Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kegiatan

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN MENGGAMBAR


TERHADAP PERUBAHAN HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA
DI BALEE SEULANGA DI RUMAH SAKIT JIWA ACEH

DI SUSUN OLEH:

Cut Riska Balqis : 19175034


Dedy Mayady : 19175021
Elli Yani : 19175039
Zuherna : 19175043
Rully Chandra : 19175035
Milna Nurul Kamari : 19175053
Dedi Ifandi : 19175053

Koordinator Stase : Ns. Nursa’adah, M. Si


Pembimbing Akademik : Ns. Yadi Putra, M. Kep
Pembimbing Klinik (CI) : Ns. Muzakir, S. Kep

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan proposal TAK ini telah dibaca, dikoreksi dan disetujui oleh
Pembimbing Klinik (CI) Rumah Sakit Jiwa Aceh

Mahasiswa Yang Bersangkutan

Cut Riska Balqis : 19175034


Dedy Mayady : 19175021
Elli Yani : 19175039
Zuherna : 19175043
Rully Chandra : 19175035
Milna Nurul Kamari : 19175053
Dedi Ifandi : 19175053

Pembimbing Klinik (CI) Pembimbing Akademik

Ns. MUZAKIR, S. Kep Ns. YADI PUTRA, M. Kep


NIP. 19730327 200701 1 004 NIDN. 1311128901

MENGETAHUI
Pengelola Penyelenggaraan Diklat
Rumah Sakit Jiwa Aceh

SYAHRUL FITRI, SKM


NIP. 19751005 200012 1 003
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
STIMULASI SENSORI : MENGGAMBAR

A. Konsep Teori Okupasi Aktivitas Menggambar


1. Pengertian
Terapi okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada
masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik atau mental
dengan menggunakan latian/aktivitas mengerjakan sasaran yang
terseleksi (okupasi) untuk meningkatkan kemandirian (World
Federation of Occupation Therapy, 2010). Terapi menggambar adalah
bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni untuk
berkomunikasi. Media seni dapat berupa pensil, kapur bewarna, warna,
cat, potongan-potongan kertas dan tanah liat (Adriani & Satiadarma,
2011).

Terapi menggambar selain untuk penyembuhan juga dapat


untuk meningkatkan kreativitass pasien. Menurut The British
Association of Art Therapist (2018) mendefinisikan Art therapy
sebagai suatu bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni
sebagai cara utama ekspresi dan komunikasi. Art therapy atau terapi
menggambar telah banyak di lingkungan medis, salah satunya untuk
pengobatan penyakit gangguan jiwa seperti halusinasi. Melalui terapi
ini pasien dapat melepaskan emosi, mengekspresikan diri melalui cara-
cara nonverbal dan membangun komunikasi.

2. Manfaat
Tujuan terapi menggambar pada dasarnya adalah salah satu
penyembuhan. Terapi menggambar ini bermanfaat bagi pasien agar
pasien dapat melepaskan emosi, mengekspresikan diri, mengurangi
stress, media untuk membangun kominikasi serta meningkatkan
aktivitas pada pasien gangguan jiwa.
3. Mekanisme Kerja TerapiMenggambar
a. Penyembuhan pribadi. Terapi seni bisa membantu memahami
perasaan pribadi dengan mengenali dan mengatasi kemarahan,
kekesalan dan emosi-emosi lainnya. Terapi ini bisa membantu
menyegarkan kembali semangat pasien
b. Pencapaian pribadi. Menciptakan sebuah karya seni bisa
membangun rasa percaya diri dan memelihara rasa cinta dan
menghargai diri sendiri.
c. Menguatkan. Terapi seni bisa membantu menggambarkan emosi
dan ketakutan yang tidak bisa Anda ungkapkan dengan kata-kata.
Dengan cara ini, pasien lebih bisa mengontrol perasaan-perasaan.
4. Hormon yang berperan
Hormon yang berperan dalam terapi menggambar adalah
hormon oksitosin. Hormon yang juga dikenal sebagai hormon cinta ini
dipercaya berperan penting dalam tingkah laku manusia. Hormon
oksitosin berada dalam hipotolamus pada otak. Hormon tersebut
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. Dampak
oksitosin pada tingkah laku dan respon emosi juga terlihat dalam
membangun ketenangan, kepercayaan, dan stabilitas psikologi.
Oksitosin juga dianggap sebagai obat ajaib yang dapat membantu
meningkatkan perasaan positif serta kecakapan sosial. Cara supaya
hormon oksitosin dapat meningkat adalah melakukan kegiatan, karena
oksitosin dalam darah akan meningkat yang juga akan bermanfaat bagi
seluruh kesehatan tubuh. Dengan melakukan kegiatan, pasien
halusinasi diharapkan akan mengurangi gejala dari halusinasi tersebut.

B. Topik
Stimulasi Sensori (Menggambar)

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memberikan makna gambar
b. Terjadi perubahan perilaku adaptif sesuai yang diinginkan
c. Klien mampu menyampaikan manfaat kegiatan TAK
Stimulasi Sensori yang telah diberikan

D. Landasan Teoritis
Pada dasarnya terapi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam
praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian terpenting dari
keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok
sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta
dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1. Mendapat dukungan (support)
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Dengan adanya kelompok dalam praktek jiwa akan memberikan
dampak positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan melalui
terapi aktifitas kelompok. Dengan demikian perawat sebagai pimpinan
kelompok dapat menggunakan kelompok untuk mendorong individu
mengungkapkan masalah dan mendapat pemecahan masalah dari kelompok
sehingga perawat menilai klien selama berada dalam kelompok.
Terapi yang dilakukan adalah dengan cara mengekspresikan perasaan
melalui gambar untuk mengontrol halusinasi klien. Kegiatan ini dipilih karena
dapat merangsang kemampuan persepsi dan komunikasi.

E. Klien
1. Kriteria
Berdasarkan pengamatan kajian status klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat
bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain maka
sasaran klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah
klien dengan masalah halusinasi di ruang/ balee seulanga di Rumah Sakit
Jiwa Aceh dengan jumlah pasien antara 7 orang dan pasien bersedia
mengikuti TAK berikut ini nama pasien yang bersangkutan antara lain :
a. Tn. A
b. Tn. H
c. Tn. D
d. Tn. S
e. Tn. T
f. Tn. F
g. Tn. A
2. Proses Seleksi
a. Identifikasi klien yang masuk dalam kriteria:
a. Klien dengan diagnosa keperawatan halusinasi.
b. Klien yang kooperatif.
c. Klien yang sehat secara fisik.
d. Klien dengan kelolaan
b. Proses seleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 hari, didapatkan
sebanyak 45 klien memiliki tanda dan gejala halusinasi. Selanjutnya dari
45 klien tersebut, dipilih sebanyak 7 klien halusinasi yang memenuhi
kriteria. Jumlah peserta TAK ditentukan sebanyak 7 klien. Proses
pemilihan 7 klien tersebut dengan cara pemilihan secara pasien kelolaan
selama berdinas di ruang Seulanga di Rumah Sakit Jiwa Aceh.

E. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Maret 2021

Tempat : Ruang Seulanga

Waktu : 15.00 s/d 16.00 WIB

2. Tim Terapis
a. Leader : Milna Nurul Kamari
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
3) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan
tertib
4) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
5) Menjelaskan permainan
b. CO Leader: Cut Riska Balqis
1) Membantu leader mengorganisasi anggota kelompok
2) Menggerakkan anggota kelompok
c. Fasilitator: Rully Chandra, Zuherna, Elli Yani, Dedy Mayadi
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
d. Observer: Dedi Irfandi
1) Merupakan seseorang yang mengobservasi kepada peserta dalam
kegiatan TAK
3. Metode dan media
a. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Bermain peran atau stimulasi
b. Media
1) Papan nama
2) Pensil
3) Kertas HVS/ buku gambar
4) Pensil (pensil warna/crayon/spidol warna)
5) Penghapus
c. Setting tempat

F. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi (10 menit)
a. Salam perkenalan
1) Terapis memberi salam terapeutik
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Mananyakan kepada klien apakah sudah latihan bercakap-cakap
tentang masalah pribadi kepada orang lain.
c. Kontrak
1) Terapis menjelasakan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakan kepada orang lain.
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti dari awal sampai selesai
2. Kerja (30 menit)
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambarkan dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini.
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela
klien
e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
dibuatnya kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa
dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
f. Kegiatan poin e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien melaksankan tiga cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan sesuia jadwal.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat
G. Evaluasi dan Dokumentasi
Saat pelaksanaan TAK berlangsung tim TAK berjumlah 7 orang terdiri
dari 1 leader, 1 co leader, 1 observer dan 4 fasilitator. Peserta yang hadir
berjumlah 7 orang yang terdiri dari Tn. A , Tn. F, Tn. D, Tn. S, Tn. T, Tn. A
dan Tn.RA. Saat acara berlangsung lingkungan terasa tenang, sarana dan
prasarana cukup memadai. Kegiatan TAK berjalan sesuai rencana, saat TAK
berlangsung peserta mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan
peserta cukup antusias dalam mengikuti kegiatan. Waktu yang ditentukan
untuk pelaksanaan sudah sesuai dengan kontrak waktu diawal kegiatan.
Hasilnya peserta kegiatan TAK Stimulasi Sensori: Menggambar pada sesi 4
mampu memberi respon terhadap gambar.

TAK
STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR
Kemampuan memberi respons terhadap menggambar

Nama Klien
Aspek yang
No
dinilai Tn.A Tn. Tn.D Tn..S Tn.T Tn.F Tn.A
H
1. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir

2. Menggambar
sampai selesai

3. Menyebutkan
gambar apa

4. Menceritakan
makna gambar

Jumlah
Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

menggambar,menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri

tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan: Kemampuan memberi respons

terhadap menggambar, disebut mampu jika mendapat nilai ≥3, disebut belum

mampu jika mendapat nilai ≤2.

Anda mungkin juga menyukai