OLEH :
KELOMPOK 17
1. Manfaat umum
a) Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
b) Melakukan sosialisasi.
c) Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan
afektif.
2. Manfaat khusus
a) Meningkatikan identitas diri
b) Menyalurkan emosi secara konstruktif
c) Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial
3. Manfaat rehabilitasi
a) Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
b) Meningkatkan keterampilan sosial.
c) Meningkatkan kemampuan empati
d) Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan
masalah.
2.1.5 Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 2009, fase –
fase dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut:
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan:
a) Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana
peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan
terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota
mulai menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih
jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian
masulah yang kreatif.
4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi tidak sukses atau sukses.
2.3 Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan persepsi yang mulai terkontrol
b. Klien yang kooperatif dan dapat berkomunikasi tanpa penerjemah
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
e. Jumlah klien : 5 orang
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa
yang dilihat
b. Peserta mampu menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan
jelas
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK strimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan
adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya
halusinasi, dan perasaan data terjadi halusinasi. Formulir evaluasi sebagai
berikut :
Sesi 1 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi : isi,
waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-)
jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Contoh :
Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi (menyuruh memukul), waktu
(pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram).
Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan
kepada perawat.
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan :
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat :
1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/flipchart
2. Jadwal kegiatan klien
Metode :
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran / stimulasi
Pengorganisasian :
Hari : Jumat
Tanggal : 26 November 2021
Waktu : 10.00 WITA
Lama Kegiatan sesi 2 : 30 menit
Tim Terapis :
a. Leader : Ni Kadek Erni Widjayanti
b. Co Leader : Gde Dipta Dhiatmika
c. Fasilitator : Ni Made Ayu Priyastini
d. Observer : Ni Wayan Yuna Pratiwi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir evaluasi sebagai
berikut:
Sesi 2 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik
halusinasi, dan memperagakannya. Beri tanda (√) jika klien mampu dan
tanda (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Contoh:
Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 2. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika
halusinasi muncul, khususnya pada malam hari (buat jadwal).
Sesi 3 : Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan
Tujuan:
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi
Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat tenang dan nyaman
Alat :
1. Formulir jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
Metode :
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran / stimulasi
Pengorganisasian :
Hari : Jumat
Tanggal : 26 November 2021
Waktu : 10.00 WITA
Lama Kegiatan sesi 5 : 30 menit
Tim Terapis :
a. Leader : Ni Made Ayu Priyastini
b. Co Leader : Ni Kadek Erni Widjayanti
c. Fasilitator : Ni Wayan Yuna Pratiwi
d. Observer : Gde Dipta Dhiatmika
Langkah Kegiatan
1. Tahap Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 5
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu nencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada terapis.
Lamanya kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yaitu melakukan
kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan melakukan
kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Terapis memberikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
Aktivitas yang teratur dan terjadwal yang dilakukan klien membuat waktu
luang minimal. Klien akan terfokus kepada aktivitas yang harus dilakukan
dari waktu ke waktu. Dengan waktu luang yang minimal menghindarkan klien
terfokus pada stimulasi persepsi internal yang menimbulkan halusinasi.
Bimbing klien agar dapat menyusun jadwal kegiatan sehari penuh. Sediakan
jadwal klien dengan jadwal kegiatan rutin di ruangan rawat inap. Masukkan
kegiatan latihan yang terkait dengan mengatasi masalah yang sebelumnya
sudah dilatihkan kepada klien. Contoh : Latihan Nafas Dalam, Latihan
Berinteraksi, Latihan Keterampilan Hidup (living skill), dan sebagainya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan membacakannya.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan sesuai jadwal.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 5, kemampuan yang diharapkan
adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 3 : TAK
Stimulasi Persepsi Halusinasi
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Contoh:
Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan
klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Sesi 4: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
Metode
1. Diskusi klompok
2. Bermain perana/simulasi
Pengorganisasian :
Hari : Jumat
Tanggal : 26 November 2021
Waktu : 10.00 WITA
Lama Kegiatan sesi 4 : 30 menit
Tim Terapis :
a. Leader : Ni Wayan Yuna Pratiwi
b. Co Leader : Ni Made Ayu Priyastini
c. Fasilitator : Ni Kadek Erni Widjayanti
d. Observer : Gde Dipta Dhiatmika
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan.
Pokok pembicaraan yang dianjurkan adalah menceritakan bahwa klien
mengalami halusinasi dan meminta orang lain di sekitarnya mengajak
bercakap-cakap. Orang di sekitar klien sebaiknya sudah diberikan penyuluhan
bagaimana menanggapi klien dengan mengingatkan cara mengontrol
halusinasi yang telah dilatihkan. Misalnya mengingatkan cara menghardik,
atau bercerita tentang kegiatan yang sudah atau belum dilakukan sesuai
jadwal yang telah disususn dalam TAK sebelumnya.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi
muncul”Suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan
suster” atau “Suster saya mau ngobrol tentang kegiatan harian saya”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
di sebelahnya.
Upayakan semua klien memperagakan percakapan yang dilakuakn sehingga
dapat dipastikan semua klien mampu melakukan bercakap-cakap untuk
mengontrol
Berikan halusinasi.
pujian atas keberhasilan klien
Ulangi e sampai semua klien mendapat giliran
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap
c. Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat
Terapis menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK
Stimulasi Persepsi Halusinasi
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan
perawat dan klien lain di ruang rawat.
3) Fasilitator :
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4) Observer :
a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu,tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga
c) Evaluasi kelompok
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapis dank lien memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setalah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardiks,
menyibukkan diri dengan aktivitas terjdwal dan bercakap-cakap
dengan orang lain.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengotrol halusinasi dengan
patuh minum obat
2. Mejelaskan aturan main berikut
1. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis mejelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat member perasaan tenang dan memperlambat
kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugiaan tidak patuh minum obat, yaitu
penyebab kambuh
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum, benar cara minum obat,
benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara
bergilir
f. Berikan pujian pada klien yang benar
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard)
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur mium obat (catat di
whiteboard)
i. Menjelaskan akibat/kerugiaan tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minu obat, yaitu salah
satu cara mencegah halusinasi/kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat
dan kerugian tidak patuh minum obat
l. Member pujian tiap kali klien benar
4. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
c. Terapis memberikan pujian atas keberhasila kelompok
2. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara megotrol halusinasi, yaitu
menghardisk, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap dan patuh
minum obat.
3. Kontrak yang akan datang
a. Terapis mengakhiri TAK stimulasi pesepsi untuk megontrol halusinasi
b. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien
Evaluasi
Adalah dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan mengntrol halusinasi sesi 3,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan 3 benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
Sesi 5 : TAK
Stimulasi presepsi : halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda (√) jika klian mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien megikuti sesi 3, TAK stimulasi prsepsi halusinasi. Klien
mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat minum oat, dan akibat
tidak patuh mium obat (kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang
benar
DAFTAR PUSTAKA