Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

USAHA KECIL DAN KEWIRAUSAHAAN


Mata Kuliah : Pengantar Manajemen Dan Bisnis
Dosen Pengampu : Haifa Hannum Arija, SE., MM.

Disusun Oleh:

DAIFA DEWI WAHYUNI 60122001


ADINDA AGUSTINA 60122002

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya. Shalawat serta salam kami curahkan untuk baginda Rasullulah Shalalllahu
alaihi wassalam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sederhana.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan teman-
teman dengan memberikan segala kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
megharapkan segala bentuk masukan baik berupa saran,kritikan yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Kami baerharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Kendal, Desember 2022


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................iv
1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................v
1.3. TUJUAN.......................................................................................vi
BAB II PEMBAHASAN
1.1. PENGERTIAN MANAJER......................................................vii
1.2. TUGAS-TUGAS MANAJER.....................................................ix
1.3. FUNGSI MANAJER..................................................................xii
1.4. SIFAT-SIFAT MANAJER.......................................................xiii
1.5. TINGKATAN MANAJER.......................................................xvi
BAB III PENUTUP
1.1. KESIMPULAN.........................................................................xvii
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Di zaman globalisasi sekarang ini, batas antar negara-negara sudah mulai
hilang sebagai akibat modernisasi komunikasi, ditambah lagi dunia sedang
memasuki masa krisis finansial global yang mengganggu aktivitas-aktivitas
ekonomi skala global. Ribuan karyawan di-PHK dari pekerjaanya,hal ini terjadi
tidak semata-mata hanya di negara Indonesia saja akan tetapi fenomena ini
telah terjadi di banyak negara di belahan dunia. Sebagai salah satu langkah
menghadapi masalah ekonomi sekarang yang ditandai dengan bertambahnya
angka pengangguran maka sudah saatnya warga negara-negara di dunia di
tuntut untuk mulai mandiri tidak menggantungkan diri menjadi karyawan dari
sebuah perusahaan.
Bentuk kemandirian bisa saja dalam bentuk membuka usaha atau bisnis
sendiri dan dikelola sendiri. Banyak bentuk-bentuk bisnis yang bisa dijalani
oleh siapapun. Tentunnya hanya orang-orang siap saja yang mampu menang di
era kompetitif dan krisis global sekarang ini.Sejarah telah menunjukkan bahwa
inovasi besar lebih mungkin muncul dari bisnis-bisnis kecil daripada bisnis.
Inovasi tidak selalu merupakan produk baru. Michaell Dell tidak menemukan
PC,akan tetapi dia mengembangkan satu cara yang inovatif untuk
membuatnya(membeli komponen yang sudah jadi dan merakitnya) dan cara
inovatif untuk menjualnya(langsung kepada konsumen,mula-mula melalui
telepon dan sekarang melalui internet).Menurut SBA,bisnis kecil memasok
55% dari semua inovasi di pasar AS.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari usaha/bisnis kecil dan kewirausahaan ?
2. Langkah-langkah apa saja yang di lakukan seorang wirausahawan untuk
memulai usaha/bisnis kecil ?
3. Faktor apa saja yang dapat menjadi penyebab kegagalan dan keberhasilan
dari suatu usaha/bisnis kecil ?
4. Apa saja yang menjadi kriteria penentuan untuk seseorang dapat di katakan
menjadi seorang wirausahawan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memberi ilmu pengetahuan secara lebih luas kepada para pembaca tentang
usaha/bisnis kecil dan kewirausahaan.
2. Untuk menanamkan jiwa kewirausahaan terhadap para pembaca untuk dapat
meraih sebuah kemandirian.
BAB II
Pembahasan

2. Usaha Kecil
2.1 Pengertian Usaha/Bisnis Kecil
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi
kriteria kekayaan  bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995. Usaha kecil
merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan,
potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan
pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada
khususnya. Usaha kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas
lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat
serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
ekonomi pada khususnya.
         Pada dasarnya tujuan utama menjalankan usaha kecil sama dengan tujuan
perusahaan besar untuk memperoleh laba dan dan menjaga kelangsungan
pertumbuhan usaha dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan utama usaha
kecil dicapai dengan cara melakukan kegiatan penyediaan barang atau jasa yang
dibutuhkan masyarakat. 

2.2 Ciri- Ciri Bisnis Kecil


Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Mitzerg dan Musselman serta Hughes
dapat disimpulkan ciri-ciri umum usaha kecil, yaitu :

1. Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang yang memiliki rencana usaha;
2. Struktur organisasi bersifat sederhana;
3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar;
4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan
kekayaan perusahaan.
5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan sukar menekan biaya
6. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar cenderung

2.3 Memulai suatu usaha kecil

Suatu perusahaan yang kecil menuju menjadi lebih dapat menyesuaikan diri
dan dapat bereaksi terhadap perubahan lebih dengan cepat dibanding perusahaan
yang besar. Beberapa situasi-situasi cenderung untuk menyukai perusahaan kecil.
contoh-contoh termasuk:
1.Ketika suatu produk tidak mendorongnya kepada produksi massal yang besar-
besaran
2. Ketika kenyamanan pelanggan lebih penting dibanding harga dan pemilihan
3.Ketika permintaan atau penawaran berubah-ubah dengan musim-musim
5.Ketika perusahaan yang besar bersaing dengan satu sama lain untuk suatu segmen
pasar yang besar dan mengabaikan satu atau lebih segmen-segmen yang lebih kecil
6.Ketika yang servis yang sedang ditawarkan memerlukan banyak perhatian pribadi,
pelanggan oleh penjual.
Ratusan orang ingin menjadi wirausahawan dari semua zaman telah
mengajukan pertanyaan yang sama : “Bagaiamana saya dapat belajar untuk
menjalankan bisnis sendiri ?” Banyak orang yang tidak mengetahui jenis bisnis apa
yang ingin mereka mulai,mereka hanya ingin mempunayi bisnis mereka sendiri.
Ketika anda memutuskan untuk memulai bisnis sendiri.Anda harus memikirkan
langkah apa yang harus di lakukan,di sini kami akan memaparkannya sebagai
berikut:

1. Belajar dari Orang Lain

Pencarian anda atas pengetahuan bisnis kecil dapat di mulai dengan menyelidiki
kelas pada subyek tersebut di perguruan tinggi komunitas local anda. Terdapat
ribuan program kewirausahaan di sekolah pasca sekunder di seluruh Amerika.
Salah satu hal terbaik mengenai kursus-kursus sejenis adalah bahwa mereka
mengumpulkan wirausahawan dari latar belakang yang beragam. Cara yang sangat
baik untuk menjalani cara bisnis kecil adalah dengan berbicara kepada orang lain
yang telah melakukannya. Mereka akan memberitahu anda bahwa lokasi adalah
sangat penting. Mereka akan menyuruh anda untuk berhati-hati agar tidak
kekurangan modal,yaitu tidak memulai tanpa uang yang cukup. Mereka akan
memperingatkan anda mengenai masalah dalam mencari dan mempertahankan
pekerja yang baik.

2. Carilah Pengalaman

Tidak ada cara yang lebih baik untuk mempelajari manajemen bisnis kecil di
bandingkan menjadi murid magang atau bekerja untuk wirausahawan yang
berhasil. Banyak pemilik bisnis kecil mendapatkan ide untuk bisnis mereka dari
pekerjaan mereka sebelumnya. Aturan tertulisnya adalah carilah pengalaman
selama tiga tahun dalam bisnis yang sebanding.Banyak dari wirausahawan yang
datang dari pegawai kantoran biasanya datang dari manajemen . Mereka bosan
dengan kehidupan bisnis besar atau di berhentikan. Para manajer ini membawa
keahlian manajerial dan antusiasme mereka bersama mereka.

Mencari pengalaman sebelum anda memulai bisnis anda sendiri bukanlah


sebuah konsep baru. Bahkan,jauh pada tahun 1818,Cornelius Vanderbit menjual
kapal layarnya sendiri dan bekerja untuk sebuah perusahaan kapal uap,sehingga ia
dapat menmpelajari aturan dari permainan uap yang baru. Setelah ia mempelajari
apa yang ia butuhkan,ia berhenti,memulai perusahaan kapal uapnya sendiri,dan
menjadi orang Amerika pertama yang mengumpulkan $100 juta pada zaman itu.

Dengan menjalankan sebuah bisnis kecil secara paruh waktu,selama jam


senggang anda atau pada akhir minggu. Anda dapat mengalami ganjaran dari
bekerja untuk anda sendiri sementara tetap menikmati bayaran yang rutin.

3. Mengelola Sebuah Bisnis Kecil

SBA telah melaporkan bahwa 90 % dari semua kegagaln bisnis kecil adalah
sebagai dari hasil manajmen yang buruk.Meskipun demikian,ingatlah selalu bahwa
istilah manajemen yang buruk mencakup semua kesalahan. Hal itu dapat berarti
perencanaan yang buruk,pencatatan yang buruk,pengendalian persediaan yang
buruk,promosi yang buruk,atau reelasi karyawan yang buruk. Kemungkinan besar
juga meliputi permodalan yang buruk. Untuk membantu anda berhasil sebagai
pemilik bisnis,dalam bagian berikut,kita akan menjelajahi fungsi bisnis dalam
situasi bisnis kecil :

 Merencanakan bisnis anda


 Mendanai bisnis anda
 Mengenal pelanggan anda
 Mengelola karyawan anda
Meskipun semua fungsi tersebut penting,baik pada permulaan maupun pada tahap
manajemen bisnis,dua fungi pertama-perencanaan dan pendanaan-merupakan
perhatian utama ketika anda memulai bisnis anda.

4. Memulai dengan Perencanaan

Rencana bisnis adalah pernyataan terperinci tertulis yang mendeskripsikan sifat


bisnis,pasar sasaran,keuntungan yang di miliki bisnis tersebut dalam hal
kompetensi dan sumber daya pemilik potensi serta persyaratan dari pemilik modal.
Sebuah rencana bisnis memaksa pemilik potensial dari bisnis kecil untuk
merincikan mengenai produk atau jasa yang bermaksud mereka tawarkan. Mereka
harus menganalisis kompetensi,memperhitungkan berapa banyak uang yang
mereka butuhkan untuk memulai dan melakukan perincian operasi lainnya.

Michael Celello,president dari People’s Commercial Bank mengatakan bahwa


kurang dari 10 % dari peminjam prospektif datang ke sebuah bank dengan
persiapan memadai. Ia menawarkan beberapa nasihat kepada pemilik bisnis
kecil,termasuk memilih sebuah bank yang melayani bisnis seukuran bisnis
anda.Anda memperlihatkan kepada banker bahwa anda adalah seseorang yang
berkarakter baik,mengutamakan kepentingan umum dan terhormat dalam lingkaran
bisnis. Akhirnya,ia berbicara untuk meminta semua uang yang anda
butuhkan,buatlah spesifik dan bersiaplah untuk menjamin pinjaman tersebut secara
pribadi.

5. Mendapatkan Uang untuk Mendapatkan Bisnis Kecil

Seorang wirausahawan mempunyai beberapa sumber modal potensial :


tabungan pribadi,saudara,nekas pemberi kerja,bank,perusahaan pendanaan,agen
pemerintah,seperti SBA,Economic Development Authority Biasanya bukan
merupakan ide baik untuk meminta uang kepada bank pada permulaan. Mulailah
dengan meminta nasihat,jika pemasok tersebut menyukai rencana anda,ia akan
bersedia untuk membantu pendanaan anda.Sekarang telah terdapat situs web yang
menghubungkan wirausahawan dengan investor potensial contohnya
www.financehub.com dan www.garage.com

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil

Setiap usaha yang di lakukan oleh seseorang untuk mecapai tujuan yang ingin
ia capai pasti selalu memiliki kelemahan dan kelebihan. Hal itu di karenakan
adanya beberapa kendala dan pendorong yang mempengaruhi dalam usaha
tersebut.Kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki oleh suatu usaha seorang
wirausahawan,secara signifikan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dan
kegagalan usaha mereka,berikut ini akan dipaparkan kelebihan dan kelemahan
usaha kecil sebagai berikut :

Kelebihan Usaha Kecil

Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi


kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab
lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai
devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan
sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil/ lapisan bawah.

Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun
persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya
tarik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi
manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi.
2. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang
handal.
3. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya
baru serta barang dan jasa-jasa baru.
4. Prosedur hukumnya sederhana.
5. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha,
bukan perusahaannya.
6. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
7. Mudah dalam proses pendiriannya.
8. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
9. Pemilik menerima seluruh laba.
10. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang
sama sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga
memiliki sedikit pesaing.
11. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan
pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
12. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen
senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
13. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak
berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.

Kelemahan Pengelolaan Usaha Kecil


Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dari
usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak
mematuhi ketentuan pembukuan standar.
2. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak
adanya perencanaan kas.
3. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap
prinsip- prinsip manajerial.
4. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
5. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah
merumuskan.
Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan
pribadi pemilik.
6. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi
pengelola, serta lemah dalam promosi.
7. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis
perputaran uang tunai.

2.5Faktor-Faktor Di Dalam Usaha Kecil Sukses


Usaha/bisnis kecil cenderung untuk menjadi lebih fleksibel dibanding
perusahaan yang besar. Mereka dapat menyesuaikan rencana-rencana mereka
sangat dengan cepat perhatian kepada pelanggan dan karyawan, beban tetap lebih
rendah, dan motivasi lebih besar pemilik-pemilik. Lebih pribadi perhatian kepada
pelanggan-pelanggan dan karyawan, pemilik-pemilik bisnis kecil mempunyai lebih
kontak langsung dengan pelanggan-pelanggan mereka dan puas suatu lebih baik
atas apa yang mereka ingin lalu perusahaan sangat besar. mereka dapat respon
dengan cepat untuk berubah kepada mereka menginginkan dan menawarkan servis.
Pelanggan lebih pribadi. perusahaan yang besar membelanjakan dengan berat di
riset pemasaran untuk menyimpan (pelihara rekening-rekening di mengubah
kekurangan pelanggan.
Hubungan antara pemilik-pemilik dari perusahaan kecil dan karyawan
mereka lebih mengarahkan dan pribadi dibanding di dalam perusahaan yang besar.
Tenaga kerja dan manajemen di dalam perusahaan yang besar sering kali
dikomunikasikan melalui perwakilan-perwakilan. Di dalam perusahaan kecil,
pemilik-pemilik dan para pekerja berbicara bertatap muka.Usaha/bisnis kecil
sering kali mempunyai beban tetap lebih rendah dibanding perusahaan yang besar.
Sebuah usaha/bisnis kecil tidak mempunyai para pengacara full time dan akuntan
public terdaftar di daftar gaji, perusahaan lebih besar seperti halnya. Ini
memungkinkan perusahaan yang kecil untuk menjual nya produk mahal lebih
rendah dari bahwa dari suatu perusahaan yang besar.

2.6 Faktor-Faktor Di Dalam Kegagalan Usaha Kecil.

Faktor – faktor yang menyebabkan kegagalan dalam menjalankan usaha atau


bisnis kecil adalah:
1. Pengabaian (kebiasaan-kebiasaan tidak baik, kesehatan yang buruk, permasalahan
perkawinan, dan seterusnya)
2. Bencana (pencurian, api, kematian dari pemilik-pemilik, dan seterusnya)
3. Penipuan (penggelapan, persetujuan palsu dan seterusnya)
4. Faktor ekonomi (tingkat bunga tinggi, hilangnya pasar, dan seterusnya )
5. Pengalaman (ketidakcakapan, ketiadaan pengalaman mangerial, dan seterusnya )
6. Penjualan (kelemahan kompetitif, berbagai kesulitan persediaan, loction
lemah(miskin, dan seterusnya)
7. Pelanggan-pelanggan (berbagai kesulitan yang dapat diterima, terlalu sedikit
pelanggan-pelanggan)
Diperkiraan kasar 5 juta perusahaan kecil yang dimulai pada tahun khas,
hanya sekitar separuh wasiat masih sebagai di dalam bisnis lima bertahun-tahun
kemudian. tingkat kegagalan itu adalah ketinggian, tetapi yang lebih panjang suatu
perusahaan adalah urusan(bisnis, semakin besar semakin kesempatan-kesempatan
bahwa akan bertahan hidup.
The Dun & Bardstreet corporation sudah belajar pokok kegagalan bisnis selama
bertahun-tahun dan sudah mengenalinya menyebabkan. mereka meliputi yang
berikut:
Caranya menjadi suatu pemilik-pemilik usaha kecil dalam satu dari tiga
jalan, caranya yaitu: mengambil alih urusan (bisnis keluarga itu, membeli satu
perusahaan yang ada, atau memulai suatu perusahaan yang baru. Masing-masing
mempunyai rangkaian masalah dan peluang sendiri. Mengambil alih urusan(bisnis
keluarga itu setiap tahun banyak perusahaan diambil alih oleh sanak, sering kali
oleh orang-orang yang "dididik" di dalam urusan (bisnis ini orang-orang disiapkan
untuk masuk mengambil alih ketika pemilik pembentuk meninggal atau sudah
tidak lagi mampu atau berkeinginan menjalankan perusahaan.Banyak pemilik-
pemilik memberikan planning kecil untuk membantu menenangkan beban
mewarisi.Suatu penelitian yang terbaru mengungkapkan bahwa hanya 45 persen
dari pemilik-pemilik dari perusahaan keluarga telah memilih para pengganti.
3.Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki banyak pengertian, secara etimologi kewirausahaan


berasal dari kata (ke- : yang memiliki ciri) , (wira : berani) dan (usaha : pekerjaan,
daya upaya, perbuatan), atau dalam bahasa Inggris-nya adalah enterpreunership.
Kata entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang
berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.

3.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber
acuan karena sudut pandang yang berbeda pula. Berikut beberapa pengertian dari
kewirausahaan menurut ahli :

1. Thomas W Zimmerer : Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan


keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan
peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.

2. Andrew J Dubrin : Entrepreneurship is a person who founds and operates


an innovative business.
3. Acmad Sanusi (1994) : Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga
p e n g g e r a k , t uj u a n , s i a s a t , k i a t , p r o s e s   , d a n ha s i l b i s ni s .
4. Soeparman Spemahamidjaja, (1977) : Kewirausahaan adalah suatu
kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan
proses dalam menghadapi tantangan hidup.
5. Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship
(1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun
suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh
orang banyak.

3.2 Faktor Pendorong Pertumbuhan Wirausahawan

Menurut Thomas Zimmerer, ada 8 faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan


antara lain sebagai berikut :

1. Wirausahawan Sebagai Pahlawan.

Faktor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempunyai usaha
sendiri karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang wirausaha dianggap
sebagai pahlawan serta sebagai model untuk diikuti. Sehingga status inilah yang
mendorong seseorang memulai usaha sendiri.

2. Pendidikan Kewirausahaan.

Pendidikan kewirausahaan sangat populer di banyak akademi dan universitas di


Amerika. Banyak mahasiswa semakin takut dengan berkurangnya kesempatan
kerja yang tersedia sehingga mendorong untuk belajar kewirausahaan dengan
tujuan setelah selesai kuliah dapat membuka usaha sendiri.
3. Faktor ekonomi dan Kependudukan.

Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25
tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk
di suatu negara, sebagian besar pada kisaran umur diatas. Lebih lagi, banyak orang
menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada pembatasan baik dalam hal
umur, jenis kelamin, ras, latar belakang ekonomi atau apapun juga dalam mencapai
sukses dengan memiliki bisnis sendiri.

4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa

Di Amerika pada tahun 2000 sektor jasa menghasilkan 92% pekerjaan dan 85%
GDP negara tersebut. Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehingga
untuk menjadi populer di kalangan para wirausaha dan mendorong wirausaha
untuk mencoba memulai usaha sendiri di bidang jasa.

5. Kemajuan Teknologi.

Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer, laptop, notebook, mesin
fax, printer laser, printer color, mesin penjawab telpon, seseorang dapat bekerja
dirumah seperti layaknya bisnis besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi
membuat bisnis kecil tidak mungkin bersaing dengan bisnis besar yang mampu
membeli alat-alat tersebut. Sekarang komputer dan alat komunikasi tersebut
harganya berada dalam jangkauan bisnis kecil.

6. E-Commerce dan The World-Wide-Web

Perdagangan on-line tumbuh cepat sekali, sehingga menciptakan


perdagangan banyak kesempatan bagi wirausahawan berbasis internet atau
website. Data menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet
sedangkan 35% sudah mempunyai website sendiri. Faktor ini juga mendorong
pertumbuhan wirausahawan di beberapa negara.

7. Peluang Internasional.

Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup
Negara sendiri. Pergeseran dalam ekonomi global yang dramatis telah membuka
pintu ke peluang bisnis yang luar biasa bagi para wirausahawan yang bersedia
menggapai seluruh dunia. Kejadian dunia seperti runtuhnya tembok Berlin,
revolusi di negara-negara baltik UniSoviet dan hilangnya hambatan perdagangan
sebagai hasil perjanjian Masyarakat Ekonomi Eropa, telah membuka sebagian
besar pasar dunia bagi para wirausahawan. Peluang Internasional akan terus
berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad ke 21.

3.3 Karakteristik Wirausahawan


Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya
pada tahun 1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur,
dalam arti mereka yang memulai usaha baru, menanggung segala resiko, dan
mendapatkan keuntungan. Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah
bahasa inggris yaituentrepreneur, yang artinya adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan peluang
bisnis.Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang perlu
mengetahui seperti apa ciri-ciri,sifat dan sikap yakni sebagai berikut :

Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:


a. Percaya diri
b. Berorientasikan tugas dan hasil
c. Berani mengambil risiko
d. Kepemimpinan
e. Keorisinilan
f. Berorientasi ke masa depan
g. Jujur dan tekun

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:


a. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
b. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja
keras, energik dan memiliki inisiatif.
c. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
d. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain
dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
e. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.

3.4 Transformasi usaha kecil dan kewirausahaan

Di zaman digital saat ini, atau yang sering disebut sebagai era Revolusi 4.0
kita melihat perubahan pola perilaku individu dalam memenuhi kebutuhannya.
Revolusi 4.0 tidak hanya mengubah cara seseorang bekerja, berkomunikasi tetapi
juga cara berbelanja, bertransaksi dan gaya hidup. Perubahan yang sangat
signifikan dapat dilihat dari menjamurnya internet, teknologi digital, dan
berkembangnya IoT (Internet of Things). Banyak hal yang tidak terpikirkan atau
dirasa tidak mungkin, tiba-tiba hadir menjadi industri baru. Berada di era disrupsi
ini, kewaspadaan dan kepekaan terhadap perubahan-perubahan tertentu akan
menjadi hal yang harus dimiliki para pelaku usaha. Kewirausahaan dan praktik
bisnis telah menunjukkan bahwa untuk sebagian besar kewirausahaan perusahaan
bukan hanya kegiatan individu tetapi mencakup kompleksitas sistem yang dinamis
dengan partisipasi banyak orang, yang akan menghasilkan diferensial efek yang
berbeda pada kegiatan strategis kewirausahaan (Yang and Wang, 2014).
Manajemen jika dipelajari secara sistemik, komprehensif dan dilaksanakan secara
konsisten akan lebih menjamin untuk mencapai keberhasilan karena arah tujuan
dan sasarannya sudah pasti jelas.

3.5 Strategi inovasi usaha kecil kewirausahaan di era revolusi industry

Kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan dan
terelakan dalam dunia wirausaha. untuk mengarahkan pikiran kepada
pengembangan ide-ide baru dan mengerjakan ide-ide tersebut dalam sebuah hasil
karya yang baru (Afwa et al., 2021). Kreativitas penting dalam memenangkan
persaingan bisnis yang kompetitif dan memelihara kelangsungan hidup wirausaha.
Dalam aktivitas usaha, wirausahawan tidak boleh hanya berdiam pada satu usaha
dan tidak kreatif untuk mengembangkannya.

Pasar online untuk UMKM memiliki peluang untuk lebih menghasilkan


banyak keuntungan. Namun pada saat ini usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) masih harus berjuang untuk meraih keuntungan dari manfaat digitalisasi
dengan mengintegrasikan strategi bisnis mereka dengan teknologi informasi yang
mereka miliki (Halim, Sherly and Sudirman, 2020). Hal ini merupakan prasyarat
penting untuk implementasi strategi yang sukses di tingkat operasional yaitu
keselarasan yang tepat dari bisnis yang dilakukan terhadap teknologi informasi
tersebut (Sherly, Halim and Sudirman, 2020). Tanpa adanya hal tersebut dalam era
digital saat ini akan sangat sulit untuk bersaing apalagi unggul dalam persaingan
bisnis saat ini yang sangat cepat mengalami perubahan (Fajrillah et al., 2020).
Inovasi dan kreativitas dalam era digital ini dibutuhkan dalam mengembangkan
bisnis yang ingin digeluti agar tidak terjebak pada aktivitas operasional harian dan
mengejar target kinerja. Inovasi dan kreativitas ini dapat muncul dari perubahan
sistem perusahaan yang dipengaruhi oleh top management, jika top management
tidak melakukan perubahan yang dapat membuat karyawan lebih kreatif maka
akan membawa dampak buruk ke perusahaan yang memengaruhi keberhasilan
penerbitwidina@gmail.com 156 | Pengantar Manajemen dan Bisnis
perusahaan. Selain itu, untuk survive dalam bisnis, pengusaha harus
memperhatikan bisnis yang disukai masyarakat adalah bisnis yang more for less
artinya bisnis yang bisa memberi nilai lebih kepada masyarakat dengan less
investment. Kewirausahaan dan praktik bisnis telah menunjukkan bahwa untuk
sebagian besar kewirausahaan perusahaan bukan hanya kegiatan individu tetapi
mencakup kompleksitas sistem yang dinamis dengan partisipasi banyak orang,
yang akan menghasilkan diferensial efek dari komposisi tim yang berbeda pada
kegiatan strategis kewirausahaan (Yang and Wang, 2014).

BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bisnis merupakan usaha yang bercirikan seorang pemiliknya sekaligus sebagai
pengelola perusahaan sendiri dan pada umumnya memiliki modal yang relatif
sangat kecil akan tetapi sebuah usaha kecil atau bisnis kecil bisa menjadi sebuah
bisnis besar jika pelaku bisnis itu memperhatikan kekuatan dan kelebihan dalam
menjalani bisnis kecil. Meskipun kendala yang di hadapi oleh seorang
wirausahawan berbagai macam,itu dapat menunjukkan dengan nyata bagaimana
pemikiran seorang wirausahawan yang sebenarnya dan terlihat nyata
kemandiriannya. Dan seorang wirausahawan,sejatinya ia merupakan seseorang
yang patut masyarakat contoh,karena ia merupakan seseorang yang tidak hanya
menginginkan profit saja dalam melakukan usahanya namun wirausahawan sejati
ialah seseorang yang berusaha untuk mengembangkan usahanya yang ia rintis
mulai dari kecil untuk menuju usaha yang lebih besar serta untuk melayani
kebutuhan masyarakat secara lebih baik.
4.2 Saran
Bisnis kecil adalah suatu kegiatan usaha yang sangat tepat di tengah adanya
krisis finansial global sekarang ini dan sebagai alternatif solusi menekankan angka
pengangguran yang akhir-akhir ini semakin meningkat. Pemerintah perlu
mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pentingnya adanya usaha/bisnis kecil
untuk membentuk suatu kemandirian bangsa.Pemerintah perlu pula mendukung
daripada perkembangan bisnis kecil ini, dalam hal ini bentuk dukungan dana
modal dengan bunga yang relatif rendah adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan
oleh para pelaku bisnis.Dengan begitu,pertumbuhan bisnis kecil dapat berkembang
semakin pesat.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, T. S. (2019). Kewirausahaan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Afwa, A. et al. (2021) ‘Raising the Tourism Industry as an Economic Driver’, in
Proceedings of the 2nd Annual Conference on Blended Learning, Educational
Technology and Innovation (ACBLETI 2020) Raising, pp. 118–123.
Ayesha, I. et al. (2021) ‘Behavior of Female Entrepreneurs in Tempe Small Micro
Enterprises in Tasikmalaya Regency , West Java as Proof of Gender Equality
Against AEC’, in Proceedings of the 2nd Annual Conference on Blended
Learning, Educational Technology and Innovation (ACBLETI 2020), pp. 124–130.
Bhattacharyya, S. (2006) ‘Entrepreneurship and innovation: How leadership style
makes the difference?’, Vikalpa, 31(1), pp. 107–115. doi:
10.1177/0256090920060109.
Dinis, A. et al. (2013) ‘Psychological characteristics and entrepreneurial intentions
among secondary students’, Education and Training, 55(8–9), pp. 763–780. doi:
10.1108/ET-06-2013-0085.
Djajasinga, N. D. et al. (2021) ‘Practices in Human Resources and Employee
Turnover in the Hospitality Industry’, in Proceedings of the 2nd Annual
Conference on Blended Learning, Educational Technology and Innovation
(ACBLETI 2020) Practices, pp. 113–117.
Fajrillah et al. (2020) Smart Entrepreneurship: Peluang Bisnis Kreatif & Inovatif
di Era Digital. Cetakan 1. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Haeffner, M. and Panuwatwanich, K. (2018) ‘Perceived Impacts of Industry 4 . 0
on Manufacturing Industry and Its Workforce : Case of Germany’, in International
Conference on Engimeering, Project and Product. Springer International
Publishing, pp. 199–208.
Halim, F., Sherly and Sudirman, A. (2020) Marketing dan Media Sosial, e-
conversion - Proposal for a Cluster of Excellence. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Kasmir, S. M. (2014). Kewirausahaan. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
penerbitwidina@gmail.com Usaha Kecil dan Kewirausahaan | 159
Maisaroh (2019) ‘Kajian Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan
Usaha UKM (Studi Kasus Sentra Industri Konveksi Dusun Malang dan Sawahan
Nogorito Gamping Sleman Yogyakarta)’, Jurnal EKonomi, Bisnis dan AKuntansi,
21(02), pp. 1–13.
Manikas, A. S., Patel, P. C. and Oghazi, P. (2019) ‘Dynamic capital asset
accumulation and value of intangible assets: An operations management
perspective’, Journal of Business Research. Elsevier, 103(March), pp. 119–129.
doi: 10.1016/j.jbusres.2019.06.014.
Moh. Alifuddin, D., & Razak, M. (2015). Kewirausahaan. Strategi Membangun
Kerajaan Bisnis. Jakarta Timur: MAGNAScript Publishing.
Mopangga, H. (2014) ‘Faktor Determinan Minat Wirausaha Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo’, Trikonomika, 12(1), pp. 78–
90.
Mulyadi (2011) Kewirausahaan Bertindak Kreatif Dan Inovatif. Cetakan Pe.
Palembang: Rafah Press. Available at:
file:///C:/Users/xxxxoozz/Downloads/Kewirausahaan_ Bertindak Kreatif dan
Inovatif ( PDFDrive.com ).pdf.
Pekkanen, P. et al. (2020) ‘Building integration skills in supply chain and
operations management study programs’, International Journal of Production
Economics. Elsevier B.V., 225, p. 107593.
Pinho, J. C. and de Sá, E. S. (2014) ‘Personal characteristics, business relationships
and entrepreneurial performance: Some empirical evidence’, Journal of Small
Business and Enterprise Development, 21(2), pp. 284–300. doi: 10.1108/JSBED-
10-2013-0150.
Purnomo, A. et al. (2020) Dasar-Dasar Kewirausahaan: Untuk Perguruan Tingi
dan Dunia Bisnis. Cetakan 1. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sherly et al. (2020) Pengantar Manajemen Publik dan Bisnis: Tinjauan Teori dan
Konseptual. Bandung: Widina Bhakti Persada.
Sherly, Halim, F. and Sudirman, A. (2020) ‘The Role Of Social Media In
Increasing Market Share Of Msme Products In Pematangsiantar City’, Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 9(2), pp. 61–72.
penerbitwidina@gmail.com 160 | Pengantar Manajemen dan Bisnis
Sipakoly, S. (2019) ‘Upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa
jurusan akuntansi politeknik negeri ambon dalam perspektif motivasi david MC
clelland’, Intelektiva: Jurnal Ekonomi, Sosial dan Humaniora, 01(05), pp. 1–7.
Sumarno and Gimin (2019) ‘Analisis konseptual teoretik Pendidikan
Kewirausahaan Sebagai Solusi Dampak Era Industri 4.0 di Indonesia’, Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 13(2), pp. 1–14.
Yang, L. and Wang, D. (2014) ‘The impacts of top management team
characteristics on entrepreneurial strategic orientation: The moderating effects of
industrial environment and corporate ownership’, Management Decision, 52(2),
pp. 378–409. doi: 10.1108/MD-03-2013-0140.
Zimmerer, T. W, Norman, M. S. & Dough, W. 2008. Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil. Edisi 5, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
27

Anda mungkin juga menyukai