Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

DISUSUN OLEH :

Yendri Prisska Hardyanti

NIM: 1904093

PROGRAM STUDI SI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuniaNya, saya dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas kelompok sosialisasidengan baik
meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.Saya juga berterima kasih kepada Ibu Ruthy
Ngapiyem S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada
saya.

Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai terapi aktivitas kelompok sosialisasiyang merupakan salah satu terapi
kelompok dalam asuhan keperawatan jiwa.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga proposal sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, Juli 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat
dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
pekerjaan, lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa
dan sarana lain seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain
menunjang upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi
kondisi jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh
dalam kondisi gangguan jiwa (Yusuf, 2015).
Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal.
Kondisi lingkungan sosial yang semakin keras diperkirakan menjadi salah satu
penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan.
Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan dengan tingkat
kemiskinan terlalu menekan. Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan
jiwa adalah pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan (Yosep,2014).
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus
terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya. Kelompok adalah suatu system
social yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri
dari individu yang saling berinteraksi, interelasi, interdependensi dan saling
membagikan norma social yang sama (Stuart & Sundeen, 1998 dalam Yosep, 2014).
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan kemampuan mengenali kenyataan agar dapat membedakan
sesuatu yang nyata dan khayalan.
2. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dengan cara
berkumpul, berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan
memberikan tanggapan terhadap pendapat maupun perasaan orang lain.
3. Meningkatkan kesadaran emosional untuk menghindarkan diri dari perasaan
tidak berharga dan penolakan.
4. Meningkatkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi
kognitif dan afektif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep TAK Umum

1. PENGERTIAN

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan


sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau arahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih. (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa Di
Indonesia). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal (Yosep, 2014).

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu


dengan yang lain, saling bergantungan, serta mempunyai norma yang sama
(Stuart dan Sundeen, 1991 dalam Yusuf, 2015). Manusia adalah makhluk sosial,
hidup berkelompok, dan saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial dimaksud antara lain rasa menjadi milik orang lain atau
keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain,
dan kebutuhan pernyataan diri.

2. TUJUAN
Tujuan umum
Tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
3. MANFAAT TAK

Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan


dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan jiwa. Selain itu, dinamika kelompok tersebut
membantu pasien meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku
maladaptif (Yusuf, 2015).

4. JENIS TAK
Ada beberapa jenis terapi pada terapi aktivitas kelompok (Yusuf, 2015) :
1. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori pasien.
Kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi emosi/perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, dan ucapan. Biasanya pasien yang
tidak mau berkomunikasi secara verbal akan terangsang sensoris emosi dan
perasaannya melalui aktivitas tertentu. Aktivitas tersebut berupa:
a. TAK stimulasi sensori suara, misalnya mendengar musik,
b. TAK stimulasi sensori menggambar,
c. TAK stimulasi sensori menonton TV/video.
2. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar pasien yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada di sekeliling pasien atau orang yang dekat
dengan pasien, serta lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan
pasien pada saat ini dan masa yang lalu. Aktivitasnya adalah sebagai berikut
:
a. Sesi I : pengenalan orang
b. Sesi II : pengenalan tempat
c. Sesi III : pengenalan waktu
3. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di
sekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal, kelompok, dan massa. Aktivitas yang diberikan antara lain
sebagai berikut :
a. Sesi I : menyebutkan jati diri.
b. Sesi II : mengenali jati diri anggota kelompok.
c. Sesi III : bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Sesi IV : menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
e. Sesi V : menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain.
f. Sesi VI : bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
g. Sesi VII : menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK
sosialisasi yang telah dilakukan.

yang telah dilakukan.

B. Konsep TAK Khusus (Orientasi Realita Sesi II)

1. PENGERTIAN
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu (Prabowo, 2015).
Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas
(reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-
orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi
pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulanginya, maka perlu
ada aktivitas yang bisa memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang
realitas di sekitarnya.
2. TUJUAN
Tujuan umum
Klien mampu mengorientasikan keadaan nyata, yaitu: mampu mengenali orang,
tempat dan waktu
Tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
c. Klien mampu mengenal kamar tidur.
d. Klien  mengenal tempat tidur.
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi,
dan WC
3. Indikasi dan Kontra Indikasi Tindakan
Klien yang mempunyai indikasi keperawatan TAK orientasi realitas adalah klien
dengan :
a. Halusinasi
b. Dimensia
c. Kebingungan
d. Tidak kenal dirinya
e. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu
f. Waham

4. Topik
Pada TAK Sosialisasi Sesi III berisi tentang aktivitas mengenal tempat

5. WAKTU
Hari, tanggal : Senin, 20 Juli 2020
Jam : 08.00 – 08.45 WIB (sesi ini akan dilakukan selama 45 menit)
Tempat : Ruang TAK

6. Pengorganisasian dan Tugas Pelaksanaan


Struktur organisasi dalam TAK ini antara lain:
a. Leader
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan
dimulai.
- Menjelaskan aturan permainan
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
- Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader
- Mendampingi leader.
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat.
- Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi.
c. Fasilitator
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama
kegiatan berlangsung pada format yang tersedia.
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses,
hingga penutupan.
e. Operator
- Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).
- Timer (mengatur waktu).

7. SETTING

: Pasien : Fasilitator

: Leader : Observer

: Co-Leader
8. ALAT
a. Audio player
b. Speaker (bila perlu)
c. Bola tenis
d. Buku catatan dan pulpen
e. Papan Nama
f. Jadwal
g. Jam dinding
h. Kalender

9. METODE
Metode yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
a. Diskusi kelompok
b. Orientasi lapangan
10. SASARAN DAN KRITERIA PASIEN
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang
dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok gangguan orientasi realita ini adalah
klien dengan masalah halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya,
salah mengenal orang lain, tempat dan waktu.
11. LANGKAH Kegiatan
TAHAP KEGIATAN TERAPIS WAKTU
Persiapan a. Persiapan Materi 5 menit
b. Persiapan media/ alat yang digunakan
c. Setting tempat terapis dan peserta
d. Pembagian tugas terapis
12. e. Mengingatkan kontrak kepada klien
Orientasi a. Salam terapeutik 5 menit
 Terapis mengucapkan salam
 Memperkenalkan terapis dan
pembimbing
 Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/ Validasi
 Menanyakan perasaan klien saat
ini
 Mengevaluasi kegiatan
sebelumnya, apakah telah
mencoba bekenalan dengan orang
lain
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan
kegiatan TAK sosialisasi dalam
sesi 3 yaitu bertanya dan
menjawab tentang kehidupan
pribadi.
 Terapis menjelaskan aturan nya,
yakni:
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai
Tahap a. Hidupkan lagu pada hp dan edarkan 35 menit
Kerja
bola tenis berlawanan dengan arah
jarum jam. Pada saat musik dihentikan,
Terapis menanyakan kepada anggota
kelompok yang memegang bola tenis,
nama rumah sakit, nama ruangan, klien
EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK orientasi realita tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengenal tempat di rumah sakit.

Sesi 2 : TAK
Orientasi Realitas Tempat
Kemempuan Mengenal Tempat Di Rumah Sakit

No Nama klien
Aspek yang dinilai
. K1 K2 K3 K4 K5
1 Menyebutkan nama rumah
sakit
2 Menyebutkan nama ruangan
3 Menyebutkan letak kantor
perawat
4 Menyebutkan letak kamar
mandi, WC
5 Menyebutkan letak kamar
tidur

Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.

13. Dokumentasi:
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatn tiap klien. Contoh :klien mengikuti sesi 2, TAK orientasi Realita
tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan dan letak kamar tidur yang
lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B, dan Akemat Prawiro Wiyono. (2014). Keperawatan jiwa: terapi aktivitas
kelompok. Jakarta : EGC
Keliat, B. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC
Prabowo, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: NucMed.
Yosep, Iyus & Titin Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Ahmad,dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai