Anda di halaman 1dari 14

KEWIRAUSAHAAN

“KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN YANG ETIS”

KELOMPOK 1:

1. I G. A. P. NADYA AUNDRIA PARAMITA (1707532119)


2. NI KADEK JUNIARTINI (1707532121)
3. KADEK ERMA DAMAYANTI (1707532135)
4. KADEK KARYA DWI JAYANTI (1707532136)
5. MADE EVELYN NADHEA KEZIA (1707532140)

PRODI S1 AKUNTANSI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNya Penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Kewirausahaan dengan tepat waktu. Berikut ini Penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul “Konsep Dasar Kewirausahaan Yang Etis ”, yang menurut Penulis dapat
memberikan manfaat yang besar bagi Pembaca untuk mempelajari Kewirusahaan.

Melalui kata pengantar ini Penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana makalah ini masih ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan Pembaca. Dengan ini Penulis mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih .

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1. LATAR BELAKANG WIRAUSAHA


2.2. MENGUBAH POLA PIKIR
2.3. KEUNTUNGAN MENJADI WIRAUSAHA
2.4. JURUS AWAL MENJADI WIRAUSAHA
2.5. PENGERTTIAN WIRAUSAHA
2.6. ETIKA WIRAUSAHA
2.7. SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA
2.8. CIRI-CIRI WIRAUSAHA YANG SUKSES

BAB III PENUTUPAN

3.1. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.
Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan
per kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur
bisnis maupun masyarakat. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut
memiliki andil dalam mendorong praktik-praktik kewirausahaan yang pada
akhirnya memunculkan berbagai penemuanpenemuan produk dan jasa baru bagi
konsumen. Hal ini tentunya membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru,
dan dalam jangka panjang akan mampu menciptakan pertumbuhan usaha di
berbagai sektor. Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak
tumbuh di masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini
menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan pendapatan penduduknya.
Beberapa fakta tersebut antara lain: 40% dari volume bisnis di banyak negara
dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha
kecil, usaha kecil menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur,
dan hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan.
Namun demikian, terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua
tahun pertama dan manajemen yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan
usaha kecil.
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di hasilkan dari kegiatan
ekonomi berskala kecil dan menengah. Memang keberadaan pengusaha kecil dan
menengah merupakan proses awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi
kenyataannya di lapangan, masih banyak kendala yang dihadapi oleh usaha kecil
dan menengah.
Menurut Prawiranegara dalam Kendala intern yang dihadapi oleh pengusaha kecil
yaitu kualitas SDM yang masih rendah, lemahnya akses dan pengembangan pangsa
2 pasar, lemahnya struktur pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi,
lemahnya organisasi dan manajemen, serta terbatasnya jaringan usaha dan
kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Untuk menghadapi kendala
tersebut, seorang pengusaha harus memiliki pondasi yang kuat sebelum mendirikan
dan menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus memiliki orientasi
kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan tekanan pasar yang terus
meningkat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana Latar Belakang timbulnya Kewirausahaan?
b. Bagaimana Pola pikir dari seorang wirausahawan?
c. Apa keuntungan dari berwirausaha?
d. Bagaimana jurus awal menjadi seorang wirausahawan?
e. Apa pengertian dari Wirausaha?
f. Bagaimana etika dari seorang wirausahawan?
g. Bagaimana sikap dan perilaku dari seorang wirausahawan?
h. Bagaimana ciri-ciri dari seorang wirausaha yang sukses?

1.3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang timbulnya kewirausahaan.
b. Untuk mengetahui bagaimana pola pikir dari seorang wirausahawan.
c. Untuk mengetahui apa saja keuntungan yang didapat dari berwirausaha.
d. Untuk mengetahui kiat-kiat awal menjadi seorang wirausahawan.
e. Untuk mengetahui apa pengertian dan definisi dari wirausaha.
f. Untuk mengetahui bagaimana etika dari seorang wirausahawan.
g. Untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku dari seorang wirausahawan.
h. Untuk mengetahui ciri-ciri dari seorang wirusahawan sukses.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.LATAR BELAKANG WIRAUSAHA


Perkembangan teori kewirausahaan selaras dengan luasnya perkembangan di dalam
istilah itu sendiri. Kata Pengusaha (entrepreneur) berasal dari bahasa prancis, dan
jika diterjemahkan secara Bahasa, berarti “diantara-pengambil” atau “menuju-di
antara”.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan sudah dikenal sejak abad 16,
sedangkan di Indonesia sendiri baru dikenal pada akhir abad ke-20. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa
negara seperti eropa, amerika, dan kanada, bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewiraushaan atau manajemen usaha kecil. Pada
tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di amerika serikat memebrikan Pendidikan
kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaab baik melalui
Pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewiraushaan menjadi berkembang.
2.2.POLA PIKIR DARI SEORANG WIRAUSAHA
Pola pikir seorang wirausaha berbeda dari pola pikir non wirausaha. Selain itu juga,
seorang wirausaha dalam sitiasai tertentu mungkin akan berpikir secara berbeda
ketika berhadapan dengan tugas atau lingkungan keputusan yang berbeda.
Pengusaha sering kali membuat keputusan dalam lingkungan yang memliki
ketidakpastian serta resiko yang tinggi dan juga tekanan waktu yang terkadang
mendesak sehingga membuat seorang wirausaha harus berpikir cepat untuk
mengambil suatu keputusan. Dengan lingkungan pengambilan keputusan seperti
itu, pengusaha kadang kala harus:
1) Menumbuhkan efektuasi. Sebagai seorang pemimpin bisnis potensial, kita
sebagai seorang wirausaha dilatih untuk berpikir secara rasional dimana
terdapat cara berpikir alternative yang akan digunakan seorang pengusaha untuk
mengambil suatu peluang. Menurut Profesor Saras Sarasvathy (dari Darden,
University of Virginia) menemukan bahwa pengusaha tidak selalu berpikir
untuk melalui sebuah masalah dalam cara yang dimulai dengan hasil yang
diinginkan lalu berfokus pada cara untuk mendapatkan hasil tersebut. Proses
tersebut disebut dengan proses Kausa. Sebaliknya seorang pengusaha sering
menggunakan proses efektuasi dimana mereka menggunakan apa yang mereka
miliki, lalu memilih diantara hasil yang memungkinkan.
2) Dapat beradaptasi secara kognitif. Menggambarkan sampai sejauh mana
seorang pengusaha dapat bersikap dinamis, fleksibel, mengatur diri sendiri, dan
terlibat dalam proses mendapatkan kerangka kerja pengambilan beragam
keputusan yang berfokus pada kemampuan merasakan serta memproses
perubahan dalam lingkungan mereka lalu bertindak terhadap perubahan
tersebut. Kemampuan berdaptasi secara kognitif tereflaksi dalam kesadaran
metakognitif pengusaha yaitu kemampuan untuk merefleksikan, memahami,
dan mengendalikan cara berpikir orang lain dan belajar. Pengusaha yang
mampu meningkatkan adaptasi kognitifnya memiliki kemampuan yang teruji
untuk;
a. Mengadopsi situasi baru – hal ini menyediakan dasar dimana pengalaman
dan penegtahuan yang telah diperoleh seseorang akan memengaruhi
pembelajaran atau pemecahan permasalahan dalam situasi baru;
b. Menjadi kreatif – kemampuan ini dapat menciptakan ide, solusi, atau ilham
yang orisinal dan adaptif;
c. Mengomunikasikan alasan seseorang dibalik respon tertentu.
3) Pembelajaran dari kegagalan bisnis. Kegagalan bisnis terjadi karena adanya
penurunan pendapatan dan/atau peningkatan pada pengeluaran dalam skala
yang sangat besar, sehingga perusahaan menjadi pailit serta tidak mampu
mengambil pinjaman baru maupun pendanaan ekuitas; akibatnya adalah
perusahaan tidak dapat melanjutkan operasinya di bawah kepemilikan dan
manajemen yang ada. Kegagalan, terutama, sering terjadi diantara perusahaan
wirausaha karena hal-hal baru yang merupakan sumber sebuah peluang juga
merupakan sumber dari kondisi ketidakpastian dan perubahan. Hal ini
mengakibatkan kegagalan suatu bisnis cenderung menghasilkan respons emosi
yang negative dari pengusaha; respons emosi negative ini disebut dengan
kesedihan. Proses pemulihan dari kesedihan itu sendiri dikelompokan menjadi
2 yaitu;
a. Berorientasi pada kehilangan, merujuk pada usaha, proses, sejumlah aspek
dari pengalaman kehilangan, dan sebagai hasil dari proses ini memutus
ikatan emosional atas objek yang hilang.
b. Berorientasi pada perbaikan, merujuk pada pendekatan atas pemulihan
kesedihan berdasarkan pada penghindaran dan tindakan proaktif terhadap
sumber skunder stress yang timbul dari rasa kehilangan yang besar
2.3.KEUNTUNGAN MENJADI WIRAUSAHA
Keuntungan menjadi wirausahawan adalah mempunyai kemampuan dalam
mengatur waktu sehingga tidak bergantung pada ketentuan jam kerja kantor, dapat
mengatur kondisi usaha sendiri, menentukan aturan main dalam usaha sendiri
dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan karakter diri dan pekerjaan, serta
mengalami masa-masa saat berhasil dan gagal.
Banyak orang yang terdorong menjadi wirausahawan karena mereka memiliki
banyak peluang mencapai tujuan yang dikehendakinya sendiri, memperoleh banyak
laba, dan masih banyak lagi.
Beberapa peluang sebagai keuntungan yang memberikan dorongan kuat seseorang
untuk berwirausaha adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai kebebasan mencapai tujuan yang dikehendaki.


2. Mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi diri
secara penuh
3. Memperoleh manfaat dan laba yang maksimal
4. Terbuka kesempatan untuk melakukan perubahan.
5. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam menciptakan kesempatan
kerja
6. Terbuka peluang untuk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usaha mereka
2.4. JURUS AWAL MENJADI WIRAUSAHA
1. Berani memulai : artinya seseorang harus segera memulai, paling tidak berfikir
untuk berusaha, memulai usaha dari hal-hal yang paling kecil sesuai dengan
kemampuan calon wirausaha. Untuk memulai pertama kali suatu usaha memang
terasa berat. Banyak kendala yang di hadapi, seperti dari mana mulainya dan apa
yang perlu di persiapkan. Hal yang terpenting adalah memulai terlebih dahulu, baru
kita mengetahui kekurangan dan hal-hal yang perlu di persiapkan lebih lanjut.
Terkadang niat dan motivasi yang kuat untuk berusaha tidak akan pernah terealisasi
tanpa berani memulai saat itu juga. Banyak yang mengatakan bahwa membuka
usaha itu gampang, tetapi memulainya yang sulit dan penyakit inilah yang harus di
kikis habis.
2. Berani menanggung resiko : artinya pengusaha di tuntut untuk berani
menanggung resiko baik resiko kerugian, bangkrut atau resiko lainya. Bahwa
penyakit takut rugi atau bangkrut inilah yang menjadi momok bagi calon wirausaha
baru. Perlu di ingat bahwa dalam bisnis hanya ada dua plihan, yaitu untung dan
rugi, artinya bisnis yang akan di jalankan pasti memiliki resiko rugi maupun untung.
Seorang calon wirausaha harus berani mengambil resiko sebesar dan seberat
apapun. Hal yang perlu di ingat adalah menjalankan sesuatu dengan perhitungan
yang matang dan selalu memiliki sikap optimis bahwa semua masalah dapat di atasi.
Camkan bahwa semakin besar resiko yang di hadapi, maka semakin besar peluang
untuk maju dan meraup keuntungan. Ada istilah ekstrim bahwa jika anda ingin
berwirausaha, anda harus siap rugi terlebih dahulu sehingga anda dapat bersungguh
sungguh dalam menjalankan bisnisnya nanti.
3. Penuh perhitungan : agar peluang memperoleh keuntungan tidak hilang dan
segala resiko yang bakal dihadapi dapat di atasi atau di minimalkan, maka sebelum
berwirausaha seorang calon wirausaha perlu memperhitungkan bisnisnya dengan
baik. Kalkulasi dalam prediksi apa yang akan terjadi sangat penting dan perlu dibuat
di atas kertas kerja. Kalaupun terjadi resiko, itupun tidak terlalu meleset dari
perhitungan. Untuk itu seorang calon wirausaha diminta untuk memiliki naluri dan
daya piker yang hebat.
4. Memiliki rencana bisnis yang jelas : perhitungan yang di buat sebaiknya di
tuangkan dalam suatu rencana bisnis yang lengkap dan komperhensif menyangkut
segala aspek, antara lain memuat apa yang harus di lakukan bagaimana
melakukanya, kapan akan di lakukan, berapa besar yang di butuhkan dan siapa yang
akan melaksanakanya. Rencana inilah yang akan di jadikan pedoman dalam
melangkah ke depan.
5. Tidak cepat puas dan putus asa : seorang wirausaha tidak akan pernah cepat
puas atas hasil yang di capai. Bahkan sebagai calon yang hebat selalu haus akan
kemajuan dan akan selalu merasa kurang. Sikap tidak cepat putus asa ini akan
memotivasi wirausaha untuk terus maju, tidak putus asa atas kegagalan yang di
alaminya. Kegagalan merupakan sukses yang tertunda.
Karena itu selidiki dengan teliti penyebab kegagalan tersebut dan segera perbaiki
sehingga kegagalan tersebut tidak akan pernah terulang lagi. Dengan demikian
wirausaha selalu berusaha bertindak untuk lebih baik dari sebelumnya, mempu
menciptakan damn mencari peluang yang lebih prospektif.
6. Optimis dan penuh keyakinan: sikap optimis dan penuh keyakinan bahwa
usaha yang akan dijalankan akan memberikan hasil selalu ditanamkan kepada setiap
calon wirausaha. Seorang yang tidak memiliki sikap optimis akan sulit untuk
menembus setiap halangan atau rintangan yang akan di hadapinya. Optimis dan
keyakinan akan berhasil merupakan bayangan yang akan terus mengikuti perasaan
bahwa kita harus berhasil dalam menjalankan perusahaan. Jangan ada rasa keraguan
yang dapat menghentikan usaha yang akan di jalankan, namun optimis dan penuh
keyakinan tentunya harus penuh perhitungan yang matang.
7. Memiliki tanggung jawab: seorang wirausaha di haruskan memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap usaha yang di jalankan, yaitu tanggung jawab terhadap
diri sendiri, masyarakat, dan kepada pihak-pihak luar perusahaan. Misalnya dalam
hal komitmen untuk mengembalikan sesuatu yang wajib di lakukan. Tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat tidak boleh di lupakan karena tanpa masyarakat,
usaha kita tidak pernah maju. Disamping itu calon wirausaha juga harus memiliki
tanggung jawab terhadap seluruh aktifitas perusahaan, termasuk terhadap
pegawainya, baik dalam hal memberikan kesejahteraan maupun keamanan, dan
iklim kerja mereka.
8. Memiliki etika dan moral: seorang calon wirausaha harus memiliki etika dan
moral yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Hal itu perlu di junjung tinggi
mengingat etika dan moral berbisnis merupakan dasar untuk melakukan suatu bisnis
yang baik. Wirausaha harus mampu menghargai karyawan, masyarakat,
pelanggan, dan pihak yang berhubungan dengan perusahaan sesuai etika yang
berlaku. Seorang calon wirausaha tabu untuk melakukan perbuatan yang
melanggar hokum baik hokum masyarakat maupun hukum Negara.
2.5. PENGERTIAN WIRAUSAHA
Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya
adalah untuk melakukan inivasi-inovasi atau kombinasi yang baru untuk
menghasilkan sesuatu yang baru.
Wirausaha melakukan sebuah proses yang disebut dengan creative destruction
untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang
lebih tinggi. Untuk itu, keterampilan wirausaha berintikan kretivitas.

2.6. ETIKA WIRAUSAHA


Dalam etika bisnis perlu ada standar moral pribadi wirausaha yang mengaturnya.
Adapun standar moral dalam etik wirausaha secara umum adalah sebagai berikut:
1) Bisnis harus dilandasi oleh moralitas, salling menguntungkan, sesuai prinsip-
prinsip bisnis dan tidak melanggar hukum.
2) Etika bisnis akan mewujudkan iklim bisnis yang aman, damai, dan saling
menghormati.
3) Sikap dan perilaku seorang wirausaha harus jujur, berempati dan mengikuti
norma yang berlaku dalam suatu negara atau masyarakat.

Kemudian etika atau moralitas yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap
wirausaha adalah sebagai berikut:

1) Kejujuran
2) Bertanggungjawab
3) Menepati janji
4) Disiplin
5) Taat hukum
6) Suka membantu
7) Komitmen dan menghormati
8) Mengejar prestasi

2.7. SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA


Berikut ini dipaparkan sikap dan perilaku entrepreneur. Agar bisnisnya berhasil
maka seorang entrepreneur harus mempunyai sikap;
1) Percaya diri
2) Teguh pendirian
3) Selalu yakin dengan apa yang dilakukan
4) Selalu berpikir positive
5) Berorientasi jauh kedepan
6) Mau belajar dari kegagalan
7) Menjunjung tinggi kemandirian

Sedangkan perilaku seorang entrepreneur yang inin berhasil adalah:

1) Pandai mencari dan memanfaatkan peluang


2) Cepat dan akurat dalam membuat keputusan
3) Mau belajar dari pengalaman dan orang lain
4) Mampunyai ambisi untuk maju
5) Pandai berkomunikasi
6) Mempunyai jiwa kepemimpinan
7) Mengutamakan pelayanan prima
8) Mampu menjalin networking
9) Mampu berpikir efektif dan efisien
10) Memiliki komitmen yang tinggi
11) Pantang menyerah dan tidak mudah berputus asa
12) Kreatif dan inovatif
13) Mau bekerjasama dengan pihak lain
14) Berpenampilan sopan, menarik dan menyenangkan

2.8. CIRI-CIRI WIRAUSAHA YANG SUKSES


1. Memiliki kemampuan dalam membaca peluang usaha, inovasi, mengelola,
maupun dalam menjual. Biasanya hal ini berhubungan dengan IQ dan skill.
2. Memiliki kemampuan dalam mengatasi ketakutannya, dalam mengendalikan
resiko, dan berani keluar dari zona nyaman. Biasanya hal ini berhubungan
dengan EQ dan mental.
3. Memiliki sikap pantang menyerah, Persistence (ulet), teguh pada keyakinan,
dan kekuatan akan pikiran yang mendorong bahwa anda juga bisa.
4. Kreativitas yang menyalurkan semua inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk
menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungan dengan experiences).
BAB III
PENUTUP

3.1. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Kencana.
Dr. M. Muchson, SE., MM. _________. Buku Ajar: Entrepreneurship
(Kewirausahaan). Guepedia.
Hisrich, Robert D., Michael P. Peters, dan Dean A. Shepherd. 2008. Entrepeneurship:
Kewiraushaan Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai