PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan kecil sangat melekat pada sendi – sendi perekonomian masyarakat, di
setiap sektor usaha ekonomi, baik skala kecil maupun skala besar selalu sangat
mempengaruhi kebutuhan masyarkat, dan juga bagi lingkungan perusahan, baik untuk
kebutuhan sumber bahan baku produk, kebutuhan tenaga kerja, dan inovasi atau kreatifitas
dari kebutuhan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan kecil tentu merupakan dasar kekuatan
hubungan yang saling mempengaruhi untuk kemajuan perekonomian bangsa.
Sebagian besar pendorong perubahan dan kemajuan suatu negara adalah para
wirausahawan. Wirausahawan adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis yang
berhadapan dengan resiko dan ketidakpastian bertujuan memperoleh profit dan mengalami
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan. Saat ini banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli
melihat peluang bisnis tersebut. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan
masyarakat serta memberikan banyak pilihan barang dan jasa bagi konsumen, baik dalam
maupun luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering
kali menghiasi berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting perannya bagi kehidupan sosial
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari usaha kecil?
2. Bagaimana karakteristik dari usaha kecil?
3. Apa saja peran dari usaha kecil?
4. Apa saja bentuk – bentuk dari usaha kecil?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan usaha kecil?
6. Kendala apa saja yang akan timbul dalam pengembangan usaha kecil dan bagaimana cara
menanggulanginya?
7. Apa pengertian dari kewirausahaan?
8. Bagaimana karakteristik dari kewirausahaan?
9. Bagaimana cara untuk menjadi seorang wirausaha?
10. Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan kewirausahaan?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari usaha kecil.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari usaha kecil.
3. Untuk mengetahui peran dari usaha kecil.
4. Untuk mengetahui bentuk – bentuk dari usaha kecil.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan usaha kecil.
6. Untuk mengetahui kendala yang akan timbul dalam pengembangan usaha kecil dan cara
menanggulanginya.
7. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausahaan.
8. Untuk mengetahui karakteristik dari kewirausahaan.
9. Untuk mengetahui cara untuk menjadi seorang wirausaha.
10. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentukan kewirausahaan.
D. Metode Penulisan
1. Metode Pustaka
Metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Usaha toko eceran, perusahaan kontruksi, usaha jasa dengan jumlah penghasilan setahun
kurang dari $ 50.000.
Menurut Megginson (2000) klasifikasi bisnis ditentukan oleh jumlah karyawan, yang
dinyatakan sebagai berikut:
a. Sangat kecil, jumlah karyawannya dibawah 20 orang.
b. Kecil, jumlah karyawannya 20-99 orang.
c. Menengah, jumlah karyawannya 100-499 orang.
d. Besar, jumlah karyawannya 500 orang atau lebih.
Salah satu definisi diberikan oleh Congress in the small Business Act of 1953 yaitu:
“a Small Business is one that is independently owned and operated and is not dominant in is
not field of operation.” (Megginson, 2000).
Artinya:
“Usaha kecil adalah suatu usaha yang dimiliki dan dijalankan secara independen dan tidak
dominan dalam bidang operasi.”
Beberapa hal unik bagi usaha kecil:
a. Mendorong cara kerja inovatif dan fleksibel.
b. Memelihara kedekatan dengan konsumennya.
c. Memberi kesempatan bagi karyawan untuk belajar dari pengalaman secara kompreshensif
d. Membuka lapangan kerja.
Lain halnya dengan Ebert dan Griffin (2000:150) yang memberikan definisi sebagai
berikut:
“Small business as one that is independently owned and managed and does not dominate its
market. A Small Business, then, cannot, be part of another business. Operators must be their
own bosses, free to run their businesses as they please.”
Artinya:
“Usaha kecil adalah suatu usaha yang dimiliki dan dikelola secara bebas, dan usaha kecil
tidak mendominasi pasar. Usaha kecil ini bukan merupakan bagian atau cabang dari
perusahaan lain. Yang menjalankan usaha adalah pemilik sendiri, bekerja bebas sesuai
dengan kesanggupannya.”
Berikut ada beberapa perbandingan antara usaha kecil dan usaha besar.
Usaha kecil Usaha besar
Umumnya pemilik jadi manajer Manajer bukan pemilik
Daerah operasi lokal Regional atau nasional
Organisasi sederhana Organisasi kompleks
Pemilik dekat dengan karyawan Pemilik tidak kenal karyawan
Banyak kegagalan Jarang yang gagal
Pemilik serba bisa Manajemen spesialis
Di negara kita ada usaha yang lebih kecil yang sering di sebut sektor informal, yaitu
suatu kegiatan usaha yang dilakukan sambilan, oleh seseorang dibantu oleh sanak kelarganya.
6
Kegiatan ini tampak pada sektor perdagangan kaki lima baik yang berlokasi secara menetap
ataupun yang berpindah pindah. Adapun ciri – ciri dari sektor informal ini antara lain:
a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik
b. Belum mempunyai surat izin usaha yang resmi
c. Teknologi yang di gunakan sangat sederhana
d. Modal dan perputaran usaha sangat kecil
e. Pendidikan formal dari para pengelolanya tidak menjadi pertimbangan dalam membuka
usaha
f. Usahanya bersifat mandiri, jika ada karyawan biasanya dari keluarga sendiri.
7
Dengan adanya lapangan pekerjaan di berbagai sektor termasuk usaha kecil,
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja bagi masyarakat sehingga mereka dapat menambah
penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan.
8
E. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil
Setiap usaha yang di lakukan oleh seseorang untuk mecapai tujuan yang ingin dicapai
pasti selalu memiliki kelemahan dan kelebihan. Hal itu di karenakan adanya beberapa
kendala dan pendorong yang mempengaruhi dalam usaha tersebut. Kelemahan maupun
kelebihan yang dimiliki oleh suatu usaha seorang wirausahawan, secara signifikan dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan usaha mereka. Berikut merupakan
kelebihan dan kelemahan usaha kecil.
1. Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan
perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa
subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya
industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam
perekonomian masyarakat kecil atau lapisan bawah.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun
persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial.
b. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
b. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta
barang dan jasa – jasa baru.
c. Prosedur hukumnya sederhana.
d. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan
perusahaannya.
e. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
f. Mudah dalam proses pendiriannya.
g. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
h. Pemilik menerima seluruh laba.
i. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau
belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
j. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi
berkembangnya usaha kecil.
k. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali
melalui kreativitas pengelola.
9
l. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar (modal minim), tenaga kerja tidak
berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
2. Kelemahan Usaha Kecil
Kelemahan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dari usaha kecil itu
sendiri. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi
ketentuan pembukuan standar.
b. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya
perencanaan kas.
c. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip- prinsip
manajerial.
d. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
e. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
f. Risiko dan utang – utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
g. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola,
serta lemah dalam promosi.
h. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang
tunai.
G. Pengertian Kewirausahaan
Secara etimologi kewirausahaan berasal dari kata (ke- : yang memiliki ciri), (wira :
berani) dan (usaha : pekerjaan, daya upaya, perbuatan), atau dalam bahasa Inggris disebut
enterpreunership. Kata entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende
yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan
suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Jadi, kewirausahaan
adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat atau menciptakan sesuatu yang baru
yang bernilai dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
12
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda – beda dari para ahli atau sumber acuan
karena sudut pandang yang berbeda pula. Berikut beberapa pengertian dari kewirausahaan
menurut ahli:
a. Andrew J Dubrin, Kewirausahaan adalah orang yang mendirikan dan mengoperasikan
bisnis yang inovatif.
b. Soeparman Spemahamidjaja (1977), Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam
berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
c. Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
Kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu nilai (value) dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Pengertian Wirausaha
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Unsur-unsur penting dari wirausaha yaitu:
a. Kemampuan dalam membuka, mencari, menciptakan, dan menggunakan peluang usaha.
b. Kemampuan untuk menyatukan faktor-faktor produksi atau mengorganisasikan
peusahaan secara efektif dan efisien.
c. Kemampuan dalam mengambil keputusan dan meminimalkan resiko.
d. Kemampuan untuk bersaing dengan pihak lain.
H. Karakteristik Wirausaha
13
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang perlu mengetahui
seperti apa ciri – ciri, dan sifat yakni sebagai berikut.
1. Ciri – ciri seorang wirausaha
a. Percaya diri.
b. Berorientasikan tugas dan hasil.
c. Berani mengambil dan menanggung risiko.
d. Kemampuan untuk mau memperlajari, mengkaji kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukannya.
e. Kepemimpinan.
f. Keorisinilan.
g. Berorientasi ke masa depan.
h. Jujur dan tekun.
i. Memiliki semangat dan daya juang tinggi.
j. Mempunyai sasaran tujuan yang tinggi tetapi realistis dan dapat dicapai.
16
Jika usaha telah mengalami kemajuan ataupun mengalami kelesuan, kita tidak boleh
lengah, tapi harus mengadakan re-evaluasi tentang:
a. Tinjau kembali produk anda, apa yang sudah dihasilkan, apakah sudah memenuhi
keinginan konsumen.
b. Teliti organisasi anda, lihat bagaumana kinerja organisasi, lihat span of control, adakah
yang luput dari pengawasan.
b. Sistem kerja, apakah sudah cukup efisien, apakah sudah menempatkan orang pada
tempatnya.
c. Teliti pribadi anda, lihat penampilan, hubungan, komunikasi dengan lingkungan, apakah
masih dapat ditingkatkan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian usaha kecil belum didefinisikan secara baik dan setiap orang memberikan
pengertian sendiri – sendiri sesuai dengan pengetahuan mereka. Kebanyakan orang
menyatakan usaha kecil ialah usaha yang ada disekeliling mereka, seperti toko kelontong,
tukang cukur, salon kecantikan, toko buku, toko obat, dan sebagainya. Namun berdasarkan
pengertian yang telah dikemukakan oleh banyak orang, dapat disimpulkan bahwa usaha kecil
ialah suatu usaha yang memiliki modal kecil, kegiatan usaha kecil, dan mempekerjakan
beberapa orang karyawan.
Kewirausahaan adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat atau menciptakan
sesuatu yang baru yang bernilai dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain. Sedangkan
orang yang memiliki semangat, sikap perilaku dan kemampuan kewirausahaan disebut
dengan wirausaha. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan
operasinya.
B. Saran
Pemerintah perlu mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pentingnya adanya
usaha kecil agar masyarakat mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mendirikan bisnis
baru meskipun secara ukuran bisnis termasuk kecil, tetapi membuka kesempatan pekerjaan
bagi banyak orang. Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik dan
memberikan kemampuan dalam melihat peluang bisnis serta mengelola bisnis tersebut serta
memberikan motivasi untuk mempunyai keberanian menghadapi resiko bisnis. Peranan
perguruan tinggi dalam memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs merupakan
bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19