Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

DISUSUN OLEH :

Yendri Prisska Hardyanti

NIM: 1904093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES

BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuniaNya, saya dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan
baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.Saya juga berterima kasih kepada Ibu
Ruthy Ngapiyem S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.

Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang merupakan salah satu
terapi kelompok dalam asuhan keperawatan jiwa.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga proposal sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, Juli 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat
dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
pekerjaan, lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa
dan sarana lain seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain
menunjang upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi
kondisi jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh
dalam kondisi gangguan jiwa (Yusuf, 2015).
Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal.
Kondisi lingkungan sosial yang semakin keras diperkirakan menjadi salah satu
penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan.
Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan dengan tingkat
kemiskinan terlalu menekan. Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan
jiwa adalah pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan (Yosep,2014).
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus
terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya. Kelompok adalah suatu system
social yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri
dari individu yang saling berinteraksi, interelasi, interdependensi dan saling
membagikan norma social yang sama (Stuart & Sundeen, 1998 dalam Yosep, 2014).
B. TUJUAN
Tujuan dilakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah klien mampu menyamp
aikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep TAK Umum

1. Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling berhubungan dan memiliki norma yang sama. Terapi aktivitas
kelompok adalah merupakan salah satu terapi yang dilakukan perawat kepada
kelompok klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama. Terapi aktivit
as kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepa
da kelompok klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama. Aktivitas d
igunakan sebagai terapi dan kelompok digunakkan sebagai target asuhan (Keliat
& Pawirowiyono, 2016).

2. Tujuan
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut:
a. Mencegah masalah kesehatan
b. Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah
perilaku yang destruktif dan maladaptif.
c. Sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain,
untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.

3. Manfaat TAK

Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan


dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan jiwa. Selain itu, dinamika kelompok tersebut
membantu pasien meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku
maladaptif (Yusuf, 2015).

4. JENIS TAK
Terapi aktivitas kelompok dapat dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori, terapi aktivitas kelompok orientasi realita dan terapi aktivitas kelompok
sosial (Keliat & Pawirowiyono, 2016).
a. TAK Sosialisasi
TAK Sosialisasi adalah TAK dengan aktivitas belajar tahapan komunikasi d
engan orang lain untuk meningkatkan kemampuan dalam berhubungan sosia
l. TAK sosialisasi diindikasikan untuk pasien isolasi sosial, kerusakan intera
ksi sosial, dan harga diri rendah.
b. TAK Stimulasi Persepsi
TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai st
imulus dan terkait pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan deng
an kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi ata
u alternatif penyelesaian masalah. TAK stimulasi persepsi bertujuan agar pa
sien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tep
at dan dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
TAK stimulasi persepsi diindikasikan untuk pasien dengan resiko perilaku k
ekerasan, halusinasi, harga diri rendah dan isolasi sosial.
c. TAK Stimulasi Sensori
TAK stimulasi sensori adalah TAk dengan fokus memberikan stimulasi kep
ada pasien agar memberikan respon yang adekuat. TAK stimulasi sensori dii
ndikasikan untuk pasien isolasi sosial, harga diri rendah, dan kurang komuni
kasi verbal.
d. TAK Orientasi Realita
TAK orientasi realita adalah TAK dengan kegiatan utama dalam upaya men
gorientasikan keadaan nyata kepada pasien, yaitu orientasi pada diri sendiri,
orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu. TAK orientasi realita bertujuan a
gar pasien mengenal tempat ia berada, mengenal waktu, mengenal diri seniri
dan orang lain. TAk orientasi realita diindikasikan untuk pasien yang meng
alami gangguan orientasi realita orang, tempat, dan waktu (misalnya pada ps
ikotik) dan pasien demensia. Bentuk TAK orientasi realita adalah pengenala
n orang, tempat, dan waktu yang dikerjakan kelompok.
e. TAK Defisit Perawatan Diri
TAK defisit perawatan diri adalah TAK dengan kegiatan utama dalam upay
a untuk menjaga kebersihan, mengetahui cara berias, makan, minum, BAK
dan BAB yang benar.

B. Konsep TAK Khusus (Sosialisasi Sesi III)

1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan salah satu terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan
pencapaian adaptasi optimal klien. Tujuan yang ditetapkan didasarkan pada
kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan
klien dalam meningkatkan sosialisasi (Prabowo, 2015).

2. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap
b. Tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
1) Klien mampu memperkenalkan diri.
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
3) Klien mampu bercakap-cakap engan anggota kelompok.
4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topic percakapan.
5) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain.
6) Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok

3. Indikasi dan Kontra Indikasi Tindakan


Semua pasien rehabilitasi perlu mendapatkan terapi kelompok kecuali mereka
yang mengalami :
1) Psikopat dan Sosiopat.
2) Selalu diam dan/atau autistik.
3) Delusi yang tidak terkontrol.
4) Klien yang mudah bosan.
5) Pasien rehabilitasi ambulatory yang tidak termasuk psikosis berat, tidak
menunjukkan gejala regresi dan halusinasi dan ilusi yang berat dan orang-
orang dengan kepribadian sciozoid serta neurotic.
6) Pasien dengan ego psiko patologi berat yang menyebabkan psikotik kronik
sehingga menyebabkan tolerasi terhadap kecemasan rendah dan adaptasi
yang kurang.

4. Topik
Pada TAK Sosialisasi Sesi III berisi tentang aktivitas bercakap-cakap dengan
orang lain

5. Waktu
Hari, tanggal : Senin, 20 Juli 2020
Jam : 08.00 – 08.45 WIB (sesi ini akan dilakukan selama 45 menit)
Tempat : Ruang TAK

6. Pengorganisasian dan Tugas Pelaksanaan


Struktur organisasi dalam TAK ini antara lain:
a. Leader
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan
dimulai.
- Menjelaskan aturan permainan
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
- Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader
- Mendampingi leader.
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat.
- Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi.
c. Fasilitator
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama
kegiatan berlangsung pada format yang tersedia.
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses,
hingga penutupan.
e. Operator
- Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).
- Timer (mengatur waktu).

7. Setting Tempat

: Pasien : Fasilitator

: Leader : Observer

: Co-Leader

8. Alat
a. Audio player
b. Speaker (bila perlu)
c. Bola tenis
d. Buku catatan dan pulpen
e. Papan Nama
f. Jadwal

9. Metode
Metode yang akan digunakan dalam TAK sesi III ini adalah:
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran atau stimulasi

10. Sasaran dan Kriteria Pasien


Karakteristik klien yang mengikuti TAK sesi III ini antara lain:
a. Klien dengan halusinasi atau riwayat halusinasi
b. Klien yang sudah mulai kooperatif
c. Klien yang mampu berbicara
d. Jumlah klien 5 orang

11. Langkah Kegiatan


TAHAP KEGIATAN TERAPIS WAKTU
Persiapan a. Persiapan Materi 5 menit
b. Persiapan media/ alat yang digunakan
c. Setting tempat terapis dan peserta
d. Pembagian tugas terapis
e. Mengingatkan kontrak kepada klien
Orientasi a. Salam terapeutik 5 menit
 Terapis mengucapkan salam
 Memperkenalkan terapis dan
pembimbing
 Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/ Validasi
 Menanyakan perasaan klien saat
ini
 Mengevaluasi kegiatan
sebelumnya, apakah telah
mencoba bekenalan dengan orang
lain
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan
kegiatan TAK sosialisasi dalam
sesi 3 yaitu bertanya dan
menjawab tentang kehidupan
pribadi.
 Terapis menjelaskan aturan nya,
yakni:
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai
Tahap a. Hidupkan lagu pada hp dan edarkan 35 menit
Kerja bola tenis berlawanan dengan arah
jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota
kelompok yang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk bertanya
tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan
dengan cara:
 Memberi salam
 Memanggil panggilan
 Menanyakan kehidupan pribadi:
keluarga, sekolah, atau pekerjaan
 Dimulai oleh terapis sebagai
contoh
c. Ulangi permainan sampai semua
anggota kelompok mendapat giliran
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan
anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
e. Masukkan pada jadwal kegiatan harian
klien
12. EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS.
Untuk TAKS sesi 3 dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab
pada saat bercakap-cakap serta kemampuan non verbal dengan menggunakan
formulir evaluasi tersebut.
Sesi 3 : TAKS
Kemampuan Bercakap – Cakap

a. Kemampuan verbal : Bertanya

No Aspek yang dinilai Namaklien


Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Pasien 4 Pasien 5
1 Mengajukan pertanyaan
yang jelas
2 Mengajukan pertanyaan
yang ringkas
3 Mengajukan pertanyaan
yang relevan
4 Mengajukan pertanyaan
secara spontan
Jumlah

a. Kemampuan verbal : Menjawab

No Aspek yang dinilai Namaklien


Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Pasien 4 Pasien 5
1 Menjawab secara jelas
2 Menjawab secara
ringkas
3 Menjawab secara
relevan
4 Menjawab secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan Non verbal


No Aspek yang dinilai Namaklien
Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Pasien 4 Pasien 5
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberikan tanda (V) jika
ditemukan pada klien dan tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu; jika nilai ≤2 klien dianggap belum mampu.

13. Dokumentasi:
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai kemampuan verbal
bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non verbal 2, maka
catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 3, klien belum mampu
bercakap-cakap secara verbal dan non verbal. Dianjurkan latihan diulang di
ruangan (buat jadwal).
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B, dan Akemat Prawiro Wiyono. (2016). Keperawatan jiwa: terapi aktivitas
kelompok. Jakarta : EGC
Prabowo, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: NucMed.
Yosep, Iyus & Titin Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Ahmad,dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai