Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA

DISAJIKAN SEBAGAI TUGAS


KEPERAWATAN JIWA
1.1 Defenisi

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan


yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia,
2001 dikutip dari Cyber Nurse, 2009).
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih
(Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam
Yosep, 2007).
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan
interpersonal (Yosep, 2008).

1.2 Manfaat TAK

Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat :


1. Umum
a. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
b. Membentuk sosialisasi
c. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive
(bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
kognitif dan afektif.

2. Khusus
a. Meningkatkan identitas diri.
b. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
c. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
d. Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan
sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan
tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.
(Yosep, 2007)
1.3 Tahapan dalam TAK

Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan


berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase prakelompok;
fase awal kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia, 2001
dalam Cyber Nurse, 2009).

1. Fase Prakelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota,
kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr.
Wartono (1976) dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang ideal
dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan
maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK
adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif,
waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007).

2. Fase Awal Kelompok


Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan
peran baru. Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini
menjadi tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965)
dalam Stuart dan Laraia (2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming,
storming, dan norming.

a) Tahap orientasi : Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-


masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak
dengan anggota.
b) Tahap konflik : Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu
memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan
membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah
perilaku perilaku yang tidak produktif (Purwaningsih & Karlina, 2009).
c) Tahap kohesif : Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan
lebih intim satu sama lain (Keliat, 2004).

3. Fase Kerja Kelompok


Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan
realistis (Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari
produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan
kemandirian (Yosep, 2007).

4. Fase Terminasi
Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman
kelompok akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari.
Terminasi dapat bersifat sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).

1.4 TAK: aktivitas orientasi realiata

Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas


kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori,
terapi aktivitas orientasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat,
2004).

A. Topik
Proposal Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita : Pengenalan dan membedakan
gambar Latar Belakang
1. Definisi Waham
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien.
Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan,
kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna
Keliat,1999).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya,
biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995).
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam
kenyataan (Sulistiawati, 2005).
a. Jenis- jenis Waham:
1) Waham Agama
2) Waham Kebesaran
3) Waham Nihilistik
4) Waham Sisip Pikir
5) Waham Siar Pikir
6) Waham Kontrol Pikir
b. Tanda dan Gejala:
1) Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan,
keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan)
2) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3) Curiga
4) Bermusuhan
5) Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
6) Takut, sangat waspada
7) Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8) Ekspresi wajah tegang
9) Mudah tersinggung
(Azis R dkk, 2003)

c. Penyebab dari Waham


Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir: waham yaitu Gangguan konsep diri
misalnya harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
dan merasa gagal mencapai keinginan.
( Budi Anna Keliat, 1999)
d. Akibat dari Waham
Klien dengan waham dapat berpikir tidak realistis, tidak mengenal lingkungan dan dapat
berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan besar dapat terjadi karena adanya gangguan
proses berpikir pada sesorang. Gangguan proses berpikir seseorang dipengaruhi oleh banyak
factor.
B. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Budi Anna
Keliat, 2005). Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/
tempat, dan waktu (fik-unad.com).
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal
ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada
klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus
secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi
stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
C. Alasan mengangkat TAK orientasi Realita
Di dalam makalah ini penulis mengangkat beberapa permasalahan yang kerap kali
terjadi di dunia keperawatan jiwa dan masyarakat. Tidak hanya itu, di dalam makalah
sederhana ini juga dihadirkan pemecahan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, seperti
bercerita dengan apa yang didengarnya melalui sebuah terapi yaitu TAK Orientasi realita.
Waham merupakan kegagalan seseorang dengan gangguan jiwa dalam menggunakan
memorinya untuk bercerita tanpa realitas dalam kehidupan.
TAK STIMULASI MENGONTROL WAHAM
SESI I : PENDEKATAN
A Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK orientasi relita selama ± 30 menit, di harapkan klien dapat mengenal
tempat yang kami jelaskan dan tokoh yang kami kenalkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan TAK orientasi relita selama ± 30 menit, di harapkan klien:
1) Mampu menunjukan arah ke Rumah Sakit Jiwa tanpa melihat peta.
2) Mampu mengenali warna bangunan Rumah Sakit Jiwa
3) Mampu menceritakan kembali isi dari Rumah Sakit Jiwa
4) Untuk tokoh, klien mampu menyebutkan kembali nama lengkap perawat Rumah Sakit
Jiwa
5) Dapat menyebutkan sedikitnya 2 ciri fisik dari perawat yang ada di dalam gambar.

3. Setting Tempat (Gambar Posisi)


Keterangan:

A: Klien D: Co Leader

B: Fasilitator E: Observer

C: Leader

4. Program Antisipasi
Program antisipasi pada waktu TAK berlangsung ketika klien:
1) Meninggalkan tempat aktivitas tanpa seijin terapis,
2) Berperilaku kasar,
3) Membuat kegaduhan dan,
4) Tidak kooperatif,
Maka kami akan menghentikan sementara aktivitas TAK, lalu memanggil nama klien
untuk memberi peringatan dan kemudian memberi arahan kepada klien agar tetap mengikuti
kegiatan TAK sampai akhir kontrak di iming- imingi hadiah jajan.

5. Alat yang di Butuhkan


1) Denah peta dari Rumah Sakit Lawang
2) Gambar Rumah Sakit Lawang.
3) Makanan ringan untuk reword klien.
6. Metode
Kegiatan TAK Orientasi Realita menggunakan metode:
1) Demonstrasi mengenai gambar lokasi tempat dan tokoh yang akan kami kenalkan.
2) Diskusi dan tanya jawab mengenai apa yang terapis sampaikan kepada klien.
7. Kriteria Anggota Kelompok
1) Klien waham yang kooperatif.
2) Klien tanpa cacat fisik.
3) Klien dengan masalah keperawatan yang sesuai, misalnya gangguan orientasi realita.
4) Klien waham tanpa perilaku kekerasan.
8. Proses Seleksi Pasien
1) Hasil Observasi sehari-hari di ruangan
2) Informasi dari perawat ruangan
3) Hasil diskusi kelompok
4) Kontrak dengan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai
kegiatan tempat dan waktu.
9. Pengorganisasian
a. Leader : Chintia Yuli. A
b. Co Leader : Aisyatul Adawiyah
c. Fasilitator : Endang Nur Aziza
d. Fasilitator tambahan : Sumiati, Fenny Budi Rohman
e. Observer : Taufik Didit

10. Uraian Struktur Pertemuan TAK Orientasi Realita


a. Tempat pelaksanaan : Ruang Jiwa 1
b. Lama Pelaksanaan : ± 30 menit
c. Waktu pelaksanaan : Rabu, 28 Oktober 2014 Pukul 10.00 WIB
d. Jumlah Anggota : 4 orang
e. Perilaku yang diharapkan :
1) Klien kooperatif
2) Klien dapat mengerti dengan apa yang leader sampaikan dalam kegiatan TAK dari awal
sampai akhir sesuai kontrak.
3) Klien dapat memahami aturan main yang dijelaskan oleh leader.
4) Klien tidak bosan dan tidak membuat kegaduhan.
11. Langkah kegiatan TAK
a. Persiapan
1) Menyiapkan alat dan materi sesuai dengan kegiatan TAK Orientasi Realita.
2) Menyiapkan tempat sesuai dengan kontrak.
3) Mengajak klien menuju tempat yang sudah disediakan.
b. Orientasi
1) Salam
Leader mengucapkan salam.
2) Perkenalan oleh anggota terapis.
3) Penjelasan maksud dan tujuan.
4) Evaluasi perasaan dan validasi masalah.
5) Kontrak waktu.
6) Penjelasan aturan main.
Aturan main selama TAK Orientasi Realita berlangsung:
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Kegiatan dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama yaitu penjelasan mengenai Rumah Sakit
Lawang (lokasi, warna, dan isi Rumah Sakit Lawang), yang kedua mengenalkan
perawat Rumah Sakit Lawang (nama lengkap, dan ciri fisik yang terlihat).
c. Setelah penjelasan selesai dilakukan, maka klien wajib menutup materi yang telah
dibagikan dan tidak boleh menyontek.
d. Kemudian leader menunjuk salah seorang anggota dan anggota yang ditunjuk wajib
maju dengan tepuk tangan meriah oleh anggota yang lain beserta fasilitator.
e. Apabila klien akan keluar untuk BAB, BAK, buang gas, sakit, dll maka di wajibkan
untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada fasilitator atau leader.
f. Apabila klien ingin bertanya, dengan cara mengajukan tangan terlebih dahulu.
g. Klien tidak boleh membuat kegaduhan.
h. Klien tetap focus, konsentrasi, sportif, dan bercerita seperti apa yang sudah di
jelaskan (klien tidak boleh membuat cerita bohong).
i. Untuk klien yang mengikuti jalannya TAK dengan baik dan mengikuti aturan main
yang sudah ditetapkan, maka klien tersebut wajib mendapatkan hadiah jajan.
c. Kerja
Menjelaskan alur kegiatan TAK dari awal sampai akhir, alurnya yaitu:
1) Leader mengucapkan salam.
2) Leader memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggota terapis yang lain.
3) Leader mengatakan maksut dan tujuan diadakannya TAK Orieantasi Realita.
4) Leader mengevaluasi perasaan hari ini.
5) Menjelaskan maksud dan tujuan.
6) Leader menjelaskan aturan main.
7) Lader dan co leader membagi materi TAK.
8) Leader menjelaskan sesi 1 mengenai Rumah Sakit Lawang.
9) Leader menunjuk salah seorang klien untuk mengulangi cerita dari yang sudah leader
jelaskan.
10) Observer mengamati dan mencatat kegiatan sesi pertama.
11) Leader menjelaskan sesi 2 mengenai identitas perawat.
12) Leader menunjuk salah seorang klien untuk mengulangi cerita dari yang sudah leader
ceritakan pada sesi 2.
13) Observer mengamati dan mencatat kegiatan sesi 2.
14) Leader, fasilitator, dan observer memberikan reword nyata kepada klien yang bisa
melakukan kegiatan TAK dengan baik.
15) Menyanyikan yel- yel kelompok sebagai penutup.
16) Observer mengevaluasi kegiatan TAK Orientasi Realita.
d. Terminasi
1) Leader melakukan evaluasi subjektif (perasaan pasien setelah kegiatan TAK Orientasi
Realita).
2) Leader melakukan evaluasi objektif (menanyakan hal-hal terkait dengan topik TAK
Orientasi Realita yang sudah dilakukan).
3) Leader bersama co leader membuat Rencana Tindak Lanjut terkait topik TAK Orientasi
Realita untuk mempelajari dan menceritakan secara nyata materi kegiatan yang sudah
dilakukan.
4) Membuat kontrak dengan pasien tentang topic TAK, waktu TAK, tempat TAK yang akan
datang.
12. Evaluasi
a. Evaluasi proses
b. Evaluasi hasil
c. Menggunakan format evaluasi standar.
13. Format Evaluasi Observer

Nama Klien
Unsur yang dinilai Sdr. A Sdr. B Sdr. C Sdr. D
Mampu menunjukan arah ke Rumah
Sakit Lawang.
Mampu mengenali warna bangunan
Rumah Sakit Lawang.
Mampu menceeritakan kembali isi
dari Rumah Sakit Lawang.
Untuk tokoh, klien mampu
menyebutkan kembali nama lengkap
perawat Rumah Sakit Lawang..
Dapat menyebutkan sedikitnya 2 ciri
fisik dari perawat.
Menjelaskan mengenai apa yang
sudah didengar klien dengan cerita
yang sesungguhnya.

………………, ………… 2014

Evaluator

(……………………………..)

TAK STIMULASI MENGONTROL WAHAM


SESI II : MENGENAL
A Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK orientasi relita selama ± 30 menit, di harapkan klien dapat mengenal
tempat yang kami jelaskan dan tokoh yang kami kenalkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan TAK orientasi relita selama ± 30 menit, di harapkan klien:
1) Mampu mengenali perawat Rumah Sakit Jiwa tanpa ada kecurigaan
2) Untuk tokoh, klien mampu menyebutkan kembali nama lengkap perawat Rumah Sakit
Jiwa tanpa rasa takut.
3) Dapat menyebutkan sedikitnya 2 ciri fisik dari perawat yang ada di dalam foto.
3. Setting Tempat
1) Klien duduk melingkar
2) Kelompok ditempat yang tenang

4. Alat yang di Butuhkan


Foto Perawat dan perawat yang ditujukan.
1) Foto perawat Rumah Sakit Jiwa.
2) Makanan ringan untuk reword klien.
6. Metode
Kegiatan TAK Orientasi Realita menggunakan metode:
1) Demonstrasi mengenali petugas serta perawat.
2) Diskusi dan tanya jawab mengenai apa yang terapis sampaikan kepada klien.
7. Kriteria Anggota Kelompok
1) Klien waham yang kooperatif.
2) Klien tanpa cacat fisik.
3) Klien dengan masalah keperawatan yang sesuai, misalnya gangguan orientasi realita.
4) Klien waham tanpa perilaku kekerasan.
8. Proses Seleksi Pasien
1) Hasil Observasi sehari-hari di ruangan
2) Informasi dari perawat ruangan
3) Hasil diskusi kelompok
4) Kontrak dengan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai
kegiatan tempat dan waktu.

9. Uraian Struktur Pertemuan TAK Orientasi Realita


a. Tempat pelaksanaan : Ruang Jiwa 1
b. Lama Pelaksanaan : ± 30 menit
c. Waktu pelaksanaan : , Oktober 2016 Pukul WIB
d. Jumlah Anggota : 4 orang
e. Perilaku yang diharapkan :
1) Klien kooperatif
2) Klien dapat mengerti dengan apa yang leader sampaikan dalam kegiatan TAK dari awal
sampai akhir sesuai kontrak.
3) Klien dapat memahami aturan main yang dijelaskan oleh leader.
4) Klien tidak bosan dan tidak membuat kegaduhan.
11. Langkah kegiatan TAK
a. Persiapan
1) Menyiapkan alat dan materi sesuai dengan kegiatan TAK Orientasi Realita.
2) Menyiapkan tempat sesuai dengan kontrak.
3) Mengajak klien menuju tempat yang sudah disediakan.
b. Orientasi
1) Salam
Leader mengucapkan salam.
2) Perkenalan oleh anggota terapis.
3) Penjelasan maksud dan tujuan.
4) Evaluasi perasaan dan validasi masalah.
5) Kontrak waktu.
6) Penjelasan aturan main.
Aturan main selama TAK Orientasi Realita berlangsung:
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Setelah penjelasan selesai dilakukan, maka klien wajib menghapal dan mengenali
nama perawat Rumah sakit Lawang.
c. Kemudian leader menunjuk salah seorang anggota dan anggota yang ditunjuk wajib
maju dengan tepuk tangan meriah oleh anggota yang lain beserta fasilitator.
d. Apabila klien akan keluar untuk BAB, BAK, buang gas, sakit, dll maka di wajibkan
untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada fasilitator atau leader.
e. Apabila klien ingin bertanya, dengan cara mengajukan tangan terlebih dahulu.
f. Klien tidak boleh membuat kegaduhan.
g. Klien tetap focus, konsentrasi, sportif, dan bercerita seperti apa yang sudah di
jelaskan (klien tidak boleh membuat cerita bohong).
h. Untuk klien yang mengikuti jalannya TAK dengan baik dan mengikuti aturan main
yang sudah ditetapkan, maka klien tersebut wajib mendapatkan hadiah.
c. Kerja
Menjelaskan alur kegiatan TAK dari awal sampai akhir, alurnya yaitu:
1) Leader mengucapkan salam.
2) Leader memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggota terapis yang lain.
3) Leader mengatakan maksut dan tujuan diadakannya TAK Orieantasi Realita.
4) Leader mengevaluasi perasaan hari ini.
5) Menjelaskan maksud dan tujuan.
6) Leader menjelaskan aturan main.
7) Lader dan co leader membagi materi TAK.
8) Leader menjelaskan sesi II yaitu mengenali satu persatu perawat Rumah Sakit.
9) Leader menunjuk salah seorang klien untuk menyebutkan nama perawat..
10) Observer mengamati dan mencatat kegiatan sesi 2.
11) Leader, fasilitator, dan observer memberikan reword nyata kepada klien yang bisa
melakukan kegiatan TAK dengan baik.
12) Menyanyikan yel- yel kelompok sebagai penutup.
13) Observer mengevaluasi kegiatan TAK Orientasi Realita.
d. Terminasi
1) Leader melakukan evaluasi subjektif (perasaan pasien setelah kegiatan TAK Orientasi
Realita).
2) Leader melakukan evaluasi objektif (menanyakan hal-hal terkait dengan topik TAK
Orientasi Realita yang sudah dilakukan).
3) Leader bersama co leader membuat Rencana Tindak Lanjut terkait topik TAK Orientasi
Realita untuk mempelajari dan menceritakan secara nyata materi kegiatan yang sudah
dilakukan.
12. Evaluasi
a. Evaluasi proses
b. Evaluasi hasil
c. Menggunakan format evaluasi standar.
13. Format Evaluasi Observer
EVALUASI PENAMPILAN OBSERVER Klien.A

Nama: ……………………

Jenis TAK: ………………

Tempat praktek: …………

Hari, tgl: ………………...

Skor

No Kriteria Evaluasi 4 3 2 1

1 Mengobservasi proses TAK

2 Mengobservasi kondisi pasien

3 Memberikan laporan tentang proses TAK

4 Merangkum proses kelompok

Total Skor

………………, ………… 2005

Evaluator
(……………………………..)

EVALUASI PENAMPILAN OBSERVER Klien. B

Nama: ……………………

Jenis TAK: ………………

Tempat praktek: …………

Hari, tgl: ………………...

Skor

No Kriteria Evaluasi 4 3 2 1

1 Mengobservasi proses TAK

2 Mengobservasi kondisi pasien

3 Memberikan laporan tentang proses TAK

4 Merangkum proses kelompok

Total Skor

………………, ………… 2005

Evaluator

(……………………………..)
EVALUASI PENAMPILAN OBSERVER Klien. C

Nama: ……………………

Jenis TAK: ………………

Tempat praktek: …………

Hari, tgl: ………………...

Skor

No Kriteria Evaluasi 4 3 2 1

1 Mengobservasi proses TAK

2 Mengobservasi kondisi pasien

3 Memberikan laporan tentang proses TAK

4 Merangkum proses kelompok

Total Skor

………………, ………… 2005

Evaluator

(……………………………..)
EVALUASI PENAMPILAN OBSERVER Klien. D

Nama: ……………………

Jenis TAK: ………………

Tempat praktek: …………

Hari, tgl: ………………...

Skor

No Kriteria Evaluasi 4 3 2 1

1 Mengobservasi proses TAK

2 Mengobservasi kondisi pasien

3 Memberikan laporan tentang proses TAK

4 Merangkum proses kelompok

Total Skor

………………, ………… 2005

Evaluator

(……………………………..)

Anda mungkin juga menyukai