Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

“ OSTEOMYELITIS ”

DISUSUN OLEH :

RYIAN RESKY FAUZI

CI Institusi CI Lahan

( ) ( Sri Wulan, A.Md.Kep )

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI NERS

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medulla tulang baik karena

infeksi piogenik atau non piogenik misalnya mikrobakterium tuberkolosa

( Chairuddin). Infeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada anak-anak

infeksi tulang sering kali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-

tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit

(impetigo).

B. Etiologi

Osteomielitis disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh

penyebaran hematogen (melalui darah) biasanya terjadi ditempat dimana

terdapat trauma atau dimana terdapat resistensi darah, kemungkinan akibat

trauma subklinis (tak jelas). Selain itu dapat juga berhubungan dengan

penyebaran infeksi jaringan lunak, atau kontaminasi langsung tulang. Infeksi

ini dapat timbul akut dan kronik.

Adapun faktor penyebab adalah :

1. Bakteri

2. Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah

staphylococcus aureus (70%-80%), selain itu juga bisa disebabkan

oleh Eschericia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan

Proteus

3. Virus, jamur dan mikroorganisme lain.


Osteomielitis akut dan kronik :

1. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik

maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat.

2. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang

tidak ditangani dengan baik. Dan akan mempengaruhi kualitas

hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.

C. Manifestasi Klinis

1. Osteomyelitis kronik

a. Infeksi dibawa oleh darah

a) Biasanya awitannya mendadak.

b) Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (misalnya

mengigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise,

pembesaran kelenjar limfe regional).

b. Infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang

a) Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri

tekan.

c. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi disekitarnya atau

kontaminasi langsung

a) Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

b) Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka.

c) Lab = anemia, leukositosis.


2. Osteomyelitis Kronik

Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau

mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan

pengeluaran pus, Lab = Led meningkat.

D. Patofisiologi

Osteomyelitis paling sering disebabkan oleh staphylococcus aureus.

Organisme penyebab yang lain yaitu salmonella, streptococcus, dan

pneumococcus. Metafisis tulang terkena dan seluruh tulang mungkin terkena.

Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur : hematogen, melalui infeksi di

dekatnya atau scara langsung selama pembedahan. Reaksi inflamasi awal

menyebabkan trombosis, iskemia dan nekrosis tulang. Pus mungkin menyebar

ke bawah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal.

Suquestra tulang yang mati terbentuk. Pembentukan tulang baru dibawah

perioteum yang terangkan diatas dan disekitar jaringan granulasi, berlubang

oleh sinus-sinus yang memungkinkan pus keluar.


E. Pathway

Faktor Invasi Masuk kejuksta


Presdisposisi mikroorganisme epifesis tulang
- Usia dari tempat lain panjang
- Virudensi yang beredar
kuman melalu sirkulasi
- riwayat udara
trauma
- nutrisi dan Fagositosis Osteomyelitis
luka infeksi
Proses inflamasi
Pembentukan
hyperemia,
pus dan nekrosis
pembengkakan,
jaringan
gangguan fungsi,
pembentukan
pusdan kerusakan
integritas jaringan Penyebaran
infeksi ke organ
penting

Kemampuan Peningkatan
Resiko Infeksi
tonus otot tekanan jaringan
menurun tulang dan
medulla Nyeri
Nafsu makan
menurun Iskemia dan Pembentukan
nekrosis tulang abses tulang

Pembentukan
Kelemahan fisik Ketidakseimban tulang baru,
gan Nutrisi pengeluaran pus
Kurang Dari
Kebutuhan
Tubuh Deformitas dan
bau adanya luka

Tirah Baring lama Hambatan Gangguan


penekanan Lokal Mobilitas Fisik Citra Tubuh

Kerusakan
Integritas Kulit
F. Penatalaksanaan

Osteomyelitis kronik lebih sukar diterapi, terapi umum meliputi

pemberian antibiotik dan debridemen. Tergantung tipe osteomyelitis kronik,

pasien mungkin diterapi dengan antibiotik parenteral selama 2 -6 minggu.

Meskipun, tanpa debridemen yang adekuat, osteomyelitis kronik tidak

berespon terhadap kebanyakan regimen antibiotik, berapa lama pun terapi

dilakukan.

Pada osteomyelitis kronik dilakukan sekuestrasi dan debridemen serta

pemberian antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur dan tes resistensi.

Debridemen berupa pengeluaran jaringan nekrotik di dinding ruang sekuester

dan penyaliran. Debridemen pada pasien dengan osteomyelitis kronik

membutuhkan teknik. Kualitas debridemen merupakan faktor penting dalam

kesuksesan penanganan. Sesudah debridemen dengan eksisi tulang, perlu

menutup dead-space yang dibentuk oleh jaringan yang diangkat. Managemen

dead-space meliputi mioplasti lokal, transfer jaringan bebas dan penggunaan

antibiotik yang dapat meresap.

Pada fase pascaakut, subakut, atau kronik dini biasanya involukrum

belum cukup kuat untuk menggantikan tulang asli yang menjadi sekuester.

Karena itu ekstremitas yang terkena harus dilindungi dengan gips untuk

mencegah patah tulang patologik, dan debridemen serta sekuestrektomi

ditunda sampai involukrum menjadi kuat. Selama menunggu pembedahan

dilakukan penyaliran nanah dan pembilasan.


G. Pemeriksaan Penunjang

1. Osteomyelitis Akut

1) Pemeriksaan sinar-x awalnya menunjukkan pembengkakan jaringan

lunak, dan setelah dua minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler,

nekrosis tulang, pengangkatan periosteum, dan pembentukan tulang

baru.

2) Pemeriksaan MRI

3) Pemeriksaan darah : leukosit meningkat dan peningkatan laju endap

darah.

4) Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis antibiotika yang

sesuai.

2. Osteomyelitis Kronik

1) Pemeriksaan sinar-x, besar, kavitas irreguler, peningkatan periosteum,

sequestra, atau pembentukan tulang padat

2) Anemia biasanya dikaitkan dengan infeksi kronik

3) Pemeriksaan laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih (biasanya

normal).

Anda mungkin juga menyukai