MAKALAH
Disusun oleh :
Shela Saumidayanti
15.033
CIMAHI
2017
KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
kronis atau akut . penyakit ini biasanya di sebabkan oleh jejas traumatic
melaluidarah yang paling sering terjadi pada anak dengan pertumbuhan cepat,
Pada anak, lokasi penyakit yang sering terjadi adalah ujung bawah
femur dan ujung atas tibia, humerus, dan radius. Pada orang dewasa, penyakit
mendapatkan terapi yang cepat dan tepat. prognosis buruk untuk pasien
b. Trauma minor
a. Inflamasi : mula timbul nyeri yang tiba-tiba pada tulang yang terkena ;
terbatas
Invasi kuman ke
tulang dan sendi
Osteomielitis
Fagositosis
a. Nyeri hebat dan mendadak pada tulang yang terkena (tidak mereda dengan
b. Menggigil
c. Demam
d. Malaise
e. Mual
f. Pus yang terus mengalir dari kantung lama di saluran sinus (infeksi
kronis)
g. Takikardi
dan hangat
6. KOMPLIKASI
a. Abses Tulang
b. Abses paravertebral
c. Bakterimia / sepsis
d. Fraktur
e. Lepasnya inplant prostetik
f. Selulitis
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
akut.
e. Gips, traksi, atau tirah baring untuk imobilisasi tulang yang infeksi
a. Pemeriksaan Darah
c. Pemeriksaan feses
f. Pemeriksaan radiologis
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1). Identitas
3). Genogram
osteomyelitis
Sejak kapan timbul keluhan, apakan ada rivvavat trauma. Hal-hal vang
untuk pertama kalinya atau berulang. perlu ditanyakan pula tentang ada-
apakah pagi atau malam hari. Inflamasi pada bursa atau tendon makin
meningkat pada malam hari. Tanyakan apakah nyeri pada saat istirahat
cedera pada otot. Penyakit degenerasi sendi sering kali tidak timbul
terjadi nyeri Dengan istirahat dan meninggikan bagian tubuh, ada yang
tongkat, dll)
sensasi.
ini. Data ini diperoleh dengan mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah
menderita nyeri sendi, Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum
oleh pasien pada masa lalu yang masih relevan dengan obat-obatan vit tulang.
Catat adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu, alergi obat dan reaksi
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
3. B1-B6
a. B1 (Breathing).
Pada inspeksi, didapat bahwa klien osteomielitis tidak mengalami
kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus
seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapat suara napas
tambahan.
b. B2 (Blood).
Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukan nadi
meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan S1 dan S2
tunggal, tidak ada mundur.
c. B3 (Brain).
Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis.
- Kepala : Tidak ada gangguan (normosefalik, simetris,
tidak ada penonjolan tidak ada sakit kepala).
- Leher : Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada
penonjolan, reflex menelan ada).
- WajaH : Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan
fungsi atau bentuk.
- Mata : Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak
anemis (pada klien patah tulang tertutup
karena tidak terjadi perdarahan). Klien
osteomielitis yang desrtai adanya malnutrisi
lama biasanya mengalami konjungtiva anemis.
- Telinga : Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan
normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
- Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
- Mulut dan faring: Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak
terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
- Status mental : Observasi penampilan dan tingkah laku klien.
Biasanya status mental tidak mengalami
perubahan.
d. B4 (Bladder).
Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik dan
berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan
pada system ini.
e. B5 (Bowel).
Inspeksi abdomen; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. Palpasi:
Turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada pantulan
gelombang cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20 kali/menit).
Inguinal-genitalia-anus: Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran
limfe,tidak ada kesulitan defekasi.Pola nutrisi dan metabolisme.:Klien
osteomielitis harus mengonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-
hari,seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C, dan lainnya untuk
membantu proses penyembuhan infeksi tulang. Evaluasi terhadap pola
nutrisi klien dapat membantu menentukan penyebab masalah
muskuloskletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak
adekuat, terauma kalsium atau protein. Masalah nyeri pada
osteomielitis menebabkan klien kadang mual atau muntah sehingga
pemenuhan nutrisi berkurang. Pola eliminasi: Tidak ada gangguan
pola eliminasi, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna,
serta bau feces. Pada pola berkemih, dikaji frekuensi, kepekatan,
warna, bau, dan jumlah urine.
f. B6 (Bone).
Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan
osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi
motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya
luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.
a. Psikososial
(-)
c. Spiritual
a. Indeks kata
Questioner (SPSMQ)
2. ANALISA DATA
nyaman. Osteomyelitis
Do : fagositosis
merangsang hipotalamus
nyeri akut
posisi fagositosis
medulla
kelemahan fisik
Defisiensi Pengetahuan
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
muskuloskeletal
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Ester. Daly, John. Elliott, Daug. 2009. Patofisiologi ; Aplikasi pada
reksoprojo ,
Keperawatan
Jakarta : EGC
Smeltzer, Susane C. Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
– Bedah
Asuhan Keperawatan.
Jakarta : EGC
Diagnosa