Duta 5 TIK 3
Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Dapat terjadi akibat perluasan infeksi
pada jaringan lynak, kontaminasi langsung pada tulang (mis :
pembedahan tulang, luka tembakan senjata), atau hematogenus
(ditularkan melalui darah), yang menyebar dari area infeksi yang lain.
1. Penyebaran hematogen
OSTEOMIELITIS Infeksi
Vaskularisasi dan
Fagositosis edema
Hipertermi
Trombosisi
Proses Inflamasi : hipertermi,
Suhu tubuh pembengkakan, pertumbuhan pus, Iskemia & nekrosis tulang
kerusakan jaringan
Risiko Perluasan Infeksi
Proses Inflamasi : hipertermi, pembengkakan,
pertumbuhan pus, kerusakan jaringan
Kerusakan Kemampuan
Nafsu makan
tonus otot
Jaringan Tulang menurun
menurun
Pergerakan Gangguan
Kerusakan Citra tubuh
Integritas Kulit 44
Gangguan
Mobilitas Fisik
(Nurarif & Kusuma, 2015)
Manifestasi Klinis
Kegemukan 05 06
Mendapatkan terapi
kortikosteroid jangka panjang
Cont
Imunodefisiensi 11
(Suratun, 2008)
Pemeriksaan Penunjangg
Sinar x (rontgen)
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan
mikrobiologis
1. Ds: “Saya merasa nyeri, demam, sakit di bagian Agen cidera fisik Nyeri Akut
paha”
Do:
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 95x/menit
Suhu : 38 C
RR : 25x/menit
Skala nyeri 8
- Wajah meringis
- Akral hangat
- Pada CT-Scan ditemukan didapatkan
penebalan periosteum, scars tissue, sinus
dengan discharge, dan eksoriasi sekitar sinus
Analisa Data
DO:
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 95x/menit
Suhu : 38 C
RR : 25x/menit
Akral hangat
Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan
inflamasi dan pembengkakan
1 Nyeri akut b.d Setelah perawatan selama 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk menentukan
agen cidera fisik 3x24 jam nyeri teratasi secara komprehensif kebutuhan akan
dengan kriteria hasil: (dengan penilaian manajemen nyeri
- Wajah tidak meringis PQRST) dan keefektifannya
- Skala nyeri: 0 2. Posisikan klien pada 2. Mencegah
- Pasien mengatakan posisi yang nyaman, pergeseran tulang
sudah tidak merasakan misalnya imobilisasi dan mengurangi
nyeri bagian yang dibidai dan nyeri
- Ekspresi wajah rileks mengondisikan sendi
dan nyaman yang dekat dengan bagian
- TTV normal: TD trauma sedemikian rupa
120/80 mmHg, suhu sehingga masih dapat
36,5-37,5◦C, nadi 70- digerakkan sesuai rentang
80x/menit, RR 12- geraknya.
24x/menit
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
.
Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi
Hasil
3. Ajarkan 3. Penggunaan
manajemen nyeri teknik non
non farmakologis farmakologsi dapat
(seperti masasse, mengurangi
distraksi, relaksasi, persepsi nyeri
dan hipnotis) 4. Pemberian
4. Kolaborasi antinyeri dapat
dengan dokter memblok reseptor
untuk pemberian nyeri sehingga
analgesik dapat meredakan
nyeri
No Diagnosa Rencana Keperawatan
. Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Hipertermia b.d Setelah dilakukan 1. Pantau suhu 1. Suhu rektal dan timpanik paling
proses penyakit perawatan 3x24 jam, inti tubuh mendekati suhu inti tubuh, suhu
(proses suhu tubuh kembali melalui rute kulit (ex: oral, aksila, sentuhan)
inflamasi, dalam rentang normal yang tepat (ex: dan merupakan prediksi demam
penurunan timpanik, 2. Hiperventilasi dapat terjadi, tetapi
respirasi dan Dengan kriteria hasil: rektal) upaya ventilasi akhirnya dapat
kerusakan • Menunjukkan suhu 2. Pantau terganggu akibat kejang
integritas tubuh dalam rentang pernapasan 3. Hindari penggunan aspirin pada
jaringan) normal 3. Beri antipiretik, anak karena dapat menyebabkan
• Nadi dan RR dalam per oral atau sindrom reye
rentang normal rektal ( ex: 4. Kehilangan panas melalui
• Akral pasien tidak asetaminofin, evaporasi dan konduksi, dan
teraba hangat/panas aspirin) sesuai berendam air dingin dapat
• -Tidak ada perubahan intruksi meningkatkan mengigil yg
warna kulit dan tidak 4. Lakukan mandi menghasilkan panas
ada pusing air dingin/air
hangat
Diagnosa NIC
(Intervensi) Rasional
5. Beri obat (ex: dantrolen, diazepam) 5. Untuk mengatasi hipertermia,
6. Beri hidrasi : beri atau dorong mengendalikan menggigil dan kejang
konsumsi cairan yang banyak melalui 6. Untuk mengganti kehilangan cairan
rute yg tepat walaupun klien tidak haus melalui perspirasi dan pernapasan
7. Untuk mendukung volume sirkulasi dan
7. Beri penggantian cairan dan eletrolit perfusi jaringan serta mengatasi
melalui IV ketidakseimbangan asam basa
8. beri metode pendinginan internal jika 8. Untuk meningkatkan pendinginan
terjadi hipertermia malignan suhu inti tubuh yg cepat
9. Tinjau bersama klien/kerabat penyebab 9. Membantu mengidentifikasi faktor
khusus hipertermi yang dikendalikan seperti melindungi
10. Instruksikan keluarga/pemberi asuhan diri dari pajanan berlebihan thd panas
ttg bahaya keletihan akibat panas serta lingkungan
cara mengatasi lingkungan yg panas 10. Cedera panas dapat segra mengancam
11. tinjau tanda/gejala hipertermia jiwa
12. Pantau suhu lingkungan, batasi atau 11. mengindikasikan kebutuhan thd
tambahkan linen tempat tidur sesuai intervensi yg cepat.
indikasi. 12. Suhu ruangan atau jumlah selimut
harus diubah untuk mempertahankan
suhu mendekati normal.
Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi keperawatan paraf
O:
-pasien terlihat lebih segar dan tidak pucat lagi
-skala nyeri menurun menjadi 4
E:
-skala nyeri 0
-TD : 120/80 mmHg, nadi : 80x/menit
2 Hipertermia b.d S:
proses penyakit - pasien mengatakan badannya sudah tidak panas
(proses inflamasi, - pasien mengatakan sudah tidak lemas dan sanggup
penurunan respirasi melakukan aktifitas yang ringan
dan kerusakan
integritas jaringan) O:
-akral pasien tidak teraba hangat/panas
-pasien tampak tidak lemas
2 Hipertermia b.d I:
proses penyakit 1. mengukur suhu melalui rute yang tepat: axila, timpani
(proses inflamasi, dan rektal
penurunan respirasi 2. tetap memberikan antibiotik
dan kerusakan 3. menganjurkan pasien memakai pakaian longgar dan
integritas jaringan) ringan agar panas hilang melalui radiasi dan koduksi,
dan pertahankan seprei agar tetap kering agar pasien
tidak menggigil
E:
-suhu tubuh 36, 5 C
-TD : 120/80 mmHg, nadi : 80x/menit
● 2. Tujuan
● Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi keperawatan dalam
mengatasi nyeri tekan untuk mengurangi risiko nyeri tekan pada pasien.
● 3.Metode
● Penelitian dilakukan di RSU PKU Muhammadikah Purworejo. Desain penelitian ini
menggunakan "Pre and post test without control group" dengan intervensi
pengurangan risiko tekanan dcer. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 dengan
metode consecutive sampling pada 40 pasien. Pengamatan tingkat nyeri tekan pada
pasien tirah baring dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan. Evaluasi dilakukan
dengan uji wilcoxon ranks dan dilanjutkan dengan tabulasi silang untuk setiap
perlakuan
● 3.Hasil
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar risiko luka tekan responden
berada pada kategori sedan, dan tinggi pada hari ke-1 sebelum diberi perlakuan
tindakan reduksi luka tekan, sedangkan pada hari ke-7 sesudah diberikan tindakan
reduksi luka tekan, maka sebagian besar risiko luka tekan responden berada pada
kategori rendan dan sedang dengan diberikan tindakan reduksi luka tekan berupa alih
baring dan kombinasi alih baring dan masase.Dan Berdasarkan hasil penelntian
didapatkan jumlah responden yang berisiko sedang berjumlah 18 responden. Setelah
dilakukan alih baring turun menjadi 13 responden dan berubah menjadi isiko rendah.
● 5. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi penurunan risiko nyeri tekan setelah
diterapkan tindakan preventif pengurangan nyeri tekan pada pasien tirah baring.
Tindakan tersebut diterapkan dengan cara pembalut luka, kombinasi pijat dan reposisi,
serta promosi kesehatan.
THANKS!
Any Question??