PENDAHULUAN
yang sangat ketat. Perusahaan akan mengalami banyak tantangan di era globalisasi.
Persaingan usaha yang semakin banyak dari waktu ke waktu menuntut para
pelaku usaha atau pendirinya untuk mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.
Persaingan usaha ini tidak hanya terjadi dengan perusahaan skala besar, namun
perusahaan skala kecil juga dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya. Perusahaan besar memiliki kelebihan dalam segi modal, teknologi dan
kurangnya akses terhadap perbankan dan pasar, serta kemmapuan teknologi yang
kurang memadai. Sedangkan yang termasuk dalam kategori eksternal antara lain
1
manajemen maupun kualitas sumber daya manusia, dan kurangnya menjalin kerja
Perusahaan yang dapat menjalin suatu hubungan kemitraan maka dapat bersama-
sama meminimalisir resiko kerugian. Hal ini dilakukan untuk dapat membangun
Hamid dan Haryanto (2011), Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk
pelaku usaha atau lebih yang saling menguntungkan. Melalui kemitraan dengan
usahanya dan dapat menjadi mitra yang handal dalam meraih keuntungan dan dapat
saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bermitra, meningkatkan
kerjasama antar usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang disertai
saling menguntungkan. Kemitraan usaha perlu dilakukan sebagai salah satu cara
2
usaha dapat saling menguntungkan antara perusahaan kecil, besar, dan menengah.
besar. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu menjalin kerjasama dengan
memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
kuat dan berkembang melalui dukungan modal serta pelatihan sumber daya yang
usaha yang didirikan. Kinerja bisnis juga merupakan peran penting dalam
perusahaan yang dapat dilihat dari kondisi suatu perusaahaan mengenai baik dan
dikatakan unggul apabila tercapainya target perusahaan dan memiliki kinerja di atas
standar yang telah ditetapkan perusahaan. Selain itu, perusahaan yang memiliki usia
panjang dan bertahan lama dapat dijadikan sebagai indikator dari kinerja bisnis
Dalam kondisi saat ini, peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia. UMKM dinilai mampu
3
menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut Arif Budimanta,
Wakil Ketua Dewan Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), industri UMKM
memiliki potensi yang sangat besar. Menurut data Kementerian Koperasi dan
UMKM, sebanyak 98,7% usaha di Indonesia adalah usaha mikro. Melalui jumlah
tersebut, UMKM dinilai mampu menyerap 89,17% tenaga kerja dalam negeri.
Gilingan Padi Kardy Jaya Utama merupakan suatu usaha UMKM yang
berada di Desa Tolai Timur Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Sulawesi Tengah. Gilingan padi Kardy Jaya Utama merupakan salah satu usaha
kepada petani dan dapat dibayarkan setelah selesai panen. Karena dapat
memberikan pinjaman modal kepada petani maka Gilingan Padi Kardy Jaya Utama
agar usaha yang didirikan dapat berkembang dan tidak rugi. Dikhawatirkan
pinjaman modal yang diberikan tidak dapat memberi keuntungan dan dapat
Pendekatan Kemitraan (Studi Kasus: Pada Gilingan Pagi Kardy Jaya Utama
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat
merumuskan suatu permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini dengan
rumusan masalah bagaimana strategi yang diterapkan oleh Kardy Jaya Utama
diterapkan oleh Kardy Jaya Utama dalam melipatgandakan kinerja bisnis berbasis
pendekatan kemitraan.
1. Manfaat Teoritis
Kemitraan (Studi Kasus: Pada Gilingan Pagi Kardy Jaya Utama Desa
Tolai Timur)”.
2. Manfaat Praktis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baik itu penelitian yang sudah terpublikasikan seperti jurnal, tesis, dan skripsi.
1) Penelitian yang dilakukan oleh Sidiqqoh dan Alamsyah (2017), yang berjudul
dari Usaha Mikro di Kota Bandung dapat ditingkatkan lebih optimal melalui
2) Penelitian yang dilakukan oleh Araufi (2019), yang berjudul “Strategi Untuk
6
Menghadapi Persaingan Bisnis”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
meningkatkan kinerja bisnis pada PT. Pelni Cabang Semarang. Hasil penelitian
Pada UMKM Batik D.I. Yogyakarta)”. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif
positif dan signifikan kualitas produk terhadap kinerja bisnis secara langsung
4) Penelitian yang dilakukan oleh Sarwoko, Nurfarida dan Ahsan (2021), yang
utama yang akan dilaksanakan meliputi 3 program yaitu focus group discussion
7
bahan baku tusuk sate khusus untuk memenuhi kebutuhan perusahaan mitra.
ini disebabkan sudah ada target kapasitas produksi per bulan yang harus dipenuhi
mitra adalah terjaminnya ketersediaan bahan baku tusuk sate dengan kualitas
ini adalah penelitian kualitatif deksriptif dengan instrumen kunci peneliti sendiri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola kemitraan yang dijalankan oleh
KTTS adalah pola kemitraan inti plasma dengan lembaga sebagai penyedia
beternak dengan cara dan waktu yang lebih efektif dan efisien. Dampaknya tentu
8
Tabel 2.1
9
No Nama Peneliti dan Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Judul Penelitian
4 Sarwoko, Nurfarida dan a. Menggunakan Fokus penelitian Hasil kegiatan
Ahsan (2021). metode penelitian yang dibahas. kemitraan mampu
Membangun Strategi kualitatif meningkatkan
Kemitraan Untuk b. Membahas kapasitas produksi
Meningkatkan mengenai
dan penghasilan
Pendapatan Pengrajin pendekatan
pengrajin biting, hal
Tusuk Sate di Kabupaten kemitraan.
Malang ini disebabkan
sudah ada target
kapasitas produksi
per bulan yang
harus dipenuhi
pengrajin, dengan
harga yang sudah
ditetapkan
5 Nurjannah (2022). a. Menggunakan Fokus penelitian Pola kemitraan
Strategi Kemitraan metode penelitian yang dibahas. yang dijalankan
Sebagai Upaya kualitatif oleh KTTS adalah
Pemberdayaan b. Membahas pola kemitraan inti
Ekonomi Dalam mengenai plasma dengan
Meningkatkan pendekatan lembaga sebagai
Pendapatan dan kemitraan. penyedia barang
Kesejahteraan dan pemasaran
Masyarakat (Studi produk
Kasus Pada Usaha
Koperasi Ternak Tani
Syari’ah Mitra Subur
Kabupaten
Bondowoso.
Sumber : Data Diolah penulis (2023)
Menurut Ghifary (2003), Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh
tanggung jawab, dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi secara legal,
10
Menurut Prasetyo dan Harjanti (2013), “kinerja bisnis merupakan
akumulasi dari hasil aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan itu sendiri”.
Menurut Voss (2000), “kinerja organisasi atau sering disebut juga sebagai
customer maintain rate, produk baru yang berhasil di pasar dan return of
invesment”.
dua dimensi, yaitu dimensi pertama adalah kinerja keuangan atau kinerja
Sedangkan menurut Liu dan Zhao (2018), kinerja bisnis diukur oleh
11
melibatkan kinerja bisnis jangka pendek dan jangka panjang, yang mewakili
usaha atau bisnis yang dijalankan dengan diukur oleh beberapa dimensi yaitu
2.2.2 Kemitraan
yang terlibat langsung dalam kemitraan tersebut harus memiliki dasar etika
bisnis yang dipahami bersama dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam
menjalankan kemitraan.
dua atau lebih pihak untuk melaksanakan suatu kegiatan (in acion with).
proses kemitraan tersebut dapat berjalan dengan baik serta tujuan dapat
12
Sudarmadjo (2009), pengembangan kelembagaan kemitraan dalam
b. Prinsip keterbukaan.
sebagai berikut :
13
perusahaan besar, dimana perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan
produksinya.
menengah bertanggung jawab atas mutu dan volume produk (barang atau
tentang target-target yang harus dicapai dan besarnya komisi yang diterima
14
perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal usaha dengan sarana
Berdasarkan beberapa teori menurut pendapat para ahli diatas, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama yang saling
berdasarkan kesepakatan prinsip bersama. Dalam kerjasama harus ada misi, visi,
tujuan dan kesepakatan yang telah dibuat bersama dan saling berbagi resiko
lingkungan yang cepat dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi
di bidang industri dan jasa. Salah satunya yaitu bisnis di bidang jasa. Gilingan Padi
Kardy Jaya Utama merupakan salah satu bisnis di bidang jasa yang terletak di Desa
Tolai Timur yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat Tolai khususnya Tolai
Timur.
Raharjo dan Rinawati (2014) lebih lanjut menjelaskan pola kemitraan terdiri
pada unit usaha atau kelompok usaha yang lebih kecil sebagai mitranya; 2)
Kemitraan Sub-kontrak, dalam hal ini usaha kecil menghasilkan produk setengah
jadi sebagai bahan baku untuk diproses menjadi barang jadi oleh perusahaan mitra;
dimana perusahaan mitra memberikan hak kepada unit usaha lain untuk menjual
15
Umum, dimana perusahaan mitra membantu memasarkan produk dari usaha kecil
menyediakan modal, biaya, dan sarana, sedangkan usaha mitra menyediakan tenaga
usaha mikro Melalui core bisnis dan kemitraan sehingga menghasilkan kinerja
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah area dan situasi berlangsungnya observasi serta
dilakukan di tempat dan jam yang telah disepakati terlebih dahulu dengan informan.
agar informan dapat memberikan informasi secara leluasa tanpa merasa ada tekanan
dan paksaan untuk memberi informasi yang akurat dan dibutuhkan berdasarkan
Kemitraan (Studi Kasus: Pada Gilingan Pagi Kardy Jaya Utama Desa Tolai
Timur)”.
Kinerja Bisnis Berbasis Pendekatan Kemitraan (Studi Kasus: Pada Gilingan Pagi
Kardy Jaya Utama Desa Tolai Timur)”, peneliti menggunakan jenis metode
meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
17
dengan triagulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/deduktif, dan hasil
Desa Tolai Timur Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi
Tengah.
3.4.1 Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk hasil
angka dari hasil pencatatan suatu kejadian atau informasi yang digunakan
data primer dan data sekunder sumber data primer adalah sumber data yang
adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
18
Keuangan Usaha, Karyawan, Konsumen. Dari data tersebut akan diambil
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu hal penting dalam penelitian,
hal ini di karenakan dalam melakukan penelitian dibutuhkan suatu teknik dalam
penelitian, jika data tidak ada penelitian bisa disebut tidak valid dan tidak
terpercaya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang di gunakan antara
lain:
3.5.1 Observasi
cara mengamati objek yang akan diteliti, menganalisis, serta mencatat hasil
3.5.2 Wawancara
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Informan Jumlah
1 Pemilik Usaha 1
2 Karyawan 1
3 Pelanggan 1
JUMLAH 3 Informan
Sumber: Diolah Penulis (2023)
19
3.5.3 Mempelajari Berbagai Dokumen
(Studi Kasus: Pada Gilingan Pagi Kardy Jaya Utama Desa Tolai Timur)”.
3.5.4 Dokumentasi
sebuah karya seseorang. Contoh dalam bentuk tulisan adalah catatan harian,
dokumen dalam bentuk karya, misalnya patung, lukisan film, gambar, dan
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang dilakukan dengan cara
20
ditemukan di lapangan berdasarkan catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti
dari hasil wawancara dengan sumber data (informan). Melalui catatan tersebut,
peneliti dapat melakukan reduksi data dengan cara proses pemilihan data
membuat pengodean data dengan kisi-kisi penelitian yang dibuat oleh peneliti
Penyajian data dapat disajikan dalam bentuk diagram, table, grafik, dan
sebagainya. Dalam proses penyajian data, peneliti dapat menerima input dari
peneliti lainnya, sehingga data tersebut dapat tersusun jelas dan lebih mudah
dipahami.
peneliti masih dapat menerima saran dari peneliti lainnya. Kesimpulan yang
dibuat oleh peneliti dapat berubah jika peneliti menemukan bukti-bukti baru
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari uji kredibilitas data,
21
3.7.1 Uji kredibilitas (credibility)
data hasil penelitian yang telah diolah oleh peneliti. Sehingga, hasil penelitian
yang dilakukan dapat dipercaya dan tidak diragukan sebagai sebuah karya
peneliti. Untuk menguji apakah data yang di lakukan akurat, peneliti dapat
yang diperoleh, apakah benar atau tidak, konsisten atau ada perubahan.
sebagai data yang kredibel. Dan jika pengamatan dirasa cukup peneliti bisa
mengakhiri pengamatan.
2. Meningkatkan Kecermatan
22
penelitian telah dikumpulkan, dianalisis, dan disusun dengan benar sesuai
3. Triangulasi
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi yang di pakai dalam
a) Triangulasi sumber
data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa
b) Tirangulasi Teknik
data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
23
wawancara, mempelajari berbagai dokumen dan dokumentasi.
Mempelajari
Berbagai Dokumen
Wawancara
Observasi
(Sugiyono, 2016)
c) Triangulasi Waktu
teknik lain dalam waktu, hari dan situasi kondisi yang berbeda-beda.
24
4. Bahan Pendukung (refrensi)
tujuan agar data yang diperoleh peneliti di lapangan valid atau sesuai dengan
bahan pendukung. Sehingga, hasil penelitian dapat sesuai denga apa yang di
menguji seberapa banyak pihak yang menerima hasil penelitian yang telah
25
peneliti, dalam penelitian, proses dan hasil penelitian harus seimbang sehingga
26
BAB IV
kurang lebih 78, 76 Km². Dengan jumlah penduduk Kecamatan Torue sebanyak
2.500 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 768 KK. Musim di Kecamatan Torue
sebagaimana daerah lain di wilayah Indonesia umumnya adalah musim hujan dan
musim kemarau.
A. Jumlah Penduduk
sumber daya yang paling penting bagi kemajuan daerah tersebut. Penduduk menjadi
menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan tenaga kerja usahawan
27
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Torue
Jumlah jiwa
Laki-laki Perempuan
186 179
327 321
359 352
396 380
1.268 1.232
Sumber data : Kantor Kecamatan Torue Tahun 2020
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sex ratio di
Kecamatan Torue yaitu 103, artinya dalam 100 penduduk perempuan terdapat 103
penduduk laki-laki.
B. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu usaha yang dilakukan secara sadar dan
dari seorang kepada orang lain. Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan
kualitas hidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan salah satu
indikator yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan
suatu daerah. Berikut ini adalah gambaran tingkat pendidikan warga masyarakat
Kecamatan Torue:
Tabel 4.2
Jumlah Tingkat Pendidikan Kecamatan Torue
Jumlah Persentase
No Tingkat pendidikan (Orang)
1 Strata 2 10 0,40
2 D 4 / Strata 1 47 1,88
3 D 3 / Sarjana Muda 4 0,16
4 D1/D2 6 0,24
5 SLTA Sederajat 315 12,60
28
Jumlah Persentase
No Tingkat pendidikan (Orang)
6 SLTP Sederajat 280 11,20
7 SD Sederajat 643 25,72
8 Tidak Sekolah 382 76,40
Jumlah 2.500 100
Sumber data: Kantor Kecamatan Torue Tahun 2020
tinggi.
C. Mata Pencaharian
daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah dapat dilihat dari sektor
ekonominya. Kondisi alam suatu daerah akan berpengaruh terhadap aktifitas atau
mata pencaharian masyarakat, selain faktor kondisi sosial dan ekonomi berupa
pada dasarnya jenis mata pencaharian mereka tidak jauh dari keadaan alam
sekitarnya.
mata pencaharian:
Tabel 4.3
Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Torue
29
Jumlah (Orang) Persentase
No Mata Pencaharian Laki- Perempua Laki-
Laki n Laki Perempuan
2 Polri 7 0 0,41 0
3 Karyawan Swasta 30 15 1,78 1,84
4 Petani/Pekebun 160 40 9,50 4,90
5 Wiraswasta 1102 195 50,59 14,70
6 Tukang 15 0 0,89 0
7 Tidak Bekerja 350 560 20,78 68,62
Total 1684 816 100,00 100,00
Sumber data: Kantor Kecamatan Torue Tahun 2020
Kecamatan Torue. Jika dilihat dari aspek mata pencaharian atau jenis pekerjaan
maka mayoritas masyarakat adalah wiraswasta. Namun ada juga beberapa yang
tidak bekerja, tidak bekerja merupakan penduduk yang masih berusia belum
setiap bentuk aktivitas penduduk. Tersedianya sarana dan prasarana juga menjadi
30
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana Desa Kecamatan Torue
dan prasarana yang lengkap untuk menjalankan roda pemerintahan baik dari
segi kesehatan pendidikan dan adat istiadat. Hal ini terlihat dari keseluruhan desa
yang sudah memiliki kantor desa untuk menjalankan tugasnya sebagai aparatur
31
4.2 Hasil Penelitian
pemanenan padi hinggi mengubah produk tersebut menjadi beras siap konsumsi.
Secara sederhana proses ini mudah untuk dilakukan jika kondisi yang ada
bisa diperoleh dari petani. Akan menjadi sulit mendapatkan pasokan ketika
petani hanya mampu memproduksi gabah yang tidak banyak. Hal tersebut
hanya itu musim juga menjadi kendala kelangkaan pasokan. Hal tersebut sesuai
32
Mudah mendapatkan pasokan ketika musim panen raya tiba, namun akan
kesulitan pasokan jika saat bukan musim panen raya dan penggilingan padi harus
bermunculan baik skala kecil maupun menengah yang artinya persaingan dalam
mendapatkan pasokan bahan baku menjadi sulit didapatkan. Hal ini sangat
menerapkan sistem kemitraan dengan para petani untuk bersedia menjual gabah
hasil produksinya.
gabah atau bahan baku berdasar kualitas gabah yang didapatkan. Proses ini tidak
pasaran, kadar air gabah, dan lainnya. Kardy Jaya Utama yang mana usaha yang
bisnis jual beli dan produksi. Sehingga insting dan pengalaman menjadi kunci
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh ibu Pini Alvionita:
“penentuan harga kami sesuaikan dengan harga pasar, namun kami juga
melihat kualitas gabah yang dibawa petani. Walaupun beberapa petani
menjadi mitra kami, namun kita menjual sesuai dengan harga semestinya,
kami tidak membeli dibawah harga pasar, asal kualitas sesuai dengan
kesepakatan”
33
Sangat memungkinkan terjadi tawar menawar antara pengusaha dengan
menjadi salah satu kendala lemahnya harga tawar yang menyebabkan pada
Jika Kardy Jaya Utama mendapatkan gabah yang berkualitas baik maka
proses ini tidak perlu dilakukan. Akan berbeda jika ternyata Kardy Jaya Utama
mendapatkan gabah dengan kualitas yang kurang baik atau masih memiliki
kadar air yang tinggi sehingga dilakukan proses penjemuran gabah. Tujuan dari
proses ini adalah mengupayakan agar bahan baku (gabah) dapat ditingkatkan
kegagalan produk akhir yaitu mendapatkan beras kepala dengan prosentase yang
lebih besar. Proses ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan
mendapatkan kualitas yang baik. Hal ini dilakukan untuk menghemat tenaga
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh ibu Pini Alvionita:
34
d. Proses penggilingan dan pengemasan,
proses mengubah bahan baku gabah menjadi beras siap konsumsi. Pada proses
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh karyawan Kardi Jaya
Utama:
bekatul, dedak, menir, beras patah, dan beras kepala. Bekatul dan dedak sendiri
menentukan perbedaan kualitas dan harga. Bekatul lebih halus sedangkan dedak
Kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dalam
35
yang sesuai sifat/kondisi dan tujuan usaha yang dimitrakan dengan menciptakan
iklim usaha yang kondusif, baik dalam hal pembinaan maupun pelaksanaan
operasionalnya.
yang digunakan Kardy Jaya Utama (perusahaan mitra) dengan Petani (kelompok
Kemitraan antara petani padi dengan Kardy Jaya Utama dilandasi oleh
rasa saling percaya dan saling menguntungkan. Antar mitra sudah saling
mengenal dan sudah menjadi teman sejak lama, sehingga kemitraan tersebut
Understanding (MOU) secara tertulis antara Kardy Jaya Utama dengan petani.
Kedua belah pihak saling melengkapi satu sama lain. Petani mitra bertugas
kenalan lama dan satu desa. Hal ini dikarenakan Kardy Jaya Utama telah
mengenal bagaimana sifat dan kondisi pribadi petani tersebut sehingga tidak
ragu untuk menjalin kemitraan. Selain saling mengenal dengan baik, Kardy Jaya
Utama dalam mencari petani yang diajak bermitra juga melihat dari luas lahan
yang dimiliki dan kondisi tanaman padi saat itu. Apabila tanaman padi dianggap
baik, maka Kardy Jaya Utama akan mendatangi petani tersebut dan menawarkan
36
Namun bukan hanya Kardy Jaya Utama yang datang ke petani, ada
ialah varietas yang digunakan. Selain varietas padi yang digunakan, keadaan
yang digunakan baik, namun kondisi gabah beras tidak baik, yaitu banyak yang
kopong, gabah beras tidak bening dan bulir beras banyak yang pecah, harga yang
ditetapkan akan lebih rendah dibanding gabah beras dengan kondisi baik. Musim
saat itu juga menjadi pertimbangan tersendiri. Seperti saat penelitian ini
Gabah yang dijual kepada Kardy Jaya Utama sebagian besar berupa
gabah basah. hal ini dikarenakan sebagian besar petani tidak memiliki tempat
untuk proses penjemuran. Petani yang bekerjasama dengan Kardy Jaya Utama,
sebelum panen akan ke gudang untuk mengambil karung sebagai wadah gabah
nantinya. Gabah biasanya diambil oleh Kardy Jaya Utama di lahan sawah
Pendapatan yang didapat petani mitra akan disesuaikan dengan berat gabah beras
37
dikurangi biaya penyusutan. Setelah itu gabah yang telah dibeli disimpan
kemasan. Beras kemudian dipasarkan ke beberapa toko atau pedagang baik yang
ada di sekitar Tumpang, maupun di luar kota. Namun tak jarang beberapa
pembeli merupakan tetangga Kardy Jaya Utama sendiri. Pembeli biasanya akan
kerjasama antara petani padi dengan Kardy Jaya Utama, dapat dilihat bagaimana
kemitraan tersebut berlangung. Dalam kemitraan yang terjadi antara petani padi
dengan Kardy Jaya Utama, terdapat dua belah pihak yang terlibat. Petani padi
sebagai petani mitra yang menyediakan sarana produksi, lahan dan tenaga kerja.
Sedangkan Kardy Jaya Utama yang bertugas menyediakan sarana panen dan
- Lahan - Biaya
- Sarana produksi - Pemasaran hasil panen
- Tenaga kerja - Informasi Harga
Gambar 4.1
Kemitraan Petani Padi dengan Kardy Jaya Utama
antara petani padi dengan Kardy Jaya Utama. Petani padi bertugas dalam
38
menyediakan lahan, sarana produksi dan tenaga kerja dalam kegiatan budidaya
sarana pasca panen, pemasaran hasil panen, dan informasi. Informasi yang
dimaksud disini ialah informasi mengenai harga beras yang terbentuk saat itu.
pengumpul tidak dapat mematok harga yang terlalu rendah kepada petani. Kardy
Jaya Utama juga memiliki tugas bertugas untuk menyediakan sarana pasca
panen, pemasaran hasil panen, dan informasi. Informasi yang dimaksud disini
ialah informasi mengenai harga beras yang terbentuk saat itu, namun Kardy Jaya
Utama juga bertugas dalam penyediaan biaya dan sarana panen. Hal ini
Kemitraan yang terjalin antara petani padi dengan Kardy Jaya Utama
telah berjalan sangat lama. Hal ini didasari oleh pengakuan petani bahwa
tanaman padi. Berdasarkan data yang diperoleh, informan telah bekerja sebagai
petani padi selama 5 tahun, sehingga dapat dikatakan jika kemitraan antara
petani padi dengan Kardy Jaya Utama telah berlangsung lama. Namun demikian,
permasalahan yang terjadi, baik dari dalam maupun luar desa. Maka untuk
sendiri agar dapat mempertahankan kemitraan yang baik dengan petani padi di
desa tersebut.
39
Petani Padi Kardy Jaya
Utama
Saling Menguntungkan
dan Saling Percaya
Kemitraan Berlangsung
Lama
Upaya Membangun
Hubungan Baik
Komunikasi dan
Pemberian Pinjaman
Gambar 4.2
Strategi Menjalin Kemitraan
Dalam kemitraan yang berjalan antara petani padi dengan Kardy Jaya
Utama, tidak ada kesulitan khusus dalam menjaga kemitraan tersebut. Hal ini
dikarenakan Petani padi dan Kardy Jaya Utama Saling menguntungkan dan
saling percaya.
dari upah jasa penggilingan padi dan penjualan produk samping. Sedangkan
penerimaan dari produk sampingan yang di hasilkan berupa dedak, menir dan
40
sekam. Untuk melihat penerimaan usaha penggilingan padi Kardi Jaya Utama
Tabel 4.5
Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Kardi Jaya Utama
penjualan produk samping berupa sekam, dedak dan menir. Jasa penggilingan
padi di dapatkan dari jumlah beras yang telah digiling dikalikan dengan harga
jasa giling yaitu Rp. 700/kg, sekam diperoleh dari 20% rendemen gabah yang
digiling kemudian dikalikan dengan harga jual sekam yaitu Rp. 200/Kg, dedak
diperoleh dari 10% rendemen gabah yang di giling kemudian dikalikan dengan
harga jual dedak yaitu Rp. 2000/Kg, menir yang diperoleh penggilingan
4.3 Pembahasan
alasan. Begitu juga dengan petani padi, dalam memutuskan untuk bekerjasama
pemilihan keputusan petani padi untuk bekerjasama dengan Kardy Jaya Utama,
tidak dapat dipisahkan dari faktor perekonomian petani itu sendiri. Seperti yang
41
diketahui bahwa sebagian besar permasalahan dari petani ialah keterbatasan
utama petani padi memilih bekerjasama dengan Kardy Jaya Utama, dibanding
keterbatasan modal ini, terbentuklah sebuah pemikiran dalam diri petani padi
bahwa dengan memilih menjual hasil pertanian kepada Kardy Jaya Utama, maka
dalam memperoleh bantuan dari Kardy Jaya Utama dalam mencari tenaga kerja
panen dan pasca panen. Dengan bantuan tersebut, secara tidak langsung akan
memangkas biaya produksi petani padi sehingga modal yang dikeluarkan tidak
terlalu besar.
petani kecil di Indonesia masihlah kekurangan dalam hal modal dan tabungan
petanian, salah satu alasan petani yang memilih bekerjasama dengan salah satu
pengetahuan ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian petani padi di Torue telah
42
memahami bahwa dengan memangkas rantari pemasaran, maka akan
dijelaskan diatas, alasan yang masuk dalam faktor ekonomi ialah kebutuhan
bekerjasama dengan juragan dan perbedaan harga yang ditawarkan oleh masing-
Purnaningsih (2008), dimana salah satu alasan utama petani dalam memutuskan
untuk menjual hasil pertanian ialah kondisi ekonomi yang mendesak. Alasan
lainnya, yaitu perbedaan harga yang ditawarkan juga sesuai dengan Nashikha
dilakukan. Hal inilah yang menjadi alasan sebagian besar petani yang
pedagang pengumpul.
dengan Kardy Jaya Utama juga di pengaruhi oleh faktor sosial. Faktor sosial ini
merupakan sikap petani padi itu sendiri, dimana sebagian besar petani, baik yang
Rasa sungkan ini ialah rasa tidak enak apabila menolak menjual kepada Kardy
Jaya Utama. Hal ini dikarenakan adanya ikatan pertemanan yang sangat lama
antara petani padi dengan Kardy Jaya Utama. Dikarekan tidak ingin merusak
pertemanan yang telah terjalin, petani akhirnya mau menjual hasil pertanian
43
mereka kepada Kardy Jaya Utama, walaupun kemungkinan adanya penawaran
Jaya Utama memang tidak memiliki perjanjian secara tertulis seperti apabila
dikarenakan segala hubungan kerjasama yang dilakukan oleh petani padi dengan
Kardy Jaya Utama didasari oleh rasa saling percaya oleh kedua belah pihak.
Hal ini sesuai dengan penyampaian Scott (1993) dalam Kausar dan
kerja saja, namun juga ikatan moral yang terjalin antara pihak yang terlibat
pihak yang terlibat, dalam hubungan kemitraan terdapat suatu peraturan yang
jelas antar pihak yang terlibat. Peraturan ini baik secara tertulis maupun lisan,
2002 dalam Yulianjaya dan Hidayat, 2016). Namun, tidak adanya perjanjian ini
bukan berarti bahwa hubungan kerjasama tersebut tidak masuk kedalam sebuah
kemitraan. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung diantara petani padi dan
Kardy Jaya Utama terdapat aturan secara lisan yang harus tetap dijalankan kedua
belah pihak agar kerjasama terus berlanjut. Dengan adanya aturan-aturan yang
dibuat secara lisan, terdapat beberapa hak dan kewajiban, baik dari segi petani
44
padi maupun Kardy Jaya Utama yang tetap harus dijalankan guna menjaga
Hak dan kewajiban ini juga dapat dilihat dari bagaimana selama ini
mekanisme kerjasama antara petani padi dan Kardy Jaya Utama berlangsung.
Dengan adanya hak dan kewajiban dalam kemitraan antara petani padi dengan
Kardy Jaya Utama, walaupun hak dan kewajiban tersebut tidak tertulis, maka
tidak mengherankan apabila kemitraan tersebut dapat berjalan sangat lama. Hal
ini disebabkan dengan adanya hak dan kewajiban dalam kemitraan tersebut,
maka tujuan dari dibangunnya kemitraan akan lebih mudah untuk dicapai
sehingga tidak ada alasan, baik dari pihak petani maupun pihak Kardy Jaya
Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kausar dan Zaman (2011), bahwa
segala sumberdaya yang dimiliki kepada Kardy Jaya Utama. Apabila kemitraan
yang berlangsung tidak berjalan secara seimbang, maka tidak ada alasan bagi
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
penelitian ini adalah dalam kemitraan antara petani padi dengan Kardy Jaya
Utama tidak ada perjanjian tertulis, tetapi dilakukan dengan sikap saling percaya.
Namun demikian, terdapat hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak yang tetap
Kardy Jaya Utama berkewajiban dalam menyediakan sarana panen dan pasca
5.2 Saran
pertanian tanaman padi mereka. Informasi yang dapat dibagikan antara lain
mengenai adopsi teknologi budidaya tanaman padi terbaru dan harga beras
di pasar.
46
5.3 Keterbatasan Penelitian
kinerja kemitraan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal A, Saleh RA, Bedaiwy MA. 2003. Role of reactive oxygen species in the
pathophysiology of human reproduction. Fertil Steril. 79: 829-843.
Araufi, Novytian Ayu. 2019. Skripsi. Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis
di PT. Pelni Cabang Semarang Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis.
Universitas Semarang. Semarang
Arumsari, Findi Arista Dyah. 2020. Skripsi. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Kinerja Bisnis Melalui Keunggulan Bersaing (Studi Pada UMKM Batik D.I.
Yogyakarta). Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Dang, X., Liu, Z., Zhou, Y., Chen, P., Liu, J., Yao, X. and Lei, B., 2018.
Steroidsspecific target library for steroids target prediction. Steroids, 140,
pp.83-91.
Fairoz et al. 2010. Entrepreneurial Orientation and Business Performance of Small
and Medium Scale Enterprises of Hambantota District Sri Lanka. Asian
Social Science. Vol.6 No.3
Ghifari. 2003. Percaya Diri Sepanjang Hari, Panduan Sukses Generasi Qurani.
Bandung : Muhajid.
Hafsah, Mohammad Jafar. 2010. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi, Jakarta:
PT. Pustaka Sinar Harapan.
Hamid, Abdul Munir Haryanto, 2011. Untung Besar dari Bertanam Cabai Hibrida.
Jakarta: AgroMedia.
Mardikanto, Totok. 2011. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan 1.
Surakarta : UNS Press.
Notoatmodjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjannah, Feby. 2022. Tesis. Strategi Kemitraan Sebagai Upaya Pemberdayaan
Ekonomi Dalam Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat
(Studi Kasus Pada Usaha Koperasi Ternak Tani Syari’ah Mitra Subur
Kabupaten Bondowoso). Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq,
Jember.
Prasetyo T, Harjanti D. 2013. Modal Sosial Pengusaha Mikro dan Kecil Sektor
Informal dan Hubungannya Dengan Kinerja Bisnis di Wilayah Jawa Timur.
Student Jurnal, Vol.1 No.3
Raharjo, T. W., & Rinawati, H. S. 2014. Penguatan Strategi Pemasaran dan Daya
Saing UMKM Berbasis Kemitraan Desa Wisata. Surabaya: Jakad Media
Publishing.
48
Sarwoko, E., Iva Nurdiana Nurfarida dan Moh. Ahsan. 2021. Membangun Strategi
Kemitraan Untuk Meningkatkan Pendapatan Pengrajin Tusuk Sate di
Kabupaten Malang. Jurnal Karya Abadi, Vol.5 No.3
Sidiqqoh, Siti Ati dan Doni Purnama Alamsyah. 2017. Peningkatan Kinerja Bisnis
Usaha Mikro Melalui Kajian Komitmen dan Ambisius Pengusaha. Jurnal
Ecodemica, Vol.1 No.2
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.
Voss, G.B.,Voss Z.G. 2000. Strategic Orientation and Firm Performance in an
Artistic Environment. Journal of Marketing.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 1 Pedoman Wawancara kepada Pemilik Gilingan Padi
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
DAFTAR PERTANYAAN
4. Bagaimana cara bapak untuk melayani pelanggan bapak dengan baik agar tidak
5. Selama satu panen normal berapa kira-kira laba kotor dan bersih yang
diperoleh?
51
Lampiran 2 Pedoman Wawancara kepada Karyawan Gilingan Padi
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana pelayanan yang diterapkan oleh Gilingan Padi Kardy Jaya Utama?
4. Apa yang bapak/ibu lakukan agar beras dari penggilingan ini bisa berkualitas?
52
Lampiran 3 Pedoman Wawancara kepada Pelanggan Gilingan Padi
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
DAFTAR PERTANYAAN
utama?
3. Bagaimana produksi yang dilakukan oleh gilingan padi kardy jaya utama ?
4. Apa hal positif yang bapak/ibu temui sehingga bapak/ibu menjadi pelanggan
pelanggan?
53
Lampiran 4 Manuscrip Wawancara dengan Pemilik Gilingan Padi
ini?
menggiling padi.
54
Peneliti : Bagaimana cara bapak untuk melayani pelanggan bapak dengan
penggilingan padi?
Informan : Harus melayani nasabah dengan baik, setelah pemotongan padi kita
tempat penjemuran
Informan : Kendala cuaca yang tidak mendukung, jika hujan maka kualitas
jumlah nasabah
55
Lampiran 5 Transkrip Wawancara dengan karyawan Gilingan Padi
Informan : Ok bisa
Jaya Utama?
nasabah dengan memberikan sah pada saat panen padi atau pada
oleh karyawan
Informan : Pada saat panen padi diberikan sah kepada petani kemudian pada
pinjaman
56
Peneliti : Apa yang bapak/ibu lakukan agar beras dari penggilingan ini bisa
berkualitas?
polis uap
57
Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan Pelanggan Gilingan Padi
Tempat Wawancara:Tolai
Peneliti : Bagaimana produksi yang dilakukan oleh gilingan padi kardy jaya
utama ?
58
Peneliti : Apa hal positif yang bapak/ibu temui sehingga bapak/ibu menjadi
59
Lampiran 7 Dokumentasi
60
Wawancara dengan Pelanggan
61