Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui faktorfaktor Kesuksesan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan
mengetahui faktor Kesuksesan dan kegagalan usaha maka calon pengusaha dapat
membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi
hal-hal di luar perencanaan semula.1
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan
kreatif untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk
diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah
suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya
dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Hal terpenting dari
inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunanaan. Inovasi tersebut dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari individu seperti: locus of control, toleransi, nilai-nilai,
pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan secara eksternal seperti: pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertmbuhan kewirausahaan sangat
tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang

1 Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture Formation.


New Jersey: Prentice Hall International Inc. hal. 14

berasal dari pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan


manajerial. Faktor yang berasaal dari organisasi antara lain: kelompok, struktur
budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain: pesaing, pelanggan, pemasok
dn lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu dana. Mengembangkan
Spirit Entrepreneur Muda Indonesia,
Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan dukungan dari orang lain
yang berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus mau
menghadapi tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu
untuk maju, dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju.
Pembangunan dibidang ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan
nasional,

salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka


memelihara kesinambungan pembangunan tersebut yang para pelakunya meliputi
baik pemerintah maupun

masyarakat sebagai orang perorangan dan badan

hukum, sangat diperlukan dana dalam jumlah yang besar. Salah satu sarana yang
mempunyai peran strategis dalam pengadaan dana tersebut adalah Perbankan.
Berbagai lembaga keuangan, terutama bank konvensional, telah membantu
pemenuhan kebutuhan dana bagi kegiatan perekonomian dengan memberikan
pinjaman uang antara lain dalam bentuk kredit perbankan. Kredit perbankan
merupakan salah satu usaha bank konvensional yang telah banyak dimanfaatkan
oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana. 2

2 Romney, B. Marshall. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba


Empat. Hal 25

Sampai saat ini perhatian terhadap pertumbuhan usaha kecil ataupun mikro
masih dilayani belum maksimal. Panjangnya birokrasi dan sulitnya akses
perbankkan menjadi kendala besar bagi usaha kecil dalam permodalan, padahal
salah satu sektor usaha yang terbukti menyerap tenaga kerja karena bersifat padat
karya. 3
Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dinyatakan bahwa pemberdayaan usaha kecil
diselenggarakan atas dasar kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Hal ini berarti
bahwa kondisi usaha kecil merupakan tanggung jawab bersama pemerintah,
swasta dan masyarakat.
Salah satu permasalahan utama yang melekat dalam industri kecil rumah
tangga adalah kurangnya modal yang dimiliki. Pada umumnya modal yang
diperoleh berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari pihak keluarga (Feronita,
2004). Akses Industri kecil rumah tangga terhadap lembaga keuangan
konvensional masih kurang, karena sulitnya mendapatkan modal di karenakan
kurangnya memenuhi persyaratan (agunan), tingginya tingkat suku bunga dan
kurangnya pembinaan yang diberikan oleh lembaga keuangan. Untuk itu
diperlukan suatu lembaga keuangan yang dapat mengatasi permasalahan bagi

3 Ahmed Balkaoui Riahi,. 2004. Teori Akuntansi Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat. Hal 98

Industri kecil rumah tangga. Hal ini ditemui pada lembaga keuangan pemberi
modal.4
Dalam perkembangannya, lembaga keuangan pemberi modal lebih
mengena di kalangan pelaku UKM karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya
dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan
perbankan maupun keluwesan pada pencairan kredit. Hal ini merupakan salah
satu indikator bahwa keberadaan lembaga keuangan pemberi modal sesuai dengan
kebutuhan pelaku UKM, yang umumnya membutuhkan pembiayaan sesuai skala
dan sifat usaha kecil
Berbicara micro finance atau zpembiayaan pemberi modal, sebaiknya kita
mengetahui lebih dulu tentang pengertian Lembaga Keuangan Pemberi modal
(LKM). Definisi pemberi modal kredit pertama kali dicetuskan dalam pertemuan
the World Summit on Micro Credit di Washington tanggal 2-4 Februari 1997, yang
menyatakan bahwa pemberi modal kredit adalah program atau kegiatan
memberikan pinjaman yang jumlahnya kecil kepada masyarakat miskin untuk
kegiatan usaha meningkatkan pendapatan, pemberian pinjaman untuk mengurus
diri sendiri dan keluarganya. Selain itu Lembaga Keuangan Pemberi modal atau
Micro Finance Institution merupakan lembaga yang melakukan kegiatan
penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan pemberi modal serta
4 Ahmed Balkaoui Riahi,. 2004. Teori Akuntansi Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat. Hal 98

masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh Lembaga Keuangan


formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis (Rudjito, 2003).
Sedangkan Bank Indonesia mendefinisikan kredit pemberi modal merupakan
kredit yang diberikan kepada para pelaku usaha produktif baik perorangan
maupun kelompok yang mempunyai hasil penjualan paling banyak seratus juta
rupiah per tahun. Lembaga keuangan yang terlibat dalam penyaluran kredit
pemberi modal umumnya disebut Lembaga Keuangan Pemberi modal (LKM).5
Usaha kecil yang termasuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa
waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi
bahkan berhenti aktifitasnya, sektor usaha kecil terbukti lebih tangguh dalam
menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh
Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor
swasta difokuskan pada usaha kecil, terlebih lagi unit usaha ini seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu
bersaing dengan unit usaha lainnya. 6

5 Romney, B. Marshall. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba


Empat. Hal 25

Zimmerer mengemukakan beberapa faktor-faktor yang menyebabkan


wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, adalah: Tidak kompeten
dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usah merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil, Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan,
ketrampilan

mengelola

sumber

daya

manusia,

maupun

kemampuan

mengintegrasikan operasi perusahaan, Kurang dapat mengendalikan keuangan.


Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancer. Gagal dalam
perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transaksi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia
tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Kesuksesan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan setiap waktu. 7
6 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal 89
7 Dessler, Gary (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia.penerjemeh Eli tanya Jakarta : PT indeks.
Judul Human Resource management. (2003) prentice-hall, Inc, Upper Saddle river.New Jersey, hal 59

Dari uraian tersebut di atas menjadi sebuah hal yang melatarbelakangi


untuk dilakukannya penelitian tentang Faktor Penyebab Kesuksesan Pada
Usaha Kecil Di Kota Bengkulu (Study Pada Usaha Bay Tat )

B. Rumusan Masalah
Permasalahan adalah merupakan tolak ukur dari pelaksanaan penelitian.
Dengan adanya rumusan masalah, maka akan dapat ditelaah secara maksimal
ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada pembahasan hal yang di
luar permasalahan. Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah : Bagaimana Faktor penyebab Kesuksesan Pada Usaha Kecil Di Kota
Bengkulu (Study Pada Usaha Bay Tat) ?
C. Batasan Masalah
Untuk mengatasi kesimpangsiuran dalam penulisan proposal ini, maka
permasalahan yang diangkat dalam proposal ini adalah mengenai faktor apa saja
yang menyebabkan Usaha Kecil Bay Tat Di Bengkulu mengalami Kesuksesan

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Islam program studi Ekonomi
Islam.
2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui Bagaimana Faktor penyebab Kesuksesan Pada Usaha


Kecil Di Kota Bengkulu (Study Pada Usaha Bay Tat)

E. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
Akademisi, menambah suatu bukti empiris dan ilmu pengetahuan
dalam bidang Ekonomi
2. Praktis
Pengusaha kecil, untuk mengetahui Faktor penyebab Kesuksesan Pada
Usaha Kecil Di Kota Bengkulu
F. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Matondang dengan judul
penelitian Analisis Faktor Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai
UsahaKecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang
Jalan Letda Sujono pada tahun 2006), menghasilkan kesimpulan bahwa Tension
Modalities (Faktor Keterpaksaan) merupakan faktor utama yang mendorong par
awirausahawan penjual pulsa handphone di sepanjang Jalan Letda Sujono Medan
untuk membuka usaha kecil.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kesuksesan Usaha
Menurut Suyanto Kesuksesan usaha industri kecil di pengaruhi oleh
berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari
setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat
Kesuksesan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai
ukuran Kesuksesan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Menurut Glancey dalam
Sony Heru Priyanto Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil
keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti
peningkatan profit dan petumbuhan usaha. 8
Seperti yang dikemukakan oleh Suryana bahwa Untuk menjadi wirausaha
yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas,
kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu
maupun uang. Erliah mengatakan bahwa Suatu usaha dikatakan berhasil di
dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut
mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba,
jenis usaha atau pengelolaan . Menurut Sony Heru Priyanto Seseorang yang
8 Suyatno Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha
Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada
Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, pp. 177-184.
10

10

memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial


yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya. 9
Selain dari laba, Kesuksesan usaha dapat dilihat dari target yang
dibuat oleh pengusaha. Hal ini seperti yang terungkap oleh Dalimunthe dalam
Edi Noersasongko (2005:27) yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis
Kesuksesan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat
dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan
dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari berbagai faktor di atas yang
oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat
adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja usaha perlu dihubungkan
dengan target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha.
Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur untuk menilai
seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha. 10
Menurut Ina Primiana mengemukakan bahwa Kesuksesan usaha
adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan
tercapainya tujuan organisasi. Algifari mengatakan bahwa Kesuksesan
usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan
9 Suyatno Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha
Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada
Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, pp. 177-184.
10 Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut
Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo. Hal 87

11

berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis. Moch.


Kohar Mudzakar dalam Ressa Andari berpendapat bahwa, Kesuksesan usaha
adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya
yang sederajat/sekelasnya.

Henry Faizal Noor mengemukakan bahwa

Kesuksesan usaha pada hakikatnya adalah Kesuksesan dari bisnis mencapai


tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba
adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Dwi Riyanti mengemukakan
bahwa Kesuksesan usaha didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau
tujuan

organisasi.

Menurut

Albert

Wijaya

dalam

Suryana

yang

mengemukakan bahwa Faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan


menjadi ukuran dari Kesuksesan suatu perusahaan adalah adalah laba. Dan
Kesuksesan usaha menurut Dwi Riyanti Kesuksesan usaha yaitu usaha kecil
berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti
perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif. Mereka juga
memiliki energi yang melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif. 11
Sehingga, dapat diketahui bahwa definisi Kesuksesan usaha adalah
Kesuksesan dari bisnis mencapai tujuannya,dimana Kesuksesan tersebut
didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif,
mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan
11 Edi Noersasongko. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu,
Kewirausahaan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha
Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik di Jawa Tengah. Skripsi.
Malang. Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang.

12

hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya
yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada
yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses
produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan
efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajerpemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau
pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.12
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesuksesan Usaha
Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non
pemerintah. Faktor pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat,
politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem
perekonomian, sosio- kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan
kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan
lingkungan global.13
Menurut Luk dalam Suyatno berkaitan dengan faktor penentu Kesuksesan
usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa Kesuksesan
usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Begitu
juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa
Kesuksesan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan
komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu
12 Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut
Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo. Hal 87
13 Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut
Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo. Hal 87

13

Kesuksesan usaha industri kecil hasil identifikasi penelitian Luk tersebut pada
dasarnya adalah cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan
keterampilan), pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat
pendidikan seseorang pengusaha.
Sehingga dapat diketahui bahwa Kesuksesan usaha dapat dipengaruhi oleh
kemampuan usaha yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dari pengusaha. Kesuksesan suatu usaha diidentikkan
dengan laba atau penambahan material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi
pada dasarnya Kesuksesan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik
tetapi Kesuksesan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan
pribadi atau kepuasaan batin. 14
Menurut Porras et al. in Kauanui, King Sandra (2010:55-56) Prefer
to the intrinsic factors that motivate builders and or entrepreneurs. They
found that wealth, fame, and power were not the goals or accomplishments
considered most important. Money and recognition were only secondary
outcomes of passionate work and a personal calling. Mengacu pada faktorfaktor intrinsik yang memotivasi pembangun dan atau pengusaha. Mereka
menemukan bahwa kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan bukanlah tujuan atau
prestasi yang dianggap paling penting. Uang dan pengakuan hanya hasil kerja
sekunder dari gairah kerja dan panggilan pribadi.

14 Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

14

Flow is Fulfilling purpose originates from deep within the individual.


It is part of a central core or essence where people have a profound sense of
who they are, where they come from, and where they are going. It provides an
enormous source of energy and direction that gives meaning to life.(Kauanui,
King Sandra, 2010:54). Aliran adalah pemenuhan tujuan yang berasal dari
dalam individu. Ini adalah bagian dari inti pusat atau esensi di mana orangorang memiliki rasa yang mendalam siapa mereka, di mana mereka datang
dari, dan di mana mereka akan pergi. Ini menyediakan sumber energi yang
sangat besar dan arah yang memberi makna bagi kehidupan.15
Characteristics of flow summary in Kauanui, King Sandra :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Clear goals and feedback ( Tujuan jelas dan umpan balik)


Challenge skill (Tantangan keterampilan)
Loss of ego (Hilangnya ego)
Focused concentration (Fokus konsentrasi)
Sense of control (Rasa kontrol)
Time distortion (Waktu distorsi)
Autotelic experience (Pengalaman autotelic)
Aliran atau flow yang ada pada diri pengusaha memberikan pengaruh
atas proses kewirausahaan yang dilakukan terutama dalam hal sikap yang
dilakukan dalam mencapai Kesuksesan usaha. Terbukti dari hasil penelitian
bahwa mereka para pengusaha yang berkoneksi dengan rohani cenderung
lebih menghargai peluang untuk pertumbuhan, belajar, dan berbagi melekat
dalam kepemilikan bisnis.

15 Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca


Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES

15

3. Dimensi Kesuksesan Usaha


Samir mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur Kesuksesan usaha
atau kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut :
a. Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di
semua faktor input (modal dan tenaga kerja).
b. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal,
mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status)
c. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai
tambah pegawai)16
Kesuksesan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan.
Istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi
perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan
jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain-lain.
Beberapa indikator dalam menentukan Kesuksesan usaha menurut
Henry Faizal Noor adalah sebagai berikut :
1. (Laba/Profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih
antara pendapatan dengan biaya.
2. Produktivitas dan Efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya
produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada
akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi
besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya Saing

16 Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca


Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES

16

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk


merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan
berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa
bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam

bidangnya

sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.


5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust
external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang
ada dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa
amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu
konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga
pesaing.
Indikator Kesuksesan usaha menurut Dwi Riyanti, kriteria yang cukup
signifikan untuk menentukan Kesuksesan suatu usaha dapat dilihat dari :
1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
5. Perluasan daerah pemsaran
6. Perbaikan sarana fisik dan
7. Pendapatan usaha
Adapun indikator Kesuksesan usaha menurut Suryana Kesuksesan
usaha terdiri dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja

17

Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai


dimensi Kesuksesan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini
menggunakan pendapat Dwi Riyanti bahwa dimensi Kesuksesan usaha yaitu
diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan
modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan
daerah pemsaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha.
4. Usaha Kecil
a. Pengertian usaha kecil
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun
1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per
tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,(lima ratus juta rupiah).17
b. Ciri-ciri usaha kecil
1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah;

17 Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung


:Alfabeta.

18

2. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah;


3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP;
5. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwira usaha;
6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning.
c. Contoh usaha kecil
1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja;
2. Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
3. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu
dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan;
4. Peternakan ayam, itik dan perikanan;
5. Koperasi berskala kecil.18
B. Kerangka Berfikir

18 Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung


:Alfabeta.

19

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi Kesuksesan usaha


suatu industri antara lain dapat dilihat pada kerangka berpikir

Terlihat dari skema di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


Kesuksesan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang diantarannya yaitu; kualitas sdm,
penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi,
kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar,
tingkat entrepreneurship.

BAB III
METODE PENELITIAN

20

A. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Bengkulu. Penulis memilih Bengkulu sebagai lokasi
penelitian karena pertimbangan

Bengkulu merupakan tempat tinggal penulis. Dan

Bay tat merupakan ciri khas makanan di Bengkulu

B. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut)
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.

C. Sumber dan jenis data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Indriantoro dan Supomo mendefinisikan data primer dan sekunder sebagai
berikut: data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli tanpa perantara, sedangkan data sekunder adalah data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara .
22

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data yang diperlukan berupa Profil usaha Bay Tat Bengkulu, perlakuan
akuntansi yang diterapkan di dalamnya, hambatan usaha serta keuangannya

21

D. Metode pengumpulan data


Metode yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi secara langsung pada
pihak terkait yang
b. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap obyek studi yaitu untuk
mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan sebagai dasar analisis
serta mengkonfirmasikan obyektifitas dan keakuratan mengenai hal yang
diperoleh baik dalam studi pustaka maupun dalam penelitian itu sendiri.
c. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat,
serta mengevaluasi laporan serta dokumen-dokumen yang terkait dengan
obyek penelitian

E. Metode analisis data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif, yaitu analisis data dengan cara memberikan penjelasan dengan
memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya (Arikunto:1993).

22

23

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia.penerjemeh Eli tanya


Jakarta : PT indeks. Judul Human Resource management. (2003) prentice-hall,
Inc, Upper Saddle river.New Jersey
Gomes, Faustino C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarka: CV.
Andi Offset
Handoko, T. Hani (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : BPFE
Nawawi, H. Hadari (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Siagian, Sondang P. (2006). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Simmamora, Henry (2006). Manajemen sumber daya manusia . Yogyakarta : STIE
YKPN
Sukamti, Umi. (1989). Manajeman personalia/sumber daya manusia. Jakarta :
Depdikbud Ditjend PPLPTK
Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang.
Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo.
Edi Noersasongko. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan
dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan
Usaha Pada Usaha Kecil Batik di Jawa Tengah. Skripsi. Malang. Program
Pascasarjana Universitas Merdeka Malang.

Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.

24

Suyatno Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam


meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil
Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, pp. 177-184.
Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori
dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES

25

FAKTOR PENYEBAB KESUKSESAN PADA USAHA KECIL DI KOTA


BENGKULU (STUDY PADA USAHA BAY TAT )

OLEH :
ILHAMSYAH SITORUS

DOSEN PEMBIMBING :
Asnaini, MA

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


JURUSAN EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN (BENGKULU)

26

2015

Anda mungkin juga menyukai