Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI


MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK
DI RUANG KETAPANG RSKD DADI SULAWESI SELATAN

OLEH :
KELOMPOK II

1. RUSMETI PRANIKA SARI


2. M.SIDDIQ
3. NURAENI
4. RIYAN RESKY FAUZI
5. WIDHYA DESRIYANI
6. LIARTI NDAI
7. RIZKY HARUN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KENDDARI
2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

A. Landasan Teori
1. Latar Belakang
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indra yaitu
penglihatan pendengaran penciuman perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang
tidak nyata (Keliat & Akemat, 2007). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengaami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang
dariinternal dan eksternal disertai dengan respon menurun atau dilebih-lebihkan atau
kerusakan respon pada rangsangan ini (Hendarsyah, 2016)
Upaya yang dilakukan untuk menangani klien halusinasi adalah dengan
memberikan tidakan keperawatan yaitu membantu pasien mengenali halusinasi, isi
halusinasi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien saat halusinasi muncul. Kemuadian
dengan melatih klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan strategi
pelaksanaanya itu dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang
lain, melakukan aktivitas yang terjadwal dan menggunakan obat secara teratur
(Aristina Halawa, 2015).
Dari berbagai upaya untuk menangani masalah klien dengan halusinasi
pendengaran adalah salah satunya dengan menghardik halusinasi. Menghardik
halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak
halusinasi yang muncul, dengan tujuan untuk mengusir atau mencegah halusinasi
yang sedang dialami oleh penderita (Dalami, 2010)
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori; Halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri
terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga
semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori sesi 2 dapat dilakukan
untuk melatih klien untuk mengontrol halusinasinya, selain itu kegiatan ini dapat
melatih klien untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health
Nursing, 1987). 
3. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan
persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini
bisa berupa suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata-
kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien,
sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar
atau respons lain yang membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan
mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda
mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan
schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa
mania depresif dan syndroma otak organik.
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga
halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan,
halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri,
atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara-suara
biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan
tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat
halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati). 

B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

- Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
- Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
- Klien dapat mempragakkan cara menghardik halusinasi
C. Pengorganisasian
1. Waktu
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal          : Sabtu, 18 Juni 2021.
Waktu                     : Pukul 09.00 WITA s/d selesai
Tempat                    : Ruang Ketapang RSKD DADI SUL-SEL
Lama tiap langkah kegiatan : 25-45 menit
2. Metode dan media
a. Metode Pelaksanaan
 Dinamika Kelompok
 Diskusi dan Tanya Jawab
 Bermain Peran ( Simulasi )

b. Media
 Spidol dan media kertas karton (papan nama)
 Alat music (Laptop/ Salon/ Speaker) untuk game.
 Makanan (roti) sebagai hadiah.

3. Setting Tempat
a. Ruangan nyaman dan tenang.
b. Peserta dan terapis berdiri dalam satu lingkaran yang sama

L CO

F
K K

F
F

K
K
O
F
4. Tim Terapis
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang
telah disepakati. Sebagai berikut:
a. Leader        : M.Siddiq
b. Co leader : Rizky Harun
c. Fasilitator 1 : Rusmeti pranika sari
d. Fasilitator 2 : Riyan resky fauzi
e. Fasilitator 3 : Nuraeni
f. Fasilitator 4 : Widhya desriyanti
g. Observer     : Liarti ndai
Uraian tugas tim terapis
a. Leader
Tugas:
 Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
 Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
 Memimpin diskusi kelompok.
b. Co leader
Tugas:
 Membantu atau menggantikan leader dalam memimpin TAK jika leader pasif.
c. Fasilitator
Tugas:
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
 Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy.
d. Observer
Tugas:
 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
 Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
5. Tata Tertib dan Program Antisipasi
a. Tata Tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK kepada anggota.
b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang
diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata
tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh
dilakukan.
D. Kriteria anggota dan Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 4 orang, sedangkan sisanya sebagai
cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan
yaitu:
Klien peserta TAK:
1. Ny. M
2. Ny.B
3. Ny. S
4. Tn. B
5. Tn. A
E. Proses Seleksi
Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.
F. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang mengalami perubahan
sensori persepsi : halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam tarapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan cara yang telah
dipelajari untuk mengontrol halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan menghardik.
2) Menjelaskan aturan kegiatan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 25-45menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya, ulangi sampai klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinansi saat halusinansi muncul.
d. Terapis menperagarakn cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai disebelah kanan terapis berurutan berlawanan arah jarum
jam sampai semua peserta mendapat giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien tepuk tangan saat
setiap klien selesai mempragakan menghardik halusinasi.
4. Tahapterminasi.
a. Evalusi
1) Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul.
2) Memasukan kegiatan menghardik di dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.
Yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
G. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 2, kemampuanklien yang
diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan cara menghardik. Gunakan formulir
evaluasi yang ada.
Kriteriaevaluasi.
- Sebanyak 75% memahami cara yang selama ini dilakukan untuk mengontrol
halusinasi.
- Sebanyak 75% memahami cara menghardik halusinasi
- Sebanyak 75% klien dapat mempragakkan cara menghardik halusinasi.

2. Dokumentasi

Pada catatatn proses keperawatan tiap klien. Contohnya :klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik,
anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul kembali khususnya pada
malam hari. (buat jadwal)

H. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam
kegiatan ini kami ucapkan terimakasih..
Lembar Evalusi Kemampuan Pasien 
Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi: Halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi.
 
Menyebutcara
Menyebut cara
mengatasi Memperagakan
NO yang digunakan Menyebut
Nama Klien halusinasi menghardik
. mengatasi efektifitas cara
dengan halusinasi
halusinasi
menghardik

1. Ny. M

2. Ny. B

3. Ny. S

4. Tn. B

5. Tn. A

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik, dan
memperagakkannnya jika klien mampuberi tanda (v) dan jika klien tidak mampiberi
tanda (x).

Anda mungkin juga menyukai