Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Di Susun Oleh

TANIA SALSABILAH

20334118

Dosen Pengampu

ERPITA YANTI, AMd.Keb, SKM, M.Mkes

KELAS 2 E

DIPLOMA KEPERAWATAN

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr . wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu
nya .

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Erpita Yanti, AMd.Keb, SKM, M.Mkes pada bidang studi Pengantar
Kewirausahaan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erpita Yanti, AMd.Keb,


SKM, M.Mkes yang telah memberikan tugas ini , sehingga saya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni
saat ini .

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dan membagi sebagian dari pengetahuanya , Sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini .

Saya menyadari , makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna ,
oleh karena itu , Kriktik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini .

Waalaikumsalam wr wb ,

` Pariaman ,22 Maret 2022


DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………...……………….……..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...………….……iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………..……………..…...1
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..6
1.3 TUJUAN……………………………………………...………...…….………...6

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 STRATEGI KEWIRAUSAHAAN………………………………………...…..7

2.2 ANALISA KEWIRAUSAHAAN………………………………………..……13

2,3 CARA MENCARI PELUANG USAHA ……………………………………16

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………….……….…...….17

3.2 SARAN……………………………………………………………………..…18

3.3 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...…....19


Bab 1

Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai


negara. Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan
pendapatan per kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan
perubahan dalam struktur bisnis maupun masyarakat (Slamet et.al, 2014).
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam mendorong
praktik- praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai
penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya
membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang
akan mampu menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor. Di negara
yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat
umumnya tergolong sebagai usaha kecil.

Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas


kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap
penciptaan pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain:
40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari
perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil menyumbang
bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan hampir di semua
negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian,
terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama
dan manajemen yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil
(Daryanto 2013,p.2).
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika
perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di
hasilkan dari kegiatan ekonomi berskala kecil dan menengah.

Memang keberadaan pengusaha kecil dan menengah merupakan


proses awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi kenyataannya di
lapangan, masih banyak kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan
menengah.

Menurut Prawiranegara dalam Suryanita (2006,p.5) kendala intern yang


dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih rendah,
lemahnya akses dan pengembangan pangsa pasar, lemahnya struktur
pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan
manajemen, serta terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-
pelaku ekonomi lainnya.

Untuk menghadapi kendala tersebut, seorang pengusaha harus memiliki


pondasi yang kuat sebelum mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang
pengusaha harus memiliki orientasi kewirausahaan untuk menghadapi
persaingan dan tekanan pasar yang terus meningkat (Kaur and Mantok , 2015).

Permasalahan-permasalahan tersebut di atas juga terjadi pada usaha


kecil didaerah Magetan. Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik
Kabupaten Magetan (2016), profil industri kecil di Kabupaten Magetan masih
didominasi industri kecil disektor pengolahan atau manufaktur. Industri
manufaktur di Kabupaten Magetan sebagian besar merupakan indutri
pengolahan kulit, kerajinan kulit, pengolahan makanan dan anyaman bambu.
Industri manufaktur masih didominasi usaha mikro dan kecil. Berdasarkan data
dari badan pusat statistik mengenai industri kecil di wilayah Kabupaten
Magetan, pada tahun 2012 jumlah unit usaha kecil sebanyak 14.473, tahun
2013 jumlah usaha kecil sebanyak 14.489 unit usaha, tahun 2014 jumlah usaha
kecil sebanyak 15.037 dan pada tahun 2015 jumlah usaha kecil sebanyak
15.247.
Pada tahun 2013 hanya mengalami kenaikan sebesar 16 unit usaha
kecil, pada tahun 2014 mengalami kenaikan tinggi sebesar 548 unit usaha,
akan tetapi pada tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar 210 unit
usaha.
Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan kenaikan jumlah usaha kecil
di Magetan artinya perkembangan usaha kecil mengalami pasang surut dalam
kenaikan jumlah unit usaha. Secara tidak langsung, kinerja dari usaha kecil di
Kabupaten Magetan belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Kecenderungan penurunan kinerja Usaha kecil ini diduga, disebabkan oleh
permasalahan ataupun kelemahan yang dimiliki oleh sebagaian besar usaha
kecil untuk mengantisipasi ancaman dan mengeksploitasi peluang pasar.
Faktor yang menyebabkan lemahnya usaha kecil antara lain: keterbatasan
modal, permasalahan kepegawaian, biaya langsung yang tinggi, keterbatasan
varian usaha, dan rendahnya kredibilitas (Daryanto 2013, 4).

Selain itu, para pengusaha belum memiliki orientasi kewirausahaan yang


kuat dalam menghadapi kelemahan-kelemahan tersebut dan bertahan dalam
persaingan bisnis Pentingnya memiliki orientasi kewirausahaan dalam
menjalankan usaha telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Menurut
penelitian Kaur & Mantok (2015) yang membuktikan bahwa tiga dimensi
orientasi kewirausahaan yaitu sikap proaktif, risk-taking (pengambilan
keputusan), dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis diukur dari kinerja
subjektifnya.
Didukung dengan penelitian Uddin & Bose (2015) dengan empat
variabel orientasi kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif, risk-taking, dan
autonomi terbukti berpengaruh terhadap kinerja usaha. Hal ini menunjukkan
bahwa usaha kecil yang ingin meningkatkan kinerjanya tentunya harus memiliki
orientasi kewirausahaan yang kuat. Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah
satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah manajemen yang buruk. Padahal
setiap usaha dalam pengelolaannya untuk mencapai hasil yang efektif dan
efisien memerlukan penerapan prinsip-prinsip manajemen dan peranan
pimpinan atau pengusaha untuk menjalankan
fungsi-fungsi utama manajemen agar tercapainya keberhasilan usaha yang
diinginkan.

Suci (2009) menyatakan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh


positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil menengah
bordir di Jawa Timur. Sehingga memiliki kemampuan manajemen yang baik
juga menjadi peranan yang penting dalam menjalankan usaha kecil.
Dengan memiliki orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen
yang baik diharapkan dapat membuat dan menjalankan strategi yang tepat bagi
usahanya. Menurut Zimmerer et al. (2008,p.145), strategi adalah peta jalan
tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai
misi,sasaran, dan tujuan perusahaan. Wirausahawan harus menyusun strategi
yang kuat berdasarkan pada langkah sebelumnya yang menggunakan
kompetensi inti dan kekuatan perusahaan sebagai batu loncatan menuju
kesuksesan. Salah satu aspek penting dalam dari kewirausahaan adalah
pemasaran.
Tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan laba bagi perusahaan
melalui promosi dan distribusi produk. Sudah menjadi tuntutan bagi setiap
pengusaha untuk menyusun strategi pemasaran dalam menjalankan aktivitas-
aktivitas usaha guna mencapai target yang ingin dicapai oleh suatu usaha.
Strategi pemasaran perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan dan
memenuhi keinginan konsumen. Salah satu contoh misalnya, pengusaha
menerapkan strategi pemasaran low cost dibanding pesaingnya agar menarik
lebih banyak konsumen. Setyawan et al. (2015), menemukan bahwa strategi
bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis walaupun 85 persen dari UKM
yang diteliti tidak melaksanakan keseluruhan perencanaan strategi bisnis.
Strategi bisnis hanya terbatas pada strategi pemasaran. Selain itu,
menemukan bahwa dalam menjalankan strategi pemasaran para pengusaha
melakukan hubungan pemasaran dengan pengusaha lain sehingga terciptanya
jaringan usaha. Hal ini mendukung penelitian Setyawan et al. (2014) yang
menunjukkan bahwa di perusahaan minyak, hubungan antara perusahaan dan
pemasok mereka terikat pada kontrak yang ketat bahkan hubungan pemasok
dan perusahaan didasarkan pada teori biaya transaksi.

Dalam perusahaan hypermarket, hubungan pemasok dan peritel


didasarkan pada kepercayaan, komitmen dan kepuasan. Ketiga konstruk
tersebut adalah dasar dari hubungan pemasaran. Oleh karena itu, pemilihan
dan penerapan strategi pemasaran yang tepat adalah hal penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan baik besar maupun kecil.
Pengusaha akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan, sehingga
diperlukan kemampuan manajemen yang kuat untuk menyusun strategi-strategi
pemasaran agar dapat terus bertahan dalam dunia usaha. Kelancaran suatu
strategi pemasaran tentunya membutuhkan orientasi kewirausahaan yang kuat
dan kemampuan manajemen yang handal agar kinerja usaha dapat dihasilkan
secara optimal.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penelitian ini akan
membahas beberapa temuan dan implikasi penelitian terdahulu saat dilakukan
pada pada usaha kecil di Magetan di mana variabel orientasi kewirausahaan,
kemampuan manajemen, dan strategi pemasaran menjadi peranan yang
penting bagi usaha kecil dalam meningkatkan kinerja usahanya secara
maksimal dan berkelanjutan sehingga dapat bertahan dalam persaingan .
1.2 Rumusan Masalah

 Mewujudkan Strategi kewirausahaan


 Mewujudkan Analisa kewirausahaan
 Mewujudkan Cara mencari peluang usaha

1.3 Tujuan

 Mengetahui dan Menjelaskan Strategi kewirausahaan


 Mengetahui dan Menjelaskan Analisa kewirausahaan
 Mengetahui dan Menjelaskan Cara mencari peluang usaha
Bab 2

Pembahasan

2.1 Mewujudkan Strategi kewirausahaan

1. Pengertian Strategi Banyak ahli telah menggunakan definisi strategi dengan sudut
pandang yang berbeda-beda, namun, pada dasarnya kesemuanya mempunyai makna
yang sama yakni pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Strategi ini merupakan
rencana besar dan rencana penting setiap organisasi yang dikelola secara baik walapun
tidak dinyatakan secara eksplisit.

Diantara para ahli yang merumuskan tentang definisi strategi adalah :

 Menurut Alfred Chandler strategi adalah penetapan sasaran dan arah tindakan
serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
 Menurut Kennet Andrew strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan
kebijakan, serta rencana. Rencana penting untuk mencapai tujuan, yang
dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut dan jenis atau
menjadi jenis apa perusahaan itu.

28 Dari definisi strategi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa strategi ialah : proses dimana untuk mencapai suatu tujuan dan berorientasi pada
masa depan untuk berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai tujuan. Strategi
dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi termasuk lembaga keuangan syariah
dan bahkan diperlukan oleh individu dalam mencapai tujuan, karena dengan adanya
strategi yang dibuat atau direncanakan akan mudah untuk mencapai suatu sasaran yang
diperlukan. Ada beberapa alasan tentang pentingnya strategi dalam perusahaan atau
organisasi yaitu :

 Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.


 Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi.
 Membuat perusahaan atau organisasi menjadi efektif.
 Mengidentifikasi keunggulan komperatif suatu perusahaan atau organisasi
dalam lingkungan yang semakin beresiko.
 Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
 Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
 Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi
mereka pada tahap pelaksanaannya.
 Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau
organisasi tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa yang akan
datang.

29 2. Model-Model Pembuatan Strategi Henri Minntz Berg dari Universitas Mc.Gill


dalam artikel “tiga model pembuatan strategi”30 tahun 1973, telah meneliti proses
pembuatan strategi dalam ekonomi kebijakan publik dan manajemen ia menyimpulkan
ada 3 model pembuatan strategi yaitu :

o Model Entrepreneur (Entrepreneur Mode) Dalam model ini pimpinan (CEO)


sangat aktif mencari peluang-peluang baru, sehingga pimpinan yang
mempunyai kekuatan dalam bisnis, berani mengambil resiko tinggi dalam
saatsaat krisis dari pada hanya mengandalkan pada alternatif yang aman. Model
ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang masih muda atau kecil dengan
tujuan utama dalam pertumbuhan.
o Model Penyesuaian (Adative Mode) Model ini dicirikan oleh pembuatan
strategi sebagai reaksi timbulnya suatu masalah, sehingga pembuatan strategi
harus fleksibel dan mudah beradaptasi pada lingkungan yang dinamis dan
kelompok.
o Model Perencanaan (Planning Mode) Model ini menitik beratkan pada analisa
sistematis yang dilakukan berdasarkan analisa biaya dan keuntungan
perencanaan strategi jangka panjang dibuat pada saat lingkungan berada pada
keadaan yang stabil. Tujuan perusahaan menganut model ini adalah efisiensi
pertumbuhan.

 Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi digunakan untuk mengetahui keberhasilan sebuah strategi. Setelah


implementasi dijalankan maka kemudian dipelajari kembali dimana letak
keberhasilannya serta dimana letak kesalahannya dari sebuah formulasi strategi.
Kemudian evaluasi strategi juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan formulasi strategi di periode selanjutnya.

B. Manajemen

1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen ini sulit didefinisikan karena dalam


kenyataannya tidak ada definisi manajemen yang telah diterima secara universal.
Manajemen dapat didefinisikan dengan berbagai rumusan tergantung kepada cara
pandang si pembuat definisi.32 Definisi manajemen yang diberikan oleh para ahli, yaitu
sebagai berikut : Orday Tead, dalam buku “The Art Administration”: menyatakan
bahwa management is process agency wich direct and guides operation of organization
in the realizing of established aims (manajemen adalah proses dan perangkat yang
mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan).

Sedangkan John D. Millet, buku “Management in the public service”


menyatakan bahwa management is the process of directing and facilitating the work of
people organized in formal group to achieve a desired end (manajemen ialah proses
pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang
terorganisir kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.3 John M.
Pfiffner, dalam bukunya “Public Administration” menyatakan bahwa management is
concernedwith the direction of these individuals and function to achieve ends previously
determined (manajemen bertalian dengan pembimbingan orang-orang dan fungsifungsi
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya).

2. Tujuan Manajemen Pada umumnya setiap aktifitas atau kegiatan selalu


mempunyai tujuan yang ingin dicapai, seperti halnya tujuan individu maupun
organisasi. Tujuan individu ingin memenuhi kebutuhan secara batiniah maupun rohani.
Sedang organisasi menginginkan laba atau pelayanan atau pengabdian melalui proses
manajemen itu sendiri.

Menurut G. R. Terry tujuan adalah hasil yang diinginkan yang melalui sikap
yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer. Tujuan yang
diinginkan selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan), oleh karena itu hendaknya
tujuan ditetapkan dengan jelas, realistis, dan cukup menantang, maka usaha-usaha untuk
mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu
muluk, maka motivasi untuk mencapainya rendah

Tujuan ini dapat kita kaji dari beberapa sudut dan dibedakan sebagai berikut :

a) Menurut tipe-tipenya, tujuan dibagi atas :

o Provit Objectives, bertujuan untuk mendapatkan laba bagi pemiliknya.


o Service Objectives, bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik bagi
konsumen dengan mempertinggi nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen.
o Social Objectives, bertujuan meningkatkan nilai guna yang diciptakan
perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat.
o Personal Objectives, bertujuan agar para karyawan secara individual economic
social psychological mendapat kepuasan di bidang pekerjaan dalam perusahaan.

b) Menurut prioritasnya :
o Tujuan primer
o Tujuan skunder
o Tujuan individual
o Tujuan jangka pendek

c) Menurut jangka waktunya :

o Tujuan jangka panjang


o Tujuan jangka menengah
o Tujuan jangka pendek

d) Menurut sifatnya

o Manajemen Objectives, tujuan dan segi efektif yang harus ditimbulkan oleh
manajer.
o Manajerial Objectives, tujuan yang harus dicapai daya upaya kreativitas-
kreativitas yang bersifat manajerial.
o Administrative Objectives, tujuan-tujuan yang pencapaiannya memerlukan
administrasi.
o Economic Objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dan memerlukan efisiensi untuk mencapainya.
o Social Objectives, tujuan suatu tanggung jawab terutama tanggung jawab
normal.
o Tehnical Objectives, tujuan berupa detail teknis, detail kerja dan detail karya.
o Work Objectives, yaitu tujuan-tujuan merupakan kondisi kemampuan suatu
pekerjaan.

e) Menurut tingkatnya : 1)

o Overall Enterprise Objectives adalah tujuan semesta yang harus dicapai oleh
badan usaha secara keseluruhan.
o Divisional Objectives adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap divisi
o Individual Objectives adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh masing-
masing individu.

f) Menurut bidangnya :

o Top Level Objectives adalah tujuan-tujuan umum, menyeluruh, dan menyangkut


berbagai bidang sekaligus.
o Finance Objectives adalah tujuan-tujuan tentang modal.
o Production Objectives adalah tujuan-tujuan tentang produksi.

g) Menurut motifnya :

o Public Objectives adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan


ketentuan-ketentuan undang-undang negara.
o Organizational Objectives adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga.
o Personal Objectives adalah tujuan pribadi atau individual walaupun mungkin
berhubungan dengan organisasi yang dalam usaha pencapaiannya sangat
dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi.

3. Fungsi Manajemen Selama kurang lebih tiga seperempat abad ini pandangan
fungsional melandasi pendekatan yang paling terkenal untuk menggambarkan apa yang
dilakukan oleh manajer.
2.2 Analisa kewirausahaan
Analisis usaha adalah sebuah analisa yang berupa kegiatan melakukan perencanaan,
meriset, memprediksi, mengevaluasi kegiatan usaha atau bisnis.Hal ini dilakukan untuk
mengetahui atau menghindari segala kemungkinan buruk yang terjadi ketika proses
bisnis dijalankan, karena  dalam sebuah usaha pasti memiliki resiko.

Resiko yang terburuk pun dapat diminimalisir bahkan diantisipasi dengan melakukan
analisis usaha.Analisis tersebut juga bisa digunakan untuk meningkatkan keuntungan
dan tujuan utama sebuah bisnis. Ya, sebenarnya sebuah analisis diperlukan untuk
mengenal lebih dalam sebuah bisnis dari segala sisi.

Sebuah analisa yang baik biasanya akan memperlihatkan analisis sebuah bisnis dari
semua aspek dan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Mulai dari faktor internal
hingga faktor eksternal.

Faktor internal biasanya berhubungan dengan proses produksi, penentuan harga, bahan
baku, dan jobdesk dari karyawan. Kemudian untuk faktor eksternal akan berhubungan
dengan pemasaran ke pelanggan, saluran distribusi, geopolitik, dan masih banyak lagi

Cara Melakukan Analisis Usaha


Untuk menganalisis sebuah usaha, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan.
Ada tujuh hal yang wajib dilakukan agar sebuah usaha dapat semakin berkembang dan
bertahan pada ekosistem ekonomi yang sulit.
Dengan melakukan sebuah analisa usaha maka resiko terjadinya kegagalan dapat
diatasi. Serta, hambatan dalam sebuah usaha dapat diprediksi serta ditanggulangi
sebelum menimbulkan kerugian yang besar.

Berikut adalah tujuh hal mendasar yang bisa Anda lakukan dalam menganalisa usaha
Anda:

1. Tentukan Peluang Usaha dengan Analisis SWOT

Cara pertama dalam sebuah analisis usaha adalah menentukan peluang usaha yang
memungkinkan dapat dilaksanakan dengan analisis SWOT. Ya, analisis SWOT yang
merupakan analisis secara keseluruhan mulai dari kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan hambatan. Analisis ini dilakukan untuk melihat potensi yang dapat dikembangkan
dalam sebuah usaha.Selain potensi, kelemahan dari sebuah usaha dapat diantisipasi
dengan mencari jalan keluar terlebih dahulu. Kemudian untuk kesempatan dan
hambatan ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh sebuah bisnis.

Munculnya kesempatan dan hambatan ini biasanya dipengaruhi oleh faktor-


faktor yang mendukung suatu bisnis.Sebagai contoh usaha kedai kopi namun lokasi di
rumah yang terletak di kawasan perkampungan. Untuk kesempatan yang ada dengan
membuka layanan take away karena toko tersebut berada di depan jalan raya.
Sedangkan untuk hambatan, karena akses yang cukup susah, pemilik kedai kopi bisa
menggunakan layanan pesan antar untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Antisipasi Ancaman Bisnis Terlebih Dahulu Dengan Inovasi

Berikutnya, setelah melakukan analisis SWOT, dalam analisis usaha penting untuk
mempersiapkan diri dengan solusi dari semua tantangan yang ada. Dengan melakukan
tindakan pencegahan dan mitigasi akan resiko-resiko yang terjadi, sebuah bisnis akan
dapat bertahan bahkan dalam kondisi sulit pun.

Biasanya tantangan berupa kesempatan dan hambatan bisnis yang ada terjawab
melalui inovasi-inovasi baru. Inovasi tersebut merupakan bentuk antisipasi pengusaha
terhadap ancaman-ancaman bisnis yang mungkin akan terjadi pada usahanya.

3. Tentukan Target Pasar

Dalam sebuah usaha, menentukan target pasar adalah hal yang wajib dilakukan.
Walaupun target pasar untuk sebuah bisnis bisa semua kalangan, namun ada baiknya
bila target pasar dikategorikan berdasarkan rentang umur, pekerjaan, dan minat.

Hal ini diperlukan untuk membuat konten promosi dan pemasaran yang tepat sasaran.
Sebagai contoh kedai kopi pada umumnya memang dapat dinikmati berbagai kalangan.
Namun untuk menu-menu tertentu bisa ditargetkan pada kalangan tertentu.

Misalnya, jenis latte lebih diminati oleh rentang usia anak-anak hingga dewasa,
biasanya membeli take away atau melalui layanan pesan antar, mayoritas pembelinya
merupakan mahasiswa dan pekerja kantoran milenial.

Nah, setelah mengetahui segmen pasar, maka akan semakin mudah untuk merambah
kalangan tersebut dengan media sosial. Terutama melalui konten-konten di platform
Instagram, Facebook, dan masih banyak lagi.
2.3 Mewujudkan Cara mencari peluang usaha

 Hadapi rasa takut


Salah satu alasan kita kehilangan kesempatan luar biasa adalah karena kita terlalu takut
untuk melangkah.

 Biarkan kreatifitas anda mengalir


Ilmuwan pemenang hadiah Nobel, Albert Szent-Gyorgi pernah berkata, “Penemuan
terdiri dari melihat apa yang semua orang telah lihat dan berpikir apa yang tidak ada
yang memikirkannya.” Semakin kreatif Anda, semakin besar Anda menemukan
kesempatan. Lihatlah dunia dengan cara yang berbeda.

 Berani ambil resiko


Jika anda tidak mengambil kesempatan dan melakukan sesuatu yang baru, anda akan
tetap berada di jalan yang sama.

 Bekerja keras
Kesempatan banyak terlewatkan oleh kebanyakan orang karena  secara keseluruhan
tampak seperti pekerjaan, kata penemu besar Tomas Edison.

 Tetapkan tujuan
Tetapkan tujuan secara spesifik. Semakin jelas apa yang anda inginkan, semakin cepat
anda akan mengenalinya ketika muncul.

 Cari waktu yang tenang


Banyak orang yang telah menemukan peluang besar karena mereka berdoa untuk
mereka atau menghabiskan waktu bermeditasi untuk mereka.Kegiatan tersebut dapat
memfokuskan pikiran Anda, dan pikiran yang terfokus merupakan pikiran yang kuat.

 Percaya
Memvisualisasikan keberhasilan dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa hal-hal baik
akan segera datang. Pikiran yang positif akan lebih mudah menerima peluang yang
tersembunyi.

Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

1) Motivasi Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha,


semakin tinggi motivasi seseorang maka jiwa wirausahanya akan
semakin kuat. Hal ini bisa dilihat dari uji T sedangkan t tabel adalah
2,0076 (t hitung> t tabel) artinya bahwa variabel Motivasi wirausaha
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Jiwa Wirausaha. Hal ini
berarti bahwa hipotesis 1 di terima. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kondisi yang ada dilapangan, dimana terdapat adanya seminar dan
pelatihan kewirausahaan salah satunya dilakukan oleh Kopma, Justisia,
Edukasi.
2) Mental Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha,
semakin tinggi dan kuat mental seseorang maka jiwa wirausahanya akan
semakin kuat. Hal ini bisa dilihat dari uji T sebesar 2.979 sedangkan t
tabel adalah 2,0076 (t hitung> t tabel) artinya bahwa variabel motivasi
wirausaha berpengaruh secara signifikan terhadap variabel jiwa
wirausaha. Hal ini berarti bahwa hipotesis 2 di terima. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kondisi yang ada dilapangan, dimana rata-rata
pekerjaan orangtua mahasiswa sebagai Wirausaha, ini berarti
latarbelakang dan bimbingan dari orangtua mendidik mental mereka.
Begitupun dengan tugas kuliah kewirausahaan dari dosen, mahasiswa
harus mengerjakannya dengan keuletan dan kedisiplinan mahasiswa
dengan mempertimbangkan dan menerima segala resiko dari hasil
mengerjakan tugas itu .

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, penulis


memberikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa wirauasaha pada
mahasiswa, yaitu sebagai berikut:
1) Berkaitan dengan faktor Motivasi Wirausaha, untuk mengembangkan
Jiwa Wirausaha pada mahasiswa, dosen perlu memberikan
pengetahuan dan pandangan mengenai bidang kewirausahaan, bahwa
kewirausahaan bukan hanya sekedar mencari untung, namun
berwiarusaha untuk beribadah dan kemaslahatan bersama. Dosen juga
perlu memberikan pelatihan-pelatihan dan seminar kewirausahaan untuk
mengembangkan bakat dan hobi yang telah dimiliki oleh mahasiswa,
karena ini bisa dijadikan nilai tambah pada mahasiswa saat mahasiswa
telah lulus kuliah, mereka bisa merubah pola pikir yang awalnya mencari
kerja menjadi penyedia kerja. Kewirausahaan merupakan ilmu yang
dapat diterapkan dalam profesi apapun seperti guru, atau profesi lain
karena setiap profesi membutuhkannya. Selain pelatihan mahasiswa
juga perlu mandiri mengembangkan hobi dan minatnya untuk
berwirausaha melalui partisipasinya dalam kegiatan kewirausahaan
ataupun mengikuti seminar-seminar .
2) Berkaitan dengan faktor Mental Wirausaha, figur orangtua sebagai
seorang wirausahawan sangat berpengaruh dalam pembentukan mental
berwirausaha, maka dari itu orang tua perlu meberikan arahan yang
mendukung mental untuk menumbuhkan Jiwa Wirausaha yang sukses.
Kedisiplinan dalam kuliah juga sebagai awal dalam pemupukan Jiwa
Wirausaha.
3) Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt.
Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik,
bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya,
masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan.
Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik
dan materi, namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu,
sebuah institusi pendidikan bukan saja memproduksi anak didik yang
akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih penting
adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik sehingga
mereka akan menjadi manusia yang serta bermanfaat bagi ummat dan
mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi
pendidikan perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal
dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik,
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki
pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-
kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan .
3.3 Daftar Pustaka

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:NQEUxN3dtNUJ:https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/
HERITAGE/article/download/
837/691+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

http://digilib.uinsby.ac.id/10348/48/Bab%202.pdf

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:jsbTLJVKFSAJ:https://journal.uny.ac.id/index.php/sosia/article/
download/22679/pdf+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmbi/article/view/26181

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:lqdAsHQ4SwoJ:https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmbi/article/
download/26181/26258+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

http://repository.uinjambi.ac.id/1288/1/EES150708_JULIANA_EKONOMI
%20SYARIAH%20-%20Ridho%20Alfaathir.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132297330/pengabdian/4-pendidikan-
entrepreneur-sejak-dini.pdf

https://www.kompasiana.com/irfanbenusu/5ceb6c97aa3ccd1788756878/
pentingnya-kewurausahaan-untuk-membuka-lapangan-kerja-baru

Anda mungkin juga menyukai