Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan kecil sangat melekat pada sendi – sendi perekonomian masyarakat, di
setiap sektor usaha ekonomi, baik skala kecil maupun skala besar selalu sangat
mempengaruhi kebutuhan masyarkat, dan juga bagi lingkungan perusahan, baik untuk
kebutuhan sumber bahan baku produk, kebutuhan tenaga kerja, dan inovasi atau kreatifitas
dari kebutuhan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan kecil tentu merupakan dasar kekuatan
hubungan yang saling mempengaruhi untuk kemajuan perekonomian bangsa.
Sebagian besar pendorong perubahan dan kemajuan suatu negara adalah para
wirausahawan. Wirausahawan adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis yang
berhadapan dengan resiko dan ketidakpastian bertujuan memperoleh profit dan mengalami
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan. Saat ini banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli
melihat peluang bisnis tersebut. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan
masyarakat serta memberikan banyak pilihan barang dan jasa bagi konsumen, baik dalam
maupun luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering
kali menghiasi berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting perannya bagi kehidupan sosial
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari usaha kecil?
2. Bagaimana karakteristik dari usaha kecil?
3. Apa saja peran dari usaha kecil?
4. Apa saja bentuk – bentuk dari usaha kecil?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan usaha kecil?
6. Kendala apa saja yang akan timbul dalam pengembangan usaha kecil dan bagaimana cara
menanggulanginya?
7. Apa pengertian dari kewirausahaan?
8. Bagaimana karakteristik dari kewirausahaan?
9. Bagaimana cara untuk menjadi seorang wirausaha?
10. Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan kewirausahaan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari usaha kecil.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari usaha kecil.
3. Untuk mengetahui peran dari usaha kecil.
4. Untuk mengetahui bentuk – bentuk dari usaha kecil.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan usaha kecil.
6. Untuk mengetahui kendala yang akan timbul dalam pengembangan usaha kecil dan cara
menanggulanginya.
7. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausahaan.
8. Untuk mengetahui karakteristik dari kewirausahaan.
9. Untuk mengetahui cara untuk menjadi seorang wirausaha.
10. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentukan kewirausahaan.

D. Metode Penulisan
1. Metode Pustaka
Metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Usaha Kecil


Pengertian usaha kecil belum didefinisikan secara baik dan setiap orang memberikan
pengertian sendiri – sendiri sesuai dengan pengetahuan mereka. Kebanyakan orang
menyatakan usaha kecil ialah usaha yang ada disekeliling mereka, seperti toko kelontong,
tukang cukur, salon kecantikan, toko buku, toko obat, dan sebagainya.
Usaha kecil diatur dalam Undang – Undang No. 9 Tahun 1995 yang menyebutkan
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. Kriteria usaha kecil adalah
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk kepemilikan tanah
dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
1.000.000.000, milik warga negara indonesia, berdiri sendiri, bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, baik langsung ataupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau besar. Sedangkan menurut Keputusan Presiden RI No.
99 tahun 1998, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan untuk mencegah dari persaingan
usaha yang tidak sehat.
Untuk memulai suatu usaha kecil, pada umumnya menggunakan modal milik sendiri,
mungkin hasil tabungan, dan juga modal bantuan dari orang tua, teman atau keluarga lainnya.
Apabila usaha sudah berjalan, baru merintis hubungan dengan lembaga perbankkan, atau
lembaga keuangan lainnya. Demikian pula halnya bantuan berupa barang, akan datang dari
pihak suppliers karena mulai terjalin kerjasama, dan saling percaya. Barang dagangan
misalnya akan dititipkan dalam bentuk konsinyasi artinya barang yang laku terjual, harus
dibayar dan sisanya boleh dikembalikan. Juga ada barang dagangan dengan sistem kredit,
artinya laku atau tidak laku semua harus dibayar setelah jatuh tempo.

Pengertian Usaha Kecil Menurut Para Ahli


Oleh Small Business Administration Amerika, dinyatakan bahwa yang dikatakan
usaha kecil ialah:
a. Sebuah pabrik yang didirikan dan dijalankan oleh beberapa karyawan.
b. Usaha grosir dengan jumlah penjualan kurang dari $ 200.000 setahun.

3
c. Usaha toko eceran, perusahaan kontruksi, usaha jasa dengan jumlah penghasilan setahun
kurang dari $ 50.000.
Menurut Megginson (2000) klasifikasi bisnis ditentukan oleh jumlah karyawan, yang
dinyatakan sebagai berikut:
a. Sangat kecil, jumlah karyawannya dibawah 20 orang.
b. Kecil, jumlah karyawannya 20-99 orang.
c. Menengah, jumlah karyawannya 100-499 orang.
d. Besar, jumlah karyawannya 500 orang atau lebih.
Salah satu definisi diberikan oleh Congress in the small Business Act of 1953 yaitu:
“a Small Business is one that is independently owned and operated and is not dominant in is
not field of operation.” (Megginson, 2000).
Artinya:
“Usaha kecil adalah suatu usaha yang dimiliki dan dijalankan secara independen dan tidak
dominan dalam bidang operasi.”
Beberapa hal unik bagi usaha kecil:
a. Mendorong cara kerja inovatif dan fleksibel.
b. Memelihara kedekatan dengan konsumennya.
c. Memberi kesempatan bagi karyawan untuk belajar dari pengalaman secara kompreshensif
d. Membuka lapangan kerja.
Lain halnya dengan Ebert dan Griffin (2000:150) yang memberikan definisi sebagai
berikut:
“Small business as one that is independently owned and managed and does not dominate its
market. A Small Business, then, cannot, be part of another business. Operators must be their
own bosses, free to run their businesses as they please.”
Artinya:
“Usaha kecil adalah suatu usaha yang dimiliki dan dikelola secara bebas, dan usaha kecil
tidak mendominasi pasar. Usaha kecil ini bukan merupakan bagian atau cabang dari
perusahaan lain. Yang menjalankan usaha adalah pemilik sendiri, bekerja bebas sesuai
dengan kesanggupannya.”

Alasan Seseorang Membuka Usaha Kecil


Suatu perusahaan yang kecil lebih dapat menyesuaikan diri dan dapat bereaksi
terhadap perubahan dengan cepat dibanding perusahaan yang besar. Beberapa situasi – situasi
cenderung untuk menyukai perusahaan kecil, seperti:
4
a. Suatu produk tidak mendorongnya kepada produksi massal yang besar-besaran.
b. Kenyamanan pelanggan lebih penting dibanding harga dan pemilihan.
c. Permintaan atau penawaran berubah – ubah sesuai dengan musim.
d. Perusahaan yang besar bersaing dengan satu sama lain untuk suatu segmen pasar yang
besar dan mengabaikan satu atau lebih segmen – segmen yang lebih kecil.
e. Servis yang sedang ditawarkan memerlukan banyak perhatian pribadi, pelanggan oleh
penjual.
Hasil survey yang dilakukan oleh Padgett Business Services USA, Inc dalam
(Megginson, 2000) menunjukan beberapa alasan orang ingin membuka usaha kecil sebagai
berikut:
a. Adanya kebebasan sebesar 72%
b. Pengawasan oleh sendiri sebesar 10%
c. Adanya kepuasan sebesar 10%
d. Dan alasan lainnya sebesar 8%
Pada dasarnya tujuan utama menjalankan usaha kecil sama dengan tujuan perusahaan
besar untuk memperoleh laba dan dan menjaga kelangsungan pertumbuhan usaha dalam
jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan utama usaha kecil dicapai dengan cara melakukan
kegiatan penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, orang yang
ingin membuka usaha kecil bertujuan untuk:
a. Kebebasan dalam berprestasi.
b. Memperoleh tambahan pendapatan.
c. Membantu keluarga dalam berbagai hal.
d. Menyediakan komoditi atau kegiatan bisnis yang belum ada di tempat itu.
Tujuan dari para pemilik usaha kecil ialah berorientasi pada pencapaian (achievement
oriented) sedangkan para manajer di perusahaan besar berorientasi pada kekuasaan (power)
dan gengsi (prestige). Yang mana diantara kedua orientasi ini akan berhasil, dan sangat
tergantung pada pengetahuan, keterampilan dan kepribadian individu dalam usahanya.
Berdasarkan sekian banyak pengalaman para pengusaha usaha kecil, maka tentu ada yang
berhasil dan ada yang gagal.

B. Karakteristik Usaha Kecil


Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Mitzerg, Musselman dan Hughes dapat
disimpulkan ciri – ciri umum usaha kecil, yaitu:
a. Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang yang memiliki rencana usaha;
5
b. Struktur organisasi bersifat sederhana;
c. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar;
d. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan
perusahaan.
e. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan sukar menekan biaya
f. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar cenderung terbatas;
g. Margin keuntungan sangat tipis.
Lain lagi menurut Committee for Economic Development, yang mengemukakan ciri –
ciri sebuah usaha kecil yaitu:
a. Manajemennya dilakukan secara bebas, biasanya pemilik langsung menjadi manajer.
b. Modal berasal dari pemilik atau kelompoknya.
c. Daerah operasinya bersifat lokal, dan si pemilik bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi
bisnis
d. Dalam hal usaha industri ukuran besar dan kecil itu sangat relatif. Suatu bisnis dikatakan
kecil jika dibandingkan dengan bisnis yang sejenis.
Kegiatan usaha kecil yang bergerak dalam bidang perdagangan dapat diklarifikasikan
secara garis besarnya yaitu:
a. Skala besar, dengan modal lebih dari Rp 100.000.000
b. Skala menengah dengan modal Rp 25.000.000 – Rp 100.000.000
c. Skala kecil dengan modal dibawah Rp 25.000.000

Berikut ada beberapa perbandingan antara usaha kecil dan usaha besar.
Usaha kecil Usaha besar
Umumnya pemilik jadi manajer Manajer bukan pemilik
Daerah operasi lokal Regional atau nasional
Organisasi sederhana Organisasi kompleks
Pemilik dekat dengan karyawan Pemilik tidak kenal karyawan
Banyak kegagalan Jarang yang gagal
Pemilik serba bisa Manajemen spesialis

Di negara kita ada usaha yang lebih kecil yang sering di sebut sektor informal, yaitu
suatu kegiatan usaha yang dilakukan sambilan, oleh seseorang dibantu oleh sanak kelarganya.

6
Kegiatan ini tampak pada sektor perdagangan kaki lima baik yang berlokasi secara menetap
ataupun yang berpindah pindah. Adapun ciri – ciri dari sektor informal ini antara lain:
a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik
b. Belum mempunyai surat izin usaha yang resmi
c. Teknologi yang di gunakan sangat sederhana
d. Modal dan perputaran usaha sangat kecil
e. Pendidikan formal dari para pengelolanya tidak menjadi pertimbangan dalam membuka
usaha
f. Usahanya bersifat mandiri, jika ada karyawan biasanya dari keluarga sendiri.

C. Peran Usaha Kecil


Tohari, M (1999: 03-26) mengungkapkan bahwa fungsi dan peran usaha kecil sangat
besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat, fungsi dan peran itu meliputi:
1. Penyediaan barang dan jasa
Penyediaan barang jualan merupakan salah satu peran dan fungsi usaha kecil dalam
kegiatan ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa. Yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah:
a. Banyaknya persediaan barang jualan
b. Mendeteksi barang-barang jualan
c. Laporan mutasi barang jualan.
2. Penyerapan tenaga kerja
Tenaga kerja adalah sekelompok orang yang mampu bekerja, baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja, guna menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
3. Pemerataan pendapatan
Dengan adanya usaha kecil masyarakat mendapatkan akses untuk mendapatkan
pekerjaan sehingga mereka memperoleh pendapatan.
4. Nilai tambah bagi produk daerah
Setiap daerah tentu memiliki keunggulannya masing – masing, baik dari segi
geografis maupun potensi SDMnya, yang dapat dikelola oleh pengusaha kecil secara
profesional. Maka kondisi ini akan memberikan nilai tambah bagi daerah tersebut.
5. Peningkatan taraf hidup

7
Dengan adanya lapangan pekerjaan di berbagai sektor termasuk usaha kecil,
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja bagi masyarakat sehingga mereka dapat menambah
penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan.

D. Bentuk – bentuk Usaha Kecil


Berikut ini beberapa bentuk usaha kecil menurut jenis serta kegiatan yang di
lakukannya:
1. Ditinjau dari hakikat dan penggolonganya
a. Industri kecil, misalnya: industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi, dan
berbagai industri kecil lainnya.
b. Perusahaan berskala kecil, misalnya : toko kerajinan, penyalur, koperasi, toserba,
restoran, jasa profesi, toko bunga dan lainya
c. Sektor informal, misalnya: agen barang bekas, warung kios kaki lima, dan lainnya.
2. Ditinjau dari bentuknya
a. Usaha perorangan, yaitu badan usaha yang dimana hanya dimiliki oleh satu orang tidak
lebih dan seluruh tanggungan usaha menjadi resiko secara pribadi.
b. Usaha persekutuan, yaitu badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
secara bersama – sama bekerja sama untuk mencapai tujuan usaha
3. Ditinjau dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan
a. Usaha Jasa, yaitu suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak
berwujud (jasa), dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan.
b. Usaha Eceran (Retail Bussiness), yaitu kegiatan bisnis perdagangan (penjualan barang
atau jasa) yang langsung disalurkan kepada konsumen akhir untuk digunakan sebagai
kebutuhan pribadi, keluarga atau keperluan rumah tangga bukan untuk dijual kembali.
c. Usaha Distribusi (Wholesale Bussiness), yaitu perantara yang menyalurkan produk dari
pabrik (manufakturer) ke pengecer (retailer).
d. Agribisnis/Pertanian (Agriculture), yaitu usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan
pertanian yang berorientasi pada keuntungan.
e. Usaha Manufaktur (Pabrik), yaitu suatu bisnis kecil yang memerlukan modal untuk
investasi yang cukup besar, karena memerlukan tenaga kerja, teknologi dan bahan mentah
untuk mengoperasikannya.

8
E. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil
Setiap usaha yang di lakukan oleh seseorang untuk mecapai tujuan yang ingin dicapai
pasti selalu memiliki kelemahan dan kelebihan. Hal itu di karenakan adanya beberapa
kendala dan pendorong yang mempengaruhi dalam usaha tersebut. Kelemahan maupun
kelebihan yang dimiliki oleh suatu usaha seorang wirausahawan, secara signifikan dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan usaha mereka. Berikut merupakan
kelebihan dan kelemahan usaha kecil.
1. Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan
perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa
subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya
industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam
perekonomian masyarakat kecil atau lapisan bawah.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun
persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial.
b. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
b. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta
barang dan jasa – jasa baru.
c. Prosedur hukumnya sederhana.
d. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan
perusahaannya.
e. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
f. Mudah dalam proses pendiriannya.
g. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
h. Pemilik menerima seluruh laba.
i. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau
belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
j. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi
berkembangnya usaha kecil.
k. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali
melalui kreativitas pengelola.

9
l. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar (modal minim), tenaga kerja tidak
berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
2. Kelemahan Usaha Kecil
Kelemahan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dari usaha kecil itu
sendiri. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi
ketentuan pembukuan standar.
b. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya
perencanaan kas.
c. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip- prinsip
manajerial.
d. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
e. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
f. Risiko dan utang – utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
g. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola,
serta lemah dalam promosi.
h. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang
tunai.

F. Kendala Pengembangan Usaha Kecil


Menurut Akin Aluko, seorang manajer konsultan bisnis Business Education Services
and unit, Lagos Chamber of Commerce and Industry, sebagian besar para pebisnis keliru
dalam mengambil tindakan dalam menghadapi masalah yang terjadi dan hanya sebagian kecil
saja yang mengetahui kesalahannya dan segera memperbaikinya. Ada 10 hal mengapa
pengusaha kecil mengalami kegagalan ketika merintis usahanya dan tak mampu bertahan,
yaitu:
a. Kompetisi yang ketat.
b. Entrepreneur yang keras kepala.
c. Pertumbuhan di luar kendali.
d. Pembukuan yang lemah.
e. Tidak mempunyai dana cadangan.
f. Operasional yang terkesan biasa saja.
g. Ketidakefisien operasional.
h. Disfungsional manajemen.
10
i. Perencanaan bisnis yang lemah.
j. Penurunan pasar.
Adapun faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing
dan kinerja usaha kecil dan menengah di Indonesia yaitu:
a. Lemahnya sistem pembiayaan dan kurangnya komitmen pemerintah bersama lembaga
legislatif terhadap dukungan permodalan usaha kecil sehingga keberpihakan lembaga-
lembaga keuangan dan perbangkan masih belum seperti yang diharapkan.
b. Kurangnya kemampuan usaha kecil untuk meningkatkan usaha pasar, daya saing
pemasaran serta pemahaman regulasi pasar, baik pasar domestik maupun pasar global.
c. Terbatasnya informasi sumber bahan baku dan panjangnya jaringan distribusi, lemahnya
kekuatan tawar menawar khususnya bahan baku yang dikuasai pengusaha besar
mengakibatkan sulitnya pengendalian pasar.
d. Belum terciptanya “Blue print” platform teknologi dan informasi yang meliputi masalah
regulasi, pembiayaan, standarisasi, lisensi, jenis teknologi tepat guna, dan fasilitas
pendukung teknologi kerja yang mampu digunakan sebagai keunggulan bersaing.
e. Masih rendahnya SDM yang meliputi aspek kompetensi, keterampilan, etos kerja,
karakter, kesadaran akan pentingnya konsistensi mutu dan standarisasi produk dan jasa,
serta wawasan kewirausahaan.
f. Proses perizinan pendirian badan usaha, patent, merk, hak cipta, investasi, izin export
import yang masih birokratis dan biaya tinggi serta memerlukan waktu yang panjang.
g. Keberadaan jasa lembaga penjamin, asuransi, dan jasa lembaga keuangan nonbank
lainnya, masih belum mampu melayani usaha kecil secara optimal.
h. Tidak berfungsinya secara baik lembaga promosi pemerintah di dalam menunjang
promosi produk dan jasa usaha kecil, baik untuk pasar domestik maupun pasar global.
Untuk meningkatkan daya saing global, memecahkan permasalahan serta kendala
yang dihadapi oleh usaha kecil sangat diperlukan dukungan iklim usaha yang kondusif dari
pemerintah dan lembaga legislatif. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan
merestrukturisasi sektor-sektor sebagai berikut:
a. Restrukturisasi sektor keuangan untuk menjamin pendanaan yang diperlukan oleh usaha
kecil baik untuk modal investasi maupun modal kerja, perlu diterbitkan skema pendanaan
yang dapat memberikan kemudahan bagi kebutuhan permodalan usaha kecil
b. Restrukturisasi sektor perizinan melalui penyederhanaan berbagai bentuk perizinan yang
masih dirasakan tumpang tindih, menyediakan pelayanan perizinan dengan pola satu atap
serta menekan biaya-biaya yang menimbulkan biaya ekonomi tinggi.
11
c. Restrukturisasi sektor investasi stretegis dimaksudkan untuk menata ulang atau mengubah
peruntukan investasi sektor-sektor strategis yang selama ini tidak dimanfaatkan secara
baik oleh usaha besar diberkan kepada usaha kecil.
d. Restrukturisasi sektor sarana dan prasarana pengembangan usaha kecil melalui
modernisasi sarana dan prasarana produksi dan pemasaran, kegiatan penelitian,
pengkajian dan penetapan teknologi tepat guna, serta penetapan program insentif bagi
usaha kecil.
e. Restrukturisasi sektor teknologi informasi melalui kebijakan penyediaan pusat pelayanan
berbasiskan teknologi informasi usaha kecil.
f. Restrukturisasi sektor pemasaran melalui penetapan kebijakan pelaksanaan penelitian
pasar, penyediaan informasi pasar, dukungan promosi dan meningkatkan peran
perwakilan Indonesia diluar negeri untuk meningkatkan ekspor produk unggulan usaha
kecil.
g. Restrukturisasi sektor kelembagaan dan peraturan perundangan bersifat menghambat dan
tidak sesuai lagi bagi pemberdayaan usaha kecil.

G. Pengertian Kewirausahaan
Secara etimologi kewirausahaan berasal dari kata (ke- : yang memiliki ciri), (wira :
berani) dan (usaha : pekerjaan, daya upaya, perbuatan), atau dalam bahasa Inggris disebut
enterpreunership. Kata entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende
yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan
suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Jadi, kewirausahaan
adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat atau menciptakan sesuatu yang baru
yang bernilai dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli

12
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda – beda dari para ahli atau sumber acuan
karena sudut pandang yang berbeda pula. Berikut beberapa pengertian dari kewirausahaan
menurut ahli:
a. Andrew J Dubrin, Kewirausahaan adalah orang yang mendirikan dan mengoperasikan
bisnis yang inovatif.
b. Soeparman Spemahamidjaja (1977), Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam
berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
c. Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
Kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu nilai (value) dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.

Pengertian Wirausaha
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Unsur-unsur penting dari wirausaha yaitu:
a. Kemampuan dalam membuka, mencari, menciptakan, dan menggunakan peluang usaha.
b. Kemampuan untuk menyatukan faktor-faktor produksi atau mengorganisasikan
peusahaan secara efektif dan efisien.
c. Kemampuan dalam mengambil keputusan dan meminimalkan resiko.
d. Kemampuan untuk bersaing dengan pihak lain.

Alasan Seseorang Menjadi Wirausaha


Terdapat bermacam alasan yang mendasari banyak orang memutuskan untuk menjadi
wirausaha, antara lain:
a. Seorang wirausaha menginginkan materi/uang yang lebih banyak yang bisa dia usahakan
selama ini.
b. Seorang wirausaha menginginkan kebebasan dan kemandirian dalam bekerja.
c. Seorang wirausaha menginginkan bisa menciptakan sesuatu yang baru dan bisa
membantu sesama (social entrepreneurship).

H. Karakteristik Wirausaha

13
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang perlu mengetahui
seperti apa ciri – ciri, dan sifat yakni sebagai berikut.
1. Ciri – ciri seorang wirausaha
a. Percaya diri.
b. Berorientasikan tugas dan hasil.
c. Berani mengambil dan menanggung risiko.
d. Kemampuan untuk mau memperlajari, mengkaji kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukannya.
e. Kepemimpinan.
f. Keorisinilan.
g. Berorientasi ke masa depan.
h. Jujur dan tekun.
i. Memiliki semangat dan daya juang tinggi.
j. Mempunyai sasaran tujuan yang tinggi tetapi realistis dan dapat dicapai.

2. Sifat – sifat seorang wirausaha


a. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
b. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
c. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
d. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
e. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis
yang luas.
f. Suka terhadap tantangan – tantangan yang membawa dirinya pada keinginan untuk
mencoba tantangan tersebut.
g. Kepercayaan akan kemampuan diri melebihi dorongan dari orang lain.
h. Berani menerima kegagalan dan menjadikan kegagalan itu sebagai bimbingan utama.

I. Cara Menjadi Wirausaha


Ketika memutuskan untuk memulai sebuah bisnis, pelaku usaha diharuskan untuk
mempersiapkan perencanaan yang matang dalam memulai bisnisnya tersebut. Selain modal
yang menjadi faktor penting, namun kita diharuskan langsung mengerjakan sendiri bisnis
yang akan kita tekuni. Berikut, beberapa cara memulai usaha bagi pemula:
14
1. Menentukan ide produk yang dijual
2. Memahami tujuan usaha untuk mencari keuntungan baik secara sementara atau maupun
permanen, trend yang sedang berlaku, dan peluang yang luas.
3. Membuat rencana bisnis perencanaan tahap demi tahap demi tercapainya tujuan usaha.
4. Menentukan nama usaha, brand dan logo yang akan mencitrakan produk dan perusahaan
serta untuk menarik konsumen.
5. Menentukan strategi pemasaran yang tepat, saluran-saluran pemasaran mana saja yang
memasarkan produk/jasa yang akan dijual.
Selain itu hal yang dapat ditempuh jika seseorang ingin menjadi wirausaha, yaitu
melalu berbagai cara seperti:
1. Memulai usaha baru
Mendirikan perusahaan baru dari awal, namun hal ini pun tidak mudah karena
tentunya dibutuhkan modal dan waktu yang tidak sedikit. Modal dan waktu digunakan
untuk kebutuhan-kebutuhan untuk kita memulai usaha dari nol.
2. Membeli bisnis yang sudah ada
Keuntungan yang didapat wirausaha dengan mengambil alih perusahaan lain yang
sudah atau sedang berjalan adalah akan mempermudah segalanya, dari proses sdm,
produksi, ataupun pemasaran karena sudah ada sistem yang berjalan.
3. Mengambil kepemilikan dari bisnis keluarga
Perusahaan dijalankan oleh generasi penerusnya, sehingga mempermudah
mengambil keputusan tentang operasional dan produksi berdasarkan apa yang sudah
ditentukan oleh generasi terdahulunya yang pernah menjadi pimpinan.
4. Franchise (waralaba)
Membeli suatu sistem usaha dimana yang kita perlukan adalah hanya modal untuk
membeli waralaba ini.

J. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kewirausahaan


a. Personal, menyangkut aspek kepribadian seseorang.
b. Sociological, yaitu menyangkut hubungan dengan keluarga, menunjang atau tidak.
c. Environmental, ini menyangkut faktor lingkungan seseorang dimana ia dibesarkan, ia
akan terpengaruh dengan lingkungan tersebut.
Di dalam faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan kewirausahaan terdapat
juga faktor pendorong dan faktor penghambat pertumbuhan seorang wirausaha.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Wirausahawan
15
Faktor yang menjadi sumber kesuksesan usaha adalah:
a. Memiliki kreativitas, selalu berinovasi, dan memunculkan peluang ide baru dalam
berbisnis
b. Bekal pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan
c. Berani bermimpi, berani mencoba dan berani gagal
d. Dapat membaca peluang pasar
e. Mampu memanage keuangan
f. Mengambil inspirasi dari mega wirausaha
g. Berjiwa honesty (jujur)
h. Lucky (keberuntungan)
Faktor Penghambat Pertumbuhan Wirausaha
Faktor penghambat seorang wirausaha yaitu kegagalan dari wirausaha itu sendiri.
Disamping kegagalan yang disebabkan bencana atau kecelakaan dan menurunnya kesehatan
pemilik, alasan – alasan manajerial menduduki tempat utama. Kurangnya ketramnpilan
manajemen karena pekerjaan makin banyak dan kompleks, menimbulkan kurangnya
pengawasan dan tanggung jawab. Kadang – kadang manajer tidak sanggup menyusun
perencanaan yang sempurna dan kurang memeprhatikan analisa pasar, juga tidak memiliki
tenaga kerja yang dapat diandalkan untuk dididik agar berkembang. Unsur-unsur
ketidakmampuan manajemen ini dapat dirinci sebagai berikut:
a. Modal sangat kecil, dan tidak mampu memperoleh tambahan modal.
b. Lokasi kurang menguntungkan.
b. Keadaan ekonomi kurang menguntungkan.
c. Pengeluaran dan tanggungan biaya terlalu besar.
d. Mengambil kredit tidak penuh perhitungan.
e. Tanggungan biaya tetap terlalu besar.
f. Kurangnya pengalaman.
g. Lalai, artinya terlalu santai dalam menjalankan bisnis.
h. Tidak mampu mengelola bisnis, mungkin tidak mampu mengambil keputusan segera,
tidak mengetahui hakekat bisnis yang digelutinya dan sebagainya.
i. Tidak mampu melakukan pengawasan, baik terhadap perilaku karyawan, maupun
terhadap barang, dan uang contohnya seperti tidak mengadakan pembukuan yang baik,
mengambil kredit tidak penuh perhitungan, dan lain – lain.

16
Jika usaha telah mengalami kemajuan ataupun mengalami kelesuan, kita tidak boleh
lengah, tapi harus mengadakan re-evaluasi tentang:
a. Tinjau kembali produk anda, apa yang sudah dihasilkan, apakah sudah memenuhi
keinginan konsumen.
b. Teliti organisasi anda, lihat bagaumana kinerja organisasi, lihat span of control, adakah
yang luput dari pengawasan.
b. Sistem kerja, apakah sudah cukup efisien, apakah sudah menempatkan orang pada
tempatnya.
c. Teliti pribadi anda, lihat penampilan, hubungan, komunikasi dengan lingkungan, apakah
masih dapat ditingkatkan.

K. Contoh Usaha Kecil dan Kewirausahaan


 Berjualan online
Di era modern ini banyak wirausaha yang memulai usahanya dengan berjualan online.
Berjualan online memiliki prospek yang cukup besar pada masa sekarang. Apalagi diikuti
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dengan berjualan online ini, kita
dapat menggeluti semua bidang usaha seperti fashion, kuliner, maupun jasa. Banyak orang
menyukai kepraktisan dan kemudahan dari berbelanja online ini, terutama dalam memenuhi
kebutuhan.
Ada banyak cara untuk berjualan online, bagi seseorang yang tidak memiliki modal
yang besar, biasanya berjualan dengan cara dropship. Dropship sendiri secara garis besar
adalah menjadi makelar untuk memasarkan sebuah produk. Di zaman yang serba modern
seperti ini, kita bisa memasarkan produk melalui marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia,
Shopee, dll.
Tidak dipungkiri, banyak orang merintis bisnisnya dengan memulai berjualan online
terlebih dahulu, lalu setelah mendapatkan keuntungan yang besar barulah mereka membuka
toko yang dibangun dengan modal hasil berjualan online tersebut.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian usaha kecil belum didefinisikan secara baik dan setiap orang memberikan
pengertian sendiri – sendiri sesuai dengan pengetahuan mereka. Kebanyakan orang
menyatakan usaha kecil ialah usaha yang ada disekeliling mereka, seperti toko kelontong,
tukang cukur, salon kecantikan, toko buku, toko obat, dan sebagainya. Namun berdasarkan
pengertian yang telah dikemukakan oleh banyak orang, dapat disimpulkan bahwa usaha kecil
ialah suatu usaha yang memiliki modal kecil, kegiatan usaha kecil, dan mempekerjakan
beberapa orang karyawan.
Kewirausahaan adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat atau menciptakan
sesuatu yang baru yang bernilai dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain. Sedangkan
orang yang memiliki semangat, sikap perilaku dan kemampuan kewirausahaan disebut
dengan wirausaha. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan
operasinya.

B. Saran
Pemerintah perlu mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pentingnya adanya
usaha kecil agar masyarakat mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mendirikan bisnis
baru meskipun secara ukuran bisnis termasuk kecil, tetapi membuka kesempatan pekerjaan
bagi banyak orang. Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik dan
memberikan kemampuan dalam melihat peluang bisnis serta mengelola bisnis tersebut serta
memberikan motivasi untuk mempunyai keberanian menghadapi resiko bisnis. Peranan
perguruan tinggi dalam memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs merupakan
bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.2017.Pengantar Bisnis.Bandung: Alfabeta.


Dewa.2012. Kewirausahaan dan Usaha Kecil.https://dewacurhat.wordpress.com/2012/05/08/
kewirausahaan-dan-usaha-kecil/, diakses pada 9 November 2018.
Ernawati, Hesti.2014.Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil.http://hestayo27.blogspot.com/
2014/11/kewiraswastaan-dan-perusahaan-kecil.html, diakses pada 9 November 2018.
Novi.2012.Kewirausahaan dan Usaha Kecil.http://novi-cliquers24.blogspot.com/2012/01/
kewirausahaan-dan-usaha-kecil.html, diakses pada 9 November 2018.
Putra, I Made Agus Pramana.2017.Usaha Kecil Dan
Kewirausahaan.http://madeaguspramana putra.blogspot.com/2017/01/usaha-kecil-
dan-kewirausahaan.html, diakses pada 9 November 2018.
Rozak, Abdul.2015. Usaha Kecil Dan Kewirausahaan.http://bangkubisnis.blogspot.com/
2015/03/usaha-kecil-dan-kewirausahaan.html, diakses pada 9 November 2018.
Zaimah, Rifa Hana.2016.Makalah Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil.https://rifahana
zaimah.wordpress.com/2016/10/16/makalah-kewiraswataan-dan-perusahaan-kecil/,
diakses pada 9 November 2018.

19

Anda mungkin juga menyukai