Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


DI RUANG GARUDA RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. DEVIT FUNGKI WIBOWO (2201090361)


2. CAHYANI SELVINA W (2201090360)
3. DINDA SILVIA KHUSNUL K (2201090364)
4. HANA KARUNIA PUTRI (2201090369)
5. RAGILIA SEKAR MERAH S (2201090378)
6. SHINTA (2201090381)

PROGAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


DI RUANG GARUDA RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING RUANGAN

(SITI KHOLIFAH S.Kep,Ns.,M.Kep) (SUKARDI ,S.Kep.,Ners)


NIDN. 072606831 NIP: 19680106199103 1002

Mengetahui,

KEPALA RUANGAN GARUDA

Heru Pranoto Hadi, S.kep.Ns


NIP. 196504081991031003
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan jiwa adalah penyakit kronis yang membutuhkan proses panjang dalam
penyembuhannya. Proses pemulihan dan penyembuhan pada orang dengan gangguan
jiwa membutuhkan dukungan keluarga untuk menentukan keberhasilan pemulihan
tersebut. Salah satu bentuk gangguan jiwa yang paling banyak terdapat di seluruh dunia
adalah gangguan jiwa skizofrenia. Prevalensi skizofrenia di dunia adalah 0,1 per mil
dengan tanpa memandang perbedaan status sosial atau budaya. Sedangkan hasil riset
dasar kesehatan nasional tahun 2007 menyebutkan bahwa sebanyak 0,46 per mil
masyarakat Indonesia mengalami gangguan jiwa berat. Mereka adalah yang diketahui
mengidap skizofrenia dan mengalami gangguan psikotik berat. Skizofrenia adalah suatu
gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan
berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham), afek yang tidak wajar atau
tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran
melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu gejala negatif skizofrenia adalah menarik diri
dari pergaulan sosial (isolasi sosial). Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Terapi Aktivitas Kelompok : Sosialisasi (TAKS) merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien isolasi
sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap melalui tujuh sesi untuk melatih
kemampuan sosialisasi klien. Ketujuh sesi tersebut diarahkan pada tujuan khusus
TAKS, yaitu : kemampuan memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan
bercakap- cakap, kemampuan menyampaikan dan membicarakan topik tertentu,
kemampuan menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi, kemampuan bekerja
sama, kemampuan menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah
dilakukan.
Dalam hal ini peran fungsi dan tanggung jawab perawat psikiatri dalam
meningkatkan derajat kesehatan jiwa, dalam kaitannya dengan menarik diri adalah
meningkatkan percaya diri pasien dan mengajarkan untuk berinteraksi dengan orang
lain, misalnya berkenalan dan bercakap-cakap dengan pasien lain, memberikan
pengertian tentang kerugian menyendiri dan keuntungan dari berinteraksi dengan orang
lain sehingga diharapkan mampu terjadi interaksi sosial pasien.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep TAK?
2. Bagaimanakah konsep isolasi sosial?
3. Bagaimanakah cara membina hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap?
1.2 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok sosial ini yaitu meningkatkan
kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
1.3 Manfaat
Proposal ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat mengembangkan proses asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah isolasi sosial : menarik diri, dengan intervensi Terapi Aktivitas Kelompok
sosialisasi dan diharapkan menjadi informasi dalam saran dan evaluasi untuk
peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada pasien yang akan datang.
2. Bagi Peneliti
a. Sebagai ilmu pengetahuan tentang masalah isolasi sosial : menarik diri dan
bagaimana untuk melakukan asuhan keperawatannya.
b. Sebagai tambahan pengalaman bagi penulis dalam penerapan ilmu yang
didapatkan selama pendidikan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan pada kepustakaan institusi dalam
meningkatkan mutu pendidikan yang akan datang di bidang keperawatan.
4. Bagi Klien dan keluarga
Sebagai bahan masukan bagi klien dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya,
dan juga dapat memberikan kepuasan bagi keluarga klien atas asuhan keperawatan
yang dilakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)

2.1.1 Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Penggunaan kelompok
dalam praktik kesehatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan seseorang. Keuntungan yang dapat
diperoleh klien melalui terapi aktivitas kelompok meliputi dukungan, meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga
menggunakan uji realitas pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Keliat &
Akemar, 2010).
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Lancester
mengemukakan beberapa aktivitas digunakan pada terapi aktivitas kelompok, yaitu
menggambar, membaca puisi, mendengarkan musik, mempersiapkan meja makan
dan kegiatan sehari-sehari lainnya. Birckhead (1989) menyatakan bahwa beberapa
keuntungan yang diperoleh individu untuk klien melalui terapi yang dapat diperoleh
individu oleh klien melalui terapi aktivitas kelompok meliputi dukungan (support),
pendidikan meningkat pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal
dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan
orientasi realitas (Direja, 2011).

2.1.2Jenis Terapi Aktivitas


Menurut Purwaningsih (2012) terdapat beberapa macam terapi aktivitas kelompok
diantaranya :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang
pernah dialami.
Terapi aktivitas kelompok stimulus kognitif/ persepsi adalah terapi yang
bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,
menstimulasi persepsi dalam uoaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
mengurangi perilaku maladaptif.

Tujuan :
1. Meningkatkan kemampuan orientasi realita
2. Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
3. Meningkatkan kemampuan intelektual
4. Mengemukakan pendapat dan menerika pendapat orang lain
5. Mnemukan perasaanya
Karakteristik :
1. Klien dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilainilai
2. Menarik diri dari realitas
3. Inisiasi atau ide-ide negatif
b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensasi klien, kemudian di
observasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui
gerakan tubuh, ekspresi muka dan ucapan kelompok untuk menstimulasi sensori
pada Klien yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan mengekspresikan
stimulus baik dari internal maupun eksternal. Tujuan :
1. Meningkatkan kemampuan sensori
2. Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
3. Meningkatkan kesegaran jasmani
4. Mengekspresikan perasaan.
c. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien,
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien dan waktu saat ini
dan yang lalu. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan
untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya
dilaksanakan pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang,
waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi
bebas maupun secara didaktik.
Tujuan:
1. Klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan,
sensari somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
2. Klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
3. Pembicaraan Klien sesuai realitas
4. Klien mampu mengenali diri sendiri
5. Klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
d. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien. Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien
dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
1. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
2. Memberi tanggapan terhadap orang lain
3. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
4. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan.

Tujuan khusus :
1. Klien mampu menyebutkan identitasnya
2. Menyebutkan identitas anggota kelompok
3. Berespon terhadap anggota kelompok
4. Mengikuti aturan main.
5. Mengemukakan pendapatnya

Karakteristik :
1. Klien kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
2. Klien menarik diri, kontak sosial kurang
3. Klien dengan harga diri rendah
4. Klien curiga, gelisah, takut dan cemas
5. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
6. jawaban sesuai pertanyaan
e. Teknik penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara
konstruktif dimana memungkinkan pengembangan pola-pola penyaluran energi
seperti katarsis, peluapan amarah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa
menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan :
1. Menyalurkan energi, destruktif ke konstruktif
2. Mengekspresikan perasaan
3. Meningkatkan hubungan interpersonal
BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
(TAK) SOSIALISASI

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN


DENGAN ISOLASI SOSIAL
SESI 1 : Kemampuan Memperkenalkan Diri

A. Tujuan :
1. Klien dapat meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
2. Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
B. Pengorganisasian

1. Hari /Tanggal : Kamis, 10 November 2022


2. Tempat : Ruang Garuda

3. Waktu : 09.00 s/d 09.30 WIB

Leader : Devit Fungki Wibowo


Co leader : Ragilia Sekar Merah S
Observer : Dinda Silvia Khusnul K & Cahyani Selvina W

Fasilitator 1 : Hana Karunia Putri

Fasilitator 2 : Shinta

C. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Stimulasi
- Alat
Bola, leptop, kertas, bolpoint, speaker dan leptop
- Seting Tempat
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
3. Perawat duduk berdampingan bersama pasien
Co leader
Lerader

Pasien
Pasien

Pasien
Fasilitator

Pasien
Fasilitator

Pasien

Observer

D. Uraian Pembagian Tugas


● Leader
1. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
2. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai

3. Menjelaskan permainan
4. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya.
5. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
6. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
● Co-leader
1. Mendampingi leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas pasien
3. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
4. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi
● Fasilitator
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Memotivasi klien yang kurang aktif
3. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
● Observasi
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien selama kegiatan
berlangsung
3. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hinga
penutupan.
E. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Melakukan evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan klien saat ini
c. Membuat kontrak kegiatan, meliputi :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main kegiatan yaitu

- Klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai

3. Kerja
1. Menjelaskan kegiatan yaitu terapis memutarkan lagu, kemudian gulungan kertas
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu arah kanan klien yang
memegang bola) pada saat musik dihentikan maka anggota kelompok yang
memegang gulungan kertas yang memperkenalkan diri
2. Hidupkan musik dan edarkan gulungan kertas berlawanan dengan arah jarum
jam
3. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang gulungan kertas
mendapatkan giliran untuk memperkenalkan diri
4. Ulangi c dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
5. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
6. Terminasi
a. Lakukan evaluasi dengan cara :
1) Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Beri pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
d. Antisipasi Masalah
1) klien yang tidak aktif dengan terapi kelompok penanganannya adalah
dengan memberikan motivasi oleh fasilitator
2) bila klien meninggalkan permainan tanpa izin, panggil nama klien,
tanyakan alasan klien meninggalkan permainan. Berikan motivasi agar
klien kembali mengikuti permainan
3) klien yang mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien tersebut
bahwa permainan ini ditujukan kepada klien yang dipilih. katakan pada
klien tersebut bahwa ada waktu khusus untuk mereka
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

SESI 2 : Kemampuan Berkenalan dengan Anggota Kelompok

A. Tujuan :

1. klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok


2. Memperkenalkan identitas diri : nama lengkap, nama panggilan ,asal dan hobi
3. Menanyakan identitas diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
B. Indikasi : klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi
C. Persiapan Klien
1. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
D. Persiapan Alat :
1. Handphone
2. Lagu berirama riang
3. Buku catatan dan pulpen
4. Gulungan kertas
E. Langkah - langkah
1. Menjelaskan kegiatan yaitu terapis memutarkan lagu, kemudian gulungan kertas
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu arah kanan klien yang
memegang sisir) pada saat musik dihentikan maka anggota kelompok yang
memegang berkenalan dengan teman di sebelahnya dengan berjabat tangan dan
menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
2. Musik dinyalakan lalu sisir diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu
arah kanan klien yang memegang bola) pada saat musik dihentikan maka anggota
kelompok yang memegang gulungan kertas berkenalan dengan teman di
sebelahnya dengan berjabat tangan dan menanyakan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
3. Ulangi poin 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
4. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
F. Terminasi
1. Lakukan evaluasi dengan cara :
a. Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Beri pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu bercakap-cakap dengan anggota
kelompok
b. Menyepakati waktu dan tempat.

G. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan pada saat TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk
menilai kemampuan klien saat melakukan TAKS. aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. untuk TAKS sesi 2 dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut :

Kemampuan memperkenalkan diri

a. Kemampuan verbal pasien

No. Nama Menyebutkan Menyebutka Menyebutka Menyebut Jumlah


Klien nama lengkap n nama n asal kan hobi
panggilan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

1. Kemampuan Nonverbal
No. Nama Kontak Duduk Menggunakan Mengikuti Jumlah
Klien mata tegak bahasa tubuh kegiatan dari
yg sesuai awal sampai
akhir
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
SESI 2 : Kemampuan Berkenalan dengan Anggota Kelompok

A. Tujuan : klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok


1. Memperkenalkan identitas diri : nama lengkap, nama panggilan ,asal dan hobi
2. Menanyakan identitas diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
B. Indikasi : klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi
C. Persiapan Klien
1. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
D. Persiapan Alat :
1. Handphone
2. Lagu berirama riang
3. Buku catatan dan pulpen
4. Gulungan kertas
E. Langkah - langkah
1. Menjelaskan kegiatan yaitu terapis memutarkan lagu, kemudian gulungan kertas
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu arah kanan klien yang
memegang sisir) pada saat musik dihentikan maka anggota kelompok yang
memegang berkenalan dengan teman di sebelahnya dengan berjabat tangan dan
menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
2. Musik dinyalakan lalu sisir diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu
arah kanan klien yang memegang bola) pada saat musik dihentikan maka anggota
kelompok yang memegang gulungan kertas berkenalan dengan teman di
sebelahnya dengan berjabat tangan dan menanyakan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
3. Ulangi poin 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
4. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok

F. Terminasi
1. Lakukan evaluasi dengan cara :
a. Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Beri pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu bercakap-cakap dengan anggota
kelompok
b. Menyepakati waktu dan tempat
G. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk
menilai kemampuan klien saat melakukan TAKS. aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. untuk TAKS sesi 2 dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut
SESI 2 TAKS
Kemampuan memperkenalkan diri

No. Aspek yang Nama Klien


Dinilai

1. Menyebutkan
nama lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama
lengkap
6. Menanyakan
nama panggilan
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi
Jumlah

Kemampuan Nonverbal
No. Aspek yang Nama Klien
Dinilai

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan
bahasa tubuh yang
sesuai

4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir

Jumlah

Anda mungkin juga menyukai