Anda di halaman 1dari 5

KEBERLANGSUNGAN USAHA UMKM

1. Pengertian Keberlangsungan Usaha

Keberlangsungan usaha (Business Sustainibility) merupakan suatu bentuk konsistensi


dari kondisi suatu usaha, dimana keberlangsungan ini merupakan suatu proses
berlangsungnya usaha baik mencakup pertumbuhan, perkembangan, strategi untuk
menjaga kelangsungan usaha dan pengembangan usaha dimana semua ini bermuara pada
keberlangsungan dan eksistensi (ketahanan) usaha.

Kawasan, Mulur, dan Kasus (2015) mengatakan ada 4 aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam usaha yaitu permodalan, sumber daya manusia, produksi, dan
pemasaran, dengan memahami aspek-aspek tersebut para pelaku usaha dapat
mempertahankan usahnya. Modal merupakan hal yang paling penting untuk
keberlangsungan usaha, modal dapat diperoleh dari diri sendiri maupun pinjaman. Selain
modal, sumber daya manusia dan keahlian juga diperlukan supaya usaha yang sudah
dimulai dapat berlangsung dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Kegiatan produksi digunakan untuk menghasilkan nilai kegunaan baru dari barang atau
jasa yang diperlukan bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran juga memiliki
peran penting dalam keberlangsungan usaha, dan memiliki teknik pemasaran yang baik
dan tepat, usaha dapat berkembang dengan pesat.1

Keberlangsungan usaha harus secara total dipertahankan operasi usahanya agar tetap
dapat bersaing dipasar. Kondisi persaingan yang dinamis dan fluktuatif menjadikan para
pelaku UKM agar sensitif dengan perubahan, sehingga UKM harus membangun
keunggulan kompetitif agar memiliki keunggulan dalam persaingan dan berkelanjutan di
pasar (Dalimunthe, 2017). Kinerja dan Keberlanjutan UMKM Pada kompetisi global,
perusahaan diharapkan mampu memberikan nilai tambah lebih pada barang/jasa yang
ditawarkan baik itu secara kualitas (yang lebih baik) ataupun efisien (lebih tepat guna)
daripada pesaing. Hal ini secara spesifik sulit dilakukan oleh UMKM, dikarenakan
minimnya kemampuan manajemen dan pengelolaan modal kerja yang terbatas. Meskipun
dengan keterbatasan tersebut, namun UMKM cenderung memiliki ketahanan (kinerja
yang stabil) terhadap perubahan iklim bisnis dan ekonomi (Ali, 2003).2

2. Tujuan Keberlangsungan Usaha


Tujuan dari mendirikan usaha selain untuk memperoleh keuntungan yang maksimal juga
penting untuk mempertahankan eksistensi usaha dan mempertahankan kelangsungan
usaha sebagai sebuah tanggungjawab besar bagi pemilik usaha. Tanggung jawab tersebut
diwujudkan dengan memperhatikan lingkungan sekitat tempat usaha, pengusaha
1
Samuel, ika. “Hubungan E-commerce dan Literasi keuangan terhadao keberlangsungan usaha di
Boyolali”. Jurnal Akuntansi. Vol. 10, No.1 2020 Hal.4
2
Dwitya Aribawa. “PENGARUH LITERASI KEUANGAN TERHADAP KINERJA DAN KEBERLANGSUNGAN
UMKM DI JAWA TENGAH”. Jurnal Siasat Bisnis Vol.20 No.1. 2016. Hal.13
bertanggung jawab terhadap masyarakat sebagai konsumen berkeinginan untuk
memperoleh produk yang diperlukan untuk kebutuhan, sehingga antara produsen dan
konsumen melakukan interaksi.
Selain itu pemilik usaha juga memiliki tanggung jawab terhadap tenaga kerja, lingkungan
dan sosial. Pemilik usaha dapat memanfaatkan lingkungan dengan berbagai pengaturan
dan mengolahnya dengan baik tidak hanya meningkatkan efisiensi usaha itu sendiri
namun juga memberikan manfaat lingkungan sekitar di masa yang akan datang. Tujuan
dapat dicapai apabila melakukan beberapa cara, seperti mengelola usaha yang
menggunakan kemampuan manajemen yang dimiliki.
Kondisi keuangan ikut andil dalam kegiatan operasional perusahaan, jika hal ini
terganggu tentu akan berdampak pada keberlangsungan usaha di masa mendatang.
Dengan demikian setiap usaha menggali berbagai cara dan upaya untuk mempertahankan
keberlangsungan usaha. Pemilik usaha harus mempertimbangkan dengan jelas kondisi ini
saat membuat penilaian tentang status kelangsungan usaha mereka di masa depan (Foster
& Shastri, 2016).
Tanggung jawab pengusaha dalam keberlangsungan usaha harus memiliki pandangan,
motivasi dan kreativitas yang tinggi dalam upaya mengembangkan usaha yang dimiliki.
Dalam memperluas dan mempertahankan usaha agar berjalan sesuai harapan perlu
memperhatikan berbagai aspek pendukung seperti sumberdaya yang dimiliki,
pengelolaan produksi, pemasaran, teknologi yang digunakan serta faktor lain yang
terkait. Berbagai tahapan pengembangan usaha perlu dilalui, mulai dari identifikasi
peluang usaha dengan berbagai data serta informasi yang diperlukan sampai dengan
ketersediaan pasar yang sesuai dengan produk yang dihasilkan. Sesuai dengan pendapat
Shrestha (2017) bahwa setiap pemilik usaha terinspirasi terus mencari petunjuk untuk
mengidentifikasi peluang usaha dengan berbagai strategi memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki.3
3. Asas keberlangsungan usaha dalam Undang-Undang No.37
Asas kelangsungan usaha merupakan salah satu asas hukum dalam Undang Undang
No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.11
Sebagai asas hukum yang ditentukan dalam suatu peraturan perundang-undangan, maka
asas kelangsungan usaha telah melalui proses penilaian etis dari pembentuk undang-
undang. Dengan demikian, asas kelangsungan usaha sesungguhnya merupakan hasil
pengejawantahan pemikiran manusia yang harus menjadi intisari dalam penyelesaian
sengketa utang melalui kepailitan dan penundaan pembayaran. Undang-Undang Nomor
37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,
khususnya dalam penjelasan umum tidak menyebutkan secara rinci makna asas
kelangsungan usaha. Dalam penjelasan umum secara singkat dinyatakan bahwa
perusahaan debitor yang prospektif tetap dilangsungkan. Penilaian etis atas asas
kelangsungan usaha setidaknya mempunyai bobot kemaslahatan bagi kehidupan bersama
3
Luh Indrayani, “ Makna Literasi keuangan dalam keberlangsungan usaha industry rumah tangga
perempuan bali”. Jurnal ilmiah akuntansi. Vol.5 No.2 . 2020 Hal.412
khususnya dalam lingkup kegiatan usaha. Keberlangsungan kegiatan usaha diharapkan
dapat berdampak positif bagi pemilik perusahaan, para tenaga kerja, para pemasok,
masyarakat maupun Negara.4
4. Penerapan Asas Kelangsungan Usaha
Kegiatan usaha dalam skala yang lebih luas, secara makro dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang biasanya diukur dengan kenaikan
pendapatan domestik bruto (PDB) dari waktu ke waktu, atau kenaikan pendapatan
domestik bruto perorangan dari populasi yang mencerminkan pengaruhnya terhadap
standar hidup masyarakat. Sebaliknya terhentinya usaha dapat berdampak negatif
terhadap kondisi finansial perusahaan. Problem finansial yang berat, manakala
perusahaan harus melaksanakan kewajiban untuk mengembalikan pinjaman kepada pihak
lain. Kalau kekayaan perusahaan (debitor) sudah tidak cukup melunasi utang, bisa
dikatakan perusahaan itu sudah bangkrut.5
5. Faktor yang mempengaruhi keberlangsungan usaha
Perusahaan yang dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya akan dapat
mempertahankan pangsa pasar, kapasitas produksi, dan kondisi keuangannya atau bahkan
dapat ditingkatkan. Sementara itu perusahaan yang kinerjanya kurang baik mempunyai
beberapa ciri, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 (Institut
Akuntan Publik Indonesia, 2016) membahas berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha suatu unit usaha, sebagai berikut:
a. Kerugian usaha secara berulang atau kekurangan modal kerja.
b. Ketidak mampuan suatu unit usaha untuk membayar kewajiban pada saatnya.
c. Kehilangan pelanggan utama.
d. Terjadi bencana yang tidak diasuransikan seperti gempa bumi atau banjir yang
merugikan aset peru sahaan.
e. Masalah perburuhan seperti pemogo kan kerja buruh.
f. Perkara pengadilan, atau masalah serupa yang telah terjadi yang mem bahayakan
kemampuan perusahaan untuk dapat beroperasi.6
6. Strategi dalam mempertahankan keberlangsungan usaha
Beberapa strategi yang diduga turut berperan dalam mempertahankan keberlangsungan
suatu usahanya disaat pandemi adalah literasi keuangan, inovasi produk, digital
marketing, serta stimulus fiskal dalam bentuk insentif pajak. Literasi keuangan adalah
faktor penting dalam menjaga keberlangsungan sebuah usaha.
a. Literasi keuangan

4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
5
Catur Irianto. “PENERAPAN ASAS KELANGSUNGAN USAHA DALAM PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN
DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAAN UTANG (PKPU)”. Jurnal Hukum dan Peradilan, Volume 4, Nomor 3
November 2015 hal.403
6
Mutinda, Dedi,dkk. “ implementasi strategic dan hubungannya dengan keberlangsungan usaha (studi
pada usaha mikro kecil dan menengah di kabupaten probolinggo)”. Jurnal skesta bisnis. Vol. 7 No.2 2020 Hal. 74
Literasi keuangan yakni pengetahuan tentang bagaimana cara pengelolaan dan
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan (Capuano and Ramsay, 2011). Dengan
kemampuan dan pengetahuan tersebut maka pelaku bisnis dapat membuat
perencanaan dan mengelolaan keuangan dengan baik sehingga dapat membuat
keputusan bisnis yang tepat demi menjaga keberlangsungan usahanya. Survei yang
dilakukan OJK di Indonesia literasi keuangan mulai meningkat yang semulanya
21,8% pada tahun 2013 dan menjadi 29,7% ditahun 2016. Hal ini menggambarkan
rendahnya pengetahuan keuangan masyarakat (Christoper and Kristianti, 2020). Hasil
penelitian membuktikan bahwa litersi keuangan berpengaruh terhadap
keberlangsungan usaha (Azhar & Arofah, 2021; Christoper & Kristianti, 2020;
Widayanti et al., 2017).
b. Inovasi Produk
Produk yang dipasarkan oleh pelaku bisnis setidaknya memiliki inovasi. Hasil inovasi
berupa keunikan produk secara temporer akan meningkatkan persaingan usaha
(McDaniel, 2002). Kunci untuk memenagkan bersaing adalah inovasi yang diciptakan
oleh pelaku bisnis, yang akhirnya menjadi penentu kesuksesan ekonomi dari suatu
usaha (Urbancova, 2013). Dengan memiliki keunggulan bersaing sebuah usaha akan
mampu mempertahankan usahanya. Hasil penelitian Christiana, Pradhanawati, and
Hidayat (2014) membuktikan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap
keberlangsungan usaha.
c. Pemanfaatan Digital Marketing
Digital marketing yakni kegiatan mempromosikan dan mencari market menggunakan
media digital berbasis online yang salah satunya melali pemanfaatan berbagai aplikasi
jejaring social (Purwana et al., 2017). Pemakaian media sosial seperti instagram,
facebook, twitter dan media sosial lainnya adalah cara pemasaran secara digital yang
sering digunakan oleh pelaku usaha. Selain itu pemasaran digital juga bisa dilakukan
pada e-commerce dan banyak media lainnya (Hardilawati, 2020). Hasil penelitian
membuktikan bahwa digital marketing berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha
(Azhar & Arofah, 2021; Efendi et al., 2021)
d. Memanfaatkan Insentif Pajak
Dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk mengurangi tekanan yang dirasakan
UMKM akibat dampak negatif pandemi, sehingga UMKM mampu survive dan
mempertahankan keberlangsungan usahanya. Insentif pajak merupakan stimulus
fiskal yang diberikan pemerintah kepada UMKM sebagai bentuk dukungan kepada
UMKM agar dapat bangkit dari keterpurukannya. Insentif pajak yang diberikan
berupa insentif pajak Ditanggung Pemerintah (DTP). Dengan adanya insentif pajak
DTP maka UMKM tidak perlu membayar pajak PPh finalnya, sehingga dapat
mengurangi biaya operasional dan dapat menstabilkan kondisi kas UMKM. Begitu
besar perhatian pemerintah terhadap UMKM sehingga pemberian insentif pajak
mengalami beberapa kali perpanjangan dan terakhir dituangkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 82/PMK.03/2021. Dengan lamanya masa
pemberian insentif pajak diharapkan kondisi kas UMKM menjadi stabil sehingga
UMKM dapat survive dan pempertahankan keberlangsungan usahanya.7

7
Budi, Novita. “ Strategi keberlangsungan usaha UMKM kampong singkong pada masa pandemi covid-
19”. Among Makarti Vol. 15 No. 2 (Edisi Khusus Dies Natalis ke-38), 2022. Hal. 184

Anda mungkin juga menyukai