A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Infeksi yang mengenai tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi yang
terbenuk abses lokal. Abses tulang biasanya memiliki suplai darah yang buruk,
dengan demikian pelepasan swl imun dan antibiotik terbatas (Corwin, 2009).
8
9
2. Anatomi Fisiologi
terpenting saat berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Tungkai terdiri dari
(coxae), tulang paha (femur), tulang kering (tibia), tulang betis (fibula),
Gambar 2. 1
Anatomi Fisiologi Tulang
10
3. Etiologi
2008):
ulkus vaskular.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan osteomielitis antara lain (Suratun dkk,
2008):
a. Nutrisi buruk
b. Lansia
c. Kegemukan
d. Diabetes melius
e. Artritis reumatohid
mikro organisme lain. Golongan atau jenis patogen yang sering adalah
4. Patofisiologi
Osteomelitis tulang kaki, meliputi tidak adekuatnya nutrisi dan higiene, faktor
imunitas, dan virulensi kuman serta adanya port de entree luka terbuka.
terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh darah tulang dan
pus (discharge) keluar melalui lubang disebut kloaka atau melalui sinus pada
jaringan lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya, penyakit akan berkembang
terlokalisasi dan diliputi olrh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang
kronis.
berbagai masalah pada klien, meliputi keluhan nyeri pada tungkai bawah
mobilitas fisik sekunder akibat nyeri dan pembengkakan, respon bau yang
konsep diri (citra tubuh), dan respons psikologis ansietas terhadap kondisi
PATHWAY
Osteomielitis
tulang kaki
Deformitas
Gangguan Pasca-bedah
Mobilitas Fisik
Terbentuknya
kloaka untuk
Respon Intervensi bedah drainase pus
psikologis perbaikan
Gangguan Integritas
Ansietas Kulit/Jaringan
Bagan 2. 1 WOC (Web Of Caution)
Sumber : Arif, Muttaqin. (2011)
14
5. Manifestasi Klinis
d. Osteomielitis kronis ditandai oeh pus yang selalu mengalir keluar dari
(Corwin, 2009). Tanda dan gejala dari osteomielitis akut dan kronis
anemia, leukositosis)
6. Komplikasi
Osteomielitis kronis dapat terjadi yang ditandai oleh nyeri hebat yang
tidak berkurang dan penurunan fungsi bagian tubuh yang terkena (Corwin,
2009).
Komplikasi dini dapat berupa pembentukan abses jaringan lunak dan arthritis
Bare, 2002).
b. Arthritis supuratif, dapat terjadi pada bayi karena lempng epifisis bayi
7. Pemeriksaan Penunjang
(Corwin, 2009):
sensitifitas diagnostik.
dan laju endap eritrosit, yang menunjukkan adanya infeksi aktif yang
sedang berlangsung.
pada sendi.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
infeksi.
antibiotik
6) Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologis steril 7-8 hari pada
dilanjutkan.
18
hematogen
osteomielitis
b. Penatalaksaan Medis
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, suku, status
c. Alasan Masuk
Biasanya keluhan yang dialami oleh pasien yaitu demam tinggi, nyeri pada
2008) .
d. Riwayat Kesehatan
sedang.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
(1) Rambut
Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka, ketombe tidak ada,
(2) Mata
simetris kiri dan kanan, masa atau nyeri tekan pada mata tidak
ada.
(3) Telinga
(4) Hidung
atau tidak, caries gigi atau tidak, lidah kurang bersih, tongsil
tidak ada.
b) Leher
getah bening.
c) Thorax
(1) Paru-paru
(2) Jantung
massa (pembengkakan)
d) Abdomen
Inspeksi : tidak ada asites, tidak ada jaringan parut, lesi tidak ada
dan limfa
e) Punggung
punggung
f) Ekskremitas
dan terasa lembek bila dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau
g) Genetalia
Terpasang kateter.
h) Kulit
i) Neurologi
24
oleh efek anastesi post op, nervus 12 biasanya tidak tampak ada
gangguan
5) Pemeriksaan Penunjang
antara lain :
2. Diagnosis Keperawatan
1. Pre Operasi
2. Post Operasi
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2. 1
Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
No Diagnosis Keperawatan Luaran/Kriteria Hasil Intervensi
1 Gangguan mobilitas fisik Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi
berhubungan dengan Kerusakan Defenisi : Kemampuan dalam gerakan fisik Defenisi : Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
integritas struktur tulang dari stau atau lebih ekstremitas secara aktivitas pergerakan fisik.
mandiri Dengan Aktivitas :
dibuktikan dengan mengeluh sulit
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 Observasi :
menggerakkan ekstremitas, jam maka mobilitas fisik meningkat Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
kekuatan otot menurun dengan kriteria hasil : lainnya
Pergerakan ekstremitas meningkat Identifikasi toleransi fisik melakukan
Kekuatan otot meningkat pergerakan
Rentang gerak (ROM) meningkat Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
Nyeri menurun sebelum memulai mobilisasi
Kelemahan fisik menurun Monitior kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik :
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. pagar tempat tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi’
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
28
Dukungan Ambulasi
Defenisi : Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
aktivitas berpindah.
Dengan Aktivitas :
Observasi :
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
Terapeutik :
Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
Fasilitas melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Anjurkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke
29
2 Gangguan integritas kulit/jaringan Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas kulit
berhubungan dengan penurunan Defenisi : Keutuhan kulit (dermis dan/atau Defenisi : Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk
mobilitas, perubahan sirkulasi dan epidermis) atau jaringan (membran mukosa, menjaga keutuhan, kelembaban dan mencegah
status nutrisi dibuktikan dengan kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, perkembangan mokroorganisme.
kerusakan jaringan/lapisan kulit, kapsul sendi dan/atau ligamen). Dengan Aktivitas :
kemerahan, hematoma Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 Observasi :
jam maka integritas kulit dan jaringan Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
meningkat dengan kriteria hasil : (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status
Kerusakan jaringan menurun nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
Kerusakan lapisan kulit menurun lingkungan ekstreme, penurunan mobilitas)
Perfusi jaringan meningkat
Nyeri menurun
Hematoma menurun Terapeutik :
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Lakukan pemijatan pada area penonjolan
tulang, jika perlu
Bersihkan parineal dengan air hangat, terutama
selama periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
Edukasi :
Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion,
30
serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada di luar rumah
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
Perawatan luka
Defenisi : Mengidentifikasi dan meningkatkan
penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komplikasi luka.
Dengan Aktivitas :
Observasi :
Monitor karakteristik luka (mis. drainase,
warna, ukuran, bau)
Monitior tanda-tanda infeksi
Terapeutik :
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCL atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan
31
perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30- 35
kkal/kgBB/hari dan protein 1, 25- 1, 5
g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis.
Vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino)
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutanecus), jika perlu
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Anjurkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi prosedur debridement (mis.
enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika
perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
32
Post Operasi
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Anjurkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
33
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik
Defenisi : Menyiapkan dan memberikan agen
farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit.
Dengan Aktivitas :
Observasi :
Identifikasi karakteristik nyeri
Identifikasi kesesuaian jenis analgetik dengan
tingkat keparahan nyeri
Terapeutik :
Tetapkan target efektifitas analgetik untuk
mengoptimalkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi :
Jelaskan efek terapi dan efek obat samping
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
jika perlu
merasa khawatir dengan memungkinkan individu melakukan tindakan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
akibat dari kondisi yang untuk menghadapi ancaman Dengan Aktivitas :
dihadapi, sulit berkonsentrasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 Observasi :
jam maka tingkat ansietas menurun dengan Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
kriteria hasil : kondisi, waktu, stresor)
Verbalisasi kebingungan menurun Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Verbalisasi khawatir akibat kondisi Monitior tanda-tanda ansietas (verbal dan
yang dihadapi menurun nonverbal)
Perilaku gelisah menurun
Perilaku tegang menurun Terapeutik :
Konsentrasi membaik Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
Pola tidur membaik kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Diskusikan perencanaan reslistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi :
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu
35
Terapi Relaksasi
Defenisi : Menggunakan teknik peregangan untuk
mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti
nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan
Dengan Aktivitas :
Observasi :
Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsenteasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan kognitif
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan
Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik :
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
36
memungkinkan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan beerirama
Gunakan relaksaasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika
sesuai
Edukasi :
Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. musik, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot progresif)
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih
Demonstrasikan dan latih teknik relaksaasi (mis.
napas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
Sumber : Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2016) dan Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2016).
37
4. Implementasi Keperawatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi
perawatan pasien dalm dokumen yang telah disepakati. Dokumen ini dapat
digunakan sebagai alat bukti apabila ternyata timbul masalah hukum terkait
5. Evaluasi Keperawatan
(Budiono, 2016
38