TAK SOSIALISASI
KELOMPOK 3
SRIANI (191210001)
NADYA FEBRIYANTI (191210014)
FEBRINA PERTIWI (191210010)
SOFYA NURUL FAIZAH MR (191210019)
M.FARID ROBY (191210006)
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat). Hasil survey Kesehatan Mental Rumah Tangga di
Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah
keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi
(26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran
Rakyat Bandung, 2007).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tak sosialisasi
2. Untuk mengetahui persyaratan tak sosialisasi
3. Untuk mengetahui tujuan tak sosialisasi dalam keperawatan jiwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kelompok merupakan sekumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain saling bergantung dan memiliki norma yang sama. (stuart,2006:56)
Sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara
berfikir, berprasaan dan berprilaku sehingga dapat berperan dalam lingkungan sosial
(iromi,2010:95)
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.(Keliat &
Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) dilaksananakan
dengan membantu pasien melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan
satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
2.2 Jenis-jenis
Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) jenis Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi
secara umum terdiri dari 4 yaitu :
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau Persepsi
Terapi stimulasi kognitif/persepsi ialah upaya membantu klien yang mengalami
kemunduran orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan
afektif serta mengurangi perilaku maladaptive. Tujuannya adalah meningkatkan
kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat
dan menerima pendapat orang lain serta mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien
berupa gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai, menarik diri dari realita,
inisiatif atau ide-ide yang negatif, kondisi fisik yang sehat, dapat berkomunikasi verbal,
kooperatif dan mengikuti kegiatan.
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensoris klien. Kemudian diobservasi
reaksi sonsoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara
non-verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau
mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respons. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus yaitu musik, seni,
menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus,
misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan sebagai stimulus.
3. Terapi Aktivitas Kelompo Orientasi Realitas
Terapi realitas adalah pemberian terapi aktivitas kelompok yang mengalami
gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuannya adalah klien
mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, dan sensasi somatik),
dan stimulus eksternal berupa iklim, bunyi dan stiuasi alam sekitar. Klien mampu
mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat.
Karakteristik klien ialah Gangguan Orientasi Realita (GOR), halusinasi, waham
atau menyangka, ilusi, dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan
orang lain, kliien kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi
fisik dalam keadaan sehat.
4. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien.
Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu),
kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
2. Pasien yang mengalami kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus.TAK Sosialisasi terdiri dari 2 sesi, yaitu sesi 1: memperkenalkan diri,
sesi 2: berkenalkan dengan anggota kelompok. (Keliat & Prawirowiyono, 2014)
Prosedur Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terlampirkan.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, fase-fase dalam Terapi
Aktifitas Kelompok adalah sebagai berikut:
1. Pre kelompok
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat tiga kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan
a. Orientasi
b. Konflik
3. Fase kerja
Pada tahapan ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih
stabil dan realistis, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok serta penyelesaian masalah yang kreatif.
4. Tahap kerja
b. Pada saat tape dimatikan oleh terapis, salah satu anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap,
nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis yang sebagai contoh.
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
3.1 Teori
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteaksi dengan orang lain disekitarnya (Damaiyanti, 2012).
3.2 Pengkajian
b. Resiko harga diri rendah situasional b.d pandangan negatif pada diri sendiri
3.5 implementasi
Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan yaitu validasi,
rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana, memberikan askep dalam
pengumpulan data, serta melaksanakan adusa dokter ketentuan RS.
3.6 Evaluasi
Evaluasi adalah proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah sebuah kegiatan
atau program dilaksanakan sesuai perencanaan dan berhasil mencapai tujuan atau tidak.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir dengan apa yang seharusnya
dicapai.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain.
Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan
untuk menghindari interaksi dengan orang lain. Dimana individu yang mempunyai
mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan.
Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila
tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-
masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. Keliat dan Akemat menjelaskan bahwa
untuk peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian
Terapi Aktifitas Kelompok sosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan
karena jumlah klien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak meskipun TAK
sosialisasi sudah dilakukan.
4.2 Saran
Sehat jiwa adalah keadaan dimana terbebas dari tekanan batin, untuk menghindari
adanya kemunculan dari beberapa penyakit jiwa diharapkan untuk tidak memendam
sendiri apa yang dirasakan sebisa mungkin bercerita dengan teman teman atau anggota
keluarga untuk mengurangi tekanan yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arip, M., 2011.pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi.JURNAL KESEHATAN
PRIMA,volume 5,p.1.
https://id.scribd.com/doc/305186534/PROPOSAL-TAK-SOSIALISASI-docx
Nanda.International.2015-2017