Anda di halaman 1dari 13

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK )

PENYALURAN ENERGI POSITIF SENAM UNTUK KLIEN DENGAN


RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG SADEWA RSUD BANYUMAS
Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH :
SITI RIYANTI P1337420217068
ANIQOTUN NAJAH P1337420217055
WARICH DWI L P1337420217102
HARTIANA DEWI K P1337420217103
ELIS ATIKA P1337420217050
IAN RIZKY VANDANI P1337420217012
FICKY SYIFA JANANI P1337420217110

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATANPURWOKERTO
2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PENYALURAN ENERGI

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok penyaluran energi dengan senam.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Terapi Aktivitas kelompok klien mampu melakukannya
secara konstruktif.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengekspresikan perasaan marahnya dengan konstruktif
b. Klien dapat meningkatkan hubungan intrapersonal
c. Klien dapat mengungkapkan perasaan leganya setelah menyalurkan
energi
d. Klien mampu untuk melakukansenam

C. LANDASAN TEORI :
1. Pengertian
a. Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan
untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Perilakukekerasanadalahsuatukeadaandimanaseseorangmelakuka
ntindakan yang membahayakansecarafisik, baikkepadadirisendiri,
maupun orang lain (Yoseph, 2007).
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan
seseorang stress berat, membuat orang marah bahkan kehilangan
kontrol kesadaran diri, misalkan: memaki-maki orang disekitarnya,
membanting-banting barang, menciderai diridan orang lain, bahkan
membakar rumah.

b. Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk
memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang
sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota
(Depkes RI, 1997).
Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya
untuk identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah
laku yang maladaptive.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi,
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2004).

2. Jenis – jenis TAK


Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi tiga, yaitu :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman
dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004).
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya. Sementara, tujuan khususnya: pasien dapat
mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan
menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami (Darsana,
2007).
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami
dalam kehidupan, khususnya untuk pasien halusinasi. Aktivitas dibagi
dalam empat sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
1) Sesi pertama : mengenal halusinasi
2) Sesi kedua : mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi
3) Sesi ketiga : menyusun jadwal kegiatan
4) Sesi keempat : cara minum obat yang benar
b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubhan perilaku.
Bentuk stimulus :
1) Stimulus suara: musik
2) Stimulus visual: gambar
3) Stimulus gabungan visual dan suara: melihat televisi, video
Tujuan dari TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami :
1) Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.
2) Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
3) Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan
Jenis TAK yaitu :
1) TAK Stimulasi Suara
2) TAK Stimulasi Gambar
3) TAK Stimulasi Suara dan Gambar
c. Terapi aktivitas orientasi realita
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita
adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu
diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.Klien dengan
gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-
orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan
menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi
kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara
konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut
meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang
lain, waktu, dan tempat.
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu
sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang - orang disekitarnya
dengan tepat.
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang,
tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas
adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah
mngenal orang lain, tempat, dan waktu.
Tahapan kegiatan :
1) Sesi I : Orientasi Orang
2) Sesi II : Orientasi Tempat
3) Sesi III : Orientasi Waktu
3. Model Terapi Aktivitas Kelompok
a. Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan
berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu
kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah.
Misal ; adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah
ditanggapi anggotadan leader mengarahkan alternatif penyelesaian
masalah.
b. Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa
tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak
puas. Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan
social anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi
komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada
kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota
bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada
semua jenis : verbal, non verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang
disampaikan harus dipahami orang lain.
c. Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan
melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat
dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu
dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan
terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat
dikoreksi dan dipelajari.
d. Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang
lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat
memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.

4. Metode
a. Kelompok didaktik
b. Kelompok social terapeutik
c. Kelompok insipirasi represif Psikodrama
d. Kelompok interaksi bebas

D. KLIEN
1. Karakteristik
a. Klien resiko perilaku kekerasan.
b. Klien yang sudah kooperatif
c. Klien yang bersedia TAK
2. Proses seleksi
Berdasarkan pengamatan kajian status klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari emosinya sehingga pada saat TAK klien dapat
bekerja sama, mampu mengontrol emosi dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien
dengan masalah prilaku kekerasan dengan rentang usia yang tidak terpaut
jauh dan berjenis kelamin laki-laki yang kami ikut sertakan mengikuti
TAK.Berikut ini nama pasien yang bersangkutan antara lain :
1. Tn. E
2. Tn. E
3. Tn. R
4. Tn. S
5. Tn. R
6. Tn. M

E. PENGORGANISASIAN
1. Pelaksanaan
Waktu : Kamis, 18 Juli 2019
Tempat : Halaman Ruang Sadewa RSUD Banyumas
Lama kegiatan : 45menit
Jam kegiatan : 15.00 – 15.45 WIB
2. Terapis
a. Leader :
Ficky Syifa Janani
Tugas :
- Memimpin jalannya therapi aktivitas kelompok
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapi
aktivitas kelompok
- Menyampaikan materi sesuai rencana terapi aktivitas kelompok
b. Co leader :
Elis Atika
Tugas :
- Membantu leader
- Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
- Menyerahkan kembali posisi kepada leader
c. Fasilitator :
- Siti Riyanti
- Aniqotun Najah
- Hartiana Dewi Kurniasih
- Ian Risky Vandani
Tugas :
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya therapy
- Mengatur posisi kelompok dan lingkungan untuk pelaksanaan
kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan dan diskusi
- Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan TAK
- Menfasilitasi klien
d. Observer :
Warich Dwi Liestiyantina
Tugas :
- Mencatat serta mengamati respon pasien (dicatat dengan format
yang tersedia)
- Mengobservasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
3. Metode
Demonstrasi kelompok
4. Setting tempat
- Atur posisi pasien pada tempat nya masing-masing
- Motivasi pasien untuk bersemangat melakukan senam
5. Alat yang digunakan
a. Midi
b. Laptop
c. Sound sistem
6. Program antisipasi
a. Bila pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok maka beri
motivasi oleh fasilitator
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama
pasien, tanyakan alasan pasien meninggalkan permainan, berikan
motivasi agar pasien kembali mengikuti permainan
c. Bila ada pasien lain yang ingin mengikuti permainan, maka beri
penjelasan pada pasien tersebut bahwa permainan ini ditunjukan
pada pasien yang dipilih. Katakan pada pasien tersebut bahwa ada
waktu lain untuk mereka.

F. PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Mengumpulkan semua klien yang terjadwal ikut senam
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi ( 15 Menit )
a. Salam terapeutik
1.) Salam dari Leader “ Selamat Pagi “
2.) Perkenalkan nama dan panggilan semua anggota terapis dan klien
dengan menggunakan game sebut anggota tubuh yang caranya
leader menyebutkan salah satu anggota tubuh maka klien harus
menyentuh anggota tubuh yang disebut. Pada saat menyebutkan
anggota tubuh tersebut leader memegang anggota tubuh yang
tidak disebutkan untuk mengecek kefokusan klien.
3.) Menanyakan beberapa nama dan panggilan klien yang ikut
serta.
b. Evaluasi/Validasi
1.) Menanyakan perasaan klien. “ bagaimana perasaannya hari ini?”
2.) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1.) Waktu 30 menit
2.) Tempat : Halaman ruang sadewa
3.) Topik : melakukan senam
d. Tata Tertib
1.) Peserta senam minimal terdiri dari 6 orang
2.) Selama senam dilarang makan dan minum
3.) Jika ingin ke kamar mandi ijin
4.) Dilarang meninggalkan halaman sebelum senam selesai
e. Tujuan aktivitas :
Setelah dilakukan Terapi Aktivitas kelompok klien mampu
melakukannya secara konstruktif
3. Fase Kerja ( 20 Menit )
Langsung memulai jalannya permainan sampai permainan selesai.
4. Fase Terminasi ( 10 Menit )
a. Evaluasi
1.) Leader mengeksplorasikan perasan klien setelah mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
2.) Leader memberikan umpan balik positif kepada klien.
3.) Leader meminta klien untuk mencoba melakukan
senam secara teratur setiap hari.
4.) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1.) Terapis menganjurkan klien untuk belajar mengendalikan
emosinya dengan melakukan hal – hal positif.
2.) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang : -
G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI SESI I
1. Evaluasi
a. Evaluasi proses
Aspek yang Nama Klien
No.
dimulai Tn.E Tn.E Tn.S Tn.M Tn.R Tn.R Tn. Tn.
1. Menjawab Salam
2. Mampu
Berkenalan
3. Aktif melakukan
senam
4. Dapat Mematuhi
Peraturan
5. Mau Melakukan
Relaksasi
Jumlah

b. Evaluasi Hasil
Aspek yang Nama klien
No..
dimulai Tn.E Tn.E Tn.S Tn.M Tn.R Tn.R Tn. Tn.
Klien dapat
mengekspre
1. sikan
perasaan
marahnya
Klien dapat
meningakta
2.
n hubungan
intrapersona
3. Klien dapat
mengungka
pkan
perasaan
leganya
setelah
menyalurka
n energi
Klien
mampu
4. untuk
melakukans
enam
Jumlah

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (1997). Buku Panduan Manajemen Terapi aktivitas
kelompok.. Jakarta: Depkes RI.

Fitria, N. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.


Kelliat B A. (2004). Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Purba. Y, Dkk. 2005. Keperawatan Jiwa. Medan.
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku KeperawatanJiwa (Terjemah). Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2002. Keperawatan Jiwa. Bandung: Reflika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai