Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal tentang Terapi Aktivitas Kelompok
( TAK ) : Stimulasi sensori melukis dengan baik. Dan juga kami berterimakasih kepada ibu Hera
Hijriani, S.Kep.M.Kep. selaku dosen pembimbing kelompok III. Dan Pak Wandra Giastia
S.Kep,Ners dan Ibu Rahayu , S.Kep.,Ners selaku CI pembimbing di Panti Gramesia Cirebon.
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai TAK Stimulasi Sensori Melukis. Semoga proposal sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi semua
usaha kita aamiin.
Terimakasih.
Penyusun
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
STIMULASI SENSORI : MELUKIS
A. Topik
Stimulasi Sensori (Melukis)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu memancing imajinasi melalui gambar yang dilukis.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memberikan makna gambar yang dilukis
b. Terjadi perubahan perilaku adaptif sesuai yang diinginkan
c. Klien mampu menyampaikan manfaat kegiatan TAK Stimulasi Sensori yang telah
diberikan
C. TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK ( TAK )
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang
lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang
dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan
orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan
hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan
seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian
dari memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perlalu maladaftif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas
kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing)
pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Birckhead, 1989).
Terapi aktivitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan
dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari ketrampilan
terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota
kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian
masalahnya dari kelompok, perawat juga adaftif menilai respon klien selama berada dalam
kelompok.
b. Konsep Teori
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi dan kelompok yang digunakan sebagai target asuhan. Didalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku yang adaptip untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif.
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang
lainnya saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. Sedangkan kelompok
terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (sharing) tujuan, umpamanya
membantu individu yang berperilaku destruktif dalam hubungan dengan orang lain,
mengidentifikasi dan memberi alternatif untuk membantu merubah perilaku destruktif
menjadi konstruktif.
Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri, kekuatan kelompok
memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar
pengalaman dan memberikan penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok.
Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk
uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.
D. Klien
1. Kriteria
Sasaran klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah semua klien di
Panti Gramesia Cirebon dengan jumlah klien 12 orang . Berikut ini nama pasien yang
bersangkutan antara lain :
a. Ny. A
b. Ny. E
c. Ny. D
d. Ny. N
e. Tn. D
f. Tn. B
g. Tn. I
h. Tn. D
i. Tn. S
j. Tn. Y
k. Tn. S
l. Tn. M
2. Proses Seleksi
Semua Klien Panti gramesia Cirebon berjumlah 12 klien.
E. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari/tanggal : Jumat, 25 Juni 2021
Tempat : Panti Gramesia Cirebon
Waktu : 09.00 s/d 10.00 WIB
2. Tim Terapis
a. Leader : Ifan Taufikullah
Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai
Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya
Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
Menjelaskan permainan
b. CO leader : Sarah Dea
Membantu leader mengorganisasi anggota kelompok
Menggerakkan anggota kelompok
c. Fasilitator : Kiki kaniawati,Yessi Maharani, Siti Fitriyani, Vina dwi, Siti Zulfah,
Garniwa, Rino ridwanulloh, Silvi Andraresta, Yuyum Yumita, Diah Ayu, Kina
Septiyanti, Rian alamsah
Memfasilitasi klien yang kurang aktif
Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
d. Observer: Zikri Azi Al-Ghifari, Sinta Oktaviana
Merupakan seseorang yang mengobservasi kepada peserta dalam kegiatan TAK
e. Operator : Nani Sulistiyaningsih
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,menyebutkan
gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika
klien tidak mampu
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
Kemampuan memberi respons terhadap menggambar, disebut mampu jika mendapat nilai ≥3,
disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤2.
Hasil :
Untuk kemampuan memberi respons terhadap menggambar, semua peserta TAK halusinasi
mampu mendapatkan nilai 4
TATA TERTIB TAK
PROGRAM ANTISIPASI
1. Bila anggota menghindar setiap pertemuan maka leader memberitahukan anggota tersebut dan
mengatur mereka berbicara langsung dengan kelompok
2. Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam diskusi, leader
harus memfokuskan pembicaraan
3. Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan bahwa hal
tersebut tidak dikehendaki
4. Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan terapi kelompok, maka anggota kelompok yang
bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain
5. Bila ada anggota diam, maka fasilitator harus berperan aktif
6. Bila ada hal-hal diluar perencanaan maka melibatkan perawat ruangan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.com/doc/173047313/Terapi-aktivitas-kelompok
https://www.academia.edu/36004931/TAK_HALUSINASI_MENGGAMBAR_doc
kip.unisayogya.ac.id > article