Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivitas
kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi hubungan satu sama lain,
saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersama-sama dengan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Terapi aktivitas kelompok
adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada
waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar
anggota.

2. Jenis – Jenis TAK


Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut:
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik.
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori).
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol
halusinasinya, klien paham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat
secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f. TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang telah dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik).

3. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik,
yaitu manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian
berikut:
a. Manfaat umum
1) Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain.
2) Melakukan sosialisasi.
3) Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b. Manfaat khusus
1) Meningkatkan identitas diri.
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3) Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
1) Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
2) Meningkatkan keterampilan sosial.
3) Meningkatkan kemampuan empati.
4) Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Depkes RI mengemukakan tujuan terapi aktivitas kelompok secara rinci sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a) Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman dan
cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
b) Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,
berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan orang lain.
c) Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
perilaku defensif yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak
karena merasa diri tidak berharga atau ditolak.
d) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi
kognitif dan afektif.

2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi diri
tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
b) Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada waktu
bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh
anggota kelompok lainnya.
c) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari, terdapat
kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang
memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.

C. Dampak Terapeutik dari Kelompok


Terjadinya interaksi yang diharapkan dalam aktivitas kelompok dapat memberikan
dampak yang bermanfaat bagi komponen yang terlibat. Yalom (1985) dalam tulisannya
mengenai terapi kelompok telah melaporkan 11 kasus yang terlibat dalam efek terapeutik
dari kelompok. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Universalitas, klien mulai menyadari bahwa bukan ia sendiri yang mempunyai masalah
dan bahwa perjuangannya adalah dengan membagi atau setidaknya dapat dimengerti
oleh orang lain.
2. Menanamkan harapan, sebagian diperantarai dengan menemukan yang lain yang telah
dapat maju dengan masalahnya, dan dengan dukungan emosional yang diberikan oleh
kelompok lainnya.
3. Menanamkan harapan, dapat dialami karena anggota memberikan dukungan satu sama
lain dan menyumbangkan ide mereka, bukan hanya menerima ide dari yang lainnya.
4. Mungkin terdapat rekapitulasi korektif dari keluarga primer yang untuk kebanyakan
klien merupakan problematika. Baik terapis maupun anggota lainnya dapat jadi
resepien reaksi tranferensi yang kemudian dapat dilakukan.
5. Pengembangan keterampilan sosial lebih jauh dan kemampuan untuk menghubungkan
dengan yang lainnya merupakan kemungkinan. Klien dapat memperoleh umpan balik
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan melatih cara baru berinteraksi.
6. Pemasukan informasi, dapat berkisar dari memberikan informasi tentang gangguan
seseorang terhadap umpan balik langsung tentang perilaku orang dan pengaruhnya
terhadap anggota kelompok lainnya.
7. Identifikasi, perilaku imitatif dan modeling dapat dihasilkan dari terapis atau anggota
lainnya memberikan model peran yang baik.
8. Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan
seseorang. Bila terapi kelompok menimbulkan berkembangnya rasa kesatuan dan
persatuan memberi pengaruh kuat dan memberi perasaan memiliki dan menerima yang
dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan seseorang.
9. Pengalaman antar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan antar pribadi,
bagaimana memperoleh hubungan yang lebih baik, dan mempunyai pengalaman
memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.
10. Atarsis dan pembagian emosi yang kuat tidak hanya membantu mengurangi ketegangan
emosi tetapi juga menguatkan perasaan kedekatan dalam kelompok.
11. Pembagian eksistensial memberikan masukan untuk mengakui keterbatasan seseorang,
keterbatasan lainnya, tanggung jawab terhadap diri seseorang.

D. Indikasi dan Kontra Indikasi Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)


Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997) adalah:
1. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktivitas kelompok
kecuali mereka yang psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistik, delusi tak
terkontrol, dan mudah bosan.
2. Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktivitas kelompok
antara lain: sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah,
agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan
tidak mengganggu terapi aktivitas kelompok.
3. Untuk pelaksanaan terapi aktivitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan
pertimbangan tertentu seperti: tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis klien
dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman relatif setara,
sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan problem yang sama.

E. Komponen Kelompok
Kelompok terdiri dari delapan aspek, sebagai berikut:
1. Struktur kelompok.
Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan
dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan
membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur
dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin,
sedangkan keputusan diambil secara bersama.
2. Besar kelompok.
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya
berkisar antara 5-12 orang. Jika angota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua
anggota mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang
terjadi (Kelliat, 2005).
3. Lamanya sesi.
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah
dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi. Banyaknya sesi bergantung pada
tujuan kelompok, dapat satu kali/dua kali perminggu, atau dapat direncanakan sesuai
dengan kebutuhan (Kelliat, 2005).

F. Seting Tempat

CL

F
L

OP

Keterangan Gambar :
L : Leader
CL : Co-Leadaer
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator

G. Pembagian Tugas
a. Leader
Tugas
1. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
2. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
3. Menjelaskan permainan
4. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
5. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
6. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader
Tugas
1) Mendampingi leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas pasien
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi
c. Fasilitator
Tugas
1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2) Memotivasi klien yang kurang aktif
3) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observasi
Tugas
5) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
6) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien selama
kegiatan berlangsung
7) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hinga
penutupan.

H. Pasien
a. Kriteria pasien
1. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kemauan untuk melakukan interaksi interpesonal
2. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berspons sesuai
dengan stimulus yang diberikan
b. Proses seleksi
1. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
2. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
3. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok (Prabowo, 2014 :243).

I. Susunan Pelaksanaan
a. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :
1. Leader :
2. Co. Leader :
3. Fasilitator :
4. Observasi :
5. Operator :
b. Pasien peserta TAKS sebagai berikut :

No Nama Masalah Keperawatan

B. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


a. Tata tertib pelaksanaan TAKS
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
2) Peserta wajib hadir 5menit sebelum acara TAKS dimulai
3) Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
4) Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAKS
berlangsung
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan
7) Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK
8) Apabiala waktu yang ditentukan untuk melaksananakan TAK telah habis,
sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memeperpanjang waktu TAK kepada anggota.
b. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
1) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a) Memanggil klien
b) Memberikan kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a) Panggil nama klien
b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien
boleh kembali lagi
3) Bila ada klien lain ingin ikut
a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
b) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
c) Jika klien memakasa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut (Prabowo, 2014 : 243-245).

H. Proses Terapi Aktivitas Kelompok


Proses terapi aktivitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari pada terapi
individual, oleh karena itu, untuk memimpinnya memerlukan pengalaman dalam
psikoterapi individual. Dalam kelompok terapis akan kehilangan sebagian otoritasnya dan
menyerahkan kepada kelompok.
Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang tingkat
kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuk membuka diri dan tidak
menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari
suatu terapi aktifitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena prosedurnya
merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan mereka
dihadapkan dengan orang lain.
Setelah klien berkumpul, mereka duduk melingkar, terapis memulai dengan
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan juga memperkenalkan co-terapis dan kemudian
mempersilakan anggota untuk memperkenalkan diri secara bergilir, bila ada anggota yang
tidak mampu maka terapis memperkenalkannya. Terapis kemudian menjelaskan maksud
dan tujuan serta prosedur terapi kelompok dan juga masalah yang akan dibicarakan dalam
kelompok. Topik atau masalah dapat ditentukan oleh terapis atau usul klien. Ditetapkan
bahwa anggota bebas membicarakan apa saja, bebas mengkritik siapa saja termasuk terapis.
Terapis sebaiknya bersifat moderat dan menghindarkan kata-kata yang dapat diartikan
sebagai perintah.
Dalam prosesnya kalau terjadi bloking, terapis dapat membiarkan sementara. Bloking
yang terlalu lama dapat menimbulkan kecemasan yang meningkatoleh karenanya terapis
perlu mencarikan jalan keluar. Dari keadaan ini mungkin ada indikasi bahwa ada beberapa
klien masih perlu mengikuti terapi individual. Bisa juga terapis merangsang anggota yang
banyak bicara agar mengajak temannya yang kurang banyak bicara. Dapat juga co-terapis
membantu mengatasi kemacetan.
Kalau terjadi kekacauan, anggota yang menimbulkan terjadinya kekacauan dikeluarkan
dan terapi aktifitas kelompok berjalan terus dengan memberikan penjelasan kepada semua
anggota kelompok. Setiap komentar atau permintaan yang datang dari anggota
diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan di tanggapi dengan sungguh-sungguh. Terapis
bukanlah guru, penasehat atau bukan pula wasit. Terapis lebih banyak pasif atau katalisator.
Terapis hendaknya menyadari bahwa tidak menghadapi individu dalam suatu kelompok
tetapi menghadapi kelompok yang terdiri dari individu-individu.
Diakhir terapi aktivitas kelompok, terapis menyimpulkan secara singkat pembicaraan
yang telah berlangsung/permasalahan dan solusi yang mungkin dilakukan. Dilanjutkan
kemudian dengan membuat perjanjian pada anggota untuk pertemuan berikutnya. (Kelliat,
2005).
I. Tahapan dalam TAK
Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh
dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase pra
kelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok, dan fase terminasi kelompok (Stuart
& Laraia, 2001 dalam Cyber Nurse, 2009).
1. Fase Pra kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota,
kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan.
Menurut Dr. Wartono (1976) dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang
ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan
maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah:
sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak
terlalu berat (Yosep, 2007).
2. Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru.
Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase,
yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965) dalam Stuart dan
Laraia (2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming,
dan norming.
a. Tahap Orientasi
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-
masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan
anggota.
b. Tahap Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu
memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu
kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku-perilaku yang
tidak produktif (Purwaningsih & Karlina, 2009).
c. Tahap Kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih
intim satu sama lain.
3. Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil
dan realistis. Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian.
4. Fase Terminasi
Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan
digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat
sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).

J. Macam Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu :
1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan
atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004). Fokus terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu pasien yang mengalami
kemunduran orientasi dengan karakteristik: pasien dengan gangguan persepsi,
halusinasi, menarik diri dengan realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif, sehat
fisik, dan dapat berkomunikasi verbal (Yosep, 2007).
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus
kepadanya. Sementara, tujuan khususnya: pasien dapat mempersepsikan stimulus
yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul
dari stimulus yang dialami (Darsana, 2007).
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan, khususnya untuk pasien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam empat sesi
yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
a) Sesi pertama: mengenal halusinasi
b) Sesi kedua: mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi
c) Sesi ketiga: menyusun jadwal kegiatan
d) Sesi keempat: cara minum obat yang benar

2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori


TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. Bentuk stimulus:
a) Stimulus suara: musik
b) Stimulus visual: gambar
c) Stimulus gabungan visual dan suara: melihat televisi, video.
Tujuan dari TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami:
a) Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.
b) Peningkatan kemampuan merasakan keindahan.
c) Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan.
Jenis TAK yaitu :
a) TAK Stimulasi Suara.
b) TAK Stimulasi Gambar.
c) TAK Stimulasi Suara dan Gambar.

3. Terapi aktivitas orientasi realita


Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah
upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang
lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas
(reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Tujuan umumnya yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai
dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
a) Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
b) Klien mengenal waktu dengan tepat.
c) Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan tepat.
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat,
dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien
halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain,
tempat, dan waktu.
Tahapan kegiatan:
a) Sesi I: Orientasi Orang
b) Sesi II: Orientasi Tempat
c) Sesi III: Orientasi Waktu

K. Proses Keperawatan
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
TAKS – SESI I
A. Tujuan
Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
1. Menyebutkan jati diri sendiri: nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
2. Menanyakan jati diri anggota kelompok lain: nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang ceria.
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien
D. Metode
Dinamika kelompok
E. Langkah – Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dan terapis
2) Peserta dan terapis memakai name tag
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini
2) Menanyakan apakah pernah memperkenalkan diri pada orang lain
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main yaitu :
a) Berkenalan dengan anggota kelompok
b) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin
pada pemimpin TAK
c) Lama kegiatan 45 menit
d) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola, mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah kanan
dengan cara :
1) Memberi salam
2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
3) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Hidupkan lagi kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis. Pada saat tape
dimatikan, minta anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada
kelompok yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Di mulai oleh
terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari – hari.
2) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian
pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi
kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

SESI 1 – TASK
KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI
A. Kemampuan Verbal
Nama pasien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

B. Kemampuan non verbal


Nama pasien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh
3
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
4
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (ⱱ) jika ditemukan
pada pasien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 pasien mampu, dan
jika nilai 0, 1, atau 2 pasien belum mampu

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika tak pada catatan proses
keperawatan tiap pasien. Misalnya, pasien mengikuti sesi 1 TAKS, pasien mampu
memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, dianjurkan pasien memperkenalkan
diri pada pasien lain di ruang rawat (buat jadwal) (Prabowo, 2014 : 246-249).

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


TASK – SESI II
KEMAMPUAN PASIEN BERKENALAN

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, mampu berespon terhadap stimulasi yang
diberikan.
2. Tujuan khusus
Pasien dapat memperkenalkan rekannya (nama lengkap, nama panggilan, asal,
hobby).
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang ceria
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusikan dan Tanya jawab
3. Bermain peran / stimulasi
E. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Melakukan kontrak dengan anggota kelompok sehari sebelumnya.
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik
b. Salam dari terapis
c. Peserta dan terapis memakai papan nama.
3. Evaluasi / validasi :
a. Menanyakan perasaan pasien saat ini.
b. Menanyakan apakah pasien telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
2) Menjelaskan aturan main, sebagai berikut :
a) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4. Tahap kerja
TAK Sosialisai sesi II
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola berlawanan arah dengan
arah jarum jam.
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola, mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah kanan
dengan cara :
1) Memberi salam
2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi lawan bicara.
3) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Hidupkan lagi kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis. Pada saat tape
dimatikan, minta anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kananya kepada kelompok
yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Di mulai oleh terapis
sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain di kehidupan sehari – hari.
2) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian
pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi
2, dievaluasi kemampuan pasien dalam berkenalan secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

SESI 2 – TAKS

KEMAMPUAN BERKENALAN
A. Kemampuan verbal

Nama pasien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
7 Menanyakan asal
8 Menanyakan hobi
Jumlah
B. Kemampuan non verbal
Nama pasien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (ⱱ) jika ditemukan
pada pasien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahnya kemampuan yang ditemukan.
4. Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6 ; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
5. Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap pasien. Misalnya, jika nilai pasien 7 untuk verbal dan 3 untuk
nonverbal, catatan keperawatan adalah : pasien mengikuti taks sesi 2, pasien mampu
berkenalan secara verbal dan nonverbal, anjurkan pasien untuk berkenalan dengan
pasien lain, buat jadwal(Prabowo, 2014 : 250-254).
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
TAKS – SESI III
A. Tujuan
1. Pasien mampu mengajukan pertanyaan tentang kehidupan pribadi kepada satu
orang kelompok
2. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang ceria
3. Bola tenis
4. Buku catetan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengungatkan kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi
b. Memepersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman).
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik dan masing-masing nama tag
b. Menanyakan perasaan pasien hari ini menanyakan apakah sudah mencoba
berkenalan
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan aturan main :
1) Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Bertanya dan menjawab kehidupan pribadi
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah berikutnya tape recorder akan dinyatakan. Saat
musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta lain. Saat musik
dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk
bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada disebelah
kanannya dengan cara : memberi salam, memanggil nama panggilannya,
menanyakan kehidupan pribadi misalnya orang terdekat siapa ?
b. Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis menghentikan. Saat
musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat giliran
untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada disebelah
kanannya dengan cara memberi salam, memanggil nama panggilannya,
menanyakan kehidupan pribadi
c. Ulangi langkah b sampai semua peserta mendepatkan giliran
d. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan
perasaannya
4. Terminasi
e. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
f. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
g. Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi dan
memasukkan ke dalam jadwal harian pasien
h. Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya
F. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK sesi 3, dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab pada saat
bercakap cakap serta kemampuan non verbal dengan menggunakan ormulir evaluasi
berikutnya. (Eko prabowo, 2014 : 255-257)
SESI III SOSIALISASI
KEMAMPUAN PASIEN BERCAKAP-CAKAP

A. Kemampuan verbal : bertanya

Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

Mengajukan
1.
pertanyaan yang jelas
Mengajukan
2. pertanyaan yang
ringkas
Menganjukan dengan
3.
Relevan
Menganjukan
4. pertanyaan secara
spontan
Jumlah

B. Kemampuan verbal : menjawab

Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

Menjawab dengan
1.
jelas
Menjawab dengan
2.
ringkas
Menjawab dengan
3.
relevan
Menjawab secara
4.
spontan
Jumlah
C. Kemampuan non verbal

Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3.
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Dibawah judul nama pasien tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (×) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu dan jika nilai ≤ 2 pasien di anggap belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap pasien.misalnya nilai kemampuan verbal bertanya 2, kemampuan
verbal menjawab 2, dan kemampuan non verbal 2 maka catatan keperawatan adalah :
pasien mengikuti TAKS sesi 3, pasien mampu bercakap cakap secara verbal dan non
verbal, anjurkan latihan ulang diruang (buat jadwal) (Eko prabowo, 2014257-258)
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
TAKS – SESI IV

A. Tujuan
Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik tertentu
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang ceria
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau simulasi
E. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman)
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam terapieutik dan masing-masing memakai name tag
b. Menanyakan perasaan pasien hari ini dan apakah sudah latihan bercakap-
cakap dengan orang lain
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan aturan main :
1) Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dan terapis
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Masing-masing membicarakan topik tertentu
3. Kerja
a. Terapi menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan.
Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu ke peserta lain. Saat
musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat
giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan misalnya
cara mencari teman, setelah semua mendapat giliran. Tape akan dihidupkan
lagi dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang
memegang bola tenis mendapat giliran untuk memilih topik yang disukai
dan setelah masalah ditentukan.
b. Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu menghentikan.
Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat
giliran untuk menyampaikan suatu topik yang dibicarakan.
c. Tulis topik pada white board. Topik yang disampaikan secara berurutan.
d. Ulangi langkah b dan c sampai semua peserta mendapat giliran.
e. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang bola tnnis mendapatkan giliran untuk memilih topik
yang disukai.
f. Ulangi e sampai semua mendapat giliran.
g. Terapis membantu menentukan topik yang aling banyak.
h. Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang boal tennis mendapatkan giliran untuk memberi
pendapat tentang topik yang telah ditentukan.
i. Ulangi h sampai semua mendapatkan giliran.
j. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan
perasaannya
4. Terminasi
a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
b. Memberi pujian atas pencapaian kelompok.
c. Menganjurkan agar asin bercakap-cakap tentang topik tertentu.
d. Membuat kontrak kembali TAK berikutnya
5. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK sesi 4, dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan,
memilih, dan memberi pendapat tentang topik percakapan serta kemampuan
non verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut (Eko Prabowo,
2014:259-261)

SESI IV TAK SOSIALISASI


KEMAMPUAN PASIEN BERCAKAP CAKAP TOPIK TERTENTU

A. Kemampuan verbal : Menyampaikan topik

Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

Menyampaikan topik
1.
dengan jelas
Menyampaikan topik
2.
secara ringkas
Menyampaikan topik
3.
yang relevan
Menyampaikan topik
4.
secara relevan
Jumlah

B. Kemampuan verbal : Memilih topik

Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

Memilih topik dengan


1.
jelas
Memilih topik dengan
2.
ringkas
Memilih topik yang
3.
relevan
Memilih topik secara
4.
spontan
Jumlah
C. Kemampuan verbal : Memberi pendapat
Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

Menyampaikan topik
1.
dengan jelas
Menyampaikan topik
2.
secara ringkas
Menyampaikan topik
3.
yang relevan
Menyampaikan topik
4.
secara relevan
Jumlah

D. Kemampuan non verbal :


Nama pasien
NO Aspek yang dinilai

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3.
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Dibawah judul nama pasien tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (×) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu dan jika nilai ≤ 2 pasien di anggap belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS. Misalnya,
kemampuan verbal menyebabkan dan memilih percakapan 3, kemampuan memberi
pendapat 2 dan kemampuan non verbal 2. Oleh karena itu, catatan keperawatan adalah
pasien mengikuti TAKS sesi 4, pasien mampu menyampaikan dan memilih topik
percakapan, teteapi belum mampu memberi pendapat. Secara non verbal juga belum
mampu. Dianjurkan untuk melatihan pasien bercakap cakap dengan topik tertentu
diruang rawat (buat jadwal). (Eko prabowo, 2014:21-263)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


TAKS-SESI V

A. Tujuan
Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
(Prabowo,2014:264).
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkungan (Prabowo,2014:264).
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang sama
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien (Prabowo,2014:264)
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi (Prabowo,2014:264)
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang sesuai dengan indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman) (Prabowo,2014:264).
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Menanyakan perasaan pasien hari ini
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan aturan main :
1) Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal samai akhir
2) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Masing-masing membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
(Prabowo,2014:264)

SESI 5 – TAKS
KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP MASALAH PRIBADI

a. Kemampuan Verbal : menyampaikan topik


Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

Menyampaikan topik dengan


1.
jelas
Menyampaikan topik secara
2.
ringkas
Menyampaikan topik yang
3.
relevan
Menyampaikan topik secara
4.
spontan
JUMLAH

b. Kemampuan verbal : memilih topik


Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

1. Memilih topik dengan jelas


2. Memilih topik secara ringkas
3. Memilih topik yang relevan
4. Memilih topik secara spontan
JUMLAH

c. Kemampuan verbal : memberi pendapat tentang masalah

Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

Memberi pendapat dengan


1.
jelas
Memberi pendapat secara
2.
ringkas
Memberi pendapat yang
3.
relevan
Memberi pendapat secara
4.
spontan

JUMLAH
d. Kemampuan Non Verbal
Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh
3.
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
4.
sampai akhir
JUMLAH

Petunjuk :
a. Dibawah judul nama pasien : tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (ⱱ) jika ditemukan
pada pasien atau tanda (X) jika tidak ditemukan
c. Jumlahan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, pasien mampu :
jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu (Prabowo,2014:268).

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan proses
keperawtan tiap pasien. Misalnya kemampuan menyampaikan topik masalah pribadi yang
akan dipercayakan 3, memilih dan memberi mendapat 2, dan kemampuan non verbal 4.
Untuk itu, catatan keperawatan adalah pasien mengikuti TAKS sesi 5, pasien mampu
memilih dan memberi pendapat, tapi non verbal baik. Anjurkan atau latih pasien untuk
bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan perawat dan pasien lain di ruang rawat (buat
jadwal) (Prabowo,2014:268)
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TAKS – SESI VI

A. Tujuan
Pasien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
(Prabowo,2014:269)
B. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang sama
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien (Prabowo,2014:269).
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi (Prabowo,2014:269)
E. Langkah –langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pasien yang sesuai indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk, melingkar dalam suasana ruang
yang tenang dan nyaman)
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik, masing-masing memakai name tag
b. Menanyakan perasaan pasien hari ini
c. Menjelaskan tujuan kegiatan hari ini
d. Menjelaskan aturan main :
1) Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal samai akhir
2) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Masing-masing membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
(Prabowo,2014:270)
3. Kerja
a. Terapis membagi 4 buah kartu kwartet pada setiap anggota sisanya diletakkan
diatas meja
b. Terapis meminta tiap anggota menyusun kartu sesuai serinya
c. Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan. Saat musik
dihentikan pasien yang sedang memegang bola tenis memulai permainan dengan
cara ;
1) Meminta kartu yang dibutuhkan kepada anggota kelompok disebelah
kananya
2) Jika kartu yang dipegang telah lengkap maka diumumkan pada kelompok
dengan membaca judul dan subjudul
3) Jika kartu yang dipegang tidak lengkap maka diperkenakan mengambil
kartu yang berada diatas meja
4) Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang
meminta ia berhak mengambil satu kartu yang berada dimeja
5) Setiap menerima kartu diminta mengucapkan terimakasih
d. Ulangi langkah b, c jika 2) dan 3) terjadi
e. Terapis memberikan pujian untuk tiap kali keberhasilan pasien
(Prabowo,2014:270)
4. Terminasi
a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b. Memberi pujian atas pencapaian kelompok
c. Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang masalah pribadi
d. Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya (Prabowo,2 014:271).
F. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pasa saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai
tujuan TAK. Untuk TAKS SESI 6, dievalusi kemampuan verbal pasien menyampaikan,
memilih, dan memberi pendapat tentang percakapan mengenai masalah pribadi, serta
kemampuan nonverbal (Prabowo,2014:271).
SESI 6 – TAKS
KEMAMPUAN BEKERJASAMA

a. Kemampuan verbal : bertanya dan meminta


Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

Bertanya dan meminta


1.
dengan jelas
Bertanya dan meminta
2.
dengan ringkas
Bertanya dan meminta secara
3.
relevan
Bertanya dan meminta secara
4.
spontan
JUMLAH

b. Kemampuan verbal : menjawab dan memberi


Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

Menjawab dan memberi


1.
dengan jelas
Menjawab dan memberi
2.
dengan ringkas
Menjawab dan memberi
3.
secara relevan
Menjawab dan memberi
4.
secara spontan
JUMLAH
c. Kemampuan non verbal

Nama Pasien
No ASPEK YANG DINILAI

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Mengunakan bahasa tubuh
3.
yang sesuai
Mengikuti kegiaan dari awal
4.
sampai akhir
JUMLAH

Petunjuk :
a. Dibawah judul nama pasien : tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (ⱱ) jika ditemukan pada
pasien atau tanda (X) jika tidak ditemukan
c. Jumlahan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, pasien mampu :
jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu (Prabowo,2014:272).

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan proses
keperawtan tiap pasien. Misalnya kemampuan menyampaikan topik masalah pribadi yang
akan dipercayakan 3, memilih dan memberi mendapat 2, dan kemampuan non verbal 4. Untuk
itu, catatan keperawatan adalah pasien mengikuti TAKS sesi 6, pasien mampu memilih dan
memberi pendapat, tapi non verbal baik. Anjurkan atau latih pasien untuk bercakap-cakap
tentang masalah pribadi dengan perawat dan pasien lain di ruang rawat (buat jadwal)
(Prabowo,2014:273).
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI
TAKS – SESI VII

A. Tujuan
Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang
telah dilakukan
B. Setting
Peserta dan terapist duduk bersama dalam lingkaran
C. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset dengan lagu yang ceria
3. Bola tennis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan pasien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/stimulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman)
2. Orientasi
a. Mengecapkan salam terapeutik dan memakai name tag
b. Menanyakan perasaan pasien hari ini apakah telah latihan bekerjasama
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan aturan main :
1) Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Masing-masing dapat menyampaikan manfaat 6x pertemuan TAKS
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan dinyalakan.
Saat musik terdengar bola tennis dipindahkan dari satu peserta ke peserta
lain. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis
menyebutkan manfaat 6x pertemuan TAKS
b. Terapis menyalakan tape dan menghentikan. Saat musik dihentikan peserta
yang sedang memegang ola tennis menyebutkan manfaat 6x pertemuan
TAKS
c. Ulangi langkah b sampai semua peserta mendapat giliran
d. Terapis memberikan untuk tiap kali peserta berhasil
4. Terminasi
a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b. Memberi pujian atas pencapaian kelompok
c. Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6x pertemuan yang lalu
d. Menganjurkan agar pasien melatih diri untuk 6 pertemuan yang telah
dimiliki
e. Penkes keluarga agar memberi dukungan pada pasien
f. Membuat kontrak kembali untuk evaluasi kemampuan secara periodik
F. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 7, dievaluasi
kemampuan verbal pasien menyampaikan manfaat TAKS yang telah
berlangsung
6 sesi secara verbal dan disertai kemampuan non verbal (Prabowo,
2014 : 247-267).
SESI 7 – TAKS
EVALUASI KEMAMPUAN SOSIALISASI

A. Kemampuan verbal : menyebutkan manfaat enam kali TAKS


Nama pasien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan manfaat dengan


1
jelas
Menyebutkan manfaat secara
2
ringkas
Menyebutkan manfaat secara
3
relevan
Menyebutkan manfaat secara
4
spontan
Jumlah

B. Kemampuan non verbal


Nama pasien
No Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh
3
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
4
sampai
Jumlah

Petunjuk :
a. Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan
pada pasien atau tanda [X] jika tidak ditemukan
c. Jumlahkan kemampuan yang ditentukan. Jika mendapatkan nilai 3 atau 4, pasien
mampu ; jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien ketika akhir TAKS pada catatan proses
keperawatan setiap pasien. Disimpulkan kemampuan yang telah dapat diterapkan oleh
pasien berhari-hari. Untuk pasien yang telah mampu, maka dianjurkan dan dievaluasi
pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal kegiatan keseharian). Jika pasienbelum mampu,
pasien dapat dapat disertakan TAKS yang baru (Prabowo, 2014 : 267-277).
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, W., & Karlina, I. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Keliat B. A, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta. EGC.

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Reflika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai