Mendengar adalah salah satu kunci dari kesuksesan. Dengarkan saran dari senior
bisnis atau dari siapapun yang mengerti persoalan bisnis. Dengan mendengarkan kamu akan
memiliki pengetahuan baru dan dapat mengembangkannya secara terperinci.
4. Membuat Rencana Usaha
Dasar dari sebuah usaha yang akan dijalankan adalah adanya perencanaan usaha atau
sering disebut business plan. Orang yang memulai usaha baru seringkali mengalami
kegagalan, salah satu di antaranya disebabkan karena pada saat membuka usaha tidak
menyusun perencanaan terlebih dahulu, sehingga apa yang dilakukan tidak didasarkan pada
perhitungan awal.

3
Yang terpenting dalam memulai usaha dari kecil adalah menyusun rencana matang.
Rencana bisnis akan membantu untuk mendapatkan keuntungan dalam berbisnis, memahami
kebutuhan uang, dan memberi kamu peta untuk menghidupkan bisnis. Rencana bisnis yang
matang dalam hal ini bisa jadi aset besar, maka dari itu dalam menyusun rencana bisnis
perhatikan dengan baik dan menyeluruh.
5. Buatlah yang Sederhana
Sebagai pemula dalam hal bisnis, mulailah dengan bisnis baru yang sederhana
ketimbang langsung membuat bisnis besar yang akhirnya membuat produk mahal dan tidak
diinginkan oleh banyak orang. Cara memulai usaha dari kecil tersebut dapat mencegah
gagalnya bisnis di awal.
6. Lakukan Secara Bertahap
Sebagai pengusaha baru, memerlukan waktu untuk dapat menghasilkan pendapatan
tetap hingga usaha dapat berjalan dengan sendirinya secara stabil. Dibutuhkan pula
pengorbanan ditahap-tahap pertama. Setelah arus bisnis mulai tergambarkan maka saat itulah
usaha memiliki arus kas yang sehat.
7. Percaya Diri terhadap Bisnis yang telah Dimulai
Cara memulai usaha dari kecil yang terkahir adalah dengan meyakinkan diri dan
percaya pada diri sendiri dengan bisnis yang telah dibuat agar dapat lebih meyakinkan
konsumen untuk menggunakan produk yang dibuat. Hilangkan rasa khawatir dan mulailah
untuk membicarakan usaha yang telah kamu mulai di depan umum.
C. Tren, Keberhasilan, dan Kegagalan Usaha Baru
1. Tren dalam Memulai Usaha Baru
a) Kehadiran e-commerce
b) Peralihan dari bisnis besar
c) Peluang dari kaum minoritas wanita
d) Tingkat keberhasilan yang lebih baik
2. Keberhasilan Usaha Baru
a) Kerja keras
b) Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan
c) Kompetensi manajerial
d) Keberuntungan
3. Kegagalan Usaha Baru
a) Manajerial yang tidak berkompeten dan tidak berpengalaman
b) Kurang memberi perhatian

4
c) Sistem kontrol yang lemah
d) Tidak cukup modal
D. Bentuk Kepemilikan Bisnis
Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan
kegiatan bisnis karena berhasil atau tidaknya bisnis yang dijalankan juga tergantung dari
keputusan tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk
perusahaan yang akan didirikan, antara lain:
1. Jumlah modal yang dimiliki maupun yang diperlukan untuk memulai usaha
2. Kemungkinan penambahan modal yang diperlukan
3. Metode dan luasnya pengawasan terhadap perusahaan
4. Rencana pembagian laba
5. Rencana penentuan tanggung jawab
6. Besar kecilnya resiko yang harus dihadapi
Adapun bentuk-bentuk kepemilikan bisnis diantaranya yaitu;
1. Usaha perseorangan
2. Firma
3. Persekutuan Komanditer (CV)
4. Perseroan Terbatas (PT)
5. Perseroan Terbatas Negara (Pesero)
6. Perusahaan Daerah (PD)
7. Perusahaan Negara Umum (Perum)
8. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
9. Koperasi
10. Yayasan

1. Perusahaan Perseorangan
Merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali dipakai di Indonesia. Bentuk ini
biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang kecil atau pada saat permulaan mengadakan
kegiatan usaha. Usaha perseorangan ini dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan. Di samping itu, tidak diperlukan
ijin untuk pendiriannya.
Kelebihan usaha perseorangan :
a. Seluruh laba menjadi miliknya.
b. Kepuasan pribadi.

5
c. Kebebasan dan fleksibilitas.
d. Lebih mudah memperoleh kredit.
e. Kerahasiaan terjamin.
Kekurangan usaha perseorangan :
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
b. Sumber keuangan terbatas.
c. Kesulitan dalam manajemen.
d. Kelangsungan usaha kurang terjamin.
e. Kurangnya kesempatan bagi para karyawan.
2. Firma (Fa)
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan nama bersama, yang mana tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak
terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-sama.
Demikian pula halnya jika mengalami kerugian, semuanya pun ikut menanggung resiko.
Adapun keanggotaannya tidak dapat berpindah tangan kepada orang lain selama
anggota tersebut masih hidup. Biasanya anggota dalam firma adalah orang-orang yang sudah
saling mempercayai satu sama lain. Pada umumnya firma bukanlah badan hukum karena
masing-masing anggota dengan seluruh harga benda pribadinya bertanggung jawab atas
semua utang perusahaan. Sedangkan badan hukum mempunyai pengertian bahwa tanggung
jawab para anggota terhadap utang perusahaan itu hanya terbatas pada kekayaan dari badan
hokum yang bersangkutan.
Kelebihan Firma :
a. Jumlah modal relatif lebih besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang
lebih besar
c. Kemampuan manajemennya lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara
para anggotanya. Di samping itu, semua keputusan diambil bersama-sama.
Kekurangan Firma :
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan.
b. Kelangsungan perusahaan tidak menentu sebab apabila salah seorang anggota
membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama maka firma bisa bubar .
c. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus ditanggung bersama oleh
anggota yang lain.

6
3. Perseroan Komanditer (CV)
Dalam perseroan komanditer atau Commanditaire Vennootschap (CV), salah satu
atau beberapa anggota bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota yang lain bertanggung
jawab secara terbatas terhadap utang-utang perusahaan.
Menurut pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, CV adalah suatu bentuk
perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin,
mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan
orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta
bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan dalam perusahaan tersebut.
Dari pengertian di atas, diketahui bahwa dalam CV terdapat dua jenis sekutu yang
berlainan sifat dan tugasnya yaitu sekutu komanditer dan sekutu komplementer. Sekutu
komanditer apabila tidak diperjanjikan lain, tidak tampil ke depan, artinya tetap tinggal di
belakang layar, ia hanya mempercayakan sejumlah uang atau barangnya kepada sekutu
komplementer untuk ikut serta membiayai perusahaan yang dijalankan oleh sekutu
komplementer. Sedangkan sekutu komplementer adalah sekutu yang aktif menjalankan
perusahaan berhubungan dengan pihak-pihak ketiga dan bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pihak ketiga.
Kelebihan CV :
a. Modal yang dikumpulkan lebih besar
b. Mudah memperoleh kredit
c. Kemampuan manajemennya lebih besar
Kekurangan CV :
a. Sebagian anggota mempunyai tanggung jawab tidak terbatas
b. Kelangsungan hidupnya tidak menentu
c. Sulit untuk menarik kembali modalnya terutama bagi sekutu komplementer
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas juga disebut NV (Naamloze Vennootschap) terdiri dari para
pemegang saham (pesero/stakeholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap
utang-utang perusahaan sebesar modal yang mereka setorkan. Siapapun yang berminat dapat
membeli saham dan menjadi pemilik PT sebatas jumlah saham yang dimiliki.
PT merupakan suatu badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri yang terpisah
dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham. Para pemegang saham hanya akan
memperoleh deviden apabila perseroan itu mendapatkan laba. Oleh karena itu setiap tahun
diwajibkan kepada direktur untuk melaporkan keuntungan yang diperolehnya.

7
Bentuk PT biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang besar yang membutuhkan
modal dalam jumlah yang besar pula. Usaha perseorangan, firma maupun CV dapat
mengubah bentuknya menjadi PT agar dapat memperluas volume usahanya.
Kelebihan PT :
a. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-utang
perusahaan.
b. Kelangsungan hidup perusahan sebagai badan hukum lebih terjamin sebab tidak
tergantung pada beberapa peserta; pemilik dapat berganti-ganti.
c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang lain.
d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya,
misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
e. Manajemen yang lebih kuat dan besar.
Kekurangan PT :
a. PT merupakan subyek pajak tersendiri sedangkan deviden yang diterima oleh
pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan.
b. Pendiriannya lebih rumit dan ongkos pendiriannya relatif tinggi.
c. Relatif kurang terjaminnya rahasia perusahaan
5. Perseroan Terbatas Negara (Persero)
PT (Persero) merupakan salah satu bentuk perusahaan milik Negara yang sebelumnya
bernama Perusahaan Negara (PN). Umumnya Persero ini terjadi dari Perusahaan Negara yang
kemudian diadakan penambahan modal yang ditawarkan kepada pihak swasta. Tujuan
Persero adalah mencari keuntungan maksimum dengan menggunakan faktor-faktor produksi
yang ada secara efisien.
Menurut Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang No. 1 tahun 1969,
dinyatakan bahwa: yang dimaksud dengan Persero adalah semua perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas dan diatur menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang mana
seluruh atau sebagian saham-sahamnya dimiliki oleh Negara dari kekayaan Negara yang
dipisahkan. Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 17 tahun 1967,
disebutkan bahwa ciri-ciri pokok Persero adalah :
a. Makna usaha adalah untuk mencari keuntungan.
b. Status hukumnya sebagai hukum perdata berbentuk Perseroan Terbatas.
c. Hubungan-hubungan usaha diatur menurut hukum perdata.
d. Modal seluruhnya atau sebagian merupakan milik Negara dan kekayaan Negara
yang dipisahkan seperti ini memungkinkan diadakannya usaha bersama dengan

8
pihak swasta baik swasta nasional maupun swasta asing. Di samping itu
dimungkinkan juga adanya penjualan saham-saham perusahaan milik negara.
e. Tidak memiliki fasilitas-fasilitas negara.
f. Pimpinan dipegang oleh Direksi.
g. Karyawannya mempunyai status sebagai karyawan perusahaan swasta.
h. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham. Hak suara didasarkan pada
banyaknya saham yang dimiliki atau menurut perjanjian yang telah ditentukan
sebelumnya.
6. Perusahaan Daerah (PD)
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Daerah. Perusahan Daerah bertujuan untuk mencari keuntungan yang nantinya
dapat digunakan untuk pembangunan daerah. Kekayaan Perusahaan Daerah dipisahkan dari
kekayaan negara untuk menghindari praktek usaha yang tidak efisien. Sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 1969, pengurusan Perusahaan-perusahaan
Daerah tidak lagi dilakukan oleh Badan Pimpinan Perusahaan-Perusahaan Daerah
(BAPIPPDA). Pengurusan selanjutnya diserahkan kepada Gubernur / Kepala Daerah.
7. Perusahaan Negara Umum (Perum)
Perum bertujuan untuk mencari keuntungan, tetapi tidak mengabaikan kesejahteraan
masyarakat. Dalam Instruksi Presiden R.I. Nomor 17 tanggal 28 Desember 1967, dinyatakan
bahwa kegiatan usaha Perum terutama ditujukan untuk melayani kepentingan umum, baik
kepentingan di bidang produksi, distribusi maupun konsumsi tanpa mengabaikan prinsip-
prinsip efisiensi. Bidang-bidang usaha yang dilakukannya biasanya berupa jasa-jasa vital
(public utilities). Semua kekayaan Peruma dipisahkan dari kekayaan negara agar dapat
mencapai efisiensi.
Walaupun seluruh modal Perum dimiliki oleh Pemerintah, tidak menutup
kemungkinan kepada pihak swasta untuk menanamkan modalnya pada bidang yang sama.
8. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
Berbeda dengan Perum yang semua kekayaannya dipisahkan dari kekayaan negara,
Perjan dapat memiliki fasilitas-fasilitas negara sebab merupakan bagian dari
Departemen/Direktorat Jenderal dan seluruh karyawannya berstatus sebagai pegawai negeri.
Kegiatan yang dilakukan terutama untuk kesejahteraan umum dengan memperhatikan
segala segi efisiensinya. Walaupun demikian, menunjang kesejahteraan umum merupakan
tujuan utama didirikannya Perjan.
9. Koperasi
9
Menurut UU Pokok Perkoperasian Nomor 12 tahun 1967, Koperasi Indonesia
diartikan sebagai:
Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang
atau badan-badan hukum. Koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan kegotong-
royongan.
Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa fungsi Koperasi Indonesia adalah :
a. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat
b. Alat pendemokrasian ekonomi nasional
c. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia
d. Alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa
Indonesia serta dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. Koperasi
dimaksudkan untuk menampung kegiatan perekonomian pada tingkat lapisan
bawah yang masih merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia.
Untuk menjalankan kegiatan koperasi, diperlukan sejumlah modal yang memadai.
Modal tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:
a. Anggota Koperasi
Dapat dibedakan menjadi:
 Simpanan pokok, yaitu simpanan yang harus dipenuhi oleh setiap orang pada
saat mulai menjadi anggota Koperasi, besarnya tetap dan sama untuk setiap
anggota.
 Simpanan wajib, yaitu simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk
membayar pada waktu tertentu, misalnya sebulan sekali
 Simpanan sukarela, yaitu simpanan yang besarnya dan waktunya tidak tertentu
tergantung pada kerelaan anggota atua perjanjian antara anggota dengan
Koperasi .
b. Pinjaman
Koperasi dapat melakukan peminjaman kepada pihak luar maupun anggota
koperasi sendiri apabila modal yang ada dirasakan belum mencukupi.
c. Hasil Usaha
Keuntungan yang diperoleh Koperasi dari hasil penjualan di atas harga belinya
dapat ditanamkan kembali untuk memperbesar volume usahanya. Sumber dana
seperti ini disebut hasil usaha.
d. Penanaman Modal

10
Sumber dana dari penanam modal jarang didapat di Indonesia karena banyak
usaha lain selain koperasi yang dianggap lebih menarik.
10. Yayasan
Pada umumnya yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang
dipisahkan. Tujuan pendiriannya bukanlah untuk mencari keuntungan melainkan lebih
menitikberatkan pada usaha-usaha sosial. Selain itu banyak juga yayasan yang menjalankan
suatu perusahaan baik seluruhnya maupun hanya sebagian. Jadi, yayasan dibentuk sebagai
badan hukum yang sesuai untuk berbagai macam kegiatan yang akan dijalankan di luar
kondisi persaingan usaha.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wirausaha secara singkat dapat diartikan sebagai seseorang yang berani menerima
resiko untuk memulai dan menjalankan bisnis/usaha,, dapat dimulai dengan menjalankan
usaha/bisnis kecil, karena walaupun dalam skala kecil dapat mempengaruhi perekonomian.
Peran usaha kecil bagi perekonomian adalah a) sarana memeratakan tingkat perekonomian
rakyat kecil b) sarana mengentaskan kemiskinan c) sarana pemasukan devisa bagi negara.
Sebelum menjalankan sebuah usaha, hal yang harus dipersiapkan adalah; 1)
memastikan ide 2) melakukan riset 3) menerima segala masukan 4) membuat rencana usaha 5)
membuat yang sederhana 6) melakukan secara bertahap dan 7) percaya diri terhadap
usaha/bisnis yang telah dijalankan.
Kunci keberhasilan dalam ber-usaha ialah kerja keras, permintaan pasar akan produk
atau jasa yang disediakan, kompetensi manajerial, dan keberuntungan. Adapun kegagalan
dalam menjalankan usaha beberapa di antaranya adalah manajerial yang tidak berkompeten
dan tidak berpengalaman, kurang memberi perhatian, sistem kontrol yang lemah, dan tidak
cukup modal.
Bentuk-bentuk kepemilikan bisnis diantaranya yaitu; usaha perseorangan, firma,
persekutuan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), perseroan terbatas negara (Pesero) ,
perusahaan daerah (PD), perusahaan negara umum (Perum), perusahaan negara jawatan
(Perjan), Koperasi, dan Yayasan.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/513755351/Makalah-memahami-kewirausahaan-dan-
kepemilikan-bisnis-baru [diakses pada tanggal 5 Oktober 2022]

https://nuansa.nusaputra.ac.id/2021/03/30/peran-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-
dalam-perekonomian-indonesia/ [diakses pada tanggal 5 Oktober 2022]

https://m.merdeka.com/jabar/7-cara-memulai-usaha-dari-kecil-penting-diperhatikan-demi-
kesuksesan-kln.html [diakses pada tanggal 5 Oktober 2022]

adoc.pub.bentuk_bentuk_kepemilikan_bisnis [diakses pada tanggal 5 Oktober 2022]

13

Anda mungkin juga menyukai