Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH KOMPETENSI SDM DAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP

KINERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

I. Pendahuluan
1.1. Latar belakang masalah

Kebanyakan orang menganggap motor penggerak pembangunan ekonomi di


Indonesia adalah Perusahaan/Industri Besar (Large Scale Enterprise). Fakta
menunjukkan pengembangan industri besar yang demikian bukanlah cara terbaik
untuk mengembangkan pembangunan ekonomi di Negara yang sedang berkembang.
Industri besar hanya memerlukan sebagian kecil dari tenaga kerja terampil sehingga
gagal dalam mengatasi problem pengangguran yang ada di Indonesia. Namun
berdasarkan fakta di lapangan bahwa pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
dinilai dapat mengatasi kelemahan tersebut.

Secara umum UKM di Indonesia belum dapat berkembang dengan baik,


dikarenakan masih banyak hambatan yang dihadapinya, terutama hambatan yang
berkaitan dengan keterbatasan SDM. Keterbatasan SDM merupakan salah satu
kendala serius bagi UKM, terutama dalam aspek-aspek produksi. (Tambunan, 2002 :
73-80). Hal ini dapat dilihat dari data Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas, 2014- 2015) yang menunjukan rendahnya kinerja UKM di
Indonesia terlihat dari skor daya saing UMKM. Daya saing Usaha Kecil Menengah
(UKM) Indonesia masih sangat rendah sekitar 4,6 berada pada peringkat 34
dibandingkan negara-negara ASEAN. Daya saing UKM Indonesia masih di bawah
negara-negara seperti Singapura (5,6) pada peringkat 2, Malaysia (5,2) pada
peringkat 20, dan Thailand (4,7) pada peringkat 31.

Fakta tersebut merupakan kenyataan yang cukup pahit mengingat peran UKM
yang sangat vital dan setrategis. Dari berbagai macam permasalahan rendahnya
kinerja UKM tersebut, dapat dianalisa bahwa faktor penentu dalam sebuah
keberhasilan unit bisnis ditentukan oleh kualitas SDM dan modal yang dimiliki.
Perpaduan antara kualitas SDM dengan ketersediaan modal akan membuat UKM
berjalan dengan baik dan mampu bersaing dalam pasar. Dengan demikian
permasalahan yang mempengaruhi kinerja UKM di Indonesia tersebut dapat
diturunkan menjadi beberapa variabel, antara lain faktor kompetensi sumber daya
manusia dan faktor modal intelektual.
Kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan
berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaan- nya (Mitrani et.al,
1992).
Selanjutnya (Sanchez.1897), mengelompokkan kompetensi menjadi tiga
kelompok yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan kemampuan
(abilities). Secara konseptuai kompetensi dapat dikonfigurasikan ke dalam unsur-
unsur yang bersifat dinamis, sistematik, kognitif dan holistic.
Selanjutnya kompetensi selain memiliki pengertian secara konseptual juga
memiliki kandungan isi (konten). Secara koten kompetensi mengandung kekayaan
dan daya saing karyawan pada masa lalu yang didasarkan pada kepemilikan
sumberdaya intelektual yang bersifat fisik (tangible asset). Tangible asset tercermin
dalam berbagai pengetahuan. Kebutuhan akan pengetahuan hanya sebatas pada
aktivitas yang terkait dengan faktor produksi itu sendiri. Tetapi, pada era globalisasi
selain faktor kompetensi SDM yang tak kalah pentingnya adalah faktor modal
intelektual sebagai sumber kekayaan perusahan. Terkai dengan semakin
meningkatnya intensitas persaingan diantara para pelaku bisnis dan perkembangan
dunia bisnis.

Modal Intelektual menurut Stewart (1997: x) menyatakan Modal Intelektual


merupakan materi intelektual mengenai pengetahuan, informasi, properti intelektual
dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan.berdasarkan
pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal intelektual dianggap
sebagai keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh para pesaingnya, dapat
meningkatkan nilai dan kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan alur/pola fikir tersebut maka penulis mencoba melakukan


obsevasi dan wawancara kepada kepala pasar yang membidangi UMKM. Dari hasil
wawancara dan observasi diperoleh data dan fenomena sebagai berikut.

Di daerah Kabupaten Tangerang Selatan memiliki beraneka ragam pedagang


usaha mikro yang berpotensi besar untuk dapat dikembangkan. Hal ini dikarenakan
pengusaha mikro mengalami kesulitan untuk bersaing dengan produk China yang
dapat menghasilkan kualitas produk yang baik dengan harga yang lebih terjangkau.
Akibatnya, omzet penjualan juga turun bahkan cenderung lesu.

Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa hambatan yang dihadapi oleh


UMKM adalah lemahnya kompetensi wirausaha. Mayoritas pengusaha masih
menjalankan aturan bisnis yang sama dari waktu ke waktu, berdasarkan pengalaman
turun temurun, padahal aturan tersebut tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar saat ini.
Padahal seorang wirausaha dituntut mempunyai kompetensi untuk dapat
mendelegasikan, mengatur kegiatan operasional perusahaan, mengatur/menciptakan
pelanggan, mengelola sumber pendanaan, hubungan dengan pegawai, dan berlatih
keterampilan hubungan antar pribadi sama pentingya untuk mendorong wirausaha
menuju keberhasilan atau perkembangan suatu usaha (Ibrahim dan Goodwin, 1987
dalam Ardhani, 2004).

Selain itu, kemampuan UKM yang terbatas untuk mendapatkan akses ke


lembaga keuangan karena sifat bisnis UKM yang cenderung informal sehingga
secara prosedural sehingga tidak dapat dilayani oleh perbankan dengan baik. Untuk
mengatasi persoalan tersebut, dinas terkait menyelenggarakan program pembinaan
berupa bantuan akses permodalan, bantuan pendidikan, pelatihan, memperluas
pemasaran dengan memfasilitasi proses promosi dan memfasilitasi studi banding
bagi UKM, yang diharapkan dapat membantu menumbuhkan kemampuan UKM agar
dapat berkembang secara mandiri. Bantuan perkuatan inilah yang dapat membantu
UKM untuk menambah pengetahuan wirausaha dalam mengelola usahanya,
meningkatkan kegiatan operasional, peningkatan kapasitas produksi, wilayah
pemasaran, dan menciptakan pelanggan sehingga dapat memacu perkembangan
usaha kecil dan menengah (Lean, 1998).

Produk yang dihasilkan masih standard dan masih hanya mengandalkan satu
atau dua macam produk yang mereka anggap bagus dan unggul sehingga terkesan
monoton dan tidak ada pilihan produk lain. Selain itu, masih kurangnya implementasi
ide mengenai produk baru dalam perusahaan yang dapat membedakannya dengan
pesaing. UKM seharusnya dapat melakukan inovasi produk, yaitu dengan
menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar yang terus
berubah, agar UKM tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat.

Melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM masih minim sekali


menyentuh solusi yang berkenaan dengan pengembangan kompetensi SDM dan
Modal Intelektual. Sepeti toko/warung sembako, rumah makan kecil/warteg,
pedagang dengan menggunakan gerobak/PKL dan lain sebagainya. Pelatihan –
pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelaku UKM selama ini masih belum
memadai dan penyuluhan – penyuluhan mengenai pentingnya modal intelektual
untuk menjadikan para pelaku UKM semakin berdaya belum dilakukan. Sehingga
para pelaku UKM masih belum sepenuhnya memanfaatkan potensi – potensi yang
ada untuk meningkatkan kinerja.

Melihat persoalan yang berkaitan dengan kinerja UMKM di Indonesia pada


umumnya, maka permasalahan dalam skripsi ini dapat dirumuskan adakah “Pengaruh
Kompetensi SDM Dan Modal Intelektual Kinerja Terhadap Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah”

1.2. Identifikasi masalah


Permasalah yang sering dihadapai oleh para pelaku UMKM antara lain
mengenai Pemasaran produk, teknologi, pengelolaan keuangan dan kualitas SDM.
Sehingga jika tidak ditangani maka akan berdampak pada kinerja UMKM.

1.3. Cakupan masalah

1. Objek penelitian : Kompetensi SDM, Modal Intelektual, dan Kinerja UMKM


2. Subjek Penelitian : Pemilik UMKM

1.4. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Secara parsial adakah pengaruh kompetensi SDM terhadap kinerja pengusaha
UMKM?
2. Secara parsial adakah pengaruh modal intelektual terhadap kinerja pengusaha
UMKM?
3. Secara simultan adakah pengaruh kompetensi SDMdan modal intelektual
terhadap kinerja pengusaha UMKM?
1.5. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kompetensi SDM terhadap kinerja
pengusaha UMKM?
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat modal intelektual terhadap kinerja
pengusaha UMKM?
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kompetensi SDM dan modal intelektual
terhadap kinerja pengusaha UMKM?
I.6 Kegunaan penelitiaan
Kegunaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
a. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-
teori yang diperoleh kedalam kondisi praktis di kehidupan yang ada di
masyarakat.
b. Bagi Kepala Pasar
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan dalam aspek sumber daya manusia guna memahami peran
pendidikan, pengalaman, dan inovasi untuk meningkatkan kinerja. Selain itu,
sebagai sumber informasi guna menghasilkan keputusan yang tepat dalam
pencapaian visi, misi dan tujuan pasar
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang manajemen, khususnya dalam
bidang manajemen sumber daya manusia.

I.7 Orisinalitas Penelitian

Anda mungkin juga menyukai