BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui faktorfaktor Kesuksesan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan
mengetahui faktor Kesuksesan dan kegagalan usaha maka calon pengusaha dapat
membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi
hal-hal di luar perencanaan semula.1
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan
kreatif untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk
diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah
suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya
dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Hal terpenting dari
inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunanaan. Inovasi tersebut dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari individu seperti: locus of control, toleransi, nilai-nilai,
pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan secara eksternal seperti: pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertmbuhan kewirausahaan sangat
tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang
hukum, sangat diperlukan dana dalam jumlah yang besar. Salah satu sarana yang
mempunyai peran strategis dalam pengadaan dana tersebut adalah Perbankan.
Berbagai lembaga keuangan, terutama bank konvensional, telah membantu
pemenuhan kebutuhan dana bagi kegiatan perekonomian dengan memberikan
pinjaman uang antara lain dalam bentuk kredit perbankan. Kredit perbankan
merupakan salah satu usaha bank konvensional yang telah banyak dimanfaatkan
oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana. 2
Sampai saat ini perhatian terhadap pertumbuhan usaha kecil ataupun mikro
masih dilayani belum maksimal. Panjangnya birokrasi dan sulitnya akses
perbankkan menjadi kendala besar bagi usaha kecil dalam permodalan, padahal
salah satu sektor usaha yang terbukti menyerap tenaga kerja karena bersifat padat
karya. 3
Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dinyatakan bahwa pemberdayaan usaha kecil
diselenggarakan atas dasar kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Hal ini berarti
bahwa kondisi usaha kecil merupakan tanggung jawab bersama pemerintah,
swasta dan masyarakat.
Salah satu permasalahan utama yang melekat dalam industri kecil rumah
tangga adalah kurangnya modal yang dimiliki. Pada umumnya modal yang
diperoleh berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari pihak keluarga (Feronita,
2004). Akses Industri kecil rumah tangga terhadap lembaga keuangan
konvensional masih kurang, karena sulitnya mendapatkan modal di karenakan
kurangnya memenuhi persyaratan (agunan), tingginya tingkat suku bunga dan
kurangnya pembinaan yang diberikan oleh lembaga keuangan. Untuk itu
diperlukan suatu lembaga keuangan yang dapat mengatasi permasalahan bagi
3 Ahmed Balkaoui Riahi,. 2004. Teori Akuntansi Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat. Hal 98
Industri kecil rumah tangga. Hal ini ditemui pada lembaga keuangan pemberi
modal.4
Dalam perkembangannya, lembaga keuangan pemberi modal lebih
mengena di kalangan pelaku UKM karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya
dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan
perbankan maupun keluwesan pada pencairan kredit. Hal ini merupakan salah
satu indikator bahwa keberadaan lembaga keuangan pemberi modal sesuai dengan
kebutuhan pelaku UKM, yang umumnya membutuhkan pembiayaan sesuai skala
dan sifat usaha kecil
Berbicara micro finance atau zpembiayaan pemberi modal, sebaiknya kita
mengetahui lebih dulu tentang pengertian Lembaga Keuangan Pemberi modal
(LKM). Definisi pemberi modal kredit pertama kali dicetuskan dalam pertemuan
the World Summit on Micro Credit di Washington tanggal 2-4 Februari 1997, yang
menyatakan bahwa pemberi modal kredit adalah program atau kegiatan
memberikan pinjaman yang jumlahnya kecil kepada masyarakat miskin untuk
kegiatan usaha meningkatkan pendapatan, pemberian pinjaman untuk mengurus
diri sendiri dan keluarganya. Selain itu Lembaga Keuangan Pemberi modal atau
Micro Finance Institution merupakan lembaga yang melakukan kegiatan
penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan pemberi modal serta
4 Ahmed Balkaoui Riahi,. 2004. Teori Akuntansi Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat. Hal 98
mengelola
sumber
daya
manusia,
maupun
kemampuan
B. Rumusan Masalah
Permasalahan adalah merupakan tolak ukur dari pelaksanaan penelitian.
Dengan adanya rumusan masalah, maka akan dapat ditelaah secara maksimal
ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada pembahasan hal yang di
luar permasalahan. Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah : Bagaimana Faktor penyebab Kesuksesan Pada Usaha Kecil Di Kota
Bengkulu (Study Pada Usaha Bay Tat) ?
C. Batasan Masalah
Untuk mengatasi kesimpangsiuran dalam penulisan proposal ini, maka
permasalahan yang diangkat dalam proposal ini adalah mengenai faktor apa saja
yang menyebabkan Usaha Kecil Bay Tat Di Bengkulu mengalami Kesuksesan
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Islam program studi Ekonomi
Islam.
2. Tujuan Khusus
E. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
Akademisi, menambah suatu bukti empiris dan ilmu pengetahuan
dalam bidang Ekonomi
2. Praktis
Pengusaha kecil, untuk mengetahui Faktor penyebab Kesuksesan Pada
Usaha Kecil Di Kota Bengkulu
F. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Matondang dengan judul
penelitian Analisis Faktor Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai
UsahaKecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang
Jalan Letda Sujono pada tahun 2006), menghasilkan kesimpulan bahwa Tension
Modalities (Faktor Keterpaksaan) merupakan faktor utama yang mendorong par
awirausahawan penjual pulsa handphone di sepanjang Jalan Letda Sujono Medan
untuk membuka usaha kecil.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kesuksesan Usaha
Menurut Suyanto Kesuksesan usaha industri kecil di pengaruhi oleh
berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari
setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat
Kesuksesan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai
ukuran Kesuksesan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Menurut Glancey dalam
Sony Heru Priyanto Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil
keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti
peningkatan profit dan petumbuhan usaha. 8
Seperti yang dikemukakan oleh Suryana bahwa Untuk menjadi wirausaha
yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas,
kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu
maupun uang. Erliah mengatakan bahwa Suatu usaha dikatakan berhasil di
dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut
mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba,
jenis usaha atau pengelolaan . Menurut Sony Heru Priyanto Seseorang yang
8 Suyatno Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha
Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada
Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, pp. 177-184.
10
10
11
organisasi.
Menurut
Albert
Wijaya
dalam
Suryana
yang
12
hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya
yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada
yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses
produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan
efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajerpemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau
pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.12
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesuksesan Usaha
Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non
pemerintah. Faktor pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat,
politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem
perekonomian, sosio- kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan
kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan
lingkungan global.13
Menurut Luk dalam Suyatno berkaitan dengan faktor penentu Kesuksesan
usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa Kesuksesan
usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Begitu
juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa
Kesuksesan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan
komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu
12 Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut
Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo. Hal 87
13 Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut
Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo. Hal 87
13
Kesuksesan usaha industri kecil hasil identifikasi penelitian Luk tersebut pada
dasarnya adalah cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan
keterampilan), pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat
pendidikan seseorang pengusaha.
Sehingga dapat diketahui bahwa Kesuksesan usaha dapat dipengaruhi oleh
kemampuan usaha yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dari pengusaha. Kesuksesan suatu usaha diidentikkan
dengan laba atau penambahan material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi
pada dasarnya Kesuksesan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik
tetapi Kesuksesan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan
pribadi atau kepuasaan batin. 14
Menurut Porras et al. in Kauanui, King Sandra (2010:55-56) Prefer
to the intrinsic factors that motivate builders and or entrepreneurs. They
found that wealth, fame, and power were not the goals or accomplishments
considered most important. Money and recognition were only secondary
outcomes of passionate work and a personal calling. Mengacu pada faktorfaktor intrinsik yang memotivasi pembangun dan atau pengusaha. Mereka
menemukan bahwa kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan bukanlah tujuan atau
prestasi yang dianggap paling penting. Uang dan pengakuan hanya hasil kerja
sekunder dari gairah kerja dan panggilan pribadi.
14
15
16
bidangnya
17
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
A. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Bengkulu. Penulis memilih Bengkulu sebagai lokasi
penelitian karena pertimbangan
B. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut)
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data yang diperlukan berupa Profil usaha Bay Tat Bengkulu, perlakuan
akuntansi yang diterapkan di dalamnya, hambatan usaha serta keuangannya
21
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.
24
25
OLEH :
ILHAMSYAH SITORUS
DOSEN PEMBIMBING :
Asnaini, MA
26
2015