Disusun Oleh:
Laporan proposal TAK ini telah dibaca, dikoreksi dan disetujui oleh
Pembimbing Klinik (CI) Rumah Sakit Jiwa Aceh
MENGETAHUI
Pengelolaan Penyelenggaraan Diklat
Rumah Sakit Jiwa Aceh
A. TOPIK BAHASAN
1. Sesi 1 : Mengidentifikasi isi pikiran pasien dengan metode menggambar
2. Sesi 2 : Mengidentifikasi potensi perilaku kekerasan yang akan muncul
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum TAK adalah pasien mempunyai kemapuan untuk
menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus proposal ini adalah sebagai berikut :
a) Sesi 1 : Mengidentifikasi isi pikiran pasien melalui metode menggambar
Pasien mampu menuangkan isi pikiran mereka ke dalam sebuah gambar
b) Sesi 2 : Mengidentifikasi potensi perilaku kekerasan yang mungkin akan
muncul pada pasien
Pasien mampu mengidentifikasi isi pikir yang berpotensi terhadap
munculnya perilaku kekerasan
C. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan
diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan
yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan
kepentingan bersama. Kelompok adalah kumpulan dari individu yang
berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan
pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja
untuk keduanya. (Adit, A, 2021).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dapat membantu membangun hubungan dengan orang lain,
dengan terapi aktifitas kelompok, pasien dapat bersosialisasi, mengetahui
koteks realitas, menyalurkan energi, meningkatkan harga diri (Pardede &
Ramadia, 2021). Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan
perhatian, kesegaran jasmani dan mengekspresikan perasaan. Penggunaan
terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa akan memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini
sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi,
melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku mal
adaptif (Sutinah, et al, 2020).
Menurut Pakdosen.co.id (2022), Berikut ini adalah macam-macam
terapi aktivitas kelompok yaitu:
a. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang
bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir
dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif.
Tujuan :
1) Meningkatkan kemampuan orientasi realita
2) Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
3) Meningkatkan kemampuan intelektual
4) Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
5) Mengemukakan perasaanya
Karakteristik :
1) Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-
nilai
2) Menarik diri dari realitas
3) Inisiasi atau ide-ide negative
4) Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau
mengikuti kegiatan
b. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita
yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan
mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal.
Tujuan :
1) Meningkatkan kemampuan sensori
2) Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
3) Meningkatkan kesegaran jasmani
4) Mengekspresikan perasaan
c. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya
dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi
terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi
inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik.
Tujuan :
1) Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi,
situasi alam sekitar)
2) Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
3) Pembicaraan penderita sesuai realita
4) Penderita mampu mengenali diri sendiri
5) Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
Karakteristik :
1) Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi,
ilusi, waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain
2) Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
3) Penderita kooperatif
4) Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
5) Kondisi fisik dalam keadaan sehat
d. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam
lingkungan social. Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis
untuk :
1) Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
2) Memberi tanggapan terhadap orang lain
3) Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
4) Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Tujuan umum :
1) Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota
kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi
tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima
stimulus eksternal.
2) Penderita mampu menyebutkan identitasnya
3) Menyebutkan identitas penderita lain
4) Berespon terhadap penderita lain
5) Mengikuti aturan main
6) Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
1) Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan
2) Penderita sering berada ditempat tidur
3) Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
4) Penderita dengan harga diri rendah
5) Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
6) Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan
7) Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
2. Resiko Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan
jiwa.WHO (2015) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di
dunia mengalami masalah mental.WHO memperkirakan ada sekitar 450
juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Perilaku
kekerasan adalah respon kemarahan yang maladaptif dalam bentuk
perilaku menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya
secara verbal maupun nonverbal mulai dari tingkat rendah sampai tingkat
tinggi. Pasien dengan perilaku kekerasan, individu merupakan orang yang
ambigue, selalu dalam kecemasan, mempunyai penilaian yang negatif
terhadap diri dan orang lain, ketidakmampuan untuk menyelesaikan
masalah dengan baik sehingga perilaku kekerasan merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah (Siauta, M., Tuasikal
H., Embuai, S., 2020).
Adaptif Maladaptif
D. PASIEN
1. Karakteristik/ Kriteria
a. Pasien yang mengikutiTAK ini merupakan pasien dengan risiko
perilaku kekerasan.
b. Pasien dalam keadaan yang tenang
c. Pasien sudah dapat bekerjasama (cooperative)
d. Pasien tidak mengalami gangguan komunikasi verbal
e. Pasien yang bersedia mengikuti TAK
2. Peserta TAK
a. Tn. H
b. Tn. S
c. Tn. J
d. Tn. E
e. Tn. K
f. Tn. A
g. Tn. N
h. Tn. S
i. Tn. J
j. Tn. N
k. Tn. I
l. Tn. Z
DAFTAR PUSTAKA