Disusun Oleh:
Pembimbing:
Laporan TAK ini telah dibaca, dikoreksi, dan disetujui oleh Pembimbing Klinik
(CI) Rumah Sakit Jiwa Aceh
MENGETAHUI
Pengelola Penyelenggaraan Diklat
Rumah Sakit Jiwa Aceh
A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap
sejumlah pasien pada waktu yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah pasien dilatih mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami (Keliat, 2014). Tujuan dari
terapi aktivitas adalah untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota (Purwanto, 2015). Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat,
2014).
Terapi aktivitas kelompok sering digunakan dalam praktik kesehatan jiwa,
bahkan saat ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari
keterampilan terapeutik dalam keperawatan (Keliat B.A, 2005). Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa gangguan persepsi
sensori atau dikenal dengan halusinasi merupakan perubahan persepsi
terhadap stimulasi baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebih, atau terdistorsi (PPNI, 2016 dalam Rustika,
2020). Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar) (Rustika, 2020).
Kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi bisa kendalikan dengan
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi. Terapi ini
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dalam kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Handayani &
Widianti, 2013). Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan
jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan
atau terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal
halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku
maladaptif (Ningsih, P. et.al , 2013).
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Rumah Sakit Jiwa Aceh
khususnya di ruang Balee Seulanga sebagian pasien menderita halusinasi.
Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang
halusinasi. Rumah Sakit Jiwa Aceh adalah salah satu rumah sakit jiwa yang
berdiri dibawah Kementerian Kesehatan RI. Pasien yang dirawat di RSJ
Aceh mengalami masalah kejiwaan yang bermacam- macam. Salah satu
ruang rawat di rumah sakit ini adalah Ruang Balee Seulanga yang merupakan
ruang intermediate pada pasien laki-laki. Dalam Ruang Balee Seulanga
terdapat 31 tempat tidur, dan pada saat ini jumlah pasiennya adalah 33 orang.
Beberapa pasien dalam Ruang Balee Seulanga tampak memiliki masalah
dalam persepsi sensori. Oleh karena itu, kami melakukan tindakan TAK
halusinasi sesi 1 sampai dengan 2 untuk membantu pasien dalam mengenali
halusinasi dan cara mengontrolnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu diberikan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi terhadap kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi. Maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah adakah
pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi terhadap
kemampuan pasien mengontrol halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Aceh?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi sensori adalah pasien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh stimulus persepsi sensori: halusinasi
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus proposal ini adalah sebagai berikut:
a) Pasien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan salam, nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
b) Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c) Pasien mampu mengenal halusinasinya
d) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi
e) Pasien mampu menyampaikan topik pembicaraan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Deskriptif
1. Terapi aktivitas kelompok
2. Halusinasi
1. Aspek emosi
3. Aspek sosial
B. Pasien
1. Kriteria pasien
3. Kriteria kelompok
C. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
4. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
D. Antisipasi Masalah
a. Memanggil pasien
b. Katakan pada pasien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh pasien tersebut
1. Pelaksanaan
JENIS
SESI HARI TANGGAL WAKTU TEMPAT
TAK
Stimulasi 7 Balee
Persepsi Februari 10.00
1 Seulanga
Selasa
2023
7 Balee
Februari 10.00
2 Seulanga
Selasa
2023
2. Pengorganisasian
Alyatunna
Rizqi
2 Deja Putria Nurul Izati Diba Siti
Mudrikah
Balqis Nabilla
Syaznas
Alyatunna
Rizqi
3. Persiapan Lingkungan
a. Ventilasi Baik
b. Penerangan Cukup
e. Leader
Tugas:
f. Co-leader
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
g. Fasilitator
h. Observer
1) Mengamati dan mencatat respon pasien (dicatat pada formatpenilaian
yang tersedia)
M MS S
P
MA SA
Keterangan
Leader
Co Leader
Observer
Fasilitator
Clinical Instructur
Peserta
BAB III
PELAKSANAAN
Sesi 1
Mengenal Halusinasi
A. Tujuan
1. Pasien dapat memperkenalkan diri (nama, panggilan, alamat, hobi)
2. Pasien dapat mengetahui dan mengenal halusinasi
3. Pasien dapat mengetahui dan mengenal perasaannya saat mengalami
halusinasi
B. Setting
1. Pemberi asuhan keperawatan dan pasien duduk bersama dalam
lingkaran yang sesuai dengan aturan pelaksanaan proses tindakan
2. Tempat pelaksanaan terapi aktivitas kelompok aman dan nyaman
digunakan
C. Alat
1. Balon
2. Musik
3. Speaker
D. Metode
1. Diskusi dan tanggung jawab
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien dengan
perubahan sensori persepsi: halusinasi
b. Menjelaskan tujuan pelaksaan kegiatan
c. Membuat kontrak waktu bersama pasien
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan pelaksanaan kegiatan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan nama lengkap beserta nama panggilan
3) Menanyakan nama lengkap pasien beserta nama panggilan
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan pasien saat ini
c. Kontrak
1) Pemberi asuhan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar
2) Pemberi asuhan menjelaskan aturan bermain, diantaranya
sebagai berikut:
a. Pasien tidak boleh meninggalkan ruangan pada saat
acara telah dimulai
b. Jika ada pasien yang ingin ke kamar mandi,
dipersilahkan sekarang
c. Kegiatan ini akan berlangsung selama 30 menit
d. Pasien harus mengikuti kegiatan dari tahap awal sampai
akhir
3. Tahap kerja
a. Pemberi asuhan keperawatan menjelaskan tujuan kegiatan yang
dilaksanakan, yaitu untuk mengenal suara-suara yang di dengar
(halusinasi) mengenai isinya, waktu terjadi, situasi yang
mendukung, dan perasaan pasien saat mengalami halusinasi
b. Pemberi asuhan keperawatan meminta pasien untuk menceritakan
isi halusinasinya, kapan terjadi, situasi yang mendukung, dan
perasaan klien saat terjadi halusinasinya
c. Memberikan pujian kepada pasien yang dapat melakukan dengan
baik
d. Menyimpulkan isi, waktu terjadi, situasi yang mendukung, dan
perasaan pasien saat mengalami halusinasi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Pemberi asuhan keperawatan menanyakan perasaan pasien
setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok
2) Pemberi asuhan keperawatan memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Pemberi asuhan keperawatan meminta pasien untuk
melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan saat mengalami
halusinasi
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat pelaksanaan
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Sesi 1: TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kemampuan Mengenal Halusinasi
No Nama Menyebut Menyebut Menyebutkan Menyebutkan
Pasien Isi Waktu Situasi yang yang di
Halusinasi Terjadinya Mendukung Rasakan Saat
Terjadi
1 Tn. M
2 Tn. MS
3 Tn. S x x x x
4 Tn. P
5 Tn. B
6 Tn. R
7 Tn. SA x x
8 Tn. MA x
Petunjuk
1. Evaluasi dilaksanakan saat TAK berlangsung, terkhususnya tahap kerja
2. Tulis nama panggilan pasien yang mengikuti TAK pada kolom nama
pasien
Beri tanda ceklis (√) bila pasien mampu dan beri tanda silang (√) bila
pasien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan pasien dalam catatan Asuhan Keperawatan
Sesi 2
Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
A. Tujuan
1. Pasien dapat memahami dan menjelaskan cara yang selama ini
dilakukan untuk mengontrol atau mengatasi halusinasi
2. Pasien dapat memahami dan mengetahui acara menghardik halusinasi
3. Pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Pemberi asuhan keperawatan dan pasien duduk bersama dalam
lingkaran yang sesuai dengan aturan pelaksanaan proses acara
2. Tempat pelaksanaan terapi aktivitas kelompok aman dan nyaman
digunakan
C. Alat
1. Bola
2. Musik
3. Steroform
D. Metode
1. Diskusi dan tanggung jawab
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien dengan
perubahan sensori persepsi: halusinasi
b. Menjelaskan tujuan pelaksaan kegiatan
c. Membuat kontrak waktu bersama pasien
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan pelaksanaan kegiatan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan nama lengkap beserta nama panggilan
3) Menanyakan nama lengkap pasien beserta nama panggilan
d. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan pasien saat ini
e. Kontrak
1) Pemberi asuhan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar
2) Pemberi asuhan menjelaskan aturan bermain, diantaranya
sebagai berikut:
a) Pasien tidak boleh meninggalkan ruangan pada saat
acara telah dimulai
b) Jika ada pasien yang ingin ke kamar mandi,
dipersilahkan sekarang
c) Kegiatan ini akan berlansung selama 30 menit
d) Pasien harus mengikuti kegiatan dari tahap awal sampai
akhir
3. Tahap kerja
a. Pemberi asuhan keperawatan menjelaskan proses pelaksanaan
kegiatan dengan dihidupkan musik serta menarik undian dan
yang namanya terpilih mempraktekkan cara menghardik
halusinasi. Pemberi asuhan keperawatan menghidupkan musik
dan mengedarkan bola berlawanan arah jarum jam
b. Pemberi asuhan keperawatan menjelaskan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik halusinasi dan memperagakan
cara menghardik halusinasi
c. Mengulangi 2, 3 dan sampai 4 kali, sampai semua pasien
mendapatkan giliran
d. Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan pasien dengan
memberikan tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Pemberi asuhan keperawatan menanyakan perasaan pasien
setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok
2) Pemberi asuhan keperawatan memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Pemberi asuhan keperawatan menganjurkan pasien untuk
menerapkan cara yang telah dipelajari ketika halusinasi muncul
kembali
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan
harian pasien
c. Kontrak yang akan datang
1) Pemberi asuhan membuat kesepakatan bersama pasien untuk
pelaksaan TAK berikutnya yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Pemberi asuhan keperawatan membuat kesepakatan waktu dan
tempat pelaksanaan TAK berikutnya
menghardik
Mempraktekkan cara
4 menghardik halusinasi x x x x
Petunjuk
3. Evaluasi dilaksanakan saat TAK berlangsung, terkhususnya tahap kerja
4. Tulis nama panggilan pasien yang mengikuti TAK pada kolom nama
pasien
5. Beri tanda ceklis () bila pasien mampu dan beri tanda silang () bila pasien
tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan pasien dalam catatan Asuhan Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sangat berpengaruh bagi pasien
dengan gangguan jiwa dengan masalah gangguan persepsi sensori:
Halusinasi. Upaya yang dilakukan untuk memberikan stimulus tertentu
kepada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pada pasien. TAK yang
halusinasi sesi 1 dan 2 adalah terapi yang dilakukan untuk memfasilitasi
kemampuan pasien dalam melakukan perubahan persepsi dalam
pemikirannya. Sesi 1 dengan mengenal halusinasi seperti isi, waktu, situasi
dan yang dirasakan saat terjadinya halusinasi. Sesi 2 dengan cara
mengontrol halusinasi dengan teknik menghardik. TAK ini juga
diharapkan pasien dapat memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
B. Saran
Diharapkan bagi instansi pelayanan memberikan terapi aktivitas
kelompok secara rutin dengan metode-metode yang telah dikembangkan
yang praktis, efisien dan efektif
C. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, D., Sriati, A., & Widianti, E. (2013). Tingkat Kemandirian Pasien
Mengontrol Halusinasi setelah Terapi Aktivitas Kelompok. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 1(1), 56–62.
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/52
Keliat Budi Anna. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. EGC.
Ningsih, P., Murtiani, M., & Ilyas, M. (2013). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di Ruang Kenanga Rumah Sakit
Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 2(4), 28–34.