Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN

NAMA : AYU CHRISTIYAHWATI


NIM : 050748218
PRODI : S1 - AKUNTANSI

1. Kewirausahaan merupakan salah satu komponen yang mampu membantu


percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seorang sosiolog bernama David
McCleland pernah mengatakan jika sebuah negara ingin makmur, maka minimal 2%
dari penduduk negara tersebut harus menjadi wirausaha. Rasio kewirausahaan
menjadi prasyarat Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045, sehingga
Indonesia harus memiliki rasio entrepreneur atau wirausaha minimal sebesar 4%
dari populasi penduduk. Dibandingkan negara lain, rasio kewirausahaan Indonesia
masih rendah, yakni hanya 3,47% dari total penduduk. Sebagai perbandingan saat ini
Singapura rasio kewirausahaannya sudah mencapai 8,6% dan Thailand memiliki rasio
kewirausahaan di atas 4%. Bahkan di negara maju rata-rata sudah 10-
12%. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, jika Saudara ingin memulai bisnis atau berwirausaha,
bagaimana Saudara membuat konsep bisnis dan kewirausahaan. (Skor 40)

Dalam memulai bisnis atau berwirausaha wajib bagi kita untuk memahami prinsip-prinsip
dalam berwirausaha, antara lain:

a. Mengidentifikasi peluang bisnis: Cari tahu tren pasar dalam era globalisasi dan
digitalisasi, kebutuhan konsumen, dan peluang bisnis yang ada. Pastikan untuk
melakukan riset pasar untuk memahami potensi dan persaingan dalam bidang yang
sama
b. Membuat visi misi : dengan membuat tujuan bisnis dalam jangka pendek dan
jangka panjang yang sesuai dengan kemampuan untuk pencapaian dan revelan.
c. Membuat rencana bisnis : dalam berbisnis rencana bisnis termasuk sebagai panduan
atau manual book kita untuk mencapai tujuan yang termasuk untuk membuat
analisis pasar, stategi pemasaran, operasional, keuangan, serta manajemen.
strategipemasaran, operasional, keuangan, dan manajemen.
d. Pilih model bisnis: menententukan model bisnis yang sesuai dengan produk yang
ditawarkan. Misalnya, penjualan melalui e-commerce, stand atau boot, atau
menggunakan model langganan.
e. Bangun tim yang solid: Pilih orang-orang yang memiliki keterampilan
dan pengalaman yang sesuai untuk diajak berkerja sama.
f. Modal usaha: menentukan modal untuk memulai bisnis dengan modal
pribadi, pinjaman bank, investor, atau dukungan dari program pemerintah.
g. Implementasikan dan evaluasi: Memulai bisnis dengan rencana dan
persiapan yang sudah dibuat. Tidak lupa untuk membuat evaluasi secara
berkala untuk menentukan perbaikan bisnis.
2. Pada jaman sekarang ini memungkinkan industri kecil menjadi industri multinasional
mikro yang memberikan kesempatan yang lebih tinggi bagi para wirausaha pemula
untuk terlahir secara global dan digitalisasi. Jika Saudara adalah seorang
wirausahawan yang sukses, bagaimana Saudara menghadapi perkembangan bisnis
global yang sangat pesat saat ini? (Skor 30)

Jika saya seorang wirausawan yang sukses untuk menghaddapi perkembangan bisnis
global saat ini maka saya akan mengikuti tren dan inovasi dengan selalu
mengupgrade trend pekembangan dalam bidang bisnis, mengembangkan bisnis
dengan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi mobile, platform, website, media
sosial untuk memperlas jangkauan bisnis secara global.

3. Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan untuk menciptakan suasana hubungan yang adil dan sehat
baik itu dengan sesama rekan kerja maupun konsumen. Dari etika bisnis itulah
secara tidak langsung akan mendorong adanya sikap tanggung jawab dalam
menjalankan bisnis. Sehingga segala aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan
lancar jika etika bisnis dapat dipegang teguh dan praktiknya diatur oleh perusahaan.
Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam membangun
kiprah perusahaan. Jelaskan mengapa menerapkan etika bisnis dalam bisnis sangat
penting? (Skor 30)

Etika bisnis merupakan prinsip dan stardar perilaku dan nilai—nilai moaral yang
mengarahkan tindakan dan keputusan di lingkungan kerja, untuk dapat diterapkan,
perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan kode-kode etik yang berlaku
umum. Praktik bisnis yang tidak mengikuti aturan bisa berakibat tidak langgengnya
bisnis itu sendiri. Seperti sangsi formal, di dalam bisnis juga akan berakibat pada
runtuhnya reputasi atau kepercayaan, baik secara eksternal maupun internal
perusahaan. Perilaku bisnis yang tidak beretika ini secara eksternal akan
menjatuhkan kredibilitas perusahaan, sehingga dalam jangka panjang tentu akan
berakibat lanjut pada kekhawatiran pada customer atau partner terhadap
kemungkinan untuk kerugian ekonomi, terseret kasus hukumakan yang
menyebabkan terjadi hilangnya rasa hormat (respect) dari karyawan terhadap
atasan (eksekutif). Akibatnya ethos kerja karyawan menurun karena ketidak-hadiran
panutan beretika dari pimpinan.

Anda mungkin juga menyukai